You are on page 1of 13

BAB I LATAR BELAKANG

Pemilihan

umum

(pemilu)

merupakan

salah satu

mekanisme

demokratis untuk melakukan pergantian pemimpin. Pemilu dalam skala besar dilakukan untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan (DPRD), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Pemilihan Wakil Presiden, Pemilihan Kepala Rakyat Daerah Presiden dan

Daerah (Pilkada) untuk memilih

Gubernur/Walikota/Bupati

beserta Wakilnya. Penerapan pemilu dalam

skala kecil seperti pemilihan Ketua RW/RT, Ketua Kelas, Ketua Jurusan, Ketua Himpunan dan lain-lain. Pemilu harus dilaksanakan secara

langsung, umum, bebas, dan rahasia, serta dilandasi dengan semangat jujur dan adil. Berdasarkan UUD 1945 bab 1 {Pasal 1 ayat 2 kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilakukan menurut undang-undang Dasar. Dalam demokrasi modern yang mnejalankan kedaulatan itu wakil-wakil rakyat yang di tentukan sendiri oleh rakyat. Untuk menentukan siapakah yang akan yang berwenang mewakili rakyat maka dilaksanakanlah Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilihan Umum adalah suatu cara meimilih wakil-wakil rakyat serta salah satu pelayanan hak-hak azasi warga Negara dalam bidang politik (Syarbaini : 2002 : 80). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2007 tentang penyelenggarakan pemilihan umun dinyatakn bahwa pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang di selenggarakan secara langsung, umum, bebas, jujur dan adil. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Indonesia tahun 1945. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu hak azasi manusia yang sangat principil.karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak azasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah untuk melaksanakan pemilu. Sesuai Dasar Negara Repulbik

dengan azas bahwa rakyatlah yang berdaulat maka semaunya itu harus dikembalikan kepada rakyat untuk menentukannnya. Merupakan suatu pelanggaran hak azasi apabila pemerintah tidak mengadakan pemilu atau memperlambat pemilu tanpa persetujuan dari wakil-wakil rakyat (kusnardi :1994 ; 324). Sistem pemilu saat ini merencanakan banyak pemilu kepala daerah sehingga dalam melakukan proses pemungutan suara diperlukan informasi dan tatacara pemilu yang efektif kepada masyarakat luas. Masyarakat Indonesia pada umumnya telah mampu mengikuti proses pemilu dan menghormati hasil pemilu, namun pemilu di Indonesia masih banyak menghadapi kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Kendala utama dalam pemilu yaitu perlunya peningkatan informasi kepada masyarakat mengenai proses pemilu yang penting seperti informasi para kandidat, proses pencalonan kandidat, proses penghitungan suara sampai calon terpilih, kampanye pemilu yang dilakukan, cara masyarakat mendaftar diri sebagai pemilih, tatacara yang tepat manandai surat suara, dan dimana serta kapan kita harus memilih. Kurangnya informasi penting mengenai proses pemilihan ini harus segera ditangani secara serius karena hal ini sifatnya mutlak harus dimengerti oleh masyarakat yang memilih dalam pemilu.

BAB II PERMASALAHAN

Masyarakat Indonesia pada umumnya telah mampu mengikuti proses pemilu dan menghormati hasil pemilu, namun pemilu di Indonesia masih banyak menghadapi kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah perlunya peningkatan informasi kepada masyarakat mengenai para kandidat. Dengan adanya informasi yang lengkap dan jelas tentang masing-masing para kandidat diharapkan masyarakat Indonesia bisa memilih para kandidat dengan pilihan sesuai hati nurani mereka dan memilih sesuai kebijakan mereka masing-masing tanpa ada campur tangan dari partai para kandidat atau dari pihak lain supaya pemilu bisa berjalan dengan jujur, adil, dan sehat.

