You are on page 1of 33

IMPLEMENTASI STRATEGI KOGNITIF DALAM

PEMBELAJARAN
’SPEAKING OF RECOUNT TEXT’ DI SMA

Oleh:
Suhanto Kastaredja
NIM: 06002229

Program Pascasarjana Teknologi Pembelajaran


Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Jalan Ngagel Dadi III B- 37 Surabaya Tilp. (031) 5681097
Tahun 2007

3
Foreword

First of all I would like to express my gratitude to God because of His bless, protection and
love I could complete the paper writing assignment of the course of the Cognitive Strategy
Dr. Meini Sondang, M.Pd. The topic I have decided to take is ‘The Implementation of
Cognitive Strategies of in Activities of Learning and Teaching Speaking of Recount Text at
Senior High School.’
I would like to express my delight for the opportunity of taking the course of the
Cognitive Strategy by her. In my opinion this course is quite essential because it belongs to
one of the instructional strategies that is widely discussed in various world-wide
educational journals. Many instructional theorists and practitioners also have validated its
effectiveness. I, therefore, feel that it is a big challenge to apply cognitive strategy in my
duty as a senior high school English teacher.
To complete this assignment, I have worked very hard to collect and read various
sources of cognitive strategy instruction from the Internet in order to enhance my
understanding about its philosophy, concept and implementation. After having adequate
understanding of all aspects about the cognitive strategy, I tried to apply them in English
teaching activities at SMA. I am so grateful that I have found out that cognitive strategy
could be well applied in teaching English at SMA. I have to admit I could obtain a lot of
benefits from the course of Cognitive Strategy by Dr. Meini Sondang, M.Pd as well as my
effort in writing this assignment
Finally, my sincere appreciation goes to her who has patiently shared her expertise,
experience as well big-heartedness. Finally, I wish her a joyful life.

Suhanto Kastaredja

4
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….... i

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………..... iii

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………............ 1

A. Kritik Terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris SMA ….... 1

B. Langkah Preofesional Guru Bahasa Inggris SMA ……... 4

C. Tujuan Penulisan ……………………………………..... 4

BAB II : STRATEGI KOGNITIF DAN ASPEK-ASPEK PEMBELAJARAN

A. Strategi Kognitif dan Pemecahan Masalah  …………….... 6

B. Bentuk–Bentuk Strategi Kognitif dan Fungsinya

1. Chunking.............…………………………………. 8

2. Spatial........ ………………………………………. 8

3. Bridging............. …………………………………. 8

4. Multi Purposes ............................................... .. 9

C. Pembelajaran dengan Strategi Kognitif ................................. 9

BAB III : STRATEGI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


INGGRIS DI SMA
A. Keunggulan KTSP Bahasa Inggris……………………........ 11

B. Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Teks ……… ............ 13

C. Bentuk- Bentuk Strategi Kognitif (SK) Dalam Pembelajaran


‘Recount Text’ ….. ……………………………………..... 14
1. SK Untuk Analisis Struktur dan Fungsi Text ........... 15
2. SK Untuk Kalimat Dengan Past Tense...................... 15

5
3. SK Untuk Membedakan Regular dan Irregular Verb.....16
4. SK Untuk Ucapan Ending-ed. ................................... 17
5. SK Untuk Jenis Kata Setelah BE ............................ . 17
6. SK Untuk Membedakan Pemakaian Was dan Were .... 18
7. SK Untuk Visualisasi Intonasi Kalimat .................... 19
8. SK Untuk Generic Struture of the Recount Text ......... 19
9. SK Untuk Aspek Budaya Presentasi Speaking ... ..... 19
10. SK Untuk Frame of the Recount Text ...................... 20

BAB IV : IMPLEMENTASI SRATEGI KOGNITIF DALAM

PEMBELAJARAN ‘SPEAKING OF RECOUNT TEXT ‘

A. Penempatan Strategi Kogntif…………………………. .......... 22

B. Model Penyampaian Strategi Kognitif ……………………..... 25

C. Strategi Kognitif dan Penilian.................................................... 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………....... 28

A. Kesimpulan ………………………………………………..... 28

B. Saran……………………………………………………......... 29

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………....... 30

BAB I

6
PENDAHULUAN

Bahasa Inggris diakui keberadaan dan peranannya sebagai alat komunikasi antar bangsa.

Sangatlah disadari bahwa banyak manfaat yang dapat diperoleh dari hubungan antar

bangsa, hingga banyak negara termasuk Indonesia yang memasukkan bahasa internasional

ini dalam kurikulum sekolah. Dengan memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang

memadai, siswa diharapkan dapat memperoleh kesempatan yang cukup luas dan

kemudahan untuk menjalin hubungan dengan bangsa lain.

Namun kenyataannya, kompetensi bahasa Inggris yang dicapai oleh sebagian besar

lulusan SMA masih jauh dari harapan. Banyak faktor yang menjadi penyebab

permasalahan tersebut. Dalam upaya meningkatkan kompetensi bahasa Inggris anak

didiknya, penulis mencoba mengkaji secara lengkap stategi kogntif secara teoritis dan

praktis dalam pembelajaran bahasa Inggris Speaking of Recount Text untuk siswa SMA

kelas X semester 1, sebagai tugas perkuliahan Strategi Kognitif

A. Kritik Terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris


Adalah sangat berharga hampir terjawab sudah betapa parahnya kerusakan

pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia. Banyak (baca, sebagian besar) guru Bahasa

Inggris ternyata tidak mengajar. Mereka hanya membagikan LKS (LembarKerja Siswa)

dan membiarkan siswanya bekerja sendiri, tanpa harus berbuat apa(Marsono, 2005). Di

bagian lain kritik diberikan atas ketidaktahuaan para guru bahasa Inggris melakukan

pembelajaran yang tepat “Sungguh sangat mengherankan. Sampai detik ini masih banyak

guru Bahasa Inggris yang idak tahu harus berbuat apa agar peserta didik mereka mampu

mencerna pelajaran bahasa Inggris yang mereka berikan Inilah laporan dari Seminar

