You are on page 1of 12

1.

Metodologi Penelitian

A. Jenis Penelitian Penelitian tentang perilaku konsumen dalam menggunakan produk skin care ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian. Penelitian deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik. B. Data dan Sumber Data 1. Data Primer Secara Kuantitatif: Pembagian kuesioner dengan terlebih dahulu memilih sumber (responden) dan lokasi penelitian. Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut fakta dan pendapat responden, sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab dengan memilih dari sejumlah alternatif. Peneliti menggunakan data ini untuk mengetahui informasi langsung mengenai perilaku konsumen terhadap penggunaan produk skin care. 2. Data Sekunder Studi Literature: Peneliti menggunakan data sekunder dari buku wajib Pengantar Manajemen Pemasaran , Cannon, J.P., Perreault, W.D., McCarthy, E.J., Basic Marketing, A global-managerial Approach, 18th. Ed., Irwin McGraw-Hill (2011) untuk menganalisis dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui kuisioner.

BAB II Perilaku Konsumen Terhadap Penggunaan Produk Skin Care

2.1

Proses Pengumpulan Data Data kuisioner diisi oleh 15 responden perempuan di sekitar tempat penjualan produk

skin care di salah satu tempat perbelanjaan di Depok. Pemilihan responden perempuan dilakukan secara random/acak. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah angket. Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :

Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.

Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

Referensi : Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

2.2

Alasan Menggunakan Skin Care A. Motivasi Konsumen Membeli Produk Perilaku konsumen bervariasi dalam pembelian dari satu target pasar ke target lain,

sehingga tidak praktis untuk mencoba menulis semua kemungkinan untuk setiap situasi. Misalnya, bagaimana dan mengapa konsumen membeli suatu merek tertentu atau minuman ringan mungkin berbeda dari bagaimana konsumen yang sama membeli sebuah Ipod Touch. Demikian juga, pelanggan di negara yang berbeda bereaksi secara berbeda terhadap pemasaran produk. Meski begitu, ada prinsip perilaku umum -frameworks- yang dapat diterapkan manajer pemasaran untuk lebih memahami secara sepesifik target pasar mereka. Gambar 2.1 Model Pengaruh-Pengaruh Terhadap Perilaku Konsumen Marketing Mix Stimulan Lain

Kebutuhan Ekonomi - Ekonomi pembelian - Kenyamanan - Efisiensi - Ketergantungan

Variabel Psikologis - Motivasi - Persepsi - Pembelajaran - Sikap - Kepribadian/ gaya hidup

Pengaruh Sosial - Keluarga - Kelas Sosial - Grup Referensi - Budaya

Situasi Pembelian - Alasan Membeli - Waktu - Keadaaan Sekitar

Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen

Konsumen Membeli/Tidak Membeli (Respon)

1. Kebutuhan Ekonomi Kebanyakan ekonomi berasumsi bahwa konsumen adalah economic buyers orang orang yang mengetahui semua fakta logis dalam membandingkan pilihan untuk mendapatkan kepuasan terbesar dengan menghabiskan waktu dan uang mereka. Teori economic-buyer mengasumsikan bahwa ekonomi yang paling membutuhkan panduan perilaku konsumen. Kebutuhan ekonomi fokus dalam membuat penggunaan terbaik dari waktu dan uang konsumen sebagaimana konsumen menilai itu. Beberapa konsumen mencari harga terendah. Yang lainnya bersedia membayar ekstra untuk

kenyamanan, dan lain-lain mungkin mengutamakan harga dan kualitas untuk nilai terbaik. Beberapa kebutuhan ekonomi adalah: Ekonomi pembelian atau penggunaan Kemudahan Efisiensi dalam operasi atau penggunaan Keandalan dalam penggunaan Peningkatan penghasilan