BAB III PEMBAHASAN

Tanggal 26 Mei 2013 nanti, merupakan titik penentu bagi penduduk Jawa Tengah siapa yang akan memimpin roda pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, bagaimana kebijakannya, bagaimana masa depan Jawa Tengah selama 5 tahun ke depan. Pada tanggal tersebut akan diadakan Pemilu Gubernur Provinsi Jawa Tengah yang akan serentak dilakukan di Jawa Tengah. KPU Provinsi Jawa Tengah telah menetapkan 3 pasang calon yang akan bertarung pada Pilgub Jawa Tengah 2013, sesuai dengan keputusan KPU Jateng dengan Nomor

13/Kpts/KPU-Prov-012/11/IV/2013 tertanggal 11 April 2013 yang berisi tentang Penetapan Pasangan Calon Gubernur, yakni : Bibit Waluyo-Sudijono

Sastroatmodjo, Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko, dan Hadi Prabowo-Don Murdono. Tiap suara dari pemilih memiliki pengaruh yang sangat besar bagi Pemilu tersebut. Diharapkan seluruh penduduk Jawa Tengah yang terdaftar sebagai Pemilih ikut-serta pada Pilgub Jateng 2013. Sehingga Pasangan yang terpilih merupakan murni pilihan penduduk Jateng dan sesuai hati nurani. Ketiga pasang calon tersebut merupakan yang terbaik dan masing-masing memiliki peluang. Di sini saya akan menganalisis masing-masing pasangan calon, background masing-masing, kelemahan serta kelebihannya. Maka diharapkan calon yang terpilih sesuai dengan kondisi, keadaan Ekonomi, Politik, budaya dan karakteristik penduduk Jateng. Saya akan memulai pembahasan sesuai dengan nomor urut pasangan calon, agar mempermudah dalam pembahasan dan penggunaannya. 1. Hadi Prabowo Don Murdono Pasangan calon dengan nomor urut 1 ini diusung oleh Koalisi Partai diantaranya : PKS, PKB, Partai Gerindra, PPP, Partai Hanura, PKNU. Profil dari pasangan ini adalah sebagai berikut : Hadi Prabowo (Calon Gubernur) Nama Lengkap Lahir : Drs. Hadi Prabowo, MM : Klaten, 3 April 1960

Pendidikan

: Lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Karir Hadi Prabowo atau yang lebih dikenal dengan sebutan HP secara keseluruhan bertempat di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Karirnya dimulai pada tahun 1988 pada posisi Kasubag. Sosial Budaya Biro Bangda Sekretarian Daerah. Karir Hadi di Pemerintah Provinsi Jateng terus meningkat, dengan menjadi Kasubag. Perkotaan Biro Penyusunan Program. Lalu dia promosi menjadi Kabag. Anggaran pada tahun 1996-2000. Setelah itu dipercaya menempati posisi Kepala Biro Keuangan Setda Jateng mulai tahun 2000 sampai 2005, kemudian meningkat menjadi Asisten IV Sekda hingga tahun 2008. Puncak jenjang karirnya adalah dengan dilantiknya sebagai Sekretaris Daerah Jateng mulai tahun 2008, menggantikan Mardjijono yang mengajukan pensiun dini, karena alasan kesehatan. Hingga saat ini Hadi masih menjabat sebagai Sekda Jateng.

Don Murdono (Calon Wakil Gubernur) Nama Lengkap Lahir Pendidikan : Dr. H. Don Murdono, SH, M. Si : Kendal, 15 Oktober 1958 : Lulusan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Karir Don Murdono atau yang biasa dipanggil Don menjabat sebagai anggota DPR periode 1999-2004. Don pernah menjabat sebagai wakil ketua DPD PDIP Jateng hingga tahun 2000. Tetapi pada tahun 2003 dia mencalonkan sebagai Bupati Sumedang dan berhasil memenangkan pemilihan tersebut. Lalu pada 2008, Don kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Sumedang dan berhasil memenangkan pemilihan untuk kedua kalinya dengan periode 2008-2013. Dengan mengetahui profil singkat tersebut saya akan memulai menganalisis kelemahan dan kelebihan dari pasangan no. Urut 1 : Kelemahan : Koalisi Partai yang mengusungnya memang sudah termasuk yang terbaik dan yang diminati. Tetapi minim dukungan dan basis massanya juga rendah di Jateng. Partai-partai tersebut juga bernafaskan Islam, hal ini
5

