You are on page 1of 7

Makalah Pendidikan pancasila Arti dan Makna Sila Ke-4

Disusun oleh: - Fadhila Din Nur husna 11510134008 - Putri Kurnia Sari 11510134019 - Wulan Nurvita Sari 11510134021

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya yang telah dilimpahkan-Nya sehingga makalah pendidikan pancasila dapat diselesaikan. Tentunya dalam penyusunan laporan ni banyak pihak yang membantu kami, untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada: 1. Ibu Puji Wulandari sebagai dosen pendidikan pancasila 2. Orangtua kami yang telah membesarkan dan mendidik kami. 3. Teman teman jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). 4. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Pada akhirnya kami menyadari bahwa makalah pendidikan pancasila yang telah disusun ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sebagai penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan yang lebih sempurna di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Yogyakarta, 9 november 2011

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul .. Kata pengantar .. Daftar isi . Isi: A. Arti dan Makna Sila-4
B. C. D. E. F. Hakikat Sila Ke-4 Nilai Sila ke-4 Ciri ciri sila ke-4.. Pengamalan Pancasila .... PELANGGARAN YANG TERDAPAT PADA SILA KE-EMPAT ..

1 2 3
4 4 4 4 5 6

ISI
A. Arti dan Makna Sila-4 Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.

B. Hakikat Sila Ke-4 Hakikat sila ke-4 yaitu Demokrasi . Demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat

C. Nilai Sila ke-4 Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusya-waratan perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.

D. Ciri ciri sila ke-4 Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil keputusan bersama. Berrembug atau bermusyawarah sampai mencapai kata mufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan.

E. Pengamalan Pancasila APAKAH SILA KE-4 PANCASILA MASIH DIJADIKAN PEDOMAN? Sila ke-4 Pancasila berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Pertanyaanya apakah sila ke-4 ini masih dijadikan acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Jelas dalam pemilihan Presiden dan Kepala Daerah telah dilakukan secara langsung. Ini dikatakan sebagai pengejewantahan dari konsep demokrasi yang sesungguhnya. Kita pun sebagai rakyat merasa bangga karena secara personal ikut menentukan siapa yang menjadi pemimpin kita. Jelas konsep keterwakilan dalam proses pemilihan ini tidak digunakan. Namun, kita pun harus berlapang dada bahwa dengan konsep ini mereka yang buta huruf sampai dengan yang berpendidikan S3 memiliki hak sama, preman dan ustad memiliki hak yang sama, siapapun dia selama tidak kehilangan hak pilihnya memiliki hak yang sama. Ini lah konsekuensi demokrasi. Konsep perwakilan masih kita rasakan dalam konteks memilih anggota DPR/DPRD maupun memilih DPD. Persoalan lain apakah para wakil-wakil tersebut mewakili kepentingan pemilih atau konstituennya atau memilih partai atau kelompoknya. Kalau tidak maka ini adalah penjabaran konsep perwakilan yang semu, perwakilan yang ecek-ecek. Bagaimana dengan konsep musyawarah? Dalam berbagai kesempatan baik di parlemen maun pada kegiatan lain voting mulai marak digunakan. Apakah hal ini mencedarai kearifan musyawarah? Memang selama ini pun kita akui kadang-kadang musyawarah itu sering dimanipulasi baik dengan mengatasnamakan kepentingan bersama, kepentingan bangsa dan negara sampai yang menuduh subversif bagi mereka yang tidak mau mengakui hasil musyawarah. Jadi bagaimana konteks musyawarah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Selanjutnya tentang kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan bagaimanakah implementasinya? Apakah proses kehidupan berbangsa dan bernegara sudah mengedepankan konsep kerakyatan? Apakah hikmah kebijaksanaan telah dijadikan pedoman dalam mengelola negara? Mudah-mudahan pemimpin yang terpilih nantinya untuk mengelola bangsa dan negara ini mampu menghayati secara sungguh-sungguh sila ke-4 dari Pancasila dan dijadikan pedoman dalam merumuskan berbagai kebijakan maupun program.

F. PELANGGARAN YANG TERDAPAT PADA SILA KE-EMPAT Sesungguhnya pelaksaanan Pancasial sila ke-empat belum dilaksanakansecara maksilmal di Indonesia ini. Masih banyak pelanggran-pelanggaran yangterjadi yang berhubungan dengan sila ke-empat, seperti: Demonstrasi atau ujuk rasa yang dilakukan tanpa melapor kepada pihakyang berwajib, sesugguhnya demonstrasi adalah hal yang sah dan jugahak kita sebagai warga negara untu dapat menyampaikan aspirasi kita.Namun bila itu dilakukan sesuai dengan perosedur yang telah ditentukandan tertulis dalam UU no. 9 tahun 1998, dimana sebelum melakukantindak demonstrasai kita harus melapor terlebih dahulu kepada pihakyang berwajib dan memberikan laporan yang secara detail tentangdemonstasi yang akan dilakukan, sehingga tidak terjadi kerusuhan. Banyaknya orang yang tidak menerima dan menghargai pendapat oranglain, seperti yang terjadi pada saat sidang panipurna (2/3/2010),banyaknya anggota DPR yang tidak setuju dengan pernyataan dari anggota Fraksi Partai Golkar yang juga motor hak angket Century diDPR, Bambang Soesatyo. Ada juga yang seorang anggota DPR yangmembanting botol minuman karena tidak setuju dengam keputusanKetua DPR Marsuki Alie. Sehingga terjadi kericuhan serta baku hantampada rapat tersebut. Terdapat kecurangan dalam penarikan suara PEMILU, seperti lembarpemilu yang telah dicontreng, kotak pemilu yang tidak disegel, adanyapenyuapan serta pemerasan dalam pada penentuan suara. Dan masih banyak lagi pelanggaran yang dilakukan baik olehpemerintahan ataupun oleh warga negara Indonesia, yang disebabkankurangnya rasa soliditas dan persatuan hingga sikap gotong royong, sehinggasebagian kecil masyarakat terutama yang berada di perkotaan justru lebihmengutamakan kelompoknya, golongannya bahkan negara lain dibandingkankepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya setiap komponen masyarakatperlu saling berinterospeksi diri untuk dikemudian bersatu bahu membahumembawa bangsa ini dari keterpurukan dan krisis multidimensi.

Mengenai sila keempat daripada Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan/perwakilan dapat diketahui dengan empat hal sebagai berikut: 1. Sila kerakyatan sebagai bawaan dari persatuan dan kesatuan semua sila, mewujudkan penjelmaan dari tiga sila yang mendahuluinya dan merupakan dasar daripada sila yang kelima. 2. Di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar, sila kerakyatan ditentukan penggunaannya yaitu dijelmakan sebagai dasar politik Negara, bahwa negara Indonesia adalah negara berkedaulatan rakyat.

3. Pembukaan Undang-undang Dasar merupakan pokok kaidah Negara yang fundamentil sehingga dengan jalan hukum selama-lamanya tidak dapat diubah lagi, maka dasar politik Negara berkedaulatan rakyat merupakan dasar mutlak daripada Negara Indonesia. 4. Dasar berkedaulatan rakyat dikatakan bahwa,Berdasarkan kerakyatan dan dalam permusyarawatan/perwakilan, oleh karena itu sistem negara yang nanti akan terbentuk dalam Undang-undang dasar harus berdasar juga, atas kedaulatan rakyat dan atas dasar permusyarawatan/perwakilan. Sehingga Negara Indonesia adalah mutlak suatu negara demokrasi, jadi untuk selama-lamanya.

You might also like