2. Pengaruh Psikologis Dalam Individu Semua orang termotivasi oleh kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah kekuatan dasar yang memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. beberapa kebutuhan melibatkan kesejahteraan fisik, pandangan individu lain terhadap diri seseorang dan hubungan dengan orang lain. Kebutuhan lebih mendasar daripada keinginan. Keinginan adalah "kebutuhan" yang dipelajari selama hidup seseorang. Sebagai contoh, setiap orang membutuhkan air atau beberapa jenis cairan, tetapi beberapa orang juga belajar untuk menginginkan Clearly Canadians rasa raspberry. Saat kebutuhan tidak terpuaskan, muncul dorongan. Keinginan akan cairan, contohnya, berujung pada dorongan untuk haus. Dorongan adalah stimulan kuat yang mengakibatkan tindakan untuk mengurangi keinginan tersebut. Dorongan bersifat internalyang merupakan alasan serta latar belakang perilaku tertentu. Dalam marketing, pembelian produk merupakan hasil dari dorongan untuk memuaskan suatu kebutuhan. Beberapa kritik menunjukkan secara tidak langsung bahwa pemasar bisa saja memanipulasi konsumen untuk membeli produk diluar keinginan mereka. Tetapi mencoba mendapatkan konsumen diluar keinginan mereka adalah hal yanng percuma. Selain itu, manager marketing yang baik mengetahui bahwa dorongan, kebutuhan dan keinginan konsumen memang sudah ada dan bagaimana hal itu dapat terpuaskan dengan lebih baik.

Contoh beberapa kebutuhan yang mendorong pembeli melakukan suatu tindakan :

Psikologis konsumen kadang membuktikan bahwa seseorang bisa mempunyai lebih dari satu alasan untuk membeli pada saat yang sama. Maslow tekenal dengan 5 level hirarki kebutuhan.

Kebutuhan psikologis (physiological needs) terkait dengan kebutuhan biologis makanan, cairan, istirahat, dan sex. Kebutuhan keselamatan (safety needs) terkait dengan pengamanan dan kesejahteraan fisik (mungkin termasuk kesehatan, keamanan, obat, dan pelatihan). Kebutuhan sosial (social needs) terkait dengan cinta, hubungan persahabatan, status, dan kepercayaan diri hal-hal menyangkut interaksi seseorang dengan yang lain. Kebutuhan personal (self actualisation and esteem needs), di sisi lain, terkait dengan kebutuhan individual untuk kepuasan secara personal tidak berhubungan dengan apa yang

oarng lain pikir atau lakukan. Contohnya meliputi kepercayaan diri, pencapaian diri, kesenangan, kebebasan, dan kenyamanan. Teori motivasi mengatakan bahwa manusia tidak pernah mencapai titik kepuasan paling lengkap. Setelah kita mendapat kebutuhan di level lebih rendah terlengkapi, kebutuhan di level lebih tinggi menjadi lebih dominan. Hal ini menjelaskan mengapa marketing berusaha mentargetkan pada konsumen yang makmur dahulu untuk fokus pada kebutuhan dengan level yang lebih tinggi. Ini juga menjelaskan mengapa pendekatan ini bisa menjadi percuma di sebagian penjuru dunia dimana kebutuhan dasar konsumen belum terpenuhi. Penting untuk diingat, bahwa barang-barang tertentubisa memuaskan lebih dari satu jenis kebutuhan dalam satu waktu. Faktanya, kebanyakan konsumen mencoba untuk melengkapi satu set kebutuhan daripada hanya salah satu jenis kebutuhan atau satu secara berurutan.

3.

Pengaruh Sosial Mempengaruhi Perilaku Konsumen Keluarga Hubungan antara anggota keluarga mempengaruhi banyak aspek perilaku konsumen. Contoh, walaupun hanya satu anggota keluarga yang pergi ke toko untuk membeli suatu produk, merencanakan strategi marketing penting untuk mengetahui siapa saja yang ikut terlibat. Anggota keluarga yang lain akan mempengaruhi dalam memutuskan apa yang akan dibeli. Sepasang suami istri mungkin bersama-sama menyepakati banyak pembelian yang penting, tapi kadang-kadang mereka mungkin memiliki preferensi pribadi yang kuat. Bagaimanapun, preferensi pribadi bisa berubah saat pasangannya mempunyai prioritas yang berbeda. Satu ingin mengajak keluarganya liburan ke Disneyland saat yang lainnya menginginkan Toshiba- HDTV baru. Hasil dari situasi seperti ini tidak dapat diprediksikan. Tanggung jawab pembelian dan pengaruh sangat bervariasi tergantung pada produk dan keluarga. Pemasar yang mencoba merencanakan strategi akan merasa terbantu untuk penelitian spesifik target pasar. Ingat, banyak keputusan pembelian yang dibuat bersama, dan hanya berpikir tentang siapa sebenarnya yang membeli produk dapat menyesatkan strategi pemasaran. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah kumpulan orang yang memiliki posisi sosial kira-kira sama seperti yang dilihat oleh orang lain di masyarakat. Hampir setiap masyarakat memiliki

