You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Mahluk hidup, seperti tumbuhan dan hewan, memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan energinya melalui suatu system pembebasan energy molekul yang disebut respirasi. Respirasi ini dibutuhkan untuk menjalankan aktifitas molekul yang terkoordinasi, demi mempertahankan hidup. Namun, tumbuhan dan hewan tumbuh dan hidup dengan cara yang berbeda, khususnya untuk system perolehan energy, pola hidup dan perkembangan. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Sedangkan hewan sebagian besar harus bergerak, harus mencari makan, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya untuk hidup dan pertumbuhan. Berdasarkan perbedaan tersebut, sistem respirasi pada tumbuhan menjadi berbeda jika dibandingkan pada hewan. Sehingga, diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menerangkan dengan baik tentang bagaimana tumbuhan berespirasi dan laju respirasi pada tumbuhan. B. Tujuan Mengukur laju respirasi per satuan waktu

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian Respirasi Respirasi pada tumbuhan menyangkut proses pembebasan energi kimiawi menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Energi ini diproleh dengan cara menyadap energi kimia yang terbentuk dalam molekul organik yang disintesis oleh proses fotosintesis. Proses pelepasan energi yang menyediakan energi bagi keperluan sel itu dikenal dengan istilah proses respirasi. Biasanya respirasi sel-sel tumbuhan berupa oksidasi molekul organik oleh oksigen dari udara membentuk karbon dioksida dan air(Kimball,1982) Respirasi berasal dari kata latin yaitu respirare yang berarti bernafas.(Kimball,1982) Reaksi respirasi merupakan reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul gula menjadi molekul anorganik berupa CO2 dan H2O (Salisbury, 1995). Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan. (Asta,2009) Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses respirasi. Reaksi tersebut terlihat sangat sederhana, terlihat seakan respirasi merupakan reaksi tunggal, sehingga mungkin dapat agak menyesatkan karena respirasi yang sebenarnya bukanlah reaksi tunggal. Respirasi merupakan rangkaian dari banyak reaksi komponen, yang masing-masingnya dikatalisis oleh enzim yang berbeda. (Asta,2009) B. Substrat Respirasi Substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediatintermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi. Substrat respirasi terdiri dari:

Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Beberapa jenis gula seperti Glukosa, fruktosa dan sukrosa Pati Lipid Asam-asam Organik Protein (digunakan dalam keadaan dan spesies tertentu)

C. Bagian tumbuhan yang aktif melakukan respirasi

Bagian tumbuhan yang aktif melakukan respirasi yaitu bagian yang sedang tumbuh seperti:

Kuncup bunga Tunas Biji yang berkecambah Ujung batang Ujung akar

D. Penggolongan Respirasi Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O2 di udara, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. 1. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2 dari udara. Prosesnya meliputi :

Absorbsi oksigen, Memecah senyawa organik, misal glukosa (KH) menjadi senyawa yang lebih sederhana (CO2 & H2O), Membebaskan energy. Sebagian energi dipakai untuk proses kehidupan,sebagian hilang sebagai panas. Membebaskan CO2 dan H2O

Pada sel yang masih hidup respirasi terjadi pada sitoplasma & mitokondria. 2. Respirasi anaerob merupakan proses repirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan nama fermentasi. Respirasi anaerob biasanya terdapat pada tanaman tinggi hanya terjadi jika persediaan O2 bebas di bawah minimum., pada biji-bijian yang tampak kering (jagung, padi, biji bunga matahari), buah-buahan yang berdaging seperti buah apel & peer dapat bertahan berbulan-bulan di dalam penyimpanan, dimana hanya terdapat H & N saja, buah terus menghasilkan CO2. Hasil respirasi anaerob pd tanaman tingkat tinggi adalah asam sitrat, asam malat, asam oksalat, asam lartarat, asam susu. Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji- bijian, akar & batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % & kadar O2 turun sampai 0 % maka respirasi terhenti. E. Manfaat Respirasi Bagi Tumbuhan Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai Building Block. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawasenyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat

karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin. Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. F. Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah suhu, kelembaban, ketersediaan jumlah dan jenis subsrat, ketersediaan O2 (Salisbury, 1995) Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Ketersediaan substrat Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat. 2. Ketersediaan Oksigen Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara. 3. Suhu Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies. 4. Tipe dan umur tumbuhan Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.

