Professional Documents
Culture Documents
PEMBELAJARAN
’SPEAKING OF RECOUNT TEXT’ DI SMA
Oleh:
Suhanto Kastaredja
NIM: 06002229
3
Foreword
First of all I would like to express my gratitude to God because of His bless, protection and
love I could complete the paper writing assignment of the course of the Cognitive Strategy
Dr. Meini Sondang, M.Pd. The topic I have decided to take is ‘The Implementation of
Cognitive Strategies of in Activities of Learning and Teaching Speaking of Recount Text at
Senior High School.’
I would like to express my delight for the opportunity of taking the course of the
Cognitive Strategy by her. In my opinion this course is quite essential because it belongs to
one of the instructional strategies that is widely discussed in various world-wide
educational journals. Many instructional theorists and practitioners also have validated its
effectiveness. I, therefore, feel that it is a big challenge to apply cognitive strategy in my
duty as a senior high school English teacher.
To complete this assignment, I have worked very hard to collect and read various
sources of cognitive strategy instruction from the Internet in order to enhance my
understanding about its philosophy, concept and implementation. After having adequate
understanding of all aspects about the cognitive strategy, I tried to apply them in English
teaching activities at SMA. I am so grateful that I have found out that cognitive strategy
could be well applied in teaching English at SMA. I have to admit I could obtain a lot of
benefits from the course of Cognitive Strategy by Dr. Meini Sondang, M.Pd as well as my
effort in writing this assignment
Finally, my sincere appreciation goes to her who has patiently shared her expertise,
experience as well big-heartedness. Finally, I wish her a joyful life.
Suhanto Kastaredja
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….... i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ii
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………............ 1
A. Strategi Kognitif dan Pemecahan Masalah …………….... 6
1. Chunking.............…………………………………. 8
2. Spatial........ ………………………………………. 8
3. Bridging............. …………………………………. 8
5
3. SK Untuk Membedakan Regular dan Irregular Verb.....16
4. SK Untuk Ucapan Ending-ed. ................................... 17
5. SK Untuk Jenis Kata Setelah BE ............................ . 17
6. SK Untuk Membedakan Pemakaian Was dan Were .... 18
7. SK Untuk Visualisasi Intonasi Kalimat .................... 19
8. SK Untuk Generic Struture of the Recount Text ......... 19
9. SK Untuk Aspek Budaya Presentasi Speaking ... ..... 19
10. SK Untuk Frame of the Recount Text ...................... 20
A. Kesimpulan ………………………………………………..... 28
B. Saran……………………………………………………......... 29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………....... 30
BAB I
6
PENDAHULUAN
Bahasa Inggris diakui keberadaan dan peranannya sebagai alat komunikasi antar bangsa.
Sangatlah disadari bahwa banyak manfaat yang dapat diperoleh dari hubungan antar
bangsa, hingga banyak negara termasuk Indonesia yang memasukkan bahasa internasional
ini dalam kurikulum sekolah. Dengan memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang
memadai, siswa diharapkan dapat memperoleh kesempatan yang cukup luas dan
Namun kenyataannya, kompetensi bahasa Inggris yang dicapai oleh sebagian besar
lulusan SMA masih jauh dari harapan. Banyak faktor yang menjadi penyebab
didiknya, penulis mencoba mengkaji secara lengkap stategi kogntif secara teoritis dan
praktis dalam pembelajaran bahasa Inggris Speaking of Recount Text untuk siswa SMA
pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia. Banyak (baca, sebagian besar) guru Bahasa
Inggris ternyata tidak mengajar. Mereka hanya membagikan LKS (LembarKerja Siswa)
dan membiarkan siswanya bekerja sendiri, tanpa harus berbuat apa(Marsono, 2005). Di
bagian lain kritik diberikan atas ketidaktahuaan para guru bahasa Inggris melakukan
pembelajaran yang tepat “Sungguh sangat mengherankan. Sampai detik ini masih banyak
guru Bahasa Inggris yang idak tahu harus berbuat apa agar peserta didik mereka mampu
