You are on page 1of 11

EKSPLORASI PANAS BUMI Undang-undang (UU) Nomor 27 Tahun 2003 panas bumi adalah sumber energi panas yang

terkandung di dalam air panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan (sulfida, pirit) dan gas (SO2, CO2) lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Didalam perut bumi terdapat beberapa lapisan batuan, Lapisan paling dalam adalah inti bumi yang isinya padat,terdiri atas Kerak bersifat rigid, Di dalam mantle terjadi arus konveksi panas (hasil peluruhan radioaktiv, kemudian panas yang dihasilkan di tranfer ke kerak bumi melalui rekahan-rekahan di bumi co : mid oceanic ridge di atlantik. inti dalam (bersifat padat) diketahui dari gelombang seismik, Inti luar bersifat cair, Mantle, bersifat plastis (kayak agar-agar)

Arus konveksi ini mengeluarkan lava, di mid oceanic ridge dan membuat lempeng di masing-masing kedua sisi mid oceanic ridge bergerak menjadi ( terjadi pergeseran lempeng bumi. Kemudian salah satu lempeng akan mengalami subduksi dan kembali keperut bumi kembali, namun selama proses subduksi terutama di pada kedalaman antara 150 - 200 km, karena suhunya yang tinggi terjadilah peristiwa differensiasi material (peristiwa kimia) sehingga terjadilah magma , magma ini bersifat cair dan memiliki densitas yang lebih rendah dibanding batuan sekitarnya sehingga cenderung bergerak ke permukaan. Kemudian magma ini akan bergerak ke permukaan, terakumulasi di dapur magma. Jika gunung api tersebut sudah tidak aktif maka panas buminya dapat dimanfaatkan karena lokasinya yang cenderung aman Manifestasi ini berguna untuk menemukan potensi panas bumi di bawah permukaan bumi. Aktifitas geotermal disebabkan karena ada transfer panas dari dalam ke permukaan bumi. Beberapa bentuk manifestasi permukaan yang disebabkan aktifitas geotermal sebagai berikut: Karena beberapa hal, tidak semua gambar bisa di tampilkan 1) Warm Ground (Tanah Hangat) Warm ground menunjukkan sebuah level terendah dalam aktifitas geothermal.Suhu tanah meningkat pada kedalaman 1 m tapi bukan pada permukaan.Warm ground tidak dapat terlihat oleh pencitraan infra merah tetapi perubahan vegetasi dapat diidentifikasi. Contoh area warm ground : Fuzhou (South China) Ngawha (New Zealand) Steam Vents, Kilauea volcano (Hawaii)

Puhimau Thermal area, Chain of Craters Road, Kilauea Volcano (Hawaii) 2) Hot Steaming Ground (Tanah dengan Uap panas) Hot ground merupakan hasil konduksi panas dari bawah tanah. Uap panas naik ke permukaan tapi tidak benar-benar habis. Sebuah lapisan uap tipis yang mengembun dalam kondisi udara lembab, sedangkan pada udara kering tidak ada uap yang teramati. 3) Hot Pools (Kolam air panas) Hot pools terbentuk dari air panas atau uap pemanas kolam dari air tanah. Hot pools mungkin bisa tenang, ebulliant (effervescent) atau mendidih. Contoh Hot Pools : Waiotapu (New Zealand) Tongonan (Philippines) 4) Hot Lakes (Danau Panas) Danau ini berisi hydrothermal hasil depresi pada area geothermal. Danau ini merupakan subclass dari danau volcanic. Contoh Geothermal Hot Lakes Rotokawa Lake (Rotorua, New Zealand), Frying Pan Lake (Okataina, New Zealand), Sulfur Lake (Iamelele, PNG), Salt Lake (Iamelele, PNG), Oyumuma (Kuttara, Hokkaido, Japan), Golovnin (Kurile Islands, Russia), Bannoe (Uzon, Kamchatka, Russia), Lake Dalnee (Uzon, Kamchatka, Russia). 5) Hot Springs (Mata air panas)

