You are on page 1of 13

1

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN TK ISLAM ATTAQARUB TRIENGGADENG. I. PEKERJAAN PERSIAPAN Sebelum pekerjaan dimulai, lapangan pekerjaan terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran / sampah dan akar akar kayu. Pemasangan Bouwplank dilaksanakan harus siku dan lurus dimana tiang tiang bouwplank berdiri tegak dan kuat, ukuran tiang minimal 5/7 cm dan papan bouwplank bagian atasnya harus diketam rata dan bersih. Semua pengukuran terlebih dahulu harus diketahui dan disaksikan oleh pihak Direksi. Pemasangan bouwplank harus dilakukan sebelum pekerjaan tanah dimulai dan disaksikan oleh Pemberi Tugas. PEKERJAAN TANAH Galian Tanah Tanah dimana pondasi akan dipasang harus digali sampai mencapai tanah yang keras, atau minimal harus sama seperti pada gambar bestek. Setiap penggalian tanah untuk pondasi selesai dilaksanakan, Pihak Pelaksana harus memberitahukan kepada Direksi Konsultan untuk mendapat persetujuan. Pihak Pelaksana harus menjaga agar seluruh galian tanah tidak digenangi air yang timbul dari hujan, parit serta mata air lain. Pihak Pelaksana harus segera membuang tanah bekas galian yang tidak diperlukan keluar bangunan. Timbunan Tanah Bahan urungan yang diperlukan harus dari pasir urug atau tanah pasir yang baik, banyak mengandung butir butiran serta tidak banyak mengandung bahan organik seperti misalnya akar tumbuh tumbuhan sampah serta bahan bahan lainnya. Pihak Pelaksana harus mengganti bila terdapat bahan urungan yang tidak baik. Sebelum diadakan pengurugan, tanah dipemukiman sedalam lebih kurang 20 cm harus dibuang, kemudian baru diadakan pengurugan. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis, tanah setebal 20 cm di dapat harus dibuang, kemudian baru diadakan pengurugan. Tanah urugan harus dibasahi dengan air pada saat dipadatkan. Pihak Pelaksanaan harus mengajukan contoh bahan urugan kepada Direksi / Konsultan, sebelum dan sesudah diadakan pengurugan. Pihak Pelaksana harus memberi tahukan kepada Direksi / Konsultan untuk mendapatkan persetujuan.

II. 2,1

2,2

METODE

Kepadatan timbunan pada lapisan terbawah akan mencapai 95% dari standar proctor laboratorium pads kadar air optimum dengan pemeriksaan kepadatan standar. Hasil pemadatan tanah akan disetujui oleh Konsultan Supervisi. 2,3 III. 3,1 Pasir Urug Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan dan timbunan serta alas pekerjaanLantai kerja Beton ( Line Concrete ). Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan beton non struktural Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 10 % dari berat keringnya.

PEKERJAAN PONDASI DAN BATU GUNUNG Bahan. Batu Gunung.


1.

Batu gunung yang dipergunakan adalah dari kualitas baik dari jenis yang keras (batu granit), tidak berlubang dan forius. Batu gunung tidak boleh mengandung atau menempel tanah dan ukuran minimal 25 cm sedangkan ukuran maksimal 30 cm. Untuk pekerjaan batu kosong (aanstamping) dipakai ukuran minimal 10 cm sedangkan ukuran maksimal 15 cm.

2.

3.

Batu gunung yang dipakai harus bermutu tinggi, kuat, bersih, bersudut (tidak bulat), tanpa retak retak, dan tidak ada cacat mempengaruhi mutunya. Kwalitas yang diperlukan adalah agar merata dengan kerapatan penuh (padat), dan harus begitu kuatnya serta ketahanan sehingga bisa dipakai untuk setiap maksud yang ditentukan, batu itu hendaknya mempunyai berat jenis tidak kurang dari 2,6%. Batu kali yang dipakai adalah batu sungai yang dibelah atau batu gunung yang keras. Sama sekali tidak di izinkan memakai batu sungai dalam bentuk bulat atau batu endapan dan batu yang digunakan harus disetujui mengajukan contoh batu kepada Direksi Pengawas. Pasir pasangan. Pasir pasangan yang dipakai harus berupa pasir keras, bersih dan sebelum diaduk dengan semen harus dalam keadaan kering. Pasir yang digunakan harus disetujui Direksi Pengawas. Semen. Semen yang dipakai adalah porland cement type I dan II (sesuai kebutuhan mutu beton yang dihasilkan), dan mendapat persetujuan direksi pengawas. Rekanan hanya diperbolehkan memakai dari satu jenis PC untuk seluruh pekerjaan. Air. Air yang dipakai untuk mengaduk spesie harus tawar yang bebas dari larutan larutan lain yang membahayakan konstruksi. Air yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
METODE