G. Proses Respirasi Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan C O2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor elektron. Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap : 1. Glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat (beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang dihasilkan selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2 molekul NADH yang akan digunakan dalam tahap transport elektron.Dalam keadaan anaerob, As. Piruvat hasil glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan etil alkohol. Proses pengubahan ini dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP. Peristiwa perubahan : Glukosa berubah menjadi Glukosa 6 fosfat berubah menjadi Fruktosa 1,6 difosfat berubah menjadi 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Asam piravat. Jadi hasil dari glikolisis : 2 molekul asam piravat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa. Enzim-enzim yang berperan dalam GLikolisis yaitu Heksokinase, Fosfoheksokinase, Fosfofruktokinase, Aldolase, triosa fosfat isomerase, triosa fosfat dehidrogenase, fosfogliseril kinase, fosfoglisero mutase, Enolase, dan piruvat kinase. Manfaat glikolisis: 1. Mereduksi 2 molekul NAD+ menjadi NADH untuk setiap molekul heksosa yang dirombak. 2. Setiap molekul heksosa yang dirombak akan dihasilkan 2 molekul ATP, jika substratnya berupa glukosa- P-, glukosa 6-P, atau fruktosa-6-P maka akan dihasilkan 3 molekul ATP. 3. Melalui glikolisis akan dihasilkan senyawa- senyawa antara yang dapat menjadi bahan baku untuk sintesis berbagai senyawa yang terdapat dalam tumbuhan.

2. Dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan digunakan dalam transpor elektron. 3. Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piruvat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus asam sitrat (daur krebs) terjadi di dalam matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama kali terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya adalah satu molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang akan digunakan dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2. Fungsi utama Siklus Krebs adalah: 1. Mereduksi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang kemudian dioksidasi untuk menghasilkan ATP. 2. Sintesis ATP secara langsung, yakni 1 molekul ATP untuk setiap molekul piruvat yang dioksidasi 3. Pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk sintesis asam- asam amino tertentu, yang kemudian dapat dikonversi untuk membentuk senyawa yang lebih besar. 4. Transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier elektron (pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Dalam reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O. Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi. H. Zat penghambat respirasi Zat yang dapat menghambat proses respirasi yaitu 1. 2. 3. 4. 5. sianida, fluoride, Iodo asetat, CO diberikan pd jaringan Eter, kloroform, aseton, formaldehida dapat menambah respirasi dlm waktu pendek.

BAB III PROSEDUR KERJA

A. Alat dan Bahan Kecambah kacang hijau umur 1 hari KOH TimbanganAnalitik Respirometer Eosin Jam/Pengukur waktu - Kapas Vaselin

B. Cara Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum 2. Menimbang berat kecambah (5 gram), lalu membuang bagian hijau pada setiap kecambah 3. Membungkus kristal KOH dengan kapas , lalu dilipat dan memasukkannya ke dalam tabung respirometer 4. Memasukkan kecambah yang sudah ditimbang ke dalam tabung respirometer 5. Metutup tabung respirometer dengan penyumbat yang mengandung pipa berskala 6. Mengoleskan vaselin pada celah penutup tabung secukupnya sehingga benar-benar rapat agar udara luar tidak mempengaruhi tekanan didalam botol 7. Meletakkan instrumen pada meja yang datar. 8. Menyuntikkan eosin pada ujung pipa respirometer yang terbuka dalam posisi miring . Tempatkan eosin tepat diangka nol. Apabila tidak tepat di angka nol maka perhitungannya harus dikurangi dengan angka awal. 9. Mengamati pergerakan eosin tersebut dan mencatat kecepatan bergeraknya selama 5 menit 10. mengulangi langkah 2-10 dengan berat kecambah 10 gram

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Percobaan No. 1 2 Objek Taoge 5 gr Taoge 10 gr Perubahan Eosin pada Menit ke1 2 3 4 5 0,01 ml 0,1 ml 0,22 0,32 0,43 ml ml ml 0,15 ml 0,3 ml 0,44 0,57 0,71 ml ml ml RataRatarata/menit rata/menit/gr 0,086 0,00344 0,142 0,071