Mata air panas merupakan aktifitas geotermal yang paling umum dijumpai. Mata air panas berlokasi dimana air datang dari sebuah sistem geotermal yang mencapai permukaan. 6) Fumaroles Fumarol merupakan sebuah debit uap dari sebuah sistem hidrotermal atau sistem vulkanik. Sebuah solfatara berisi emisi sulfur. Soffioni menghasilkan asam borat. Fumarol bisa terbakar, berhati-hati saat mendekatinya. Komposisi Emisi Fumarol

Dalam bentuk uap panas merupakan emisi terbanyak dari fumarol.(60% dari konsentrasi molar). Uap berasal dari air tanah dan magma. Chloride ditambah dari air laut. Noisy fumaroles kecepatan semburan >20m/s Quiet fumaroles kecepatan semburan <20m/s 7) Geysers Geyser merupakan sebuah vent (celah) tempat dimana air panas dan uap dipancarkan dengan kuat. Syarat terbentuk geyser adalah batuan dengan retakan dan air mendidih pada kedalaman dangkal. Contoh Geyser : Regular eruptions (Old Faithful, Yellowstone, USA) Rainy season eruptions (Rajabasa, Sumatra, Indonesia) 8) Hydrothermal Eruptions (Letusan hidrotermal) Letusan hidrotermal disebabkan oleh pelepasan catastrophic dari air yang mendekati titik didih, sebuah letusan phreatic. Tidak ada debu, incandesence, or klastik yang meletus. Letusan hidrotermal bisa disebabkan oleh reduksi dari tekanan atasnya. Contoh hydrothermal eruptions : Waiotapu (New Zealand) Rotarua (New Zealand) Kawah Komojang Field (Java, Indonesia) Yangbajing (Tibet) Drilling induced 9) Geothermal Seepages (Rembesan Panas Bumi) Rembesan merupakan istilah umum yang mendeskripsikan debit dari fluida panas bawah permukaan dalam sebuah area panas bumi. Rembesan bisa masuk ke sungai atau ke danau. Sebuah sungai rembesan bisa diidentifikasi dengan membedakan konstituen tidak reaktif di atas dan di bawah rembesan keluar. Contoh seepage: Mokai (New Zelaland) River seepage. 10) Mud pool (Kolam lumpur) Mud pool merupakan sumber air panas atau fumarol terdiri dari kolam yang biasanya ada gelembung lumpur. Lumpur ini umumnya berwarna putih keabu-abuan, tapi kadang-kadang berwarna bintik-bintik kemerahan atau pink dari senyawa besi. Bentuk Mudpots dalam geotermal area denga temperatur tinggi, dimana air dengan suplai pendek. Sedikit air yang naik ke permukaan di tempat dimana tanah kaya akan debu vulkanik, clay (lempung) dan partikel halus lainnya. Ketebalan dari lumpur biasanya berubah sepanjang musiman tabel air.

