You are on page 1of 25

Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: navigasi, cari

Model 3-dimensi dari heksana Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 (isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3). Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif, dan sering digunakan sebagai pelarut organik yang inert. Heksana juga umum terdapat pada bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil. Dalam keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air. Heksana memiliki lima isomer

n-heksana, CH3CH2CH2CH2CH2CH3, sebuah rantai lurus dari 6 atom karbon 2-metilpentana (isoheksana), CH3CH(CH3)CH2CH2CH3, rantai 5-karbon dengan cabang metil pada karbon kedua 3-metilpentana, CH3CH2CH(CH3)CH2CH3, rantai 5-karbon dengan cabang metil pada karbon ketiga 2,3-dimetilbutana, CH3CH(CH3)CH(CH3)CH3, rantai 4-karbon dengan dua cabang metil pada karbon kedua dan ketiga 2,2-dimetilbutana, CH3C(CH3)2CH2CH3, rantai 4-karbon dengan dua cabang metil pada karbon kedua. [1]

Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2n+2).

[sunting] Jenis hidrokarbon


Pada dasarnya terdapat tiga jenis hidrokarbon: 1. Hidrokarbon aromatik, mempunyai setidaknya satu cincin aromatik 2. Hidrokarbon jenuh, juga disebut alkana, yang tidak memiliki ikatan rangkap atau aromatik. 3. Hidrokarbon tak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap antara atomatom karbon, yang dibagi menjadi: o Alkena o Alkuna Tiap-tiap atom karbon tersebut dapat mengikat empat atom lain atau maksimum hanya 4 buah atom hidrogen. Jumlah atom hidrogen dapat ditentukan dari jenis hidrokarbonnya.

Alkana: CnH2n+2 Alkena: CnH2n Alkuna: CnH2n-2 Hidrokarbon siklis: CnH2n

Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah. Dijual sebagai bahan bakar, propana dikenal juga sebagai LPG (liquified petroleum gas gas petroleum cair) yang dapat berupa campuran dengan sejumlah kecil propena, butana, dan butena. Kadang ditambahkan juga etanetiol sebagai bahan pemberi bau agar dapat digunakan sebagai deteksi jika terjadi kebocoran. Di Amerika Utara, komposisi utama LPG adalah propana (paling tidak 90%), dengan tambahan butana dan propena. Ini adalah standar HD5, yang awalnya dibuat terutama untuk bahan bakar kendaraan.