B. Pembahasan Praktikum ini membahas pengukuran kuantitas respirasi yang dilakukan tumbuhan, disini menggunakan taoge. Bahan yang digunakan adalah taoge berumur 1 hari. Bahan ini dipilih karena taoge belum memiliki daun, sehingga ia tidak melakukan fotosintesis, jadi nilai volume O2 dan CO2 yang muncul betul-betul murni hasil respirasi, tidak dipengaruhi hasil fotosintesis. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan respirometer sederhana. Prinsip penggunaannya dengan mengisolasi kecambah kedalam tabung respirometer yang telah diisi KOH yang dibungkus kapas,dan tabung ditutup dengan vaselin. fungsi KOH sendiri adalah untuk mengikat CO2 yang dihasilkan dalam proses respirasi, sehingga terjadi gradient jumlah molekul gas yang ada dalam tabung respirometer, menyebabkan eosin tertarik kearah tabung utama, reaksinya:

H2O yang dihasilkan akan diserap oleh kapas pembungkus KOH, sehingga setelah perlakuan kapas menjadi basah. Sedangkan vaselin digunakan untuk mengisolasi tabung respirometer dari udara luar, sehingga tidak ada udara luar yang masuk dan mempengaruhi laju penggunaan eosin. Dari data yang didapatkan, dapat dilihat bahwa penggunaan O2 oleh kecambah terus naik, dan kenaikan tersebut lebih signifikan saat massa toge ditambahkan, seperti terlihat pada grafik berikut:

0.8 0.7 0.6 volume O2 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1' 2' 3' menit ke4' 5' Taoge 5 gr Taoge 10 Gr

Ddari grafik tersebut dapat dijeaskan bahwa penggunaan O2 yang terepresentasi dengan pergerakan eosin meningkat seiring berjalannya waktu. Namun, saat dilihat lebih jauh, nilai penggunaan O2 tidak selalu konstan dari waktu ke waktu, terlihat pada tiap-tiap ruas peningkatan volume yang tak selalu lurus. Oleh karena itu, nilai dalam perhitungan diambil dari nilai rata-rata penggunaan O2. Nilai rata-rata penggunaan O2 dihiutng dengan mencari selisih nilai penggunaan O2 dengan nilai yang didapat pada menit sebelumnya. Dan akhirnya diperoleh nilai rata-rata untuk toge 5 gram sebesar 0,086 ml/menit dan pada toge 10 gr sebesar 0,142ml/menit. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar massa tumbuhan, maka jumlah O2yang dibutuhkanpun semakin besar. Dari nilai ini, dilakukan perhitungan laju respirasi per satuan waktu dengan rumus: konsumsi Konsumsi O2 toge 5 gr volume terpakai ml berat kecambah waktu

Konsumsi O2 toge 10 gr

Namun, dari hasil percobaan ini, tidak dapat ditemukan konstanta laju respirasi jenis per gram kecambah per menit, dikarenakan perbedaan hasil perhitungan laju respirasi. Hal ini dapat disebabkan oleh a. Ketidaktelitian pengamat dalam membaca skala yang tertera dalam respirometer, halini dapat terjadi jika pembacaan skala dilakukan dengan mata yang tidak lurus menghadap skala. b. Percobaan yang dilakukan pada area terbuka dan suasana berangin menyebabkan tekanann udara diluar dan didalam tabung tidak konstan, sehingga larutan eosin bergerak bolak-balik, hal ini mengurangi keakuratan perhitungan c. Jumlah KOH yang digunakan pada percobaan tidak tetap. Penggunaan KOH dalam percobaan ini dapat meningkatkan kemampuan respirasi organisme dalam waktu tertentu, kemudian K2CO3 yang dihasilkan akan mengiritasi dan mengurangi kemampuan respirasi suatu organism. Jumlah KOH yang tidak sama dapat mengakibatkan laju respirasi tak sama.

BAB V KESIMPULAN
Laju respirasi dipengaruhi oleh massa kecambah yang digunakan, dari percobaan diperoleh ratarata laju respirasi kecambah 5 g sebesar laju respirasi sebesar sedangkan pada kecambah 10 gram

. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin

besar massa kecambah yang digunakan, maka laju respirasi makin besar.

Daftar Pustaka
Asta, M.H.2009.Fisiologi Respirasi.www.scribd.com/search/respasta//pdf [25 April 2013] Salisbury, Frank B. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Bandung. Silvia S.Mader. 1995. Biologi, Evolusi, Keanekaragaman dan Lingkungan. Malaysia: Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia.

You might also like