Lumpur ini kental, sering bergelembung, dan seperti bubur. Sebagai lumpur yang mendidih, sering menyembur hingga melebihi pinggiran dari mudpot, vulkanik kecil dapat terbentuk dengan tinggi 3 5 feet. Walaupun mudpots sering disebut mud volcanoes, sebenarnya mud volcanoes sangat berbeda di alam. Area geotermal Taman Nasional Yellowstone terdiri dari beberapa contoh baik mudpot dan paint pot, kita dapat jumpai juga di beberapa area di Iceland dan New Zealand. 11) Batuan Alterasi Alterasi batuan berarti mengubah mineralogi batuan. Mineral lama yang terbentuk berubah menjadi mineral baru karena telah terjadi perubahan kondisi. Perubahan ini dapat disebabkan oleh perubahan suhu, tekanan, atau kondisi kimia atau kombinasinya. Alterasi hidrotermal adalah perubahan mineralogi sebagai hasil interaksi batuan dengan fluida panas, yang disebut hidrotermal. Hidrotermal mengandung logam yang berasal dari batuan beku di sekitarnya, atau hasil pencucian batuan disekitarnya. Alterasi hidrotermal merupakan fenomena umum dalam berbagai lingkungan geologi, termasuk zona-zona patahan dan fitur ledakan vulkanik. Geothermal reservoir Air hujan (rain water) itu bisa turun dari awan disebabkan oleh pengaruh gravitasi bumi. Ketika tiba di permukaan bumi air hujan akan merembes ke dalam tanah melalui saluran pori-pori atau rongga-rongga diantara butir-butir batuan. Bila jumlah air hujan yang turun cukup deras, maka air tersebut akan mengisi rongga-rongga antar butiran sampai penuh atau jenuh. Air hujan yang sudah masuk ke tanah disebut air tanah. Kalau sudah tidak tertampung lagi, maka air hujan yang masih dipermukaan akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Ini disebut air permukaan. Perlu diketahui disini bahwa daya serap (atau lebih dikenal dengan istilah permeabilitas) masing-masing batuan atau lapisan batuan bervariasi tergantung jenis batuannya. Di daerah gunung api, dimana terdapat potensi panas bumi, seringkali ditemukan struktur sesar (fault) dan kaldera (caldera) sebagai akibat dari letusan gunung maupun aktifitas tektonik lainnya. Keberadaan struktur tersebut tidak sekedar membuka pori-pori atau rongga-rongga antar butiran menjadi lebih terbuka, bahkan lebih dari itu mereka menciptakan zona rekahan (fracture zone) yang cukup lebar dan memanjang secara vertikal atau hampir vertikal dimana air tanah dengan leluasa menerobos turun ke tempat yang lebih dalam lagi sampai akhirnya dia berjumpa dengan batuan panas ( hot rock). Air tersebut tidak lagi turun ke bawah, sekarang dia mencari jalan dalam arah horizontal ke lapisan batuan yang masih bisa diisi oleh air. Seiring dengan berjalannya waktu, air tersebut terus terakumulasi dan terpanaskan oleh batuan panas (hot rock). Akibatnya temperatur air meningkat, volume bertambah dan tekanan menjadi naik. Sebagiannya masih tetap berwujud air panas, namun sebagian lainnya telah berubah menjadi uap panas. Tekanan yang terus meningkat, membuat fluida panas tersebut menekan batuan panas yang melingkupinya seraya mencari jalan terobosan untuk melepaskan tekanan tinggi. Kalau fluida tersebut menemukan celah yang bisa mengantarnya menuju permukaan bumi, maka akan dijumpai sejumlah manifestasi sebagaimana yang diterangkan pada halaman sebelumnya. Namun bila celah itu tidak tersedia, maka fluida panas itu akan tetap terperangkap disana selamanya. Lokasi tempat fluida panas tersebut dinamakan reservoir panas bumi (geothermal reservoir). Sementara lapisan batuan dibagian atasnya dinamakan cap rock yang bersifat impermeabel atau teramat sulit ditembus oleh fluida. Lapangan jenis ini mengandung banyak air di aliran dan pori-pori batuan reservoirnya, juga masih ditemukan uap maupun gas yang meyertainya. Pori-pori batuan reservoir akan terisi oleh air dan akan ada steam bubble. Ciri-ciri lapangan geothermal jenis liquid dominated:

Batuan reservoirnya memiliki permeabilitas yang tinggi, sedangkan batuan disekitar reservoir memiliki permeabilitas yang moderate (menengah). Range salinitas lebar. Memiliki temperatur maksimum sekitar 370 C. Memiliki liquid saturasi berkisar antara 0,7 - 1 milidarcy Terdapat chloride water dengan suhu sekitar 100 C dan memliki pH netral. Contoh lapangan geothermal jenis liquid dominated: Palinpinon & Tongonan (Filipina), Berlin (El-Salvador), Momotombo (Nikaragua), El-Tatio (Chile), di Indonesia antara lain di daerah Cisolok & Cisukarame. - Terdiri dari liquid water di semua channel dan interstitial pore, walupun terdapat gelembung gas dalam air Pengisian air permukaan tidak sebatas pada kasus vapor dominated sistem. P, T meningkat saat kedalamn lebih dalam Jika aliran air meningkat, akan terbentuk pemanasan dan geyser dengan temperature yang berubah menurut prosesnya Temperatur maksimum < 3700C dan punya range salinitas yang lebar

