You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

Oleh: Nama : Raenyta Ade Wulandari Nim : A1H011077

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN TEKNIK PERTANIAN PURWOKERTO 2013

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

PENGAMBILAN CONTOH TANAH

Oleh: Nama : Raenyta Ade Wulandari Nim : A1H011077

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN TEKNIK PERTANIAN PURWOKERTO 2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik sebagai hasil sisa pelapukan tumbuhan dan hewan, yang merupakna medium pertumbuhan tanaman dengan sifat sifat tertentu, baik itu sifat fisik, kimiawi, juga biologis. Dilihat dari sudut pertanian, tanah adalah alat atau faktor produksi yang dapat menghasilkan berbagai produk pertanian.

Peranan tanah sebagai alat produksi pertanian sebagai berikut : 1. Tanah sebagai tempat berdirinya tanaman. 2. Tanah sebagai gudang tempat unsur unsur hara. 3. Tanah sebagai tempat persediaan air bagi tanaman. 4. Tanah dengan tata udara yang baik merupakan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tanah berada diatas bumi ini merupakan suatu benda alam yang bersifat kompleks atau memiliki struktur yang heterogen karena tersusun atas tiga fase, yaitu fase padat yang terdiri dari bahan bahan organik, fase gas yang terdiri dari udara tanah, dan fase cairan yang merupakan air tanah yang mengandung bahan bahan terlalut didalamnya.

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui cara penggambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah terganggu. 2. Penggambilan contoh tanah biasa atau tanah terganggu untuk analisa kimia dan kestabilan agregat tanah (agregat stability)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ada bebrapa macam definisi tanah, menurut Joffe dan Marbut ( ahli ilmu tanah dari USA ), tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam atau natural forces terhadap bahan-bahan alam (natural material ) dipermukaan bumi. Tanah tersusun atas : bahan mineral, udara dan air tanah. Susunan utama tanah berdasarkan volume dari jenis tanah dengan tekstur berlempung, berdebu dengan catatan tanaman dapat tumbuh dengan baik yaitu udara 25 %, air 25 %, mineral 45 % dan bahan organic 5 % Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktorfaktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya (Winarso, 2005). Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman danmenyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang danpenyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalampenyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan. Untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan dua cara, yaitu :

- Contoh tanah tidak terusik, yang diperlukan untuk analisis penetapan berat isi atau berat volume, agihan ukuran pori, dan untuk permeabilitas

- Contoh tanah terusik, yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan hujan tiruan.

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1.

Tanah di lahan.

2. Cangkul. 3. Plastic. 4. Label. 5. Ring sample. 6. Spidol. 7. Timbangan analitis. 8. Penggaris. 9. Pisau. 10. Papan kayu.

B. Prosedur Kerja

1. Pengambilan cotoh tanah utuh. a. Meratakan dan membersihkan lapisan tanah yang akan diambil dari rerumputan, kemudian meletakkan tabung kuningan tegak lurus diatas tanah tersebut.

b. Menggali tanah hingga kedalaman tertentu disekitar calon tabung tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah dengan pisau. c. Meletakkan tabung diatas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, kemudian menggunakan balok kayu yang diletakkan di atas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat bagian masuk kedalam tanah. d. Meletakkan tabung lain diatas tabung pertama dan tekan sampai 1 cm masuk kedalam tanah. e. Memisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah. f. Menggali tabung menggunakan sekop. Dalam menggali ujung sekop harus lebih dalam dari ujung tabung agar tanah yang berada dibawahnya ikut terangkat. g. Menggiris kelebihan tanah bagian atas dengan hati hati hingga permukaan tanag sama dengan permukaan tabung, kenudian tutup tabung dengan penutupnya. Setelah itu, potong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tutuplah tabung. h. Mencantumkan label diatas tutup tabung bagian atas yang berisi informasi kedalaman, tanggal dan lokasi penggambilan contoh tanah. 2. Pengambilan contoh tanah terganggu. a. Membersihkan lapisan tanah yang akan diambil dari rerumputan dan sampah. b. Menggali tanah sampai kedalaman 20 cm dari permukaan.

c. Menggambil bongkahan tanah yang agregatnya masih utuh dengan hati hati kemudian memasukkan kedalam kantong plastic yang sudah disediakan. d. Mencamtumkan label diatas tutup tabung bagian atas yang berisi informasi kedalaman, tanggal dan pengambilan contoh tanah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pengambilan contoh tanah utuh Diameter = 4,5 cm Tinggi ring = 5,2 cm jari - jari = 2,25 cm Berat ring + kap = 51,48 gr Berat ring + kap + Tanah = 133,999 gr

=
= 82,66

2. Penggambilan contoh tanah terganggu Sampel Pengamatan Kedalaman Warna Struktur Kekerasan Kerikil Perakaran Lapisan 1 30 cm 10 YR Agak kasar Agak lunak Sedikit Sedikit Lapisan II 60 cm 10 YR Kasar Lunak Agak banyak Tidak ada Lapisan II 90 cm 10 YR Kasar Lunak Banyak Tidak ada