mencerna pelajaran bahasa Inggris yang mereka berikan Inilah laporan dari Seminar
Sehari Pengajaran Bahasa Inggris What Went Wrong With English Language Teaching
In Indonesia.”(Marsono, 2005)
7
Bila berfikiran positif, para guru bahasa Inggris akan bergegas melakukan
introspeksi, yang tentu akan menjadi bermanfaat. Tetapi apabila disikapi secara negatif,
tentu akan terjadi perdebatan yang tidak menguntungkan. Apabila memilih yang pertama
yaitu dengan pemikiran positif maka kritikus kita anggap mengajak guru bahasa Inggris
untuk lebih profesioanal. Maka yang harus dilakukan ialah introspeksi professional, yaitu
melihat kembali proses pembelajaran yang dilakukan oleh masing-masing guru. Oleh
karena itu sangatlah bijak bila bila guru bahasa Inggris mau melihat kembali teori
pembelajaran. Salah satu cara melihat pada tujuan pembelajaran bahasa Inggris . Tujuan
sehingga semua kegiatan yang terjadi di dalam kelas mengarah kepada satu tujuan yakni
bahasa.(Kurikulum Bahasa Inggris 2004, halaman 19) Dengan demikian, apapun kritik
yang diarahkan oleh pengamat pembelajaran bahasa Inggris kepada guru bahasa Inggris,
kalau para siswa sudah mencapai kompetensi berkomunikasi bahasa Inggris lisan maupn
guru adalah pada minggu pertama mengajar guru perlu melakukan test atau survei, tulis tau
lisan, untuk membentuk peta kompetensi kelas. Guru bahasa Inggris, dengan demikian,
berkomunikasi dalam bahasa Inggris pada tingkat baik, cukup, kurang dan kurang sekali.
8
meningkatkan semua komponen kompetensi itu. Streagi kognitif dapat mendukung untuk
dilakukan untuk melihat perubahan. Seberapa besar peningkatan dapat dicapai? Kemudian
berbagai aspek dianalisis untuk memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana dan
mengapa?
Strategi kognitif akan secara efektif, efisien, praktis dan cepat akan membantu guru
siswa yang belum baik menjadi baik dan siswa yang sudah baik menjadi semakin baik.
Para ahli pembelajaran telah mevalidasi strategi kognitif dapat mendukung upaya tersebut.
research of 1975 to 1990 has produced an impressive series of results, and, even more
important, has produced a technology for continuing this line of research and practice.
(Barak, 1997). Sedang Reid menyatakan lebih rinci dan tegas bahwa Instrusctional
Cognitive Strategy (ISC) memberikan kemudahan dan hasil yang baik bagi siswa.
requirements, improve performance. You can do things better, easier, and quicker when you
C. Tujuan Penulisan
profesional dan dengan asumsi bahwa ISC dapat meningkatkan kompetensi Bahasa Inggris
(Speaking of the Recount Text) siswa sekaligus merespon secara positif kritikus guru
Bahasa Inggris, penulis melakukan kajian strategi kogntif dengan segala aspeknya untuk
9
2. Dapatkah dan bermanfaatkah strategi kogntif diimplementasikan dalam
BAB II
diperoleh untuk diaplikasikan dalam menghadapi masalah baru, adalah salah satu
maka individu tersebut sudah mempunyai strategi kognitif. (Pannen, hal: 3) Strategi
kognitif didefinisikan sebagai kemampuan internal yang ter organisir yang dapat membantu
siswa dalam proses belajar, proses berpikir memecahkan masyalah, dan mengambil
Pemikiran tentang strtegi kognitif yang cermat diberikan oleh Barak yaitu
membandingkan dengan pembelajaran yang berbasis penelitian (class action research). Dia
melihat apa yang dilakukan guru-guru Amerika Serikat telah terbukti memberikan hasil
yang baik sekali. Namun, ada kelemahan yaitu bahwa guru masih tetap mendominasi . Ini
merupakan model yang tidak diterima secara politis (kebijakan pendidikan ). Sedang
penilaian yang baik terhadap pembelajaran berbasis penelitiann itu cenderung memberikan
10
penghargaan kepada guru bukan pada perbaikan kualitas belajar. Barak dengan jelas
mengungkapkan,
“Although the teacher effects results was and remains a powerful instructional model,
there were at least two problems with this research. The first was a political problem
because the pattern of instruction used by the expert teachers was a teacherled model. It
was a direct instruction model, a model which, today, is not politically correct or
romantically correct. So much for honoring the wisdom of teachers.”