Saat fluida terbentuk dalam sumur, pasti akan mengalami penurunan tekanan untuk menghasilkan steam dalam turbin Mempunyai nilai permeabilitas yang tinggi pada batuan reservoar tapi batuannya moderat di daerah recharge, liquid saturasi antara 0,7-1 milidarcy Kebanyakan sistem liquid dengan sistem hidrological menyembunyikan outflow dari air klorida yang mempunyai pH natural murni dari bagian atas resevoar Deposisi silica terpisah secara tertutup diatas aliran mendatar ke air permukaan

Outflow yang mengalami discharge dalam lembah atau daerah dengan elevasi rendah akn terbentuk botsprings dan botpools -Kadang ada campuran antara air panas dengan steam (spounting spring/geiser) Discharge zona lateral merupakan ciri ini, contoh di Hakone Jepang, Palinpinon dan Tongonan di Philiphina,dll Discharge features terbentuk di dekat jari outflow (bot ebullient pool) contoh di Tongonan Jika di over major outflow contoh di Berlin (El Savador) dan di Momotombo (Nicaragua) Jika discharge features along an outflow contoh di El Tatio (Chile) Jika discharge features ujung jari subsurface outflow contoh di Cisolok, dan di Cisukarame

Liquid dominated system yang ada travertinnya berada di Sipoholon (Sumatera) dan di Songwe (Tanzania)

Vapour Dominated System Lapangan geothermal jenis ini didominasi oleh vapour (uap) yang berasal dari fluida (gas maupun zat cair). Vapour tersebut akan mengisi pori-pori batuan reservoirnya. Ciri-ciri lapangan geothermal jenis vapour dominated: Batuan reservoirnya memiliki permeabilitas yang tinggi, sedangkan batuan disekitar reservoir memiliki permeabilitas yang kecil. Biasanya terdapat hot acid pool (kolam asam dengan temperatur tinggi). Banyak terdapat streaming ground dan fumarol. Tidak adanya cholride water yang memiliki pH netral merupakan ciri yang paling menonjol. Contoh lapangan geothermal jenis vapour dominated antara lain di Ketetahi (New Zealand) yang terbentuk oleh Andesit dan lapangan Matsukawa (Jepang). Contoh lapangan geothermal jenis ini di Indonesia adalah kawah Kamojang dan Darajat di Jawa Barat. Karakteristik dan ciri-ciri Impermeable cap rock terletak di atas reservoar yang bersaturasi dengan groundwater pada reservoar dimana uap air punya fase kontinu dalam retakan, fault, crack Liquid water mengisi intergranular pore yang ada dalam batuan Di permukaannya terdiri dari fumarol dan gas panas beracun (P,T) meningkat secara normal terhadap kedalaman dalam impermeable cap rock (P,T) mendekati entalphy maksimum terjadi dry steam 2400C 3,3 Mpa Selama proses produksi, pemanasan dari interstitial water menghasilkan uap dan panas laten yang masuk ke dalam sumur Model ini menggambarkan recharge dari air permukaan yang dingin terhalang oleh lapisan impermeable sama baiknya saat diatas reservoar Transfer panas terdominasi oleh aliran datar dari atas layer tebal yang tersembunyi dengan kondensasi Mempunyai nilai permeabilitas (k) yang rendah pada recharge area, tapi nilai k yang tinggi pada batuan reservoar Walaupun tidak sepanas dari sistem-sistem lain, sistem ini sangat berharga, karena fluida yang dihasilkan dialirkan ke sambungan pipa ke power turbin Contoh system ini adalah di kawah Kamojang dan Darajat di Jawa Barat . 2-Phase System Bila dibawah komplek gunung berapi (volcano) terdapat air yang mengalir, maka belum tentu akan terbentuk lapangan geothermal dengan sistem 2 phase. Data log diperlukan untuk membuktikan lebih lanjut ada tidaknya lapangan geothermal 2 phase yang terbentuk.