propane

PENDAHULUAN Ahli Kimia melakukan sintesis senyawa di Laboratorium Kimia Organik. Ahli Kimia Industri mensintesis bahan kefarmasian, polimer (plastik), pestisida, zat warna, zat warna makanan dan baubauan, parfum, deterjen dan disinfektan. 3. Ahli Kimia Riset melakukan sintesis produk alam dimana strukturnya belum jelas, senyawa untuk penelitian mekanisme, zat antara yang mungkin dalam proses kimia dan biologi, beribu-ribu obat potensial untuk setiap orang yang digunakan dalam praktik pengobatan, dan bahkan senyawa yang berguna bagi sintesis organik 4. Sebelum dan selama sintesis ini, kelompok ahli kimia duduk mengitari papan tulis atau seonggok kertas, merencanakan kerja yang akan mereka lakukan. 5. Rute-rute yang mungkin ditulis digambar, dikritik, dimodifikasikan, atau ditinggalkan sampai suatu keputusan dicapai. 6. Rencana dicoba, dimodifikasi lagi, bila kelakuan senyawa dalam labu berubah menjadi berbeda dari apa yang diharapkan, sampai akhirnya diperoleh sukses. REAKSI DALAM KIMIA ORGANIK (Pelajari Kuliah K. Organik I) Suatu reaksi terjadi karena satu molekul atau lebih memiliki energi yang cukup (energi aktifasi) untuk memutuskan ikatan. Suatu ikatan kovalen A-B dapat diputus dalam dua cara yaitu : 1. Pemutusan heterolitik : suatu pemutusan yang menghasilkan ion-ion. 2. Pemutusan homolitik : suatu pemutusan yang menghasilkan radikal bebas. Dalam suatu reaksi ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu apa yang terjadi pada gugus fungsi dan sifat pereaksi yang menyerang. Ada tiga jenis pereaksi dalam reaksi organik : 1. Pereaksi elektrofil : pereaksi bermuatan positif, asam Lewis, karbokation (C+) dan oksidator (menerima elektron). 2. Pereaksi nukleofil : pereaksi yang bermuatan negatif, basa Lewis dan reduktor (memberi elektron). 3. Pereaksi radikal bebas : pereaksi yang mempunyai satu elektron tak berpasangan. JENIS REAKSI DAN PEREAKSI DALAM KIMIA ORGANIK A. REAKSI SUBSTITUSI 1. Reaksi Substitusi Nukleofil yaitu reaksi penggantian suatu gugus dengan gugus lain, dimana terjadi apabila gugus yang mengganti merupakan pereaksi nukleofil. Contoh : Reaksi Alkil Halida dan Turunan Asam Karboksilat 2. Reaksi Substitusi Elektrofil yaitu reaksi penggantian suatu gugus dengan gugus lain, dimana terjadi apabila gugus yang mengganti merupakan pereaksi elektrofil. Contoh : Reaksi Benzen 1. Nitrasi 2. Sulfonasi 3. Halogenasi 4. Alkilasi Friedel-Crafts 5. Asilasi Friedel-Crafts 3. Reaksi Substitusi Radikal bebas yaitu reaksi penggantian suatu gugus dengan gugus lain, dimana terjadi apabila gugus yang mengganti adalah radikal bebas. Contoh : Reaksi Hidrokarbon B. REAKSI ADISI 1. Reaksi Adisi Nukleofil yaitu reaksi penambahan suatu gugus ke suatu ikatan rangkap dan menghasilkan ikatan tunggal, dimana terjadi apabila gugus yang menyerang pertama kali ke suatu ikatan rangkap merupakan pereaksi nukleofil. Contoh : Reaksi Keton dan Aldehid 2. Reaksi Adisi Elektrofilik yaitu reaksi penambahan suatu gugus ke suatu ikatan rangkap dan menghasilkan ikatan tunggal, dimana terjadi apabila gugus yang menyerang pertama kali ke suatu ikatan rangkap merupakan pereaksi elektrofil. Contoh : Reaksi Alkena 3. Reaksi Adisi Radikal bebas yaitu reaksi penambahan suatu gugus ke suatu ikatan rangkap dan menghasilkan ikatan tunggal, dimana terjadi apabila gugus yang menyerang merupakan radikal bebas. Contoh : Reaksi Alkena C. REAKSI ELIMINASI Reaksi Eliminasi yaitu reaksi pengeluaran/pengurangan dua buah gugus dari ikatan tunggal membentuk ikatan rangkap. Contoh : Reaksi Alkohol dan Alkil Halida D. REAKSI OKSIDASI Reaksi Oksidasi yaitu reaksi yang menyangkut penambahan elektron valensi karbon. Contoh : Reaksi Alkohol, Alkil Benzen, dan Aldehid E. REAKSI REDUKSI Reaksi Reduksi yaitu reaksi yang menyangkut pengurangan elektron valensi karbon. Contoh : Reaksi Alkil Halida, Asam Klorida, Keton dan Asam Karboksilat F. REAKSI POLIMERISASI Reaksi Polimerisasi yaitu reaksi pengubahan dari monomer menjadi polimer oleh karena cahaya, radikal bebas, kation atau anion. Contoh : Reaksi monomer Alkena G. REAKSI? PENATAAN ULANG 1. 2.

Reaksi Penataan Ulang yaitu reaksi penataan kembali struktur molekul untuk membentuk struktur molekul baru yang berbeda dengan struktur molekul semula. Contoh : Reaksi Senyawa Aromatis

http://kimia.fmipa.unair.ac.id/kuliah/Kimia%20Organik%20Fisik/reaksi_adisi.html REAKSI ADISI REAKSI ADISI merupakan reaksi penambahan (pemasukan) gugus-gugus atau substituen tertentu terhadap ikatan rangkap atau electron sehingga menjadi ikatan tunggal
R C C H/R C O

Jenis-jenis Reaksi Adisi: 1. Adisi Elektrofilik 2. Adisi diene terkonyugasi 3. Reaksi Diels-Alder 4. Adisi Nukleofil Mekanisme reaksi adisi ada dua macam: 1. Mekanisme reaksi ionic 2. Mekanisme reaksi radikal MEKANISME REAKSI IONIK:

+ +H

Lambat
C H C

+ C

C
H

+ Nu

Cepat

Intermediet

Lambat
C C

Cepat Nu H

MEKANISME REAKSI RADIKAL: RO-OR (peroksida) RO + H-Br


H3C a H C

RO ROH + Br
CH2 + Br

H3C

H C

CH2

H3C

H C Br radikal 1o

CH2

Br radikal 2o produk a>b Reaksi H3C H C CH2 Br + H--Br

H3C

H C H

CH2 Br

Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya Reaksi Adisi: . Substituen pada system alkena . Kestabilan karbokation C+ . Induksi . Mesomeri . Hyperkonyugasi

1. ADISI ELEKTROFILIK Reaksi adisi elektrofilik terhadap senyawa tak jenuh (alkene dan alkuna) mudah terjadi apalagi dengan adanya katalis asam. Reaksi adisi elektrofilik suatu senyawa alkena dapat terjadi hal ini disebabkan ikatan dapat bereaksi dengan suatu elektrofil. Jadi ikatan rangkap bersifat sebagai nukleofil. Reaksi adisi elektrofilik secara umum:
E C C + E-Nu C C Nu

Mekanisme reaksi adisi elektrofilik:


E-Nu slow
+

E C C

E C

Nu

fast

E C C

Nu

Adisi elektrofilik senyawa hidrokarbon tak jenuh di atas dapat diterangkan dengan Hukum Markownikoff. Reaksi adisi elektrofil senyawa hidrokarbon tak jenuh menurut Markownikoff pada umumnya elektrofil akan terikat pada senyawa hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai atom H yang paling banyak. Hukum Markownikoff yang dibahas adalah alkena asimetris. Produk reaksi Markownikoff dipengaruhi oleh kestabilan ion

karbonium, hyperkonyugasi, induksi, dan mesomeri. Reaksi adisi elektrofilik terhadap alkene simetris akan menghasilkan produk tunggal. Misalnya senyawa etena direaksikan dengan asam klorida akan menghasilkan senyawa 1-kloroetana. Jenis reaksi adisi elektrofil terhadap alkena antara lain dengan senyawa: 1. HX 2. X2 3. H2O 4. BH3

REAKSI ADISI ELEKTROFIL HX


C C + H--Cl lambat cepat C C H + Cl-

lambat cepat

Cl C C H

H intermediet

Produk reaksi dipengaruhi oleh: 1. Kestabilan karbokation (C+) Karbokation 30 > 20 > 10
R R C 3
o

R R R C 2
o

H H R C 1
o

2. Hyperkonyugasi Produk reaksi dipengaruhi oleh banyaknya hyperkonyugasi, semakin banyak hyperkonyugasinya semakin stabil produknya. Kadang-kadang diikuti dengan reaksi penataan ulang terutama untuk kestabilan produk reaksi.

CH3 H3C C H H3C

CH3 C CH3

6 hyperkonyugasi

9 hyperkonyugasi

3. Faktor Induksi Faktor induksi merupakan substituen yang terikat pada ikatan rangkap C=C. Faktor induksi terdiri dari faktor induksi + I (pendorong electron) dan I (penarik electron). Semakin banyak gugus pendorong electron yang terikat pada ikatan rangkap akan mengakibatkan atom C lebih bermuatan negatif sehingga mudah bereaksi dengan H+ dari HCl. Hal ini kebalikan dari + I jika substituen yang terikat pada C=C menarik electron.
H3C C H3C lambat cepat C H Cl H3C C CH3 CH3 C H H CH3 + H--Cl H3C H3C C C CH3 H3C lambat C cepat H3C CH3 C H
H + Cl

H H intermediet

Ket. Substituen CH3 merupakan faktor induksi +I (gugus pendorong electron)

F3C C H C

H + H--Cl H

F3C C H C

H H intermediet

F3C lambat C cepat H

H C H + Cl-

H karbokation 2o 3 hyperkonyugasi

H F3C C

H C H + Cl-

H karbokation 1o 2 hyperkonyugasi F3C C H H C H H F3C C H H C


H + Cl H + Cl

Cl F3C C H H F3C C H

H C H H C Cl H H

H C Cl H

Cl

H C H H

Produk :