Cognitive Strategy Instruction (CSI) is a very broad subject but here you will find an
overview of the process and practical tips. For more in depth study references are provided.
CSI is a tool intended to help students develop the necessary skills to be self-regulated
learners.” (Reid, 2005). Berdasarkan pada pandangan ini, pembelajaran yang menerapkan
strategi kogntif memberikan alat kepada siswa yang memungkinkan, dengan alat itu, siswa
pembelajaran membaca, agar siswa dapat membaca dengan baik maka yang harus
dilakukan guru ialah membekali siswa dengan strategi. Strategi dimaksud, yaitu
menggunakan who, what and where dalam proses membaca agar para siswa dapat
menghasilkan atau membuat pertanyaan yang mengantarkan mereka mengerti apa yang
mereka baca.
“In practice, the cognitive strategy approach did not focus on algorithms, on teaching
students to use a specific series of steps, not on a specific series of steps. Rather, the
emphasis was on heuristics, on providing students with guides that support their efforts. A
concept map is such a heuristic or guide. The words "who", "what," and "where", words
that help students generate questions is such a guide.
A. Strategi Kognitif dan Pemecahan Masalah
11
Pembelajaran dengan strategi kognitif adalah tergolong pembelajaran berbasis pada
pemecahan masalah dan disebut juga strategi belajar. Ini seperti yang dinyatakan oleh
Barak,
“ For teaching these "higher" tasks, a new line of research began in the 1970's and
flourished in the 1980's: cognitive strategy instruction. The apparent first use of the term
cognitive strategies was in 1976 when Robert Gagne and Ellen Weinstein each began to use
the term, Gagne in reference to problem solving (Gagne, 1977, p. 143) and Weinstein in
reference to study strategies. (Barak, 2005).
Ini sejalan dengan pandangan Degeng. Pembelajaran yang berbasis pada pemecahan
masalah diperlukan manusia masa kini, abad XXI. Pembelajaran abad XXI adalah
pembelajaran yang memandang pendidikan tidak lagi sebagai yang mempersiapkan masa
depan tetapi sebagai suatu proses agar seseorang bisa hidup kapanpun, dimanapun dan
dalam keadaan apapun. Maka yang penting mengembangkan mental yang memungkinkan
12
dan refleksi serta intepretasi. Behaviorostik memandang mind sebagai fungsi penjimplak
struktur pengetahuan melalui proses berfikir. Dan konstruktivitik memandang mind
sebagai fungsi mengintepretasikan peristiwa, objek, atau prespektif dalam dunia nyata
sehingga makna yang dihasilkan bersifat unik dan individualistik.(Degeng, halaman 26)
Uraian diatas sejalan dengan pandangan Bruner (1999) yang menyatakan sebgai
berikut:
The basic premise is that an individual learner must actively "build" knowledge and skills
(e.g., Bruner, 1990) and that information exists within these built constructs rather than in
the external environment. [See Ullman (1980) versus Gibson (1979) for an overview of this
controversy within the cognitive perspective.] However, all advocates of constructivism
agree that it is the individual's processing of stimuli from the environment and the resulting
cognitive structures, that produce adaptive behavior, rather than the stimuli themselves
(Harnard, 1982).
mendasar dari pendekatan ini ialah bahwa pengetahuan tidak dapat dialihkan dari pikiran
guru ke pikiran siswa secara utuh, tetapi dibangun sendiri oleh siswa didalam kepalanya.