Ciri-ciri lapangan geothermal jenis 2 phase: Batuan reservoirnya memiliki permeabilitas menengah/ moderate, begitu juga dengan batuan di sekitar reservoar. Memiliki range saturasi 0,4 hingga 0,7 miliDarcy. Biasanya terdapat chloride water dengan pH netral, seperti di lapangan 2-phase Aluto, Ethiopia. Jika ditemukan fossil sinter seperti di Namarumu, Kenya dapat mengindikasikan kenaikan infiltrasi pada zaman dahulu dan menunjukkan bahwa batuan reservoirnya merupakan batuan seperti yang terdapat di lapangan jenis liquid dominated. ---Dalam kenyataannya bahwa air di liquid dominated system dibawah pemanasan komplek gununggunung terbentuk zona 2 fase, ini bukan berarti bahwa itu merupakan system 2 fase , hal ini hanya dapat diketahui dari perpotongan sumur dengan kedalaman, yang dinamakan zona 2 fase yang koheren

Daerah extensive dari steaming ground dengan aktivitas fumarol rendah terbentuk di sistem ini Semua panas dari reservoar yang besar tertransfer ke permukaan oleh aliran vertical yang terkondensasi di kedalaman yang rendah Jika yang tertransfer panas dominan adalah konduktiv maka terbentuk fumarol Tidak ada keluaran liquid yang signifikan kecuali untuk beberapa arus panas minor yang keluar karena terkondensasi. Contoh di Ethiopian rift di Aluto Kadang keluaran tidak hanya panas dari steaming ground dan fumarol tapi juga dari air klorida yang mempunyai pH netral dari hot spring dan seepages yang terletak di atas outflow di sebuah dome di kaki gunung muda sebagai reservoar Jika pada reservoar rock dan batuan pada recharge area keduanya sama-sama moderat maka dua fase ini tercampur dalam reservoar dengan nilai saturasi 0,7<Si<0,4 Parameter reservoir : 1. Densitas dari variasi lateralnya dapat menentukan deep body magmatic yang diasosiasikan dengan heat source . Pengendapan mineral hidrothermal secara langsung dari larutan ke dalam batuan Peningkatan densitas batuan reservoar paling besar pada batuan poros dan sangat jarang reservoar meningkat pada densitasnya. pada batuan yang mempunyai porositas primer < 5%. Apabila alterasi hidrothermal dengan pelepasan mineral dalam batuan porositas rendah, perubahan densitas batuan akan sangat sulit diestimasi, dimana densitas batuan baru akan bergantung pada densitas relatif dan kelimpahan dari meineral yang berubah dan mineral ubahan. . Resistivitas ; low resistivity menunjukan keberadaan reservoar geothermal karena reservoarnya diisi air. Konduktivitas batuan pada reservoar geothermal memiliki pangaruh yang besar tidak hanya konsentrasi

elektrolit pada air panas tetapi juga pada kelimpahan relatif dari konduktifitas lempung dan mineral zeolit pada matriks batuan. 3. Sifat magnetik(magnetik propertis) ; reservoar panas bumi mempunyai sifat magnetik yang lemah dibanding daerah sekitarnya. Batuan vulkanik yang masih segar biasanya mengandung sedikit jumlah magnetik dan titanomagnetik yang telah mengalami proses magnetisasi. Pada beberapa area geothermal biasanya mengalami alterasi menjadi mineral non-magnetik hal ini disebabkan adanya demagnetisasi. Metode magnetik bagus digunakan untuk menentukan lokasi dan mengidentifikasi batas wilayah prospek geothermal di daerah batuan vulkanik 4.Porositas ; pengaruh pelepasan alterasi thermal menurunkan porositas. Efek alterasi hidrothermal dapat mereduksi porositas dan efek ini lebih kompleks pada permeabilitas reservoar. 5. Permeabilitas ; dalam medan statik permeabilitas akan turun tergantung pada pengendapan mineral utama melalui pelepasan. Pada bidang statik, penurunan permeabilitas secara cepat tidak dapat dihindari karena dominasi pengendapan mineral yang berlebihan. 6. Temperatur 7. Entropi Adalah suatu fungsi termodinamika yang merupakan ukuran ketidakteraturan sistem.