struktur kelas sosial. Di kebanyakan negara, kelas sosial erat kaitannya dengan pekerjaan seseorang, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh pendidikan, partisipasi masyarakat, kekayaan, keterampilan sosial, dan faktor-faktor lain. Di sebagian besar negara beberapa hubungan umum dan kelas sosial dipengaruhi tingkat pendapatan. Tapi tingkat pendapatan masyarakat dalam kelas sosial sangat bervariasi, dan orang-orang dengan tingkat pendapatan yang sama mungkin dalam kelas sosial yang berbeda. sehingga pendapatan dengan sendirinya biasanya bukan merupakan ukuran yang baik dari kelas sosial. Dan orang-orang di sosial yang berbeda dapat membelanjakan uang, menabung, dan meminjam uang dengan cara yang sangat berbeda. Untuk contohnya, mengeluarkan untuk pakaian, perumahan, perabot rumah tangga, dan kegiatan rekreasi, serta pilihan di mana dan bagaimana toshop, sering kali berbeda dengan kelas sosialnya. Pendekatan sederhana untuk mengukur pengelompokkan kelas sosial didasarkan pada pekerjaan, pendidikan, dan tipe serta lokasi perumahan. Dengan menggunakan survey penelitian pemasaran atau sensus data yang tersedia, pemasar dapat membedakan kelas sosial dari target pasar mereka. Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah orang-orang kepada siapa seorang individu terlihat saat melakukan sikap tentang topik tertentu. Seseorang biasanya memiliki beberapa kelompok referensi untuk topik yang berbeda. Beberapa dari mereka bertemu tatap muka. Yang lain mereka hanya berharap untuk meniru. Dalam kasus lain, mereka mungkin mengambil nilai dari kelompok referensi ini dan membuat keputusan membeli berdasarkan kemungkinan kelompok menerima/tidak. Kita selalu membuat perbandingan antara diri sendiri dan orang lain. Sehingga kelompok referensi lebih penting ketika orang lain dapat "melihat" produk atau merek kita gunakan. Pengaruh lebih kuat untuk produk-produk yang berhubungan dengan status dalam kelompok. Untuk satu kelompok, memiliki sebuah mantel bulu mahal mungkin tanda "having arrived". Sekelompok pecinta hewan mungkin melihatnya sebagai penilaian buruk. Dalam kedua kasus, keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli mantel bulu mungkin bergantung pada pendapat orang lain dalam kelompok referensi konsumen.

Budaya

Kebudayaan adalah seluruh set keyakinan, sikap, dan cara-cara melakukan sesuatu yang menjadikan semuanya satu kesatuan orang yang homogen. Kita bisa melihat budaya Amerika, budaya Perancis, atau budaya Amerika latin. Orang-orang dalam kelompok budaya ini cenderung lebih mirip dalam pandangan dan perilaku. Tetapi sering lebih berguna untuk memikirkan subkultur dalam kelompok tersebut. Misalnya, dalam budaya Amerika, ada berbagai agama, etnis, dan subkultur daerah. Strategi perencanaan yang mempertimbangkan perbedaan budaya di pasar internasional bisa dikatakan lebih sulit dan budayanya tersebut sangat bervariasi. Tiap pasarnya harus diurus secara terpisah dengan pemilik subpasar. Mengabaikan perbedaan budaya atau mengasumsikan bahwa hal tersebut tidak penting hampir menjamin kegagalan di pasar internasional. 4. Individual Dipengaruhi Situasi Pembelian Bagaimana konsumen membuat suatu pembelian bisa mempengaruhi perilaku konsumen. Contohnya, seorang murid membeli pulpen untuk mencatat mungkin akan memilih pulpen dengan harga murah. Tetapi murid yang sama mungkin akan memilih pulpen yang mahal sebagai hadiah untuk teman. Dan seorang pecinta-gadget dengan waktu luangnya mungkin akan membeli pulpen digital untuk transfer catatan tulisan tangan ke tablet komputer sekedar bersenang-senang mencobanya. Waktu mempengaruhi situasi pembelian. Saat konsumen melakukan pembelian dan waktu yang mereka punya terbatas akan mempengaruhi perilaku mereka. Seorang konsumen berkumpul dengan teman-temannya sambil membeli kopi di Starbucks perilakunya berbeda dengan seorang konsumen yang membeli kopi di 7-eleven ketika jalan ke tempat kerja.