Sehari Pengajaran Bahasa Inggris What Went Wrong With English Language Teaching

In Indonesia.”(Marsono, 2005)

7
Bila berfikiran positif, para guru bahasa Inggris akan bergegas melakukan

introspeksi, yang tentu akan menjadi bermanfaat. Tetapi apabila disikapi secara negatif,

tentu akan terjadi perdebatan yang tidak menguntungkan. Apabila memilih yang pertama

yaitu dengan pemikiran positif maka kritikus kita anggap mengajak guru bahasa Inggris

untuk lebih profesioanal. Maka yang harus dilakukan ialah introspeksi professional, yaitu

melihat kembali proses pembelajaran yang dilakukan oleh masing-masing guru. Oleh

karena itu sangatlah bijak bila bila guru bahasa Inggris mau melihat kembali teori

pembelajaran. Salah satu cara melihat pada tujuan pembelajaran bahasa Inggris . Tujuan

pembelajaran ialah kompetensi itu sendiri … Meskipun pendekatan, metode, tehnik-

tehnik pembelajaran fleksibel, perlu ditekankan bahwa dalam implementasinya pengajar

diharapkan memperhatikan proses atau tahapan-tahapan yang dirancang dengan matang

sehingga semua kegiatan yang terjadi di dalam kelas mengarah kepada satu tujuan yakni

memperoleh kompetensi wacana atau kemampuan untuk menggunakan

bahasa.(Kurikulum Bahasa Inggris 2004, halaman 19) Dengan demikian, apapun kritik

yang diarahkan oleh pengamat pembelajaran bahasa Inggris kepada guru bahasa Inggris,

kalau para siswa sudah mencapai kompetensi berkomunikasi bahasa Inggris lisan maupn

tulis secara baik, ini berarati guru

sudah melakukan tugas dengan benar.

B. Langkah Profesional Guru Bahasa Inggris


Langkah awal yang sebenarnya sangat professional dan proporsional bagi setiap

guru adalah pada minggu pertama mengajar guru perlu melakukan test atau survei, tulis tau

lisan, untuk membentuk peta kompetensi kelas. Guru bahasa Inggris, dengan demikian,

mengetahui berapa prosentase (siapa-siapa) siswa yang sudah mencapai kompetensi

berkomunikasi dalam bahasa Inggris pada tingkat baik, cukup, kurang dan kurang sekali.

Lebih tepatnya dalam tingkat bagaimanakah kelancaran, ketepatan penggunaan grammar

dan ketapatan sikap seawaktu berkomunikasi. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk

8
meningkatkan semua komponen kompetensi itu. Streagi kognitif dapat mendukung untuk

peningkatan pencapaiann peningkatan itu. Kemudian pada akhir pembelajaran asesmen

dilakukan untuk melihat perubahan. Seberapa besar peningkatan dapat dicapai? Kemudian

berbagai aspek dianalisis untuk memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana dan

mengapa?

Strategi kognitif akan secara efektif, efisien, praktis dan cepat akan membantu guru

dalam upaya meningkatkan kompetensi pemahaman (kognitif )dan praktek (psikomotor)

siswa yang belum baik menjadi baik dan siswa yang sudah baik menjadi semakin baik.

Para ahli pembelajaran telah mevalidasi strategi kognitif dapat mendukung upaya tersebut.

Strategi kogntif membuktikan , hasil-hasilnya mengesankan The cognitive strategy

research of 1975 to 1990 has produced an impressive series of results, and, even more

important, has produced a technology for continuing this line of research and practice. 

(Barak, 1997). Sedang Reid menyatakan lebih rinci dan tegas bahwa Instrusctional

Cognitive Strategy (ISC) memberikan kemudahan dan hasil yang baik bagi siswa.

,”Facilitate performance - strategies are processes that when matched to task

requirements, improve performance. You can do things better, easier, and quicker when you

use a strategy.(Reid, 2006).

C. Tujuan Penulisan

Dengan uaraian di atas, penulis beruasaha mengambil langkah proposional dan

profesional dan dengan asumsi bahwa ISC dapat meningkatkan kompetensi Bahasa Inggris

(Speaking of the Recount Text) siswa sekaligus merespon secara positif kritikus guru

Bahasa Inggris, penulis melakukan kajian strategi kogntif dengan segala aspeknya untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Apa dan bagaimanakah strategi kognitif?

9
2. Dapatkah dan bermanfaatkah strategi kogntif diimplementasikan dalam

pembelajaran bahasa Inggris yang berbasis teks?

3. Bagaimanakah implementasi strategi kognitif untuk meningkatkan

pembelajaran ‘Speaking of Recount Text’?

BAB II

STRATEGI KOGNITIF DAN ASPEK-ASPEK PEMBELAJARAN

Ketrampilan transfer of learning, atau ketrampilan individu mengontrol pengetahuan yang

diperoleh untuk diaplikasikan dalam menghadapi masalah baru, adalah salah satu

persyaratannya. Jika seorang individu sudah memiliki ketrampilan transfer of learning,

maka individu tersebut sudah mempunyai strategi kognitif. (Pannen, hal: 3) Strategi

kognitif didefinisikan sebagai kemampuan internal yang ter organisir yang dapat membantu

siswa dalam proses belajar, proses berpikir memecahkan masyalah, dan mengambil

keputusan (Pennen, dikutip dari Gagnne, 1974).

Pemikiran tentang strtegi kognitif yang cermat diberikan oleh Barak yaitu

membandingkan dengan pembelajaran yang berbasis penelitian (class action research). Dia

melihat apa yang dilakukan guru-guru Amerika Serikat telah terbukti memberikan hasil

yang baik sekali. Namun, ada kelemahan yaitu bahwa guru masih tetap mendominasi . Ini

merupakan model yang tidak diterima secara politis (kebijakan pendidikan ). Sedang

penilaian yang baik terhadap pembelajaran berbasis penelitiann itu cenderung memberikan

10
penghargaan kepada guru bukan pada perbaikan kualitas belajar. Barak dengan jelas

mengungkapkan,

“Although the teacher effects results was and remains a powerful instructional model,  
there were at least two problems with this research. The first was a political problem  
because the pattern of instruction used by the expert teachers was a teacher­led model. It  
was a direct instruction model, a model which, today, is not politically correct or  
romantically correct. So much for honoring the wisdom of teachers.”