B. Pembahasan

Secara umum sebutan tanah dalam keseharian kita dapat dipakai dalam berbagai arti, karena itu dalam penggunaannya perlu diberi batasan agar dapat

diketahui dalam arti apa istilah tersebut digunakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Kebudayaan, 1994) tanah dapat diartikan : 1. Permukaan bumi atau lapisan bumi yang di atas sekali 2. Keadaan bumi di suatu tempat 3. 4. Permukaan bumi yang diberi batas Bahan-bahan dari bumi, bumi sebagai bahan sesuatu (pasir,batu cadas dan sebagainya) Sedangkan menurut Budi Harsono (1999:18) memberi batasan tentang pengertian tanah berdasarkan apa yang dimaksud dalam Pasal 4 UUPA, bahwa : Dalam hukum tanah, kata tanah dipakai dalam arti yuridis sebagai suatu pengertian yang telah diberi batasan resmi oleh UUPA sebagaimana dalam Pasal 4 bahwa hak menguasai dari negara ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi yang disebut tanah. Dengan demikian tanah dalam pengertian yuridis dapat diartikan sebagai permukaan bumi. Menurut pendapat Jhon Salindeho (1993:23) mengemukakan bahwa : Tanah adalah suatu benda bernilai ekonomis menurut pandangan bangsa Indonesia, ia pula yang sering memberi getaran di dalam kedamaian dan sering pula menimbulkan guncangan dalam masyarakat, lalu ia juga yang sering menimbulkan sendatan dalam pelaksanaan pembangunan. Berdasarkan pengertian tanah yang di kemukakan di atas dapat memberi pemahaman bahwa tanah mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi sehingga menjadi kewajiban setiap orang untuk memelihara dan mempertahankan eksistensi sebagai benda yang bernilai ekonomis karena tanah selain itu bermanfaat pula bagi pelaksanaan pembangunan namun tanah juga sering menimbulkan berbagai macam persoalan bagi manusia sehingga dalam penggunaannya perlu dikendalikan dengan sebaik-baiknya agar tidak

menimbulkan masalah dalam kehidupan masyarakat. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting didalam program uji tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunkan sebagai petunjuk penggunaan

pupuk dan kapur secara efisien, rasional, dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak cara benar (Nurhayati Hakim,1986) Dalam teknik pengambilan contoh tanah diperlukan tiga macam contoh tanah yaitu : (1) contoh tanah utuh untuk penetapan kerapatan isi, kerapatan jenis, ruang pori total, pF dan permebilitas; (2) contoh tanah dengan agregat utuh untuk penetapan kemantapan agregat dan nilai cole; (3) contoh tanah terganggu untuk penetapan-penetapan kadar air, tekstur, konsistensi, dan kadar air optimum, (Tim Dosen, 2010) Bentuk dan ukuran agregat serta gumpalan tanah yang tidak dapat saling merapat merupakan dasar dari pori-pori tanah, yaitu ruang antara agregat yang satu dengan yang lain yang disebut pori-pori tanah makro dan mikro tanah. Jadi porositas tanah adalah jumlah ruang volume seluruh pori-pori makro dan mikro dalam tanah yang dinyatakan dalam presentase volume tanah di lapangan, (AAK,1983) Contoh tanah untuk diuji tanah sebaiknya merupakan contoh tanah komposit yaitu contoh tanah campuran dari contoh-contoh tanah komposit yaitucontoh tanah campuran dari contoh tanah individu. Contoh tanah komposit harus mewakilkan bentuk lahan yang akan dikembangkan atau digunakan untuk tujuan pertanian. Contoh tanah individu diambil dari lapisan olah atau lapisan perakaran. Satu contoh komposit mewakili hamparan yang homogen 10-15 ha. Areal yang akan diambil contohnya diamati dahulu keadaan topografi, tekstur, warna tanah, pertumbuhan tanaman, input (pupuk, kapur, bahan organik, dan sebagainya), dan renana dapat diamparan yang sama, (Hardjowigeno,1987). Contoh tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah pada lahan sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup

untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi lahan basah (Kemas Ali Hanafiah,2007). Hal- hal yang perlu diperhatikan : 1. Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami, bekas penimbunan pupuk, kapur dan bahan organic, dan bekas penggembalaan ternak. 2. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumputrumputan, sisa tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau kerikil. 3. Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat. Kantong plastic yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk keperluan lain. Pada praktikum pengambilan sempel tanah tak terganggu beberapa kendala seperti : 1. Banayak rumput- rumput diatas permukaan tanah sehingga pengambil tanah. 2. Saat mengambil sampel tanah posisi ring miring sehinggga diperoleh menjadi tanah terganggu 3. Di tempat pengambilan sempel tanah, tanahnya terlalu keras sehingga susah saat memasukkan ring untuk mengambil sempel tanah. Kendala pengambilan tanah terganggu adalah saat praktikum waktu yang deiberikan sangat terbatas sehingga praktikan tidak semua melakukan analisis sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat. tanah yang susah dalam terdapat

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Bentuk dan ukuran agregat serta gumpalan tanah yang tidak dapat saling merapat merupakan dasar dari pori-pori tanah, yaitu ruang antara agregat yang satu dengan yang lain yang disebut pori-pori tanah makro dan mikro tanah. 2. Tanah adalah suatu benda bernilai ekonomis menurut pandangan bangsa Indonesia, ia pula yang sering memberi getaran di dalam kedamaian dan sering pula menimbulkan guncangan dalam masyarakat, lalu ia juga yang sering menimbulkan sendatan dalam pelaksanaan pembangunan.

B. Saran

Saat praktikum hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu agar waktu yang digunakan lebih efektif

DAFTAR PUSTAKA

BAPPEDASU. 1983. Analisa Pola Tata Guna Tanah Berdasarkan Produktivitas Tanah di Sumatera Utara. BAPPEDASU. Medan. Baver, L.D., 1740. Soil Physics. John Wiley & Sons, Inc., New York. Brady, N.C., 1984. The Nature and Properties of Soils. MacMillan Publishing. New York. Brady, N.C., and Weil, R.R., 2000. Elements of The Nature and Properties of Soils. Prentice Hall. New Jersey. Donahue, R.L., Miller, R.W., and Shickluna, J.C., 1977. An Introduction to Soil and Plant Growth. Prentice Hall. New Jersey.

You might also like