F3C

C H

>

F3C

C H

Ket. Dalam reaksi ini factor induksi I (gugus penarik electron) dari F jauh lebih berperan daripada karbokation dan hyperkonyugasi. 4. Mesomeri Mesomeri terjadi karena adanya perpindahan electron atau terjadinya resonansi substituen yang terikat pada aromatik. Mesomeri terdiri dari +M (electron diberikan kepada system aromatis) sedangkan M (electron diambil system aromatis). Ntuk lebih jelas lihat keterangan penjelasan mesomeri pada kuliah sifat intramolekular. +M : O- > OR

-M:

N R

> Contoh Soal 1: Tuliskan mekanisme reaksi adisi senyawa 2-metil-propena jika direaksikan dengan asam klorida dan jelaskan faktor yang mempengaruhi jalannya reaksi.
H3C C H3C C H H + H--Cl H3C H3C C C H lambat C cepat H3C H C
H + Cl

B H3C

H H intermediet

H H3C C

H C
H + Cl

H karbokation 3o 9 hyperkonyugasi

CH3 karbokation 2o 1 hyperkonyugasi

CH3 H3C C Cl

H C H H

H H3C C CH3

Cl C H H

2-kloro-2-metilpropana

1-kloro-2-metilpropana

Ket: Produk senyawa 2-kloro-2-metilpropana> 1-kloro-2-metilpropana, hal ini disebabkan pada pembentukan ion karbonium B mempunyai karbokation 3 o dan mempunyai 9 hyperkonyugasi sedangkan A mempunyai karbokation 2 o dan mempunyai satu 1 hyperkonyugasi, selain itu factor +I dari metil sebagai pendorong electron membuat atom C menjadi lebih elektropositif sehingga mempermudah terbentuknya ion karbonium. Contoh soal 2: Tentukan mekanisme reasksi 3,3-dimetil-1-butena jika direaksikan dengan asam klorida

CH3 H H3C C CH3 C CH2 + H-Cl H3C

CH3 H C CH3 C H CH2

CH3 H

H3C

CH2

b
CH3 H H3C C C CH2

H CH3 karbokation 2o hyperkonyugasi 3

penataan ulang

CH3 H karbokation 1o hyperkonyugasi 2 H3C H3C C

H C H3C CH2 H

karbokation 3o hyperkonyugasi 7

Cl CH2 H + ClH3C H3C C

H C H3C CH2 H

H3C H3C

C H3C

CH3 H

CH3 H
CH2 + Cl

H3C

C CH3

H3C

CH2 H

CH3 Cl CH3 H

CH3 H

H3C

CH2

+ Cl

H3C

CH2Cl

CH3 H

CH3 H

Ket: Produk c > a > b, hal ini disebabkan adanya reaksi penataan ulang yang mengakibatkan karbokation dan hyperkonyugasi lebih stabil daripada a dan b. Produk a > b karena karbokation dan hyperkonyugasi senyawa a lebih stabil daripada b. Reaksi adisi elektrofilik senyawa alkuna dengan HX, reaksinya identik dengan alkena mengikuti aturan Markownikoff dimana senyawa alkuna dengan HX membentuk senyawa alkena kemudian pembentukan senyawa alkana.

ClR C CH + H-Cl
+

Cl CH H R C CH H

C H +

CH

Selanjutnya senyawa alkena yang terbentuk dengan HX akan membentuk senyawa alkana mengikuti aturan Markownikoff menghasilkan senyawa alkana. REAKSI ADISI ELEKTROFIL X2 Cl2 dan Br2 merupakan adisi halogen yang sering digunakan pada senyawa ikatan rangkap tak jenuh. Senyawa X2 di atas sering digunakan untuk uji kualitatif senyawa alkena dan alkuna di laboratorium, mis. Br2 dalam CCl4 . Reaksi ini positif ditandai dengan hilangnya warna Br2. F2 dan I2 bukan pereaksi yang berguna dalam reaksi adisi ikatan rangkap tak jenuh. Flour mudah meledak dalam senyawa organic sedangkan I2 memang dapat mengadisi ikatan rangkap, tetapi produk 1,2-diodoalkana tidak stabil mudah melepaskan I2 dan menbentuk kembali senyawa alkena. Reaksi adisi elektrofil X2 dengan alkena menghasilkan dibromoalkana. Hasil reaksi ini merupakan suatu anti-adisi (posisi X dalambentuk trans/bersebrangan).
Br-Br slow
+