Cognitive Strategy Instruction (CSI) is a very broad subject but here you will find an

overview of the process and practical tips. For more in depth study references are provided.

CSI is a tool intended to help students develop the necessary skills to be self-regulated

learners.” (Reid, 2005). Berdasarkan pada pandangan ini, pembelajaran yang menerapkan

strategi kogntif memberikan alat kepada siswa yang memungkinkan, dengan alat itu, siswa

mengembangkan ketrampilannya dan melakukan sendiri. Pembelajaran dengan strategi

kognitif bukanlah serangkaian langkah khusus/tertentu. Dicontohkan pada saat

pembelajaran membaca, agar siswa dapat membaca dengan baik maka yang harus

dilakukan guru ialah membekali siswa dengan strategi. Strategi dimaksud, yaitu

menggunakan who, what and where dalam proses membaca agar para siswa dapat

menghasilkan atau membuat pertanyaan  yang mengantarkan mereka mengerti apa yang

mereka baca.

“In practice, the cognitive strategy approach did not focus on algorithms, on teaching  
students to use a specific series of steps, not on a specific series of steps. Rather, the  
emphasis was on heuristics, on providing students with guides that support their efforts. A  
concept map is such a heuristic or guide. The words "who", "what," and "where", words  
that help students generate questions is such a guide. 

A. Strategi Kognitif dan Pemecahan Masalah 

11
Pembelajaran dengan strategi kognitif adalah tergolong pembelajaran berbasis pada

pemecahan masalah dan disebut juga strategi belajar. Ini seperti yang dinyatakan oleh

Barak,

“ For teaching these "higher" tasks, a new line of research began in the 1970's and  
flourished in the 1980's: cognitive strategy instruction. The apparent first use of the term  
cognitive strategies was in 1976 when Robert Gagne and Ellen Weinstein each began to use  
the term, Gagne in reference to problem solving (Gagne, 1977, p. 143) and Weinstein in  
reference to study strategies. (Barak, 2005).

Ini sejalan dengan pandangan Degeng. Pembelajaran yang berbasis pada pemecahan

masalah diperlukan manusia masa kini, abad XXI. Pembelajaran abad XXI adalah

pembelajaran yang memandang pendidikan tidak lagi sebagai yang mempersiapkan masa

depan tetapi sebagai suatu proses agar seseorang bisa hidup kapanpun, dimanapun dan

dalam keadaan apapun. Maka yang penting mengembangkan mental yang memungkinkan

orang dapat belajar (Degeng, 2005).

Bagaimana model pembalajaran strategi kogntif? Ada dua macam teori


pembelajaran yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan pembelajaran, yaitu
teori behavioiristik dan kognitif. Teori beheviouristik dengan model hubungan stimulus
respon yang mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dapat dibentuk memalui metode drill. Teori lainnya yaitu kognitif, ini
oleh Degeng (2005, halaman 23) ) ditegaskan, lebih memperhatikan pada peristiwa-
peristiwa internal. Sehingga teori ini melihat kesuksesan seseoaang dalam belajar adalah
tergantung keaktifan orang itu sendiri. Sedangkan mengajar menurut teori kontrukivistik
sebagai penataan lingkungan, hanya bersifat memudahkan belajar, dan pengetahuan
bersifat berubah-rubah tidak tetap. Menurut teori behaviorsitik mengajar adalah
memindahkan penegetahuan dan pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang tetap.
Teori yang lain yang disebut konstruktivistik adalah dikembangkan dari teori
kognitif. Berdasarkan pada teori behavioristik, belajarsebagai perolehan pengetahuan dan
mengajar adalah memindahkan kepada oraing yang belajar. Apa yang difahami oleh
pengajar juga difahami oleh siswa yang belajar. Sebaliknya , bagi teori konstruktivistik
belajar sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman kongkrit, aktivitas kolaboratif

12
dan refleksi serta intepretasi. Behaviorostik memandang mind sebagai fungsi penjimplak
struktur pengetahuan melalui proses berfikir. Dan konstruktivitik memandang mind
sebagai fungsi mengintepretasikan peristiwa, objek, atau prespektif dalam dunia nyata
sehingga makna yang dihasilkan bersifat unik dan individualistik.(Degeng, halaman 26)
Uraian diatas sejalan dengan pandangan Bruner (1999) yang menyatakan sebgai
berikut:
The basic premise is that an individual learner must actively "build" knowledge and skills
(e.g., Bruner, 1990) and that information exists within these built constructs rather than in
the external environment. [See Ullman (1980) versus Gibson (1979) for an overview of this
controversy within the cognitive perspective.] However, all advocates of constructivism
agree that it is the individual's processing of stimuli from the environment and the resulting
cognitive structures, that produce adaptive behavior, rather than the stimuli themselves
(Harnard, 1982).

Saat ini terdapat pendekatan mengajar yang disebut konstruktivisme. Konsep

mendasar dari pendekatan ini ialah bahwa pengetahuan tidak dapat dialihkan dari pikiran

guru ke pikiran siswa secara utuh, tetapi dibangun sendiri oleh siswa didalam kepalanya.

Tepatnya dalam struktur kognitifnya (Setiawan, 2004).

Berdasarkan urian tersebut, strategi kognitif jelas sekali tidak menekankan pada
penambahan pengetahuan (behavioristik), tetapi lebih menekankan belajar bagaimana
belajar yang wujud konkritnya memberikan guide, atau petunjuk agar siswa membangun
pengetahuan dan mengembangkan ketrampilnnya sendiri.