IV. 4.1

PEKERJAAN BATU, PASANGAN DAN PLASTERAN Lingkup Pekerjaan. DETAIL KONTRUKSI Alas pondasi Dasar pondasi Pondasi batu gunung/ kali Dinding bangunan Permukaan dinding bangunan Dinding biasa Kolom, balok yang nampak BAHAN Pasir pasang Pas. Batu kosong Pas. Batu dengan campuran 1 Pc : 4 Ps Pas. Batu bata dengan spesi campuran 1 : 2 (Trasram) dan 1: 4 Plesteran dengan campuran 1 Pc : 4 Pc 1 Pc : 2 Pc (Trasram) 1 Pc : 3 Ps

Pasangan bata adukan 1 Pc : 4 Ps dipasangan pada dinding bangunan, tolak angin dan dinding penutup diatas ring balok. Adukan yang diperlukan adalah 1 Pc : 4Ps. Batu gunung / kali yang digunakan bermutu tinggi, keras dan tidak bercampur dengan tanah / tidak mengandung tanah. Permukaan batu harus besar, bersudut runcing dan tidak diperbolehkan memakai batu yang retak. Bahan semen, pasir dan air yang dipergunakan sama seperti yang disyaratkan pada pekerjaan beton. Batu bata yang dipergunakan batu bata biasa dengan ukuran 4,5 x 10 x 20 cm, kualitas baik. Batu bata kuat, tidak mudah pecah, mempunyai ukuran yang seragam, dengan pembakaran yang baik tidak cacat. Sebelum didatangkan ke lapangan pekerjaan, Pelaksana harus memberikan contoh untuk mendapatkan persetujuan Direksi. a. Pemasangan dan Cara Kerja. Adukan harus diadukan dengan mesin penganduk (Molen). Pasangan harus tegak lurus, waterpass dalam satu garis dan berjarak sama dengan tebal spesi 1,5 2 cm. Pasangan batu kali harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran dan lumpur yang melekat, baru kemudian dilaksanakan pekerjaan pemasangan dengan spesifikasi campuran 1 Pc ; 4 Ps. Bentuk dan ukuran spesifikasi batu gunung / kali harus benar benar terisi dengan spesifikasi campuran semen dua sisi batu gunung / kali. Angker-angker yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan lainnya harus dipasang sesuai dengan kebutuhan. Hasil pekerjaan plesteran akan benar-benar halus permukaannya sehingga ketika dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan bekas.
METODE

b.

