You are on page 1of 6

Boby Siswanto Mardanu Kusuma

TOYOTA

Toyota selalu belajar memiliki mimpi sehingga akan melewati sebuah tantangan (challenge). Toyota mengadopsi prinsip Jepang 'Kaizen'. Kaizen berarti perbaikan (improvement). Dengan cara ini, pasti cost production nya sangat kompetitif, yang terbuang sangat kecil dan resultnya bagus. Step Kaizen ada 5 yaitu : Seiri, yaitu kurangi step pekerjaan yang tidak perlu, kurangi tools yang tidak perlu. Jika hanya melakukan pengencangan baut, ya fokus kepada pengencangan baut. Jangan ngecek-ngecek hasil las misalnya. Seiton, yang artinya semuanya dilakukan secara rapi, teratur dan terencana. Jika mau mengerjakan mobil misalnya, pasti tahap pertama pada bagian chasis dulu, baru body, engine dan sebagainya. Setiap pekerja jangan sampai mengulang-ulang pekerjaan, disini efisiensi waktu sangat dijaga. Seiso, yang berarti tetap menjaga semuanya bersih, rapi dan teratur. Tempat kerja dijaga selalu rapi, tools disimpan pada tempatnya, tidak ada yang berantakan. Menjaga kebersihan disini dibuat sebagai bagian dari daily activities. Seiketsu, yang berarti standard. Dimanapun pabrik Toyota harus standard dalam pengerjaannya. Sehingga hasilnya akan standard juga. Hasil dari productnya tentu akan konsisten dan memenuhi mutu yang ditargetkan. Shitsuke, yang berarti menjaga disiplin. Dari 4 tahap yang telah dilakukan (Seiri, Seiton, Seiso, dan Seiketsu) direview dan jika diperlukan dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga tujuannya efektif dan efisien tercapai.

Penghargaan Tinggi untuk Kreatifitas Belajarlah seakan Anda akan hidup selamanya, itulah filosofi yang diinginkan
2013-05-27 Page1, Total6

perusahaan Toyota untuk seluruh karyawannya. Toyota menjalankan bisnisnya dengan konsentrasi penuh mengejar yang terbaik; bagi mereka hari ini harus lebih baik dari kemarin. Karena itulah knowledge management merupakan faktor penting di Toyota.

Taiichi Ohno, mantan executive vice president di Toyota Corporation, seorang tokoh kunci yang merumuskan Toyota Production System, mengatakan bahwa: Ada yang salah kalau karyawan tidak memperhatikan apa yang ada di sekelilingnya, menemukan hal-hal yang monoton atau membosankan, kemudian menulis ulang prosedur yang ada. Manual bulan lalu pun seharusnya sudah usang. Karena itulah seluruh manajemen dan eksekutif di Toyota menyadari bahwa elemen penting yang harus diperhatikan demi menjaga utuhnya budaya yang telah berlangsung bertahuntahun di Toyota adalah mendorong karyawan mencari cara-cara baru yang berbeda dalam berkontribusi.

Toyota mendidik karyawannya agar mereka menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging); tujuannya adalah karyawan merasa bahwa mereka sedang menjalankan perusahaan milik sendiri dan karena itulah akan melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati dan terus berimprovisasi.

Dengan knowledge management ability dan sense of belonging yang tinggi makan efisiensi dan efektifitas produksi tertinggi akan tercapai. Inti filosofi Toyota adalah singkirkanlah proses dan aktivitas tanpa nilai tambah. Jika karyawan hanya melakukan apa yang diperintahkan, Anda akan terus menemukan cacat di akhir proses produksi, Mitsuo Kinoshita, mantan executive vice president Toyota. Kami ingin karyawan punya inisiatif dan berpikir kreatif dan mengedepankan kualitas selama proses produksi berlangsung.