B. Bentuk-Bentuk Strategi Kognitif Dan Fungsinya

Ada empat strategi kognitif menurut Pannen (1997, hal 23-24), yaitu Chunking,
Spatial, Bridging dan Multipurpose.
1. Chunking ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan
memahami organisasi bahan ajar yang kompleks secara sistimatis. Materi
pembelajaran yang kompleks dipilah-pilah menjadi bagian yang lebih
kecil kemudian diurutkan.
2. Spatial ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan
memahami bahan ajar atau kompetensi yang kompleks dilihat secara
keseluruhan kemudian juga dilihat hubungan antar komponen/bagian

13
kemudian. Strategi bisa dalam bentuk frame (table) dan Concept Map
(Peta Startegi).
3. Bridging ialah strategi untuk menjembatani pemahaman seseorang
melalui metaphor, analogi (memahami konsep baru dengan menggunakan
konsep yang sudah dipahami) dan advance organizer dalam (bentuk
kerangka abstraksi atau ringkasan, atau dalam bentuk narasi ) untuk
memudahkan pemahaman.
4. Multipurpose ialah strategi yang diganukan berbagai tujuan, antara lain
rehearsal, imagery, dan mnemonic. Rehearsal merupakan strategi untuk
mereview materi, bertanya, mengantisipasi pertanyaan dan materi.
Imagery (membayangkan) digunakan untuk mengatasi kesulitan
pemahaman dengan cara visualisasi suatu konsep, kejadian maupun
prinsip. Mnemonic atau jembatan keledai merupakan alat bantu untuk
memudahkan upaya mengingat, misalnya singkatan.(LUBER., Langsung
Umum Bebas Rahasia, nadjeplatingpas, yaitu jenis kata-kata yang
dapat digunakan untuk mengikuti ‘to be’. Hal ini akan lebih jelas
dipahami dengan dituliskan rumus kalimat sebagai berikut S+BE+
Nadjengplatingpas, noun, adjective, place, time, ing form, passive
form (Marsono, 2005)

C. PEMBE LAJARAN STRATEGI KOGNITIF

Kalau Pannen menggolongkan dari segi fungsinya, Carla Meister dan Barak (CMB)
memiliki cara lain lagi dalam mengimplementasikan straegi kognitif. Mereka mengadopsi
strategi kognitif dalam pembelajaran tersebut dengan cara membuat ringakasan dari uraian-

urain yang ditulis oleh oleh Collins, Brown, and Newman. Yang kemudian disebut 

Instructional Procedures Used in Cognitive Strategy Instruction yang kemudian 

diuraikan sebagai berikut:

1. Concrete Prompts

concrete prompts
provide cue cards
provide checklists
2. Instructional Procedures

14
model using the strategy
think aloud
start with simplified material
complete part of the task for the students
present material in small steps
anticipate student errors and difficult areas
provide models of expert work
suggest fix-up strategies
increase student's responsibility

Lebih lanjut Barak menjelaskan: 

 “ Once the concrete prompts have been invented or identified, what are the specific  
instructional procedures one can use to teach students to use these heuristics or concrete  
prompts? The best review on how to teach cognitive strategies was written by Collins  
Brown and Newman (1989). In that review, they abstracted the procedures used in four  
major studies and presented their findings on instructional procedures such as modeling,  
thinking aloud, scaffolding, and coaching.

Dari penjelasan di atas dapat diperoleh pemahaman bahwa ‘conctere prompts(CP),


ialah petunjuk atau arahan nyata dari guru kepada siswa. Adapun arahan itu adalah untuk
mendorong siswa melakukan tugas atau latihan dalam upaya mencapai kompetensi
maksimal. Maka dalam kontek bahasa Inggris, agar siswa dapat melakukan presentasi
berbicara dan menulis baik bentuk komunikasi dialog dan monolog dengan lancar, dengan
garammar yang benar serta pilihan ungkapan-ungkapan yang tepat berdasarkan situasi
yang dihadapi formal atau tidak formal. CP ditemukan oleh guru. CP diajarkan atau tidak
diajarkan, dan kapan itu diajarkan, gurulah yang memutuskan dan melaksanakan.
Adapun Collins Brown and Newman mengajarkan dengan cara memasukkan ke dalam 

prosedur pembelajaran modeling, thinking aloud, scaffolding dan coaching. Dalam


prosedur pembelajaran bahasa Inggris urutan pembelajaran dikenal dengan urutan two
cycles four stages:
Two two cycles meliputi siklus lisan (listening-speaking) dan siklus tulis (reading-
writing) Masing-masing siklus dibagi menjadi empat tahap, yaitu BKOF (Building
Knowledge of the Field), MOT (Modeling of the Text ) dan JCOT (Joint Construction of
the Text). Dalam keempat tahapan tersebut strategi kognitif dimasukkan dan diajarkan.

15
BAB III

STRATEGI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


INGGRIS DI SMA

A. Keunggulan KTSP Bahasa Inggris

Kurikulum Bahasa Inggris SMA 2004, kurikulum yang berbasis kompetensi,


(berkomuinikasi) berkembang menjadi Standard Isi sesuai dengan Permen No. 23 Tahun
2006 yang seiring diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum tersebut menetapkan kompetensi komunikasi sebagai tujuan akhir pembelajaran
bahasa Inggris SMA. Hal demikian diwujudkan pada setiap unit pembelajaran.. Kurikulum
Bahasa Inggris SMA 2004/KTSP memiliki keunggulan nyata dibanding dari kurikulumm
sebelumnya, (1984, 1994). Kurikulum ini meletakan dasar kompetensi sebagai tujuan akhir
dan juga memberikan kebebasan penuh kepada setiap guru bahasa Inggris dalam memilih
dan menggunaakan strategi dalam kegiatan mengajar di kelas.
Siswa dapat berkomunikasi secara lisan dan tertulis dengan lancar, dengan grammar
yang benar dan dengan menggunakan ungkapan/kalimat yang tepat baik dalam komunikasi
lisan maupun tulis dalam teks interpersonal transaksional dan monolog (recount, narrative,
procedure, news item, descriptive, report, analytical exposition, hortatory exposition,
review, discussion dan explanation, (Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Inggris). Dari
rumusan tujuan tersebut, kompetensi berbicara dapat diklasifikasikan sebagai berikut

B. Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Teks

Berdasarkan pada Stadar Isi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMA adalah berbasis text.