Berdasarkan urian tersebut, strategi kognitif jelas sekali tidak menekankan pada
penambahan pengetahuan (behavioristik), tetapi lebih menekankan belajar bagaimana
belajar yang wujud konkritnya memberikan guide, atau petunjuk agar siswa membangun
pengetahuan dan mengembangkan ketrampilnnya sendiri.
Ada empat strategi kognitif menurut Pannen (1997, hal 23-24), yaitu Chunking,
Spatial, Bridging dan Multipurpose.
1. Chunking ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan
memahami organisasi bahan ajar yang kompleks secara sistimatis. Materi
pembelajaran yang kompleks dipilah-pilah menjadi bagian yang lebih
kecil kemudian diurutkan.
2. Spatial ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan
memahami bahan ajar atau kompetensi yang kompleks dilihat secara
keseluruhan kemudian juga dilihat hubungan antar komponen/bagian
13
kemudian. Strategi bisa dalam bentuk frame (table) dan Concept Map
(Peta Startegi).
3. Bridging ialah strategi untuk menjembatani pemahaman seseorang
melalui metaphor, analogi (memahami konsep baru dengan menggunakan
konsep yang sudah dipahami) dan advance organizer dalam (bentuk
kerangka abstraksi atau ringkasan, atau dalam bentuk narasi ) untuk
memudahkan pemahaman.
4. Multipurpose ialah strategi yang diganukan berbagai tujuan, antara lain
rehearsal, imagery, dan mnemonic. Rehearsal merupakan strategi untuk
mereview materi, bertanya, mengantisipasi pertanyaan dan materi.
Imagery (membayangkan) digunakan untuk mengatasi kesulitan
pemahaman dengan cara visualisasi suatu konsep, kejadian maupun
prinsip. Mnemonic atau jembatan keledai merupakan alat bantu untuk
memudahkan upaya mengingat, misalnya singkatan.(LUBER., Langsung
Umum Bebas Rahasia, nadjeplatingpas, yaitu jenis kata-kata yang
dapat digunakan untuk mengikuti ‘to be’. Hal ini akan lebih jelas
dipahami dengan dituliskan rumus kalimat sebagai berikut S+BE+
Nadjengplatingpas, noun, adjective, place, time, ing form, passive
form (Marsono, 2005)
Kalau Pannen menggolongkan dari segi fungsinya, Carla Meister dan Barak (CMB)
memiliki cara lain lagi dalam mengimplementasikan straegi kognitif. Mereka mengadopsi
strategi kognitif dalam pembelajaran tersebut dengan cara membuat ringakasan dari uraian-
Instructional Procedures Used in Cognitive Strategy Instruction yang kemudian
diuraikan sebagai berikut:
1. Concrete Prompts
concrete prompts
provide cue cards
provide checklists
2. Instructional Procedures
14
model using the strategy
think aloud
start with simplified material
complete part of the task for the students
present material in small steps
anticipate student errors and difficult areas
provide models of expert work
suggest fix-up strategies
increase student's responsibility
Lebih lanjut Barak menjelaskan:
“ Once the concrete prompts have been invented or identified, what are the specific
instructional procedures one can use to teach students to use these heuristics or concrete
prompts? The best review on how to teach cognitive strategies was written by Collins
Brown and Newman (1989). In that review, they abstracted the procedures used in four
major studies and presented their findings on instructional procedures such as modeling,
thinking aloud, scaffolding, and coaching.
15
BAB III
Berdasarkan pada Stadar Isi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMA adalah berbasis text.
Artinya bahwa pada dunia nyata ketika seseorang berkomunikasi menggunakan bahasa
16
baik lisan mapun tulis, maka dia sedang membentuk teks. Dan pembelajaran bahsa Inggris
membangun teks. Secara ringkas teks-teks yang dimaksud dalam bagan berikut.