Pekerjaan plasteran. Pekerjaan plasteran mengikuti semua pekerjaan plasteran baik diluar maupun didalam bangunan sesuai dengan gambar rencana dengan lingkup pekerjaan sebagai berikut : 1. Plasteran adukan 1 Pc : 2 Ps, dipergunakan pada dinding KM/WC setinggi 2 m dari kaki dinding, trasram juga 40 cm dari permukaan pasangan batu pada dinding. 2. Plasteran adukan 1 Pc : 3 Ps, dipergunakan pada kolom dan balok yang terlihat, finishing lisplank dan talang beton yang terlihat lainnya, kecuali ditentukan lain pada gambar rencana. Bahan semen, pasir dan air yang dipergunakan sama seperti yang dipersyaratkan pada pekerjaan beton, khusus untuk pasir harus diayak. Pemasangan dan Cara Kerja. Ketebalan plasteran untuk seluruh konstruksi minimal 15 mm, termasuk lapisan dinding keramik, kecuali ditentukan lain pada gambar rencana. Seluruh pekerjaan yang tertanam didinding/beton harus diplaster, dengan mendapat persetujuan Direksi untuk memulai pekerjaan. Seluruhnya permukaan dinding dan beton yang akan diplaster harus bersih dan tidak mengandung minyak, dan sebelum diplaster harus disiram dan dibasahai dengan air hingga jenuh. Untuk memperoleh permukaan yang sempurna bidang plasteran dibagi bagi dengan dipasangi klos sementara dari kayu. Seluruh pekerjaan selesai dari proses pengerasan awal sampai permukaan plasteran mengering harus dirawat dengan penyiraman air. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara plesteran lama dengan plesteran baru yang tidak rata. Plasteran yang tidak sempurna misalnya bergelombang retak retak, tidak tegak lurus dan hal lain yang tidak indah terlihat, tidak sesuai dengan estetika arsitektural harus diperbaiki sehingga Direksi merasa puas.

4.2

V. PEKERJAAN BETON BERTULANG 5,1 Lingkup Pekerjaan. Beton bertulang dengan Mutu Beton K225 digunakan untuk Struktur : Sloof, Kolom kolom, Ring balok dan Balok balok Lantai, Tempat tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. 5,2 Bahan bahan. Semen. Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut standard Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan memakaianya sebagai bahan
METODE

campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m, setiap semen baru datang yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakai semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman. Kerikil. Kerikil yang digunakan harus bersih, baik, serta mempunyai gradasi yang baik sesuai dengan syarat yang tercantum dalam PBI 1971. Pasir. Pasir beton harus berupa butir butiran tajam dan keras, bebas dari bahan bahan organik, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat syarat yang tercantum dalam PBI 1971. Air. Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkalin, garam, bahan bahan organik lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya diambil air bersih yang dapat diminum. Air tawar yang jernih tidak berbau dan berlumpur. Semen 1. Merek semen yang dipergunakan adalah Semen Type I 2. Semen yang telah mengeras sebagian tidak diperkenankan pengunaannya untuk dipakai. Besi Beton. 1. Besi dari baja untuk <10 mengunakan U = 24 2400 kg/cm2. 2. Harus bersih dari minyak dan bahan lainnya yang dapat mengurangi daya lekat antara besi dengan beton. a. Cetakan (bekesting). Bekesting harus dibuat kuat dan kokoh, tahan terhadap getaran vibrator dari luar manapun dari dalam, bekesting tidak mengalami perubahan bentuk, baik sebelum maupun sesudah diadakan pengecoran, harus kedap air dan menutup semua celah celah bekesting. 5,3 Pemasangan dan Cara Kerja. Pembersihan cetakan. Permukaan cetakan dan pemasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibersihkan dari kotoran dan dibasahi dengan air bersih sebelum dicor. Pengecoran. Sebelum melaksanakan pengecoran beton pada bagian utama dari kontruksi, Pihak Pelaksana harus memberitahukan pemberi tugas untuk mendapat persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan atau persiapan pengecoran tidak diketahui pemberi tugas maka Pihak Pelaksana dapat diperintahkan untuk membongkar dan menyingkirkan beton yang atas biaya Pihak Pelaksana. Pengecoran harus selesai sebelum adukan mulai mengental. Serta pengecoran tidak boleh dilakukan pada waktu hujan.

METODE

Kolom Praktis. Pada bagian dinding batas luas 9.00 s/d 12.00 m 2 dan pada sudut pertemuan dinding yang tidak ada kolom penyangga harus dipasang kolom praktis. Perawatan. Semua cetakan dan beton setelah pengecoran harus terus dibasahi bersama cetakan sebelum dibongkar, terutama 14 hari pertama secara kontinyu guna untuk mendapat pengerasan beton yang baik. Penolakan Pekerjaan Beton. Pemberi tugas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti: Konstruksi beton keropos, Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau tidak rata seperti direncanakan, Konstruksi beton berisikan kayu atau benda benda lainnya,
PEKERJAAN LANTAI

VI.