Artinya bahwa pada dunia nyata ketika seseorang berkomunikasi menggunakan bahasa

16
baik lisan mapun tulis, maka dia sedang membentuk teks. Dan pembelajaran bahsa Inggris

yang berbasis kompetensi tujuannya tidak lain mengembangkan kemampuan siswa

membangun teks. Secara ringkas teks-teks yang dimaksud dalam bagan berikut.

Text dibawah adalah ini jenis-jenis teks (Genre) yang diajarkan di SMA

Text

Interpersonal and
Minor Text Major Text
Transactional Text

Introduction Invitation Letter


Brochure Recount, Narrative
Agreeing
Advertisement Procedure, News Item, Desc
Disagreeing riptive, Report, Exposition,
Accepting invitation etc Announcement, etc.
Explanation, Discussion, Review
Refusing Invitation

Setiap semester, siswa SMA akan mempelajari atau mengembangkan kompetnsi sebayak

tiga macam teks, yang mana setiap semseter dari kelas X sampai XII selalu ada satu teks

Major
yang diulang-ulang yaitu narrative. Untuk Textmajor text, masing-masing kelas/tahun
distribusi

serta semester adalah sebagai berikut:

YEAR 10 YEAR 11 YEAR 12

Semester 1 Semester 1
Semester 1 Narrative, Discussion
Report, Narrative, Analytical
Recount, Narrative, Procedure Explanation
Exposition
Semester 2: Semester 2:
Narrative, Descriptive, News 17 2:
Semester
Narrative, Review
Spoof, Narrative, Hortatory
Items
Exposition
C. Bentuk- Bentuk Srategi Kognitif Dalam Pembelajaran ‘Recount Text’

Pembelajaran strategi kognitif merupakan pembelajaran yang luas namun dapat disusun

menjadi alat yang paraktis yang bertujuan membantu siswa dalam menggembangkan skill

yang diperlukan sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengatur diri (memproduksi

komunikasi lisan/tulis). Agar siswa memiliki kompetensi menyajikan pengalamannya atau

apa yang dikerjakan/dijumpai di waktu lamapau. Dalam pembelajaran bahasa Inggris

kegiatan disebut menyusun Recount Text (RT), karena hakekatnya ketika orang berbicara

atau menulis mereka menyusun kemudian menghasilakn text.

Untuk mengasilkan RT, disusunlah tahapan-tahapan yang tahapan-tahapan itu

akhirnya membantu siswa dapat mencapai kompetensi memeproduksi dan

mempresentasikan secara lisan RT. Masing-masing tahapan akan digunakan strategi kogntif

yang sesuai untuk membantu penguasaan siswa, yaitu Chunking, Spatial, Bidging serta

Multi Purpose.

18
1. Strategi kognitif pertama yang harus diketahui siswa adalah RT dengan segala

aspek atau bagiannya secara keseluruhan dan sekaligus siswa perlu mengetahui

hubungan antar aspek atau bagian. Untuk mencapai target tersebut, strategi kognitif

spatial cukup efektif membantu siswa. Dan bagan inilah yang terkait dengan RT

dan aspek-aspeknya.

Text Recount
(Past Experience)

Social Function:
Informing

Generic Stucture
Sentences
Oriention-Events-Re-
Vocabulary
(Simple Past Tense) orentation Depend on Theme

S+ VERB -2 + O S+BE+
S + DIDN’T+ VERB-1 + O Noun/AdjectiveAdverb of
DID + S + VERB-1+O Place
WHAT + DID+ S+ VERB-

WE, THEY, YOU + WERE


SHE,HE, IT + WAS +
+ N/Adj/Advb of place
N/Adj/Advb of place

2. Strategi kognitif kedua yakni kompetensi membuat kalimat yang menggunakan past

tense. Untuk membantu siswa memiliki kompetensi tersebut, strategi kognitif

bridging, yaitu advanced organizer , digunakan untuk memberikan ringkasan

tentang rumus kalimat-kalimat yang menggunakan past tense dan cara mengubah

kalimat positif menjadi negative, pertanyaan Yes-No dan pertanyaan tanpa kata

tanya.

19
SUMMARY
1. Kalimat positif yang menggunakan past tense dapat dirumuskan sebagai berikut
berikut S + Verb 2 + O + Adverb of time (past).
(+) Rini played volleyball yesterday.
2. Kalimat negative dibentuk dengan menammbahkan didn’t , kemudian verb 1 yang
digunkan, tersusunlah : S + didn’t + Verb 1 + O + Adverb of Time (past).
(-) Rini didn’t play volleyball yesterday.
3. Kalimat pertanyaan yang jawabnya yes-no (Yes-No Question) dibentuk dengan
diawali “Did’ dan diikuti subjek dan diikuti verb -1.
(?) Did + S + Verb-1 + O +Adverb of Time?
4. Untuk kalimat pertanyaan dengan kata tanya (What, Who, Where, When, Why
dan How) sama dengan Yes-No Question, hanya tinggal menambahkan kata
Tanya di depan
(?) What/Who/Where + S + Verb-1

3. Strategi kognitif ketiga, siswa dibantu memiliki kompetensi membedakan Verb-1,

Verb- 2 dan membedakan pula verb yang beraturan dan tidak beraturan. Untuk

membantu hal ini, digunakanlah strategi koginitif spatial.

Irregular Verbs

No. Ver1 Verb 2 V-3 Meaning


1 write wrote written menulis
2 send sent sent mengirim
3 buy bought bought membeli

Regular Verbs

No. Ver1 Verb 2 V-3 Meaning


1 study studied studied belajar
2 stay stayed stayed tinggal
3 work wrked worked bekerja

20
Regular Verbs

4. Strategi kognitif keempat, yaitu memberikan bantuan siswa memahami ucapakan –

ed dengan tiga macam variasi ucapan. Bagian ini dapat digunakan strategi kognitif

spatial juga.
No Ending- Position, after Pronunciation Example of Verbs
ed
1 [s,p,k] [-t] advised, stopped, worked
2 [t,d] [-id] wanted, deeded,
[-ed]
3 Except [s,p,k] [-d] Entered, stayed, travled,
and [t,d] moved,
[r,y,l,v,] etc.