Dalam menerapakan Toyota Production System (TPS) dikenal 7 prinsip pelaksanaannya yaitu : 1. Reduced setup times, segala bentuk setup process tidak menghasilkan adding value ini tentu saja akan menjadi cost. Sehingga harus di reduksi.

2.

Small-lot production, daripada membuat sekaligus banyak namun tidak efektif lebih baik membuat dalam jumlah lebih sedikit namun efektif. Karena jika membuat dalam batch yang besar, diperlukan biaya yang besar. Employee involvement and empowerment, bahwa jika dengan melibatkan pegawai dengan meningkatkan skill mereka, maka hasil yang dicapai perusahaan juga akan semakin meningkat. Quality at the source, Berkaitan dengan peningkatan kualitas product, yang paling bagus adalah mengecek di awal. Equipment Maintenance, proses ini bagi operator dia mengecek pada basic function dari mesin. Pull Production, jenis production ini mensyaratkan jumlah quantity unit yang diproses yang ditentukan oleh demand proses selanjutnya. Supplier Involvement, supplier yang merupakan partner dari Toyota menjadi bagian dari TPS ini. Artinya membuat suatu integrated system baik perusahaan itu sendiri dengan para supplier. Jika dilihat dari Five forves dari Porter.

3.

4.

5.

6.

7.

Prinsip Rendah Hati dan Saling Menghormati Kebangkitan Toyota diwarnai stabilitas, pertumbuhan, dan evolusi yang terus berlanjut di atas dasar struktur manajemen yang memberdayakan karyawan, menempatkan manajer dan pemimpin sebagai fasilitator dan pelatih, bukan diktator. Mereka menjunjung tinggi prinsip persamaan derajat. Dalam berbagai rapat yang melibatkan manajemen dan karyawan, pertanyaan dilontarkan secara profesional namun tetap rendah hati sesuai dengan filosofi Toyota.

Jika terjadi masalah, karyawan harus mengkomunikasikannya kepada para superior sambil mencari peluang dan solusi untuk menyelesaikannya. Dalam setiap pembahasan, perlu dilakukan penekanan terus-menerus untuk kembali ke sumber permasalahan dan memaksa manajer atau eksekutif turun untuk mencari fakta dan membantu menemukan solusi.

2013-05-27 Page3, Total6

Rahasia suksesnya terletak kepada cara mereka menjalankan bisnis yang berdasar kepada rasa hormat kepada karyawan.

Prinsip Anti Boros Seperti yang sudah dibahas pada Kaizen dan TPS, Toyota amat mementingkan efisiensi dan melakukan perencanaan bisnis yang matang demi mencapainya. Motto mereka adalah tidak kurang dan tidak lebih. Produk, misalnya mobil, hanya dibuat berdasarkan permintaan saja. Seluruh hal yang menyangkut produksi secara otomatis juga mengikuti prinsip ini. Suplai komponen dilakukan jika ada rencana produksi barang saja, dan produksi barang dilakukan jika ada demand dari pasar. Hal ini bertujuan meminimalisir pemborosan atau waste (muda) dalam sistem produksi Toyota.

Kamban yang merupakan perwujudan dari Just-in-time production. Secara philosophy, just-in-time bertentangan dengan over production. Bahkan Masaaki Imai mengatakan Overproduction is the central evil that leads to waste in other areas of production process. Sehingga dengan cara Just-in-time mengurangi yang namanya inventory expense, mengurangi resiko terjadinya gangguan pada cash flow, mismatch production dan sebagainya

Pemasaran yang Berbasis Kepada Kepuasan Pelanggan Dalam memasarkan produk, Toyota bukan tipe perusahaan yang berambisi mengejar penjualan tertinggi. Tidak seperti beberapa perusahaan manufaktur mobil lainnya yang mendefinisikan sukses sebagai pencapaian angka penjualan tinggi yang berbuntut kepada diskon besar-besaran. Toyota selalu berusaha menjaga eksklusifitas produknya di mata publik dengan cara mempertahankan harga. Fokus Toyota lebih kepada kepuasan pelanggan. Harapannya pelanggan akan rela membayar harga yang reasonable untuk produk yang berkelas dan berkualitas prima.