akan menjadi faktor yang tidak pasti karena di Jateng penduduk lebih banyak adalah kaum abangan. Don Murdono namanya kurang begitu dikenal penduduk Jateng, ditambah dengan Jabatannya dan tempat kerjanya sebagai Bupati Sumedang, Jabar. Sehingga tidak bersentuhan langsung dengan penduduk Jateng. Posisi Hadi sebagai Sekda membuatnya berada pada posisi pemimpin dengan Tipe Birokrat, dimana sangat hubungan kerja. Sehingga sisi Paternal sangat kental di dalamnya. Kelebihan : Dengan jabatannya sebagai Sekda, Hadi memiliki pengaruh yang sangat kuat di kalangan Birokrasi di Jateng. Karena jabatannya merupakan posisi no. 1 di jenjang karir PNS di daerah. Oleh karena itu kepemimpinannya selama di Birokrasi Provinsi Jateng dan pengaruhnya dapat menarik pemilih dari kalangan keluarga Birokrasi. Tetapi, di sini juga muncul dilema yakni Netralitas PNS. Akankah posisinya tersebut dimanfaatkan atau jabatan tersebut memiliki pengaruh tersendiri. Dukungan dari para koleganya selama menjabat sebagai Sekda juga patut diperhitungkan seperti para pengusaha-pengusaha, cukong yang banyak bersentuhan langsung dengannya terkait administrasi, perijinan, di Jateng, dsb. Bisa saja mereka menjadi penyokong dana terbesar dalam kampanye dan pencalonan dirinya. Dia telah lama berkerja dan berkutat di lingkungan Pemprov Jateng. Sehingga sedikit-banyak dia telah mengetahui kondisi, seluk-beluk, keadaan Ekonomi, Politik, budaya dan karakteristik penduduk Jateng. Menurut saya elektabilitas HP - DON sekitar 30% - 35%. Bibit Waluyo Sudijono Sastroatmodjo Pasangan calon dengan no. Urut 2 ini didukung oleh koalisi dari partai partai besar, yakni : Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN. Profil dari pasangan ini adalah sebagai berikut : Bibit Waluyo (Calon Gubernur)

2.

Nama Lengkap Lahir Pendidikan

: H. Bibit Waluyo : Klaten, 5 Agustus 1949 : Lulus AKABRI pada tahun 1972

Karir militer Bibit terbilang cukup cemerlang dengan menduduki sejumlah jabatan strategis seperti Panglima Kodam Jaya pada tahun 2001. Jabatan terakhir Bibit adalah Panglima Kostrad dengan pangkat Letnan Jenderal TNI AD. Jabatan ini diembannya sejak tahun 2002 hingga memasuki purnawirawan pada 28 September 2004. Lalu Pada 2008 lalu Bibit mencalonkan diri menjadi Gubernur Jateng berpasangan dengan

Rustriningsih yang kala itu masih menjabat sebagai Bupati Kebumen. Pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan ini memenangkan Pemilihan Kepala Daerah langsung dengan perolehan suara 44,42%. Sudijono Sastroatmodjo (Calon Wakil Gubernur) Nama Lengkap Lahir Pendidikan : Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si : Pacitan, 15 Agustus 1952 : Lulusan Pendidikan dari IKIP Semarang pada tahun 1971, Lulusan Magister Studi Pembangunan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, memperoleh gelar Doktor pada Hukum Agraria Universitas Diponegoro Sudijono banyak menghabiskan karir formal di Universitas Negeri Semarang (UNNES/dahulu IKIP Semarang) berawal sebagai Dosen. Dia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial IKIP pada 19962001. Kemudian Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Unnes 20012006. Dia saat ini masih menjabat sebagai Rektor Unnes, jabatan yang diemban sejak 2006 lalu. Dengan mengetahui profil singkat tersebut saya akan memulai menganalisis kelemahan dan kelebihan dari pasangan no. Urut 2 : Kelemahan : Selama kepemimpinannya di Jateng ini Bibit Waluyo kurang dapat menciptakan suatu perubahan atau gebrakan di Jateng. Terkadang