Persamaan perubahan entropi : s = dQ/T s = Perubahan entropi (J/K) dQ = Panas yang harus ditambahkan pada sistem T = Suhu (K) Entalpi Kalor dalam tekanan tetap dari suatu sistem Q =m. h m. c. T Q = kalor m = massa panas rata2 yang mengalir (kg/s) = V. f f = Densitas fluida (kg/m3) V = Volume flowrate (m3/s) h = Entalpi fluida ( kj/kg) c = Kapasitas panas (kj/ kg.K) T = Perubahan suhu (K) Metode geofisika pada umumnya bukan pengukuran langsung (perlu kombinasi metode serta data-data lain dalam penafsiran) (J)

Tingkat keberhasilan pengggunaan metode geofisika untuk eksplorasi sumber daya alam yang berupa panasbumi tergantung pada kontras sifat fisis batuan di sekitarnya atau sistem panas buminya yang memberikan anomali geofisika. Anomali geofisika dalam sistem panasbumi antara lain (Hoechstein,1982) Anomali akibat fluida panasbumi yang panas; suhu, kandungan gas, aliran fluida dsb. Anomali geofisika yang dapat teramati misalnya suhu, tahanan jenis, atenuasi gelombang, SP (self potensial). Anomali akibat perubahan batuan pada sistem panasbumi seperti alterasi porositas, densitas, magnetisasi, dsb.Anomali yang terjadi antara lain tahanan jenis, gaya berat dan magnetik. Anomali akibat pengambilan fluida dari reservoar. Anomali umumnya terdeteksi dari metode gaya berat. Anomali akibat keadaan struktur pada sistem panasbumi seperti sesar, variasi vertikal dan lateral formasi batuan maupun sifat sistemnya. Anomali yang terjadi antara lain perambatan gelombang seismik, tahanan jenis gempa mikro, gaya berat dan magnetik Penerapan metode geofisika a. Pengukuran suhu dengan inframerah dan pengukuran gradien suhu Jenis anomali : kenaikan suhu (kecil). Penyebab anomali : flux panas dekat permukaan (steaming ground).

Metode untuk Pengukuran Suhu Pada dasarnya, pengukuran suhu adalah dengan membuat lubang bor dengan kedalaman tertentu, kemudian memasang sensor suhu. Pemasangan sensor suhu dapat tunggal maupun gradient. Disamping pengukuran suhu, konduktivitas panas batuan sangat erat hubungannya dengan penjalaran panasbumi. Penelitian tentang konduktivitas panas sudah menghasilkan kesimpulan tentang sistem panasbumi, untuk mengetahui suhu di reservoar geothermal memerlukan tiga parameter (Poulsen, et al.,1981), yaitu konduktivitas panas, produksi panasbumi dan aliran panasnya. Dari ketiga parameter tersebut konduktivitas panas adalah parameter yang paling mudah diukur. Konduktivitas panas dapat ditentukan dari difusi aliran panas pada batuan, densitas dan panas jenis batuan batuan itu sendiri (Strack, et al., 1982). Penelitian konduktivitas panas batuan dapat dilakukan di laboratorium maupun secara langsung di lapangan (in-situ). Dengan diketahui konduktivitas dapat menginformasikan litologi, heat flow, porositas dan kandungan fluida yang merupakan parameter penting dalam eksplorasi panasbumi maupun minyak dan gas. Carslaw mulai mengembangkan teori konduktivitas panas pada tahun 1906 (Carslaw, 1921, Carslaw, and Jaeger, 1959). Vasiliev dan Fraiman (1969) dan Huang (1971) melakukan studi tentang konduktivitas panas pada media porous yang terisi minyak dan gas di Luikov, Shaskow. Berdasarkan metode pengukuran konduktivitas panas, batuan dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu keras dan lunak (Mongelli, 1980). Untuk batuan yang relatif lunak pengukuran konduktivitasnya sering menggunakan metode needle probe (Von Herzen dan Maxwell, 1959). Untuk batuan yang lebih keras biasanya menggunakan metode divide-bar (Beck, 1965).