Tujuan kami bukanlah menjual mobil sebanyak-banyaknya, ungkap Jim Press, COO dari Toyota Motor Corporation.Yang paling penting adalah memberi kualitas

kepada pelanggan. Kalau kami melakukan pekerjaan dengan baik, penjualan akan meningkat, tetapi tujuan kami bukanlah penjualan dan keuntungan yang lebih besar. Kami bekerja untuk pelanggan. Kami berusaha memberi mereka ketenangan hati. Menang berarti mendengar dan menanggapi konsumen, bukan hanya mengatakan kepada mereka apa yang mereka butuhkan atau harus inginkan.

Belajar dari Kesalahan Toyota bukanlah perusahaan tanpa cacat. Pada tahun 2010 lalu Toyota terkena kasus cacat produksi, dimana terjadi kesalahan yang terjadi pada sistem rem dan pedal gas pada mobil Toyota yang menyebabkan banyak kecelakaan dan cedera dialami oleh pengguna mobil. Awalnya Toyota menyangkal, namun akhirnya mereka mutuskan untuk melakukan recall terhadap lebih dari 8 juta unit mobil yang telah terjual, dan menunda penjualan delapan model mobilnya di AS, termasuk yang terlaris yaitu Camry.

Namun Toyota tidak mau tinggal diam begitu saja. Walaupun mengalami kerugian sebesar 2 milyar dolar AS dan denda sebanyak 16,4 juta dolar AS, Toyota segera melakukan identifikasi masalah yang ditemukan pada pedal gas dan rem. Ketika akar masalah telah ditemukan, Toyota segera menjalankan gerakan kampanye global demi mempertahankan citra perusahaan. Ketika akhirnya dinyatakan bersalah, pihak Toyota meminta maaf kepada pelanggannya di AS, dimana presiden Toyota, Akio Toyoda sendiri yang menyampaikan rasa sesal. Setelah itu Toyota langsung membentuk panitia khusus yang bertugas untuk meninjau ulang dan memperbaiki sistem internal mereka, sambil menjalankan pengendalian mutu dengan ketat.

2013-05-27 Page5, Total6

Jawaban poin b Perusahaan Toyota memiliki budaya yang mendorong tumbuhnya inovasi yaitu dengan mengadopsi prinsip Jepang 'Kaizen'. Kaizen terdiri dari Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke.

Belajarlah seakan Anda akan hidup selamanya, itulah filosofi yang diinginkan perusahaan Toyota untuk seluruh karyawannya. Toyota mendorong karyawannya untuk selalu belajar dan mendapatkan pengetahuan yang baru.

Tujuan kami bukanlah menjual mobil sebanyak-banyaknya, ungkap Jim Press, COO dari Toyota Motor Corporation.Yang paling penting adalah memberi kualitas kepada pelanggan. Kalau kami melakukan pekerjaan dengan baik, penjualan akan meningkat, tetapi tujuan kami bukanlah penjualan dan keuntungan yang lebih besar. Kami bekerja untuk pelanggan. Kami berusaha memberi mereka ketenangan hati. Menang berarti mendengar dan menanggapi konsumen, bukan hanya mengatakan kepada mereka apa yang mereka butuhkan atau harus inginkan.

Kebangkitan Toyota diwarnai stabilitas, pertumbuhan, dan evolusi yang terus berlanjut di atas dasar struktur manajemen yang memberdayakan karyawan, menempatkan manajer dan pemimpin sebagai fasilitator dan pelatih, bukan diktator. Mereka menjunjung tinggi prinsip persamaan derajat. Dalam berbagai rapat yang melibatkan manajemen dan karyawan, pertanyaan dilontarkan secara profesional namun tetap rendah hati sesuai dengan filosofi Toyota.

You might also like