Text dibawah adalah ini jenis-jenis teks (Genre) yang diajarkan di SMA
Text
Interpersonal and
Minor Text Major Text
Transactional Text
Setiap semester, siswa SMA akan mempelajari atau mengembangkan kompetnsi sebayak
tiga macam teks, yang mana setiap semseter dari kelas X sampai XII selalu ada satu teks
Major
yang diulang-ulang yaitu narrative. Untuk Textmajor text, masing-masing kelas/tahun
distribusi
Semester 1 Semester 1
Semester 1 Narrative, Discussion
Report, Narrative, Analytical
Recount, Narrative, Procedure Explanation
Exposition
Semester 2: Semester 2:
Narrative, Descriptive, News 17 2:
Semester
Narrative, Review
Spoof, Narrative, Hortatory
Items
Exposition
C. Bentuk- Bentuk Srategi Kognitif Dalam Pembelajaran ‘Recount Text’
Pembelajaran strategi kognitif merupakan pembelajaran yang luas namun dapat disusun
menjadi alat yang paraktis yang bertujuan membantu siswa dalam menggembangkan skill
yang diperlukan sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengatur diri (memproduksi
kegiatan disebut menyusun Recount Text (RT), karena hakekatnya ketika orang berbicara
mempresentasikan secara lisan RT. Masing-masing tahapan akan digunakan strategi kogntif
yang sesuai untuk membantu penguasaan siswa, yaitu Chunking, Spatial, Bidging serta
Multi Purpose.
18
1. Strategi kognitif pertama yang harus diketahui siswa adalah RT dengan segala
aspek atau bagiannya secara keseluruhan dan sekaligus siswa perlu mengetahui
hubungan antar aspek atau bagian. Untuk mencapai target tersebut, strategi kognitif
spatial cukup efektif membantu siswa. Dan bagan inilah yang terkait dengan RT
dan aspek-aspeknya.
Text Recount
(Past Experience)
Social Function:
Informing
Generic Stucture
Sentences
Oriention-Events-Re-
Vocabulary
(Simple Past Tense) orentation Depend on Theme
S+ VERB -2 + O S+BE+
S + DIDN’T+ VERB-1 + O Noun/AdjectiveAdverb of
DID + S + VERB-1+O Place
WHAT + DID+ S+ VERB-
2. Strategi kognitif kedua yakni kompetensi membuat kalimat yang menggunakan past
tentang rumus kalimat-kalimat yang menggunakan past tense dan cara mengubah
kalimat positif menjadi negative, pertanyaan Yes-No dan pertanyaan tanpa kata
tanya.
19
SUMMARY
1. Kalimat positif yang menggunakan past tense dapat dirumuskan sebagai berikut
berikut S + Verb 2 + O + Adverb of time (past).
(+) Rini played volleyball yesterday.
2. Kalimat negative dibentuk dengan menammbahkan didn’t , kemudian verb 1 yang
digunkan, tersusunlah : S + didn’t + Verb 1 + O + Adverb of Time (past).
(-) Rini didn’t play volleyball yesterday.
3. Kalimat pertanyaan yang jawabnya yes-no (Yes-No Question) dibentuk dengan
diawali “Did’ dan diikuti subjek dan diikuti verb -1.
(?) Did + S + Verb-1 + O +Adverb of Time?
4. Untuk kalimat pertanyaan dengan kata tanya (What, Who, Where, When, Why
dan How) sama dengan Yes-No Question, hanya tinggal menambahkan kata
Tanya di depan
(?) What/Who/Where + S + Verb-1
Verb- 2 dan membedakan pula verb yang beraturan dan tidak beraturan. Untuk
Irregular Verbs
Regular Verbs
20
Regular Verbs
ed dengan tiga macam variasi ucapan. Bagian ini dapat digunakan strategi kognitif
spatial juga.
No Ending- Position, after Pronunciation Example of Verbs
ed
1 [s,p,k] [-t] advised, stopped, worked
2 [t,d] [-id] wanted, deeded,
[-ed]
3 Except [s,p,k] [-d] Entered, stayed, travled,
and [t,d] moved,
[r,y,l,v,] etc.
dengan tiga macam vaiasi ucapan. Bagian ini dapat diginakan strategi kognitif
spatial juga.