kebijakannya terlalu provokatif. Programnya Bali Ndeso, Mbangun Ndeso juga kurang efektif dan tidak membuahkan hasil. Tindakannya yang seperti kutu loncat dari satu Parpol ke Parpol lain ini akan dapat mempengaruhi elektabilitasnya. Karena dia tidak konsekuen dan tidak berpendirian. PDIP sebagai Partai yang membesarkan namanya memutuskan untuk mengusung calon lain tetapi dia tidak mau menerima dan tidak loyal. Malah ikut bertarung dengan bergabung ke Partai lain. Terlebih lagi Jateng adalah Basis Massa PDIP. Dia merupakan mantan anggota militer dan sempat menduduki jabatan strategis di Militer. Sehingga tipe kepemimpinannya dapat digolongkan menjadi Tipe Otokratis, bersifat kaku, tidak bijak dan hanya berfokus pada hubungan kerja dari atas ke bawah, Up-Bottom. Didukung oleh Partai yang besar, dan merupakan aktor lama dalam Pemilu di Indonesia. Tetapi beberapa Partai ini seperti Partai Demokrat dan Partai Golkar sedang mengalami berbagai masalah dan konflik baik di internal Partai maupun bukan. Kelebihan : Bibit merupakan incumbent, sehingga dia dapat memiliki pengaruh bagi bawahannya selama dia menjabat sebagai Gubernur. Selain itu dia juga pasti sangat paham keadaan dan karakteristik Jateng. Sehingga dia dapat memetakan dimana dia dapat mendulang suara. Didukung oleh Partai yang besar, dan merupakan aktor lama dalam Pemilu di Indonesia Menggandeng wakil seorang akademisi murni, dengan anggapan dapat memberikan masukan yang logis, rasional dan teoritis dalam setiap kebijakannya nanti jika terpilih. Menurut saya elektabilitas Bibit Sudijono adalah sekitar 25% - 30%. 3. Ganjar Pranowo Heru Sudjatmoko Pasangan dengan no. urut terakhir ini, 3, diusung oleh Partai dengan Basis Massa terbesar di Jateng yakni PDIP. Profil dari pasangan ini adalah sebagai berikut :

Ganjar Pranowo (Calon Gubernur) Nama Lengkap Lahir Pendidikan : H. Ganjar Pranowo, SH : Karanganyar, 28 Oktober 1968 : Lulusan Fakultas Hukum UGM

Ganjar merupakan anggota PDIP yang aktif dan loyalis. Karir Ganjar dalam Politik dimulai dalam Pemilu Legislatif pada 2004 lalu dari Daerah pemilihan 7 Jateng, namun kalah suara. Dia kemudian menjadi anggota DPR periode 20042009 melalu mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW). Pada 2009, Ganjar terpilih kembali sebagai anggota DPR untuk jabatan hingga 2014.

Heru Sudjatmoko (Calon Wakil Gubernur) Nama Lengkap Lahir Pendidikan : Drs. H. Heru Sudjatmoko, M. Si : Purbalingga, 13 Juni 1951 : Lulusan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Semarang tahun 1974, Lulusan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Depdagri di Jakarta tahun 1981, Lulusan Magister Manajemen Pemerintahan Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2003 Karir Heru adalah sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), mulai dari jabatan staf bagian pemerintahan Kabupaten Purbalingga. Puncak karirnya sebagai PNS adalah menjadi Sekretaris Daerah Purbalingga periode 1998-2005. Setelah itu, Heru mencalonkan diri dalam Pilkada Purbalingga dan berhasil menduduki jabatan Wakil Bupati periode 20052010. Kemudian dia kembali mengikuti Pilkada Purbalingga selanjutnya dengan mengincar jabatan Gubernur. Heru kembali memenangkan jabatan Pilkada Purbalingga dan menduduki jabatan Bupati 20102015.