5. Strategi kogntif kelima memberikan bantuan siswa memahami ucapakan –ed

dengan tiga macam vaiasi ucapan. Bagian ini dapat diginakan strategi kognitif

spatial juga.

21
6. Strategi keenam ialah mefasilitasi siswa untuk memahami struktur kalimat yang

No Subject BE nadjeplatingpas
1 It was a party (n) noun
2 I was happy (adje) adjective
3 He was at home (pla) place
4 She was In Medan (pla) place
5 It was at 5 o’clock (t) time
6 We were watching TV (ing) –ing form
7 They were invited (pas) passive form
menggunakan BE (was dan were). Pada langkah ini digunakanlah strategi kognitif

multi purpose, yaitu mnemonic. Strategi ini untuk membantu siswa menghafal.

7. Strategi ketujuh ialah membantu siswa agar dapat membedakan pemakaian

WAS dan WERE, klasfikasi subjeck berdasarkan BE (was/were) Digunakanlah

22
strategi kognitif spatial berikut ini.

I, She, He, It, Was


Verb-ing

They We, You Were

8. Strategi kogntif kedelapan multipurpose memberikan visualisasi intonasi kalimat.


Klasifikasi umum ialah bahwa kalimat bahasa Inggris ada dua intonasi, falling dan
rising intonation (intonasi turun dan naik). Ini digunakan strategi kognitif imagery
dalam bentuk visualisasi.

a. Falling intonation
a. I watched TV last night.
b. She went to Solo two days ago.
c. They didn’t play tennis last week.
d. They were at work.
b. Rising intonation
a. Was she busy last Saturday?
b. Were Mr. and Mrs.Yunus happy?

9. Strategi kogntif kesembilan memberikan fasilitas dalam bentuk strategi kognitif


spatial atau mungkin juga disebut strategi konitif visualisasi (imagery) agar siswa
dapat memahami struktur RT secara kongrit. Pemahaman kongrit itu membantu
siswa menghasilkan kegiatan berbicara atau menulis dengan pola yang benar.
Pengertian benar disini artinya mudah dipahami oleh pendengar, partner berbicara,
atau pembaca apabila komunikasinya dalam bentuk tulis.

Generic Tructure Text


1. Oienantion
2. Activity 1
Activity 2
Activity 3
Activity 4

23
3. Orientation/Comment

9. Adapaun contoh lengkap penyajian RT dapat divisualisasakan sebagai berikut.

Teks Recount
(Pengalaman/Aktivitas Masa Lalu)
(Opening:) Good morning Mr. Marcus Patty and all of my friends. Now I would like to
perform my speaking presentation. I would like to talk about what I did yesterday.

(Presentation of Recount Text)

(1. Orientation)
Yesterday I didn’t go to school. I just stayed at home. I stayed on my bed until 9
o’clock
(2. Series of events/activities)

I felt bored and then I went to the living room to watch TV


I watched Dorce Show. When I felt thirsty I went to the kitchen. I made
tea for myself there. I went back to watch TV. Suddenly my hand phone rang and it
was my close friend, Tina, who rang me. She asked me why I was absent. I told her
that I was sick. At 10:30 Dorce Show was over.

I went back to my bedroom and then I slept. I got up at 3 o’clock and my mother had
been back from her office. She was cooking when I saw her in the kitchen. I was
asked about my health. I told her that I got better. She gave me a bowl of boiled
noodle, my favorite food, and a cup of tea. I had it in the dining room.

(3. Re-orientation)
After having the boiled noodle and tea, I felt much better. I was happy because
I thought I could go to school the next day.

10. Terakhir bisa diterapkan strategy kognitif rehearsal yaitu berupa rangkuman yang
bentuknya sebagai berikut:

1. Opening: Greeting to your teacher and friends and expressing your

objective/topic of your speaking presentation.

24
2. Speaking Presentatation of Recount Text

 Orientation : Your activity at home yesterday

 Series of your activities:

 First: In the living room

 Second: In the kitchen

 Third: In the livingroom

 Fourth: In the bedroom

 Fifth: In the kitchen

 Sixth: In the diningroom

 Re-orientation: Comment/Impression/Opinion

3. Closing: Expressing gratitude

BAB IV

25
IMPLEMENTASI SRATEGI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN

‘SPEAKING OF RECOUNT TEXT ‘

Dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi (KTSP) diharapkan guru mampu

menjadikan pembelajaran berpusat pada siswa. Pengembangan kompetansi sisa lebih

menekankan pada proses dan juga gruru mengubah dari paradigma dari teaching menjadi

learning. Dalam kontek pembelajaran bahasa Inggris guru diharapkan lebih banyak

memberikan kesempatan latihan-latihan komunikasi baik itu speaking atau pun writing.

Kurang lebih prosentasenya teori (kogtitif, listening dan reading) 30% dan prakteknya

(speaking dan writing) 70 %.

A. Penempatan Stretgi Kognitif

Strategi kogntif memberikan petunjuk-petunjuk praktis yang mereferensi pada teori secara

benar tetapi mengandung nilai kepraktisan yang cukup besar. Dalam prakteknya

penyampaian sepuluh strategi kognitif untuk Recount Text dibedakan menjadi empat , yaitu

yang terkait dengan (1) pemahaman teks , yaitu stretagi kognitif 1 dan 9, (2) pemahaman

kalimat, yaitu strategi kognitif 2,3,4,7 ,6) yang terkait dengan (3) speaking secara khusus,

yaitu pronunciation dan intonation strategi 5 dan 8, (4) yang terkait dengan pemahaman

penyajian, yaitu strategi kognitif 9. Yang pertama disampaikan padata tahap BKOF yang

kedua pada tahap MOT ketiga dan keempat pada tahap JCOT dan ICOT.