6.1

Lingkup Pekerjaan. Lantai dalam dan luar ruangan seperti tercantum pada gambar rencana dipasang lantai cor, dengan spesi 1 pc : 3 ps atau mutu beton K. 150 setebal 5 cm. Dengan penutup lantai Keramik 40x40, 20x20(KM/WC) dan 20x25 (KM/WC) Kualitasi I Setara Roman. 6.2 Syarat-syarat. Bahan semen, pasir, dan air yang digunakan sama seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton. 6.3 Tata Cara Kerja a. Sebelum pemasangan lantai, harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu halhal sebagai berikut : Semua permukaan harus kering, bersih, bebas dari debu dan minyak/lemak. Permukaan lantai harus rata dan pada pertemuan harus siku. b. Untuk pengisian lantai harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga memberikan hasil yang baik dan memuaskan. Lantai harus bersih dan mengkilat. Cara membersihkan keramik harus mengikuti petunjuk dari direksi. VII. PEKERJAAN KOZEN KAYU KLAS I

Kriteria Perencanaan Faktor Keamanan Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian kayu termasuk ketahan kaca, memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin yang disyaratkan. Modifikasi

METODE

Dapat dimungkinkan tanpa merubah profit atau merubah penampilan, kekuatan atau tahan dari material dan akan tetap memenuhi kriteria perencanaan. Pergerakan Karena Temperatur Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant yang tidak merekat, dan hat-hat lain. Sambungan kedap air akan mampu menampung pergerakan ini. Pemasangan Pada Struktur Bangunan
1.

Semua kayu terpasang dengan hubungan siku-siku, tegak lurus dan mengikuti patokan (bench mark) dari Kontraktor Pelaksana. Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pengukuran di lapangan dan koordinasi dengan pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang (opening) sesuai dengan Shop Drawing. Kaca.

2.

1. 2. 3.

Kaca harus bermutu baik, tidak retak dan sempurna datar. Ketebalan kaca 5 mm untuk jendela. Pemasangan kaca harus dalam rangkanya, setiap pemasangan kaca harus diberi list, didempul, dirapikan dan tidak menimbulkan bunyi bila ditiup angin. 4. Kaca yang telah dipasang harus bersih dan dilap, yang retak/tergores harus diganti.
VIII. PEKERJAAN PLAFOND

8,1

Bahan-bahan. Plywood 4 mm 1. Material utama plafond adalah Plywood / Triplek ukuran standard 120 Cm x 240 Cm, tebal 4 mm. 2. Plywood / Triplek adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik dan akan mempunyai Merk Dagang. 3. Plywood / Triplek yang didatangkan ke lokasi pekerjaan tidak akan dalam keadaan cacat dan rusak. List Profit 1. List profil adalah dari kayu cetakan pabrik dengan motif yang disesuaikan (gambar bestek). 2. List profil yang didatangkan ke lokasi pekerjaan tidak akan dalam keadaan cacat atau rusak. Rangka Plafond 1. Rangka plafond adalah kayu rangka utama 5/7 cm dengan rangka pembagi 5/5 cm dari kayu kelas II.

METODE

2. Ukuran kayu harus sesuai dengan gambar detail dan merupakan ukuran bersih (ukuran jadi). Pembagian rangka plafond 50 cm x 100 Cm 3. Kayu/ papan harus kering, lurus tidak bermata dan memenuhi syarat syarat yang dicantumkan dalam PKKI. 8,2 8,3 Syarat syarat. Dimensi harus sesuai dengan gambar gambar rencana Buatkan sub drawing (gambar kerja lapangan)

Tata Cara Kerja. Pekerjaan Kayu Periksa semua pekerjaan yang berhubungan dengan permukaan kayu, dan sesuaikan dengan pekerjaan kayu pada gambar rencana. Setiap perbaikan, perubahan dan penggantian pekerjaan kayu yang disebabkan kurang baiknya pekerjaan tanpa penambahan biaya. Semua pekerjaan ini harus dikerjakan serapi mungkin. Semua kayu yang dipakai tidak boleh bahan bekas dan tidak boleh dimenie/diresidu terlebih dahulu sebelum diperiksa oleh konsultan pengawas. Penggantung dan angkur angkur baut untuk plafon, harus ditanamkan kuat kedalam plat atau balok beton maupun dinding. Bidang permukaan rangka harus rata, lurus, waterpass dan tidak ada bagian bagian yang bergelombang. Pemasangan plafon harus dipasang sesuai dengan pola yang tertera dalam gambar. Tepi tidak bergelombang.