Kelemahan : Terlalu percaya diri dengan hanya dukungan 1 Partai, PDIP. Memang Jateng merupakan basis massa PDIP, tetapi hal ini dapat dianggap terlalu percaya diri.

Kurang begitu populer di kalangan masyarakat Jateng. Karena karir dan domisilinya lebih banyak bertempat di Jakarta. Wakil yang digandeng juga demikian, tidak populer dan kurang banyak yang bisa ditonjolkan Kelebihan : Dengan Ganjar yang diusung, diharapkan dapat memaksimalkan perolehan suara dengan notabene basis massa PDIP adalah di Jateng. Karena Ganjar merupakan seorang loyalis di dalam PDIP. Kecakapannya, kapabilitas dalam bidang politik tidak diragukan lagi. Didukung dengan semaksimal mungkin oleh PDIP, karena tidak ingin kalah di daerah yang notabene adalah basis massanya. Menurut saya elektabilitas Ganjar Heru adalah 35% - 45%

10

BAB IV PENUTUP

IV. 1. Kesimpulan Tiap-tiap pasangan memiliki kelebihan serta kekurangan yang dapat dijadikan senjata. Tetapi di sini tidak ada yang sepenuhnya dapat memenuhi kriteria seperti : Pemimpin sebagai Komunikator yang baik, Pemimpin sebagai Mediator, Pemimpin sebagai Integrator, semua mampu tetapi tidak ada yang sepenuhnya sempurna. Kemempuan Networking dan Kemampuan Team Work mungkin dimiliki oleh semua calon. HP sebagai Sekda Provinsi Jateng, mungkin akan dapat lebih berperan sebagai Pemimpin sebagai Mediator (penjembatan antara Kepala Daerah, Pemerintah dengan Birokrasi, maupun dengan LSM atau Sektor Privat). Bibit sebagai Incumbent mungkin lebih ke Pemimpin sebagai Integrator (karena dia pernah menjabat sebagai Kepala Daerah, menjalankan roda Pemerintahan, mambawahi Birokrasi, bekerjasama dengan masyarakat, LSM, sektor privat maupun Daerah lain, juga antara Pemerintah Pusat dan Daerah). Sedangakan Ganjar mungkin lebih kepada Pemimpin sebagai Komunikator yang baik (karena dia memiliki kecakapan di bidang politik, loyalis Partai dan pernah menjabat sebagai DPR RI sehingga diasumsikan dapat menampung dan

merealisasikan aspirasi masyarakat). Tetapi dengan sekian banyak ulasan dan penilaian, saya berpendapat bahwa pasangan NO. 3 Ganjar Heru yang akan memenangkan Pilgub Jateng 2013.

IV. 2. Saran Sebaiknya pembenahan dari dasar oleh pemerintah harus segera dilakukan misalnya pendidikan dan pemberian informasi yang lengkap terhadap masyarakat sebagai pemilih. Televisi juga bisa dijadikan sarana efektif dalam penyampaian informasi pemilu. Selain itu, sumber informasi seperti brosur, iklan di media cetak/internet, surat-surat melalui pos, kampanye iklan di radio, poster, debat/dialog kandidat pemilu dll. juga

11

dapat membantu para masyarakat supaya lebih jauh tahu dan mengenal karekter masing-masing dari para kandidat.

12

DAFTAR PUSTAKA

www.bisnis-jateng.com, diunduh pada Minggu, 12 Mei 2013 Pukul 17.17 www.kpu-jatengprov.go.id, diunduh pada Minggu, 12 Mei 2013 Pukul 18.52 www.twahyono.blog.uksw.edu, diunduh pada Minggu, 12 Mei 2013 Pukul 20.28 www.irf4nh4kim.wordpress.com, diunduh pada Minggu, 12 Mei 2013 Pukul 21.44 www.ayobangkitindonesiakoe.blogspot.com, diunduh pada Minggu, 12 Mei 2013 Pukul 23.12

13

You might also like