21
6. Strategi keenam ialah mefasilitasi siswa untuk memahami struktur kalimat yang
No Subject BE nadjeplatingpas
1 It was a party (n) noun
2 I was happy (adje) adjective
3 He was at home (pla) place
4 She was In Medan (pla) place
5 It was at 5 o’clock (t) time
6 We were watching TV (ing) –ing form
7 They were invited (pas) passive form
menggunakan BE (was dan were). Pada langkah ini digunakanlah strategi kognitif
multi purpose, yaitu mnemonic. Strategi ini untuk membantu siswa menghafal.
22
strategi kognitif spatial berikut ini.
a. Falling intonation
a. I watched TV last night.
b. She went to Solo two days ago.
c. They didn’t play tennis last week.
d. They were at work.
b. Rising intonation
a. Was she busy last Saturday?
b. Were Mr. and Mrs.Yunus happy?
23
3. Orientation/Comment
Teks Recount
(Pengalaman/Aktivitas Masa Lalu)
(Opening:) Good morning Mr. Marcus Patty and all of my friends. Now I would like to
perform my speaking presentation. I would like to talk about what I did yesterday.
(1. Orientation)
Yesterday I didn’t go to school. I just stayed at home. I stayed on my bed until 9
o’clock
(2. Series of events/activities)
I went back to my bedroom and then I slept. I got up at 3 o’clock and my mother had
been back from her office. She was cooking when I saw her in the kitchen. I was
asked about my health. I told her that I got better. She gave me a bowl of boiled
noodle, my favorite food, and a cup of tea. I had it in the dining room.
(3. Re-orientation)
After having the boiled noodle and tea, I felt much better. I was happy because
I thought I could go to school the next day.
10. Terakhir bisa diterapkan strategy kognitif rehearsal yaitu berupa rangkuman yang
bentuknya sebagai berikut:
24
2. Speaking Presentatation of Recount Text
Re-orientation: Comment/Impression/Opinion
BAB IV
25
IMPLEMENTASI SRATEGI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN
menekankan pada proses dan juga gruru mengubah dari paradigma dari teaching menjadi
learning. Dalam kontek pembelajaran bahasa Inggris guru diharapkan lebih banyak
memberikan kesempatan latihan-latihan komunikasi baik itu speaking atau pun writing.
Kurang lebih prosentasenya teori (kogtitif, listening dan reading) 30% dan prakteknya
Strategi kogntif memberikan petunjuk-petunjuk praktis yang mereferensi pada teori secara
benar tetapi mengandung nilai kepraktisan yang cukup besar. Dalam prakteknya
penyampaian sepuluh strategi kognitif untuk Recount Text dibedakan menjadi empat , yaitu
yang terkait dengan (1) pemahaman teks , yaitu stretagi kognitif 1 dan 9, (2) pemahaman
kalimat, yaitu strategi kognitif 2,3,4,7 ,6) yang terkait dengan (3) speaking secara khusus,
yaitu pronunciation dan intonation strategi 5 dan 8, (4) yang terkait dengan pemahaman
penyajian, yaitu strategi kognitif 9. Yang pertama disampaikan padata tahap BKOF yang
kedua pada tahap MOT ketiga dan keempat pada tahap JCOT dan ICOT.
Dalam pembalajaran bahasa Inggris berbasis text, urutan pembelajaran dibedakan menjadi
dua siklus: siklus lisan (listening-speaking) siklus tulis (reading-writing) . Masing –masing
26
siklus dibagi menjadi empat tahap . Empat tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai
barikut:
di dalamnya.
27
No Strategi Kognitif Bahan BKOF MOT JCOT ICOT
1 Spatial Strukur Recount V
Text
2 Advanced Summary: V
irregular dan
reular verb.
4 Spatial Membedakan V V
Verb-1,2,3,
irregular dan
regular verb.