IX.

PEKERJAAN ATAP Secara umum pekerjaan kap atas meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan bahan lengkap terpasang sampai berfungsi sesuai dengan gambar rencana/detail serta memenuhi syarat syarat dalam buku ini dan mendapat persetujuan Direksi. 9,1 Lingkup Pekerjaan. Membuat dan memasang kuda kuda/kap kayu Atap lama. Memasangan gording dan nok kayu dari atap lama. Membuat /memasang sambungan sambungan titik buhul, sambungan batang dan skor skor pada kuda kuda serta plat besi dengan menggunakan sambungan baut. Memasang atap seng Genteng 0,30 mm, rabung seng Genteng 0.35. Membuat talang jurai dari seng plat BJLS 0,30 mm pada pertemuan atap/patahan atap. Memasang lisplank kayu klas II ukuran 3/20 cm pada keliling atap. 9,2 Syarat syarat umum dan peraturan. a. Syaratsyarat umum peraturan penggunaan kayu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari bagian ini.
METODE

b.

Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (Sertifikat Pabrik) dari material kayu yang akan digunakan guna menjamin, material sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan c. Persyaratan persyaratan konstruksi kayu dan istilah istilah teknik menjadi satu kesatuan dalam bagian ini. d. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini, semua pekerjaan bahan / kayu harus sesuai dengan standar dibawah ini : Peraturan Muatan Indonesia (PMI) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI) Peraturan Konstruksi Baja Indonesia Standar Industri Indonesia (SSI) 9,3 Cara Pelaksanaan. Seng dipasang diatas gording dengan mengunakan paku skrup, pemasangan dimulai dari sisi bawah (dari sisi listplank). Pemasangan harus rapih dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran. Pemasangan atap genteng dilakukan setelah gording terpasangn rapi don kokoh. Sambungan antara lembaran seng diatas dan bawah merupakan garis lurus. Atap dipaku ke gording truss / baja ringan dengan menggunakan self driven Screw dengan menggunakan ring karet untuk mencegah bocor dan pergerakan lembaran seng. Bagian ujung seng yang bengkok harus terkait di gording dan dipaku. Sebelum dipasang bubungan, gording atas harus dipasang dahulu dengan kokoh. Pemasangan bubungan dikerjakan dengan rapi dengan bahan yang sejenis dengan atop seng yang dipakai.

X. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 10,1 Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan jaringan instalasi di dalam bangunan, penyediaan bola lampu, kabel, pipa PCV, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop kontak dipasang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar. 10,2 Standar-standar. Sebagai dasar perencanaan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku : Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi tahun 2000. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 1978 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL) dan tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL). Standard Industri Indonesia (SII) dan Standard Nasional Indonesia (SNI). Standard PLN dalam wilayah daerah setempat. Keputusan Dirjen Cipta Karya DPU dan SNI tentang standard penerangan buatan. Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan pelengkapan bangunan. Standard negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC, VDE, DIN, NEMA, JIS, NFPA, dan lain-lain.
METODE

10

10,3 Syarat-syarat umum dan peraturan. Kabel NYM dipergunakan sebagai instalasi penerangan didalam dinding. Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan. 10,4 Bahan-bahan. Bahan pabrikasi : Sebelum bahan pabrikasi ada, Pelaksana harus menyerah 2 (dua) set sub drawing dan gambar daftar sambungan untuk diteliti Direksi lapangan. Jika ada revisi satu set. Stop Kontak. Stop kontak digunakan dari type terbenam dengan bentuk persegi warna putih, dipasang dengan ketinggian 1,2 meter diatas lantai. Saklar. Type saklar adalah dari type terbenam dengan bentuk persegi warna putih dipasang 1