You are on page 1of 6

III.

UNDANG-UNDANG DASAR Undang-Undang Dasar (CONSTITUTION)


Istilah Undang-undang dasar adalah kita langsung membayangkan suatu Naskah tertulis, karena semua undang-undang merupakan hal yang tertulis. Padahal istilah Contitution banyak Sarjana Ilmu Politik merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis, maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara suatu Pemerintah diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Penyusun Undang-undang Dasar 1945 menganut pikiran sama, sebab dalam penjelasan Undang-undang Dasar 1945 dikatakan Undang-undang Dasar suatu Negara ialah hanya sebagian Hukumnya Dasar Negara, Undang-undang Dasar ialah Hukum Dasar Tertulis. Menurut Sarjana Hukum E.C.S VRADE (Dalam Buku Constitutional Law, Undang-undang Dasar adalah Naskah yang memaparkan Rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan Pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut). Jadi pada pokoknya dasar dari setiap Sistem Pemerintahan diatur dalam suatu Undang-undang Dasar. Bagi mereka yang memandang Negara dari sudut kekuasaan dan menganggapnya sebagai organisasi kekuasaan, maka Undangundang Dasar dapat dipandang sebagai Lembaga atau kumpulan azas yangmenerapkan bagaimana kekuasaan dibagi antara beberapa Lembaga Kenegaraan, misalnya antara Badan Legislatif, Badan Eksekutif dan Badan Yudikatif, Undang-undang Dasar menekankan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan itu kerja sama menyesuaikan diri satu sama lain; Undang-undang Dasar merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu Negara.

Setiap Undang-undang Dasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai :


1.

Organisasi Negara, misalna pembagian kekuasaan antara Badan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif. Hak-hak azasi manusia (biasanya disebut Bill Of Rights kalau berbentuk Naskah sendiri). Prosedur mengubah Undang-undang Dasar.

2.

3.

Mukadimah Undang-undang Dasar 1945 menjelaskan sebagai berikut Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah Hak Segala Bangsa , supaya kehidupan kebangsaan yang bebas, maka Rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA Yang ditegaskan dalam Undang-undang Dasar ialah :


1.

Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas Hukum (Rechstaat)

Negara Indonesia berdasarkan atas Hukum (Rechstaat) tidak berdasarkan atas Kekuasaan Belaka (Machstaat).
2.

Sistem Konstitusional Konsitusi (Hukum

Pemerintah berdasarkan atas Sistem tidak bersifat Absolutisme

Dasar)

(Kekuasaan yang tidak terbatas)


3.

Kekuasaan Negara yang tertinggi ditangan MPR (Die Gesamite Staatscewait Liegt Alcan Dei Der Majelis). Presiden ialah penyelenggara Pemerintah Negara yang tertinggi dibawah Majelis. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Menteri Negara ialah pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas Meskipun Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, ia bukan Diktator artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Diatas telah ditegaskan, bahwa ia bertanggung jawab kepada

4.

5.

6.

7.

MPR. Kecuali itu ia harus memperhatikan sungguh-sungguh DPR.

Di Indonesia kita telah melalui empat tahap perkembangan Undang-undang Dasar, yaitu :
1.

Tahun 1945 (Undang-undang Dasar Republik Indonesia yang De Facto hanya berlaku di Jawa, Madura dan Sumatera). Tahun 1949 (UUDRIS) yang De Facto berlaku diseluruh Indoensia, kecuali Irian Barat.

2.

3.

Tahun 1950 (UUD Negara Kesatuan, yang De Facto berlaku di Indonesia, kecuali Irian Barat). Tahun 1959 (UUD Republik Indonesia 1945) dengan Demokrasi Terpimpin, disusun Demokrasi Pancasila. Undang-undang ini mulai 1963 berlaku di seluruh Indonesia, termasuk Irian Barat.

4.

Akan tetapi ditinjau dari sudut perkembangan Demokrasi sejarah Republik Indonesia dapatlah kiranya dibagi tiga tahap, yaitu :
1.

Masa 1945 1959 sebagai Republik Indonesia Ke I (Demokrasi Parlementer) yang tiga Undang-undang dasar berturut-turut, yaitu 1945, 1949 dan 1950). Masa 1959 1965 sebagai Republik Indonesia Ke II (Demokrasi Terpimpin) yang didasari Undang-undang Dasar 1945. Masa 1965 sampai sekarang sebagai Republik Indonesia Ke III (Demokrasi Pancasila) yang didasari Undang-undang Dasar 1945.

2.

3.

PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945


Pada tanggal 28 Mei 1945 Pemerintah Balatentara Jepang melantik Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (B.P.U.P.K.I) beranggotakan 62 orang dengan Dr. KRT. Radjiman sebagai Ketua dan R.P. Saroso sebagai Wakil Ketua. Sidang Badan Penyidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia itu dapat dibagi dalam dua Masa Sidang Pertama dari

tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 juni 1945 dan Masa Sidang Kedua dari tanggal 10 juli 1945 sampai 17 Juli 1945.
-

Undang-undang Dasar Indonesia Sejarah ketatanegaraan Indonesia di temukan bahwa banyak ketentuan konstitusional terdapat diluar Naskah Undang-undang yang tertulis. Beberapa kejadian dapat disebut dibawah ini
1.

Dari Agustus 1945 sampai akhir 1949 berlakukah Undangundang Dasar 1945 Menurut ketentuan Undang-undang dasar ini Sistem Pemerintahan Indonesia bersifat Presidentil (artinya para Menteri tidak bertanggung jawab kepada Badan Legislatif hanyua bertindak sebagai pembantu Presiden. Sistem Pemerintahan Parlementer, artinya untuk memusatkan kembali kekuasaan di tangan Presiden. Undang-undang Dasar 1945, maupun Undang-undang Dasar 1949 dan 1950 tidak menyebutkan adanya Partai Politik, sedangkan justru pada masa itu (1945-1959) Partai-partai Politik memainkan peranan penting dalam perkembangan Indonesia.

2.

3.

Baik Undang-undang Dasar 1945, maupun Undang-undang Dasar 1949 dan Undang-undang Dasar 1950 boleh dinamakan Undangundang kaku menurut Perumusan C.F Strong, karena prosedur mengadakan perubahan atas Undang-undang Dasar adalah berbeda dengan prosedur membuat Undang-undang. Hal itu dapat kita saksikan sebagai berikut :
a.

Menurut UUD 1945 (Pasal 37) untuk mengubah UUD sekurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR harus hadir, sedangkan prosedur pembuatan Undang-undang dilakukan Presiden dengan Pimpinan DPR (Pasal 5).
5

b.

Menurut ketentuan Pasal 190 UUD 1949 (RIS) baik Surat maupun DPR mempunyai wewenang untuk mengadakan perubahan-perubahan UUD, sedang ketentuan bahwa sekurangkurangnyha 2/3 dari jumlah anggota sidang harus hadir. Menurut ketentuan Pasal 140 Undang-undang Dasar 1950 , wewenang untuk mengadakan perubahan Undang-undang Dasar diberikan kepada suatu Badan Majelis Perubahan U.U.D. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan sengaja Undang-

c.

undang Dasar kita dibuat singkat dan supel, agar tidak lekas usang, bagaimanapun juga, perumusan Undang-undang Dsar 1945 cukup memberi kerangka konstitusionil untuk dipakai dalam menghadapi masa depan.

You might also like