5 Spatial Variasi/klasifikasi V V
ucapan akhiran-
ed
6 Mnemonic Jenis kata setelah V
dan were
8 Imagery Outline Recount V
Text
9 Imagery PenyajianText V V
Recount
10 Rehearsal Rangkuman V
Penjajian
28
Dari uraian tahapan pembelajaran bahasa Inggris berbasis teks di atas, guru dapat
menempatkan dan mengajarkan berbagai bentuk strategi konitif pada urutan yang
disesuaikan dengan urutan dan juga kebutuhan pada tahap-tahap pembelajaran berbasis
text.
Dari diskusi di atas, dapat disiimpulkan bahwa strategi kognitif dapat diimplementasikan
29
B. Model Penyampaian Strategi Kognitif
Adapun model penyampaian bisa bervariasi, yaitu secara lisan langsung, diskusi untuk
kebahasaannya sudah mantap, strategi yang terkait dengan persiapan speaking secara
langsung, yaitu ucapan dan intonasi melalui dua model. Bisa disampaikan dengan lisan
cara langsung. Berlatih secara lisan tanpa harus ditulis ataulisan di tulis di apan tulis. Ini
Adapaun model penyampaian bisa bervariasi, yaitu secara lisan langsung, diskusi
penguasaan kebahasaannya sudah mantap, strategi yang terkait dengan persiapan speaking
secara langsung, yaitu ucapan dan intonasi melalui dua model. Bisa disampaikan dengan
lisan cara langsung. Berlatih secara lisan tanpa harus ditulis atau lisan di tulis di apan tulis.
Model penyampaian kedua, guru membuat aktivitas diskusi dan yang mengarahkan
siswa /kelas dengan pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya siswa menemukan strategi itu
dengan antuan guru. Penerapan model penyampaian demikian mereferansi pada model
discovery learning, yang oleh guru-guru bahasa Inggris disebut tehnik EGRA
mempunyai kelebihan dalam proses belajar siswa, yaitu mengarahkan siswa untuk berlatih
berfikir.
Cognitive Strategy Instruction (CSI) is a very broad subject but here you will find an
overview of the process and practical tips. For more in depth study references are
provided. CSI is a tool intended to help students develop the necessary skills to be self-
30
regulated learners. CSI is a tool intended to help students develop the necessary skills to
Adapun model penyampaian yang ketiga dengan secara langsung ditulis secara
bertahap ditulis (bisa di papan tulis) dan sekaligus dibacakan oleh guru, kemudian siswa
menyalin dari papan tulis. Mengapa harus ditulis dan dibacakan? Karena untuk membantu
agar siswa yang memiliki learning style berbeda, yaitu video dan audio Variasi lain dari
model tulis ini guru meminta siswa memiliki kartu-kartu dari manila karton, (kurang lebih
15 cm X 10 cm) dan mereka menulis strateg-stretegi ini strategi yang memungkinkan bisa
ditulis dengan media kartu ini. Kelebihan dari media kartu-kartu ini bisa disentuh,
dengan media kartu ini. Kelebihan dari media kartu-kartu ini bisa disentuh, dipegang,
dibawa kemana-manaoleh siswa untuk dipeajari atau dihami secara baik. Ini
Variasi model penyampaian dan kepemilikan strategi kognitif sangat baik karena
dapat mengakomodir perbedaan cara belajar siswa ketiga jenis learning style siswa, audi
contoh, apabila sebagian bensar siswa sudah menguasai /memilki kompetensi membedakan
pemkain was dan were, mereka bisa langsung ke strategi kogntif lain yang belum dikuasai.
Guru hanya melayani mereka (sebagian kecil) yang belum menguasai. Demikian juga
tingkat kesulitan vocabulary maupun grammar yang lebih sulit (past perfect tense, past
31
perfect continuos tense ) bisa ditugasan untuk diguankan (bukan hanya simple past tense)
bagi siswa-siswa yang sudah kompetensnyapenguasaan simle past tense sangat baik.
dijelaskan di atas dapat diberlakukan besarnya nilai ketuntasan belajar (SKBM) artinya
guru bisa menentukan siswa boleh /tidak boleh melanjutkan pada kompetensi lebih lanjut
bila target masing-masing komponen kompetensi belum mencapai SKBM yang ditetapkan
oleh guru.