Dalam pembalajaran bahasa Inggris berbasis text, urutan pembelajaran dibedakan menjadi

dua siklus: siklus lisan (listening-speaking) siklus tulis (reading-writing) . Masing –masing

26
siklus dibagi menjadi empat tahap . Empat tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai

barikut:

a. BKOF (Building Knowledge of the Field) = Apersepsi tentang teks


Listening
yang diajarkan dalam kehidupa’komunikasi nyata sehari-hari.

b. MOT (Modeling of the text)= penyajian teks, diskusi isi teks,

analisis bentuk teks dan grammar dan vocabulary yang terkandung

di dalamnya.

c. JCOT (Joint Construction of the Text ) = Kerja kelompok, tugas

menyusun dan menyajikan teks sebagai tugas kelompok.


Speaking
d. ICOT (Individual Constructusion of the Text) = Kerja individu, tugas

menyusun dan menyajikan teks secara individu.

27
No Strategi Kognitif Bahan BKOF MOT JCOT ICOT
1 Spatial Strukur Recount V

Text
2 Advanced Summary: V

Organizer Struktur Kalimat

(+), (-) dan (-)


3 Spatial Membedakan V

irregular dan

reular verb.
4 Spatial Membedakan V V

Verb-1,2,3,

irregular dan

regular verb.
5 Spatial Variasi/klasifikasi V V

ucapan akhiran-

ed
6 Mnemonic Jenis kata setelah V

was dan were


7 Spatial Membedakan was V V

dan were
8 Imagery Outline Recount V

Text
9 Imagery PenyajianText V V

Recount
10 Rehearsal Rangkuman V

Penjajian

28
Dari uraian tahapan pembelajaran bahasa Inggris berbasis teks di atas, guru dapat

menempatkan dan mengajarkan berbagai bentuk strategi konitif pada urutan yang

disesuaikan dengan urutan dan juga kebutuhan pada tahap-tahap pembelajaran berbasis

text.

Dari diskusi di atas, dapat disiimpulkan bahwa strategi kognitif dapat diimplementasikan

dalam pembelajaran bahasa Inggris, khususnya pembalajaran speaking of reacount text.

29
B. Model Penyampaian Strategi Kognitif

Adapun model penyampaian bisa bervariasi, yaitu secara lisan langsung, diskusi untuk

menemuan (diskusi-penemuan) , penulisan di kartu-kartu. Pada siswa yang penguasaan

kebahasaannya sudah mantap, strategi yang terkait dengan persiapan speaking secara

langsung, yaitu ucapan dan intonasi melalui dua model. Bisa disampaikan dengan lisan

cara langsung. Berlatih secara lisan tanpa harus ditulis ataulisan di tulis di apan tulis. Ini

tergantung pada tingkat penguasaan siswa.

Adapaun model penyampaian bisa bervariasi, yaitu secara lisan langsung, diskusi

untuk menemuan (diskusi-penemuan) , penulisan di kartu-kartu. Pada siswa yang

penguasaan kebahasaannya sudah mantap, strategi yang terkait dengan persiapan speaking

secara langsung, yaitu ucapan dan intonasi melalui dua model. Bisa disampaikan dengan

lisan cara langsung. Berlatih secara lisan tanpa harus ditulis atau lisan di tulis di apan tulis.

Ini tergantung pada tingkat penguasaan siswa.

Model penyampaian kedua, guru membuat aktivitas diskusi dan yang mengarahkan

siswa /kelas dengan pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya siswa menemukan strategi itu

dengan antuan guru. Penerapan model penyampaian demikian mereferansi pada model

discovery learning, yang oleh guru-guru bahasa Inggris disebut tehnik EGRA

(Experience/Exposing, Generalization, Re-enforcement and Application). Model ini

mempunyai kelebihan dalam proses belajar siswa, yaitu mengarahkan siswa untuk berlatih

berfikir.

Reid memberikan pandangan untuk implementasi strategi kogntif sebagai berikut:

Cognitive Strategy Instruction (CSI) is a very broad subject but here you will find an

overview of the process and practical tips. For more in depth study references are

provided. CSI is a tool intended to help students develop the necessary skills to be self-

30
regulated learners. CSI is a tool intended to help students develop the necessary skills to

be self-regulated learners. (Reid, 2006)

Adapun model penyampaian yang ketiga dengan secara langsung ditulis secara

bertahap ditulis (bisa di papan tulis) dan sekaligus dibacakan oleh guru, kemudian siswa

menyalin dari papan tulis. Mengapa harus ditulis dan dibacakan? Karena untuk membantu

agar siswa yang memiliki learning style berbeda, yaitu video dan audio Variasi lain dari

model tulis ini guru meminta siswa memiliki kartu-kartu dari manila karton, (kurang lebih

15 cm X 10 cm) dan mereka menulis strateg-stretegi ini strategi yang memungkinkan bisa

ditulis dengan media kartu ini. Kelebihan dari media kartu-kartu ini bisa disentuh,

dipegang, dibawa kemana-mana.untuk dipejari . strategi yang memungkinkan bisa ditulis

dengan media kartu ini. Kelebihan dari media kartu-kartu ini bisa disentuh, dipegang,

dibawa kemana-manaoleh siswa untuk dipeajari atau dihami secara baik. Ini

memeberikan keuntungan bagi siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.

Variasi model penyampaian dan kepemilikan strategi kognitif sangat baik karena

dapat mengakomodir perbedaan cara belajar siswa ketiga jenis learning style siswa, audi

(pendengaran), visual (pengelihatan) dan kenestetik(gerak/perabaan). Dimana masing-

masing strategi diberikan atau diajarkan kepada siswa?

C. Stategi Kognitif dan Penilaian

Stretegi kogntif disesuaikan dengan kondisi tingkat kompetensi siswa. Sebagai

contoh, apabila sebagian bensar siswa sudah menguasai /memilki kompetensi membedakan

pemkain was dan were, mereka bisa langsung ke strategi kogntif lain yang belum dikuasai.

