You are on page 1of 2

Tradisi fenomenologis menurut beberapa tokoh Teori fenomenologis melihat interpretasi sebagai sebuah proses pemahamanyang sadar dan

hati-hati. Fenomenologis secara harafiah berarti penelitian tentang pengalaman sadar, dimana interpretasi mengambil peranan yang penting. Hermeneutika, diartikan sebagai penafsiran naskah yang sengaja dan hatihati, merupakan dasar bagi tradisi fenomenologis dalam penelitian pesan. Paul Ricoeur Paul Ricoeur merupakan ahli teori tentang penafsiran yang sangat bergantung pada tradisi fenomenologis dan hermeneutika. Walaupun ia menyadari kemampuan berbicara telah di rekam, hal tersebut di pisahkan dari pembicaranya dan situasi hal tersebut di hasilkan. Ricoeur juga menyebut pemisahan naskan dari situasi sebagai pembedaan (distanciation). Naskah memiliki makna yang berbeda dari maksud penulisan sebenarnya. Dengan demikian, makna sebuah naskah mengacu pada keseluruhan pola yang terbentuk oleh semua penafsiran yang merupakan bagian dari pemaknaannya. Pemahaman adalah sintetis, digunakan untuk kejadian-kejadian yang berhubungan dengan keseluruhan penafsiran. Ricoeur juga setuju bahwa ada hubungan yang intim antara naskah dan juru bahasa. Naskah bisa berbicara dan mengubah juru bahasa. Ricoeur menyebut keterbukaan terhadap makna dari sebuah naskah sebagai pemberian (appropriation).

Stanley Fish Mengambil cara yang sangat berbeda dari Ricoeur, Fish menyangkal bahwa semua makna dapat di temukan dalam naskah. Baginya, makna terletak dalam pembaca, yang merujuk pada penyebutan karya Fish yang paling berhunungan teori respon pembaca (reader response theory). Jelasnya, naskah merangsang pembacaan yang aktif, tetapi pembaca sendiri, bukan naskahnya yang memberikan maknanya. Ricoeur dan Fish setuju bahwa penulis naskah bukanlah sumber makna. Mereka sangat tidak setuju tentang peranan naskah. Ricoeur dan Fish sama-sama menggunakan lingkaran hermeneutika, tetapi mereka menekankan hal-hal yang sedikit berbeda dalam melakukannya.

Hans-George Gadamer Hans-George Gadamer, seorang anak asuh dari Martin Heidegger, menyatakan bahwa individu tidak berdiri terpisan dari segala sesuatu untuk menganalisis dan menafsirkannya; malahan, kita menafsirkan secara alami sebagai bagian dari keberadaan kita sehari-hari. Kita tidak dapat menjadi manusia tanpa menafsirkan. Itu berarti bahwa pengalaman kita dan dunia yang kita tafsirkan terjalin sangat erat dan sebenarnya merupakan sesuatu yang sama. Prinsip utama teori Gadamer adalah bahwa seseorang selalu memahami pengalaman dari sudut pandang perkiraan atau asumsi. Pengalaman, sejarah, dan tradisi memberkan cara-cara memahami segala sesuatu serta kita tidak dapat memisahkan diri dari kerangka interpretative tersebut. Bagi Gadamer, penafsiran kejadian-kejadian dan objek-objek historis, termasuk naskah-naskah dipertinggi oleh jarak sejarahnya. Ia menyatakan bahwa pemahaman sebuah naskah melibatkan penglihatan pada makna-makna yang menyokong naskah tersebut dalam sebuah tradisi dan terpisah dari maksud pelaku komunikasi yang sebenarnya.

You might also like