MT(Magnetotelluric) Metode ini mengukur beda potensial yang muncul secara alami dari gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang dari sinyal elektromagnetik menentukan kedalaman penetrasinya. Dimana besar panjang gelombang tersebut berbanding terbalik dengan frekuensinya. Metode interpretasi difokuskan untuk mencari anomali dari harga resistivitasnya. Metode gravitasi Apabila alterasi hidrothermal dengan pelepasan mineral dalam batuan porositas rendah, perubahan densitas batuan akan sangat sulit diestimasi, dimana densitas batuan baru akan bergantung pada densitas relatif dan kelimpahan dari meineral yang berubah dan mineral ubahan. Penentuan densitas batuan sangat penting jika akan melakukan penafsiran data gayaberat. Densitas partikel untuk batuan biasanya tetap, namun akan berubah akibat porositasnya, terutama pada batuan vulkanik. Porositas rata-rata juga akan menurun sedikit terhadap kedalaman. Data menunjukkan bahwa porositas reservoar panasbumi umumnya tetap untuk jenis batuan tertentu jika tidak terjadi pengendapan mineral baru. Dalam lapangan panasbumi inhomogenitas densitas, anomali gayaberat dapat terjadi karena: -Perbedaan batuan ke arah lateral. -Perubahan densitas batuan ke arah lateral karena terisi cairan, derajat saturasi dan perubahan porositas rata-rata. Apabila alterasi hidrothermal dengan pelepasan mineral dalam batuan porositas rendah, perubahan densitas batuan akan sangat sulit diestimasi, dimana densitas batuan baru akan bergantung pada densitas relatif dan kelimpahan dari mineral yang berubah dan mineral ubahan. Jenis anomali : variasi densitas.

Penyebab anomali : anomali mineral pada bataun reservoar atau struktur batuan dasar/ bawah permukaan. Metode magnetik Batuan vulkanik yang masih segar biasanya mengandung sedikit jumlah magnetik dan titanomagnetik yang telah mengalami proses magnetisasi. Pada beberapa area geothermal biasanya mengalami alterasi menjadi mineral non-magnetik hal ini disebabkan adanya demagnetisasi. -Jenis anomali : variasi suseptibilitas magnetik. -Penyebab anomali : demagnetisasi batuan reservoar dan batuan dasar keran alterasi thermal. Metode magnetik bagus digunakan untuk menentukan lokasi dan mengidentifikasi batas wilayah prospek geothermal di daerah batuan vulkanik. Beberapa penafsiran secara kuantitatif terhadap tubuh intrusi, khususnya di Indonesia yang memiliki komposisi batuan menengah, metode magnetik sering digunakan. Metode Resistivitas Konduktivitas batuan pada reservoar geothermal memiliki pangaruh yang besar tidak hanya konsentrasi elektrolit pada air panas tetapi juga pada kelimpahan relatif dari konduktifitas lempung dan mineral zeolit pada matriks batuan. Jenis anomali : tahanan jenis semu lebih dalam.

Penyebab anomali : perubahan porositas dan saturasi reservoar lebih dalam, batuan dasar, perubahan alterasi thermal. Efek alterasi hidrothermal dapat mereduksi porositas dan efek ini lebih kompleks pada permeabilitas reservoar. Penggunaan metode resistivitas dalam eksplorasi panasbumi adalah untuk menentukan lokasi struktur tahanan jenis dan menghubungkannya dengan struktur hidrologis maupun thermal yang berasosiasi dengan reservoar panasbumi. Semua metode resistivitas dilakukan dengan menginjeksi arus DC ke dalam bumi dengan bantuan aliran pasangan elektroda dan mengukur hasil dari medan DC dengan pasangan elektroda kedua. Larik elektroda dan instrumentasi untuk mengukur voltase antara penerimaan elektroda divariasikan dengan metode tersebut

You might also like