Guru hanya melayani mereka (sebagian kecil) yang belum menguasai. Demikian juga

tingkat kesulitan vocabulary maupun grammar yang lebih sulit (past perfect tense, past

31
perfect continuos tense ) bisa ditugasan untuk diguankan (bukan hanya simple past tense)

bagi siswa-siswa yang sudah kompetensnyapenguasaan simle past tense sangat baik.

Bisa juga terkait dengan assessment/penilaian, tiap komponen kompetensi seperti

dijelaskan di atas dapat diberlakukan besarnya nilai ketuntasan belajar (SKBM) artinya

guru bisa menentukan siswa boleh /tidak boleh melanjutkan pada kompetensi lebih lanjut

bila target masing-masing komponen kompetensi belum mencapai SKBM yang ditetapkan

oleh guru.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pembahasan tentang strategi kognitif dan implementasinya sudah dipaparkan secara

memadai dalam bab-bab sebelumnya. Sampailah pada bab ini memberikan kesimpulan

yang merupakan jawaan-jawabn pertanyaan yang diajukan dalam bagian dari penulisan

paper ini dan juga menyampaikan saran kepada kolega-kolega guru Bahasa Inggris SMA

A. KESIMPULAN

1. Strategi kognitif ialah kemampuan internal yang terorganisir yang dapat membantu

siswa dalam proses belajar, proses berpikir memecahkan masalah, dan mengambil

keputusan. Strategi kognitif dibedakan menjadi empat. Pertama chunking, Chunking

ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan memahami organisasi bahan

ajar yang kompleks secara sistimatis. Kedua Spatial, ialah strategi yang digunakan

untuk mengatasi kesulitan memahami bahan ajar atau kompetensi yang kompleks

32
dilihat secara keseluruhan kemudian juga dilihat hubungan antar komponen/bagian

kemudian. Ketiga Bridging ialah strategi untuk menjembatani pemahaman seseorang

melalui metaphor, analogi (memahami konsep baru dengan menggunakan konsep yang

sudah dipahami) dan advance organizer dalam (bentuk kerangka abstraksi atau

ringkasan, atau narasi ) untuk memudahkan pemahaman. Keempat Multipurpose ialah

strategi yang digunakan berbagai tujuan, antara lain rehearsal, imagery, dan

mnemonic. Rehearsal strategi untuk mereview materi, bertanya, mengantisipasi

pertanyaan dan materi.

2. Dan strategi itu dapat menunjukkan maanfaat yang besar karena dapat membantu

siswa dalam membangun pemahaman terhadap komponen- komponen kompetensi

speaking of the text of recount, yaitu pemahana struktur teks, kalimat, ucapan dan

pronunciation

3. Strategi kogntif dapat dimasukkan kedalam tahapan-tahapan pembelajaran bahasa

Inggris Speaking of the Recount Text yaitu dalam tahapan BKOF, MOT, JCOT dan

ICOT.

B. SARAN-SARAN

1. Guru bahasa Inggris SMA diharapkan selalu merespon kritik-kritik dari berbagai

pihak dengan cara yang positif dan selalu bertindak profesioanl dalam mengelola

kelas, yakni tidak mudah menyalahkan siswa. Segala permasalahan yang terkait

dengan prestasi, motivasi siswa serta bahan ajar hendaknya diselesaikan dengan

pendekatan dan prosedur-prosedur rasional, yaitu melalui pengamatan yang

cermat, analisis yang tepat untuk dapat mencapai pemecahan masalah secara

proposional

2. Guru bahasa Inggris SMA diharapkan selalu berusaha untuk mampu menganalisis

struktur teks, grammatical features dan vocabulary dari setiap jenis teks yang akan

33
diajarkan kepada siswa baik lisan maupun tulis. Dari hasil pemahaman itu

diharapkan guru mampu memproduksi contoh-contoh teks yang mudah dan

sederhana bagi anak sehingga dapa tmenimbulkan rasa senang baik bagi guru itu

mapun siswa. Guru tidak akan muadah menyalahkan siswa

3. Guru Bahasa Inggris SMA diharapkan terdorong untuk mempelajari strategi kogntif

secara lebih dalam lagi sehingga akhirnya akan mampu menemukan strategi

kognitif yang sangat sesuai dengan masing-masing siklus dan teks yang diajarkan

sehingga siswa akan dapat meningkatkan kompetensi komunikatif baik speaking

mapun writing secara signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Degeng, Nyoman Sudana, Prof.Dr. (2005), Teori Belajar dan Pembelajaran Surabaya:

Program Pasca Sarjana UniversitasPGRI Adi Buana.

Departemen Pendidikan Nasional (2003) Kurikulum Bahasa Inggris SMA 2004, Jakarta:

Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional

Huitt, W. (2003). Constructivism. Educational Psychology Interactive. Valdosta, GA:

Valdosta State University. Retrieved [date], from

http://chiron.valdosta.edu/whuitt/col/cogsys/construct.html.

Lado, Robert (1987). Lado English Series: Key to Pronunciation Symbol. Jakarta: PT.

Buana Ilmu Populer.

Marsono, Bambang, H. Dr. MA. M.Sc.Ph.D, Catatan Seminar Sehari Tentang Cara

Mengajar Bahasa Inggris ‘THE NEWEST INTERNATIONAL SYSTEM” Jakarta:

Oxford

English Course.

Pannen, Paulina, Dr. dan Malati, S, Ida, drh. M.Ed.. 1997. Strategi Kognitif

Jakarata: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

34
Rosenshine, Barak., (1997). The Case for Explicit, Teacher­led, Cognitive Strategy 

      Instruction Paper presented at the annual meeting of the American Educational   

      Research Association, Chicago, IL. March 24­28, 1997.

Reid, Bob, Dr. (2006). Cognitive Strategy Instruction Lincoln: Dept. of Special Ed &

Communication Disorders. dari Http://www.theross.org/

Setiawan, Didang, (2004). Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta: Buletin Pusat

Perbukuan, Vol. 10. hal.28-29

35

You might also like