A.1

Hasil Analisis Kuisioner Terkait Motivasi Konsumen

Profil Demografi Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel konsumen produk skin care sebanyak 15 orang, dengan profil responden sebagai berikut: Tabel 2.1 Profil Demografi Kriteria Jenis Kelamin Pekerjaan Responden Pengeluaran per Bulan Sub Kriteria Perempuan Pegawai Swasta Pelajar 700rb-1jt 1-1,5jt 1,5-2jt 2-3jt Jumlah 15 4 11 1 5 5 4

Hasil kuisioner adalah sebagai berikut : 1. Seberapa penting produk skin care bagi anda?
50 40 30 20 10 0 S P P B K P S T P

Keterangan: SP = Sangat Penting P = Penting B = Biasa KP = Kurang Penting STP = Sangat Tidak Penting

Dari 15 orang responden, 20% menyatakan produk skin care sangat penting, 53% menyatakan penting, dan 33% menyatakan biasa.

2. Seberapa sering frekuensi menggunakan produk skin care?


60 50 40 30 20 10 0 S S S J JS

Keterangan: SS = Sangat Sering S = Sering J = Jarang JS = Jarang Sekali

Dari 15 orang responden, 20% sangat sering, 60% sering, dan 20% jarang menggunakan produk skin care. 3. Apakah anda menggunakan produk skin care?
100 80 60 40 20 0 Ya T ida k

Dari 15 orang responden, 100% menyatakan menggunakan produk skin care. 4. Alasan menggunakan produk skin care:
60 50 40 30 20 10 0 A B C D E

Keterangan: A = Tertarik dengan iklannya B = Sudah Terbiasa C = Kebutuhan D = Mengikuti Saran Orang Lain E = Coba-coba

Dari 15 orang responden, 60% menyatakan produk skin care merupakan kebutuhan, 33% menyatakan menggunakan skin care karena mengikuti saran orang lain, dan 7% menyatakan coba-coba. 5. Alasan tidak/belum menggunakan produk skin care:

Karena nomor 5 merupakan pertanyaan lanjutan dari nomor 3, maka tidak ada yang menjawab pertanyaan nomor 5. 6. Seberapa sering frekuensi membeli produk skin care?
35 30 25 20 15 10 5 0 S S S B J JS

Keterangan: SS = Sangat Sering S = Sering B = Biasa J = Jarang JS = Jarang Sekali

Dari 15 orang responden, 13% sangat sering (lebih dari satu kali dalam sebulan), 27% sering (sebulan sekali), 33% biasa (3 bulan sekali), dan 27% jarang membeli produk skin care (6 bulan sekali). 7. Tempat pembelian produk skin care:
50 40 30 20 10 0 S D M K A P O T

Keterangan: S = Supermarket D = Dokter M = Minimarket A = Apotek P = Pasar O = Online T = Teman

Dari 15 orang responden, 47% membeli produk skin care di supermarket, 17% membeli di dokter, 11% membeli di minimarket, 8% membeli di apotek, dan 11% membeli di teman. 8. Dari manakah anda tahu tentang produk skin care yang anda pakai sekarang?
50 40 30 20 10 0 A B C D

Keterangan: A = Melihat/mendengar iklan dari media TV, radio, majalah, billboard dll B = Saran dari dokter/teman C = Mencari tahu sendiri D = Coba-coba

Dari 15 orang responden, 47% tahu tentang produk skin care yang dipakainya sekarang dari iklan di media TV, radio, majalah, billboard, dll. 47% tahu karena saran dari dokter/teman, dan 6% coba-coba.

9. Apa efek penggunaan skin care yang anda rasakan? Keterangan: 60 M = Memuaskan 50 B = Biasa saja M K = Kurang memuaskan 40 B C = Mengecewakan 30
K C 20 10 0

Dari 15 orang responden, 33% berpendapat efek yang didapat dari penggunaan skin care memuaskan, 54% berpendapat efeknya biasa saja, dan 13% berpendapat efeknya kurang memuaskan.

You might also like