BAB V
memadai dalam bab-bab sebelumnya. Sampailah pada bab ini memberikan kesimpulan
yang merupakan jawaan-jawabn pertanyaan yang diajukan dalam bagian dari penulisan
paper ini dan juga menyampaikan saran kepada kolega-kolega guru Bahasa Inggris SMA
A. KESIMPULAN
1. Strategi kognitif ialah kemampuan internal yang terorganisir yang dapat membantu
siswa dalam proses belajar, proses berpikir memecahkan masalah, dan mengambil
ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan memahami organisasi bahan
ajar yang kompleks secara sistimatis. Kedua Spatial, ialah strategi yang digunakan
untuk mengatasi kesulitan memahami bahan ajar atau kompetensi yang kompleks
32
dilihat secara keseluruhan kemudian juga dilihat hubungan antar komponen/bagian
melalui metaphor, analogi (memahami konsep baru dengan menggunakan konsep yang
sudah dipahami) dan advance organizer dalam (bentuk kerangka abstraksi atau
strategi yang digunakan berbagai tujuan, antara lain rehearsal, imagery, dan
2. Dan strategi itu dapat menunjukkan maanfaat yang besar karena dapat membantu
speaking of the text of recount, yaitu pemahana struktur teks, kalimat, ucapan dan
pronunciation
Inggris Speaking of the Recount Text yaitu dalam tahapan BKOF, MOT, JCOT dan
ICOT.
B. SARAN-SARAN
1. Guru bahasa Inggris SMA diharapkan selalu merespon kritik-kritik dari berbagai
pihak dengan cara yang positif dan selalu bertindak profesioanl dalam mengelola
kelas, yakni tidak mudah menyalahkan siswa. Segala permasalahan yang terkait
dengan prestasi, motivasi siswa serta bahan ajar hendaknya diselesaikan dengan
cermat, analisis yang tepat untuk dapat mencapai pemecahan masalah secara
proposional
2. Guru bahasa Inggris SMA diharapkan selalu berusaha untuk mampu menganalisis
struktur teks, grammatical features dan vocabulary dari setiap jenis teks yang akan
33
diajarkan kepada siswa baik lisan maupun tulis. Dari hasil pemahaman itu
sederhana bagi anak sehingga dapa tmenimbulkan rasa senang baik bagi guru itu
3. Guru Bahasa Inggris SMA diharapkan terdorong untuk mempelajari strategi kogntif
secara lebih dalam lagi sehingga akhirnya akan mampu menemukan strategi
kognitif yang sangat sesuai dengan masing-masing siklus dan teks yang diajarkan
DAFTAR PUSTAKA
Degeng, Nyoman Sudana, Prof.Dr. (2005), Teori Belajar dan Pembelajaran Surabaya:
Departemen Pendidikan Nasional (2003) Kurikulum Bahasa Inggris SMA 2004, Jakarta:
http://chiron.valdosta.edu/whuitt/col/cogsys/construct.html.
Lado, Robert (1987). Lado English Series: Key to Pronunciation Symbol. Jakarta: PT.
Marsono, Bambang, H. Dr. MA. M.Sc.Ph.D, Catatan Seminar Sehari Tentang Cara
Oxford
English Course.
Pannen, Paulina, Dr. dan Malati, S, Ida, drh. M.Ed.. 1997. Strategi Kognitif
34
Rosenshine, Barak., (1997). The Case for Explicit, Teacherled, Cognitive Strategy
Instruction Paper presented at the annual meeting of the American Educational
Research Association, Chicago, IL. March 2428, 1997.
Reid, Bob, Dr. (2006). Cognitive Strategy Instruction Lincoln: Dept. of Special Ed &
35