Br C C

Br C

Br

fast

Br C C Br

anti-adisi

: Reaksi siklopentena dengan Cl2 menghasilkan


Cl + Cl2

senyawa

trans-1,2-

diklorosiklopentana.
Cl

+
Cl Cl trans-1,2-dikloropentana

REAKSI ADISI ELEKTROFIL H2O Reaksi adisi elektrofil senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan air menggunakan katalis asam sebaiknya tidak menggunakan asam HX karena selain menghasilkan senyawa alcohol (senyawa target) juga menghasilkan senyawa alkyl halide. Untuk menghindari hal di atas sebaiknya menggunakan asam sulfat H 2SO4. Reaksi adisi elektrofil ini mengikuti aturan Markownikoff dapat dijelaskan sebagai berikut:
H+ R C R C R slow H
+ H-O-H +

H R R C C R H R R

H R H

H2+O R R C C

H H R - H+

HO R C R C

H R H

REAKSI ADISI BORANA Diborana (B2H6) adalah suatu gas racun yang dibuat dari reaksi antara natrium borohidrida dan boron trifluorida ( 3 NaBH4 + 4 BF3 2 B2H6 + 3 NaBF4). Dalam pelarut eter, diborana terdissosiasi menjadi BH3 (borana) yang disolvasi oleh molekul eter; (CH3CH2)2O----BH3. Borana bereaksi dengan cepat dan kuantitatif dengan alkena membentuk organoborana (R3B). Reaksi adisi elektrofil borana berbeda dengan adisi elektrofil di atas, jika sebelumnya reaksi adisi elektrofil mengikuti aturan Markownikoff. Reaksi adisi borana malahan sebaliknya dimana ion hidrida H- berfungsi sebagai nukleofil yang hasil produk reaksi merupakan anti-Markownikoff. Reaksi BH3 dengan suatu alkena akan menhasilkan alkyl borana. Rendemen reaksi dipengaruhi oleh gugus alkyl yang terikat pada ikatan rangkap, alkene yang substituen halangan ruangnya besar akan menghasilkan rendemen yang lebih tinggi, semakin besar halangan ruangnya maka rendemennya semakin tinggi. Mekanisme reaksi adisi borana:

H H B H

CH3 H

HH B H H

CH3

CH3 H2B H

intermediet

Bila borana mengadisi ikatan rangkap, atom boron dan ion hidrida akan terikat pada kedua atom karbon ikatan rangkap secara serempak. Hasilnya B dan H ditambahkan dari satu sisi dari ikatan rangkap itu. Reaksi jika dua spesi mengadisi pada satu sisi disebut cis-adisi atau sin-adisi (sin seperti cis, berarti satu sisi atau muka yang sama). Organoborana mudah dioksidasi menjadi alcohol oleh hydrogen peroksida H 2O2 dalam suasana basa.
H2O2
-

OH H HO H CH3

CH3 H2B H

REAKSI ADISI HIDROGEN HALIDA ANTI MARKOWNIKOFF Reaksi adisi anti Markownikoff produk reaksinya tergantung kepada kestabilan radikal bebasnya (3o > 2o > 1o karbokation). Jadi produk reaksinya bisa sama atau tidak sama dengan reaksi adisi Markownikoff. Reaksi adisi hydrogen halida anti Markownikoff hanya menggunakan asam bromida HBr sedangkan Markownikoff bisa menggunakan HBr, HCl dan HI. Yang membedakan kedua reaksi tersebut adalah pada reaksi adisi anti Markownikoff HBr terlebih dahulu bereaksi dengan peroksida sehingga membentuk radikal bebas.

Reaksi: RO-OR (peroksida) RO

RO + H-Br
H3C a H C

ROH + Br
CH2 + Br

H3C

H C

CH2

H3C

H C Br radikal 1o

CH2

Br radikal 2o produk a>b Reaksi H3C H C CH2 Br + H--Br

H3C

H C H

CH2 Br

Ket: Produk reaksi radikal 2o (1-bromopropana) lebih besar daripada 2-bromopropana

2. ADISI DIENA KONYUGASI Reaksi adisi diena konyugasi terdiri atas adisi 1,2 dan adisi 1,4. Senyawa diena terkonyugasi dengan HX, mekanisme reaksinya identik dengan reaksi adisi elektrofil suatu alkena. Reaksi adisi 1,4 merupakan perpanjangan langsung dari adisi 1,2. Karbokation yang terbentuk distabilkan resonansi. Atom pada karbon C-2 dan C-4 terdapat muatan positif parsial. Serangan pada karbon C-4 akan menghasilkan produk adisi 1,4. Senyawa 1,3-butadiena merupakan diena terkonyugasi yang sederhana, jika direaksikan dengan HX atau HX dapat menghasilkan reaksi adisi 1,2 dan 1,4. Mekanisme

reaksi adisi 1,2

menghasilkan senyawa 3-kloro-1-butena dan 1,4 dengan HX

menghasilkan senyawa 1-kloro-2-butena adalah sebagai berikut: Reaksi adisi 1,2


H2C H C H C CH2 + H+ H2C H C H C H + CH2 H2C H C
X H C CH2 + H

Cl H2C H C H C CH3

Reaksi 1,4
H2C H C H C CH2 + H+ H2C H C H C H + H2C Cl H C H C CH3 CH2 H2C H C H C + CH2 H H2C+
-

H C

H C

CH3

Cl

Reaksi senyawa 1,3-butadiena dengan asam bromide HBr menghasilkan campuran reaksi adisi 1,2 dan 1,4. Persentase produk reaksi yang terbentuk tergantung pada suhu reaksi.
H2C -80oC H2C H C H C CH2 + HBr Br H C H C Br CH3

+ H2C CH
H 80%

H C

CH2

20%

40oC H2C Br

H C

H C

Br CH3

+ H2C CH
H 20%

H C

CH2

80%

Pada suhu rendah, reaksi menghasilkan lebih banyak produk adisi 1,2 hal ini disebabkan energi aktivasi lebih rendah (karena karkation 2o> 1o). Pada suhu tinggi makin banyak molekul yang mampu mencapai keadaan transisi yang lebih tinggi. Keadaan ini menyebabkan produk adisi 1,4 lebih banyak. Produk adisi 1,2 dan 1,4 suatu diene terkonyugasi tergantung substituen alkyl yang terikat pada ikatan rangkap, dimana semakin besar gugus alkyl yang terikat produk adisi 1,2 >1,4 hal ini disebabkan karbokation alilik yang terbentuk distabilkan oleh resonansi. Senyawa 1,3-pentadiena dengan HCl akan menghasilkan senyawa 3-kloro-1-

pentena>4-kloro-1-pentena

H3C H3C HC H C H C CH2 + HBr H3C CH H + H C H C CH2

+ C H

H C H

H C

CH2

H3C CH

H H C C + H lebih stabil

CH2

3. REAKSI DIELS-ALDER Reaksi adisi 1,4 yang penting dalam sintesis organik adalah reaksi Diels-Alder yang merupakan pembentukan senyawa siklik dari senyawa asiklik. Reaksi ini adalah reaksi antara suatu diena dengan dienofil menghasilkan produk cincin-enam.

diena

dienofil

diena

dienofil

Dalam reaksi Diels-Alder, diena harus memiliki konformasi cis bukan dalam bentuk trans. Diena dalam bentuk trans tidak dapat bereaksi. Beberapa cis-diena yang sering digunakan dalam suatu reaksi Diels-Alder.
O

Reaksi Diels-Alder akan lebih mudah terbentuk jika dienofil mengandung substituen yang dapat menarik electron (EWG, electron with-drawing group). Pada umumnya substituen EWG dienofil tersebut mempunyai gugus karbonil atau turunan asam karboksilat. Beberapa dienofil yang sering digunakan dalam reaksi Diels-Alder:
O O C H O C CN OCH2CH3 O

Reaksi diena dengan dienofil dengan substituen EWG di bawah ini:


O O C OCH3 C OCH3

Berbagai jenis reaksi adisi elektrofilik senyawa hidrokarbon tak jenuh yang sering digunakan dalam sintesis organic: Gugus Reaksi Adisi
H C C
CH3 (2) H2O2, OH(1) B 2H6

Example
H3 O+ H2 O H H C C
CH3 OH

Fungsi Alkohol Acid-catalyzed of an alkene Hydroborationoxidation

OH

Oxymercurationdemercuration Alkil halida Electrophilic hydrohagenation Peroxide-initited radical Sikloheksena hydrobromination Diels-Alder reaction
O C

Hg(OAc)2 H2O

NaBH4

HO C C

H C C

HCl

H H C C Cl

HBr Et 2O,peroxides

Br
O C OCH3

OCH3

Dihalida, Electrophilic vicinal halogen


C C

Br Br2 CH2Cl2
HBr Br C C H

Br
+
Br C C H HBr Br Br C C H H

Dihalida, Hydrohalogenati-on geminal of an alkyne Epoxide Peracid oxidation of an alkene 1,2glycol Osmonium tetroxide oxidation of an alkene

O O O H O OH OsO4(cat) K3Fe(CN)5 N OH

Permanganate oxidation of an alkene Carbonil Ozonationreduction (ozonolysis) of an alkene 4. ADISI NUKLEOFIL


(1) O 3

OH KMnO4 NaOH HO O
(2)Zn, HOAc
H

+ O

Reaksi adisi nukleofil dapat terjadi pada senyawa karbonil (aldehid dan keton). Reaktivitas karbonil dalam reaksi adisi disebabkan oleh banyaknya muatan positif pada karbon karbonil. Semakin besar muatan tersebut senyawa akan semakin reaktif. Gugus

karbonil distabilkan oleh gugus alkilnya, semakin besar gugus alkilnya semakin sulit untuk melakukan reaksi adisi nukleofilik. Muatan positif senyawa karbonil mudah diserang oleh suatu nukleofil, jika gugus alkilnya besar maka factor induksi +I muatan positif akan berkurang sehingga sulit untuk melakukan reaksi adisi nukleofil. Jika substituen mempunyai factor I (menarik elektro) maka muatan positif parsial akan semakin besar sehingga mudah bereaksi adisi nukleofil.
O O

Reaktivitas senyawa-senyawa karbonil dapat di lihat pada senyawa di bawah ini:


O R H O O O O O NR2 R

>
R R

>
R

>
SR R

>
R OR

>

O-

Jenis reaksi adisi nukleofil senyawa karbonil: 1. Adisi heteroatom nukleofil 2. Adisi karbon nukleofil

ADISI HETEROATOM NUKLEOFILIK Titik pusat reaktivitas senyawa karbonil terletak pada ikatan phi gugus karbonilnya. Reaksi adisi heteroatom nukleofil:

E O

E O

Nu

Nu

Dari reaksi diatas, pada umumnya elektrofil adalah ion H+ sedangkan nukleofil merupakan atom heterogen.
+H

H O O

Nu

Nu

Produk reaksi adisi heteroatom nukleofil antara lain pembentukan: 1. Hidrat 2. Hemiketal dan asetal 3. Imine dan enamin 4. Alkohol Pembentukan Hidrat Air dapat mengadisi senyawa karbonil membentuk suatu 1,1-diol yang disebut dengan gem diol atau hidrat.Reaksi karbonil dengan air merupakan reaksi yang reversible. Hidrat kloral lebih stabil daripada hidrat formaldehid (formalin) dan formalin lebih stabil daripada hidrat aseton. Kestabilan hidrat dipengaruhi oleh factor induksi. Atom Cl yang terikat pada alkyl merupakan gugus penarik electron (-I) sehingga atom C karbonil lebih bermuatan positif daripada senyawa karbonil di atas. Hidrat formaldehid lebih stabil daripada hidrat aseton, hal ini dipengaruhi oleh gugus alkyl dimana aseton mempunyai dua gugus metal sedangkan formaldehid mempunyai satu gugus metal dimana gugus metal CH3 merupakan gugus pendorong electron +I sehingga atom C karbonil kurang bermuatan positif. Mekanisme reaksi pembentukan hidrat:

+H

H O +H
+

H O -H
+

O Cl3C H Cl3C

OH H OH2 Cl3C C OH H

Cl3C

H-O-H

Penggunaan reaksi adisi nukleofil dalam berbagai sintesa organic: Pembentukan Hemiasetal dan asetal Reaksi Adisi nukleofil Karbonil dengan alcohol dalam suasana asam Reaksi Cannizzarro Alkohol Karbonil dengan ion hidroksida Reduksi karbonil
R O LiAlH4 R R R O LiAlH4 H R
C O H C OHR O +H H
' +

Example
OR' R OH R C OH O OH H +H
+

OR' R'OH R C OR' CH2OH H

+
H C OH H C OH H N R H

Imine

Karbonil dengan amonia

O NH3 R O R2NH

Enamin

Karbonil dengan amina 1 dan 2


o o

R N

Hidrazon

Karbonil dengan hidrazin

O NH2NH2

NH2

Oksim

Karbonil dengan hidroksilamin

O NH2OH

OH

ADISI KARBON NUKLEOFIL Senyawa karbonil dengan asam sianida membentuk suatu sianohidrin, reaksi adisi ini dikenal dengan nama reaksi adisi nukleofil. Pada prinsipnya mekanisme reaksi adisi karbon nukleofil identik dengan reaksi adisi heteroatom nukleofil.
O HCN
-

OH+

OH C

CN

CN

Senyawa karbonil dengan senyawa organo logam (Mis. Pereaksi Grignard RMgX) menghasilkan senyawa alcohol 1o untuk senyawa formaldehid, alcohol 2o untuk senyawa aldehid sedangkan alcohol 3o untuk senyawa keton dan senyawa turunan asam karboksilat. Senyawa dienon atau senyawa karbonil --tak jenuh dapat diserang oleh suatu nukleofilik menghasilkan reaksi adisi 1,2 nukleofilik dan reaksi adisi 1,4 nukleofilik. Senyawa 3-buten-2-on dengan HCN menghasikan reaksi adisi 1,2 nukleofil (reaksi ini identik dengan pembentukan senyawa sianohidrin) dan reaksi adisi1,4 nukleofil. Dalam hal ini ion CN- bertindak sebagai nukleofil yang menyerang atom karbon karbonil pada reaksi adisi1,2 dan menyerang karbon C- pada reaksi adisi1,4 nukleofil.
O1 H2C 4 H C 3 C 2 CH3

Reaksi adisi 1,2


O H2C H C C CH3 + CN
-

OH2C H C C CN CH3

OH HCN H2C H C C CN CH3

Reaksi adisi1,4
CNO H2C H C C CH3 H2C CN H C OC CH3 HCN H C OH C CH3

H2C CN

suatu enol

H2C CN

H2 C

O C CH3

Reaksi adisi 1,2 dan adisi 1,4 diantara keduanya mana yang paling dominant?. Jika halangan sterik disekitar ikatan rangkap dan karbonil maka nukleofil akan menyerang yang halangan ruangnya paling kecil. Aldehid kurang terintangi dibandingkan keton maka gugus karbonil pada aldehid akan diserang oleh nukleofil.
(H3C)2C H C O C H H2C C CH3
serangan Nu
-

O C CH2CH3

serangan Nu-

Nukleofil yang bersifat basa kuat (Mis. RMgX atau LiAlH 4) lebih menyukai reaksi adisi 1,2 sedangkan basa yang lebih lemah (Mis. CN- atau R2NH) biasanya reaksi 1,4.

SENYAWA AROMATIS
Senyawa aromatis adalah senyawa bensena atau senyawa yang mempunyai sifat kimia seperti bensena.

KESTABILAN BENSENA Tidak seperti senyawa-senyawa yang mengandung ikatan rangkap lainnya, bensena lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada adisi. Hal ini dapat dilihat dari data berikut.

Reagen
KMnO4 encer Br2/CCl4 (dlm gelap) HI H2 + Ni

Sikloheksena
Terjadi Oksidasi, cepat Terjadi Adisi, cepat Terjadi Adisi, cepat Terjadi hidrogenasi, 25oC, 20 lb/in.2

Bensena
Tidak bereaksi

Tidak bereaksi Tidak bereaksi Terjadi hidrogenasi, lambat, 100-200oC, 1500 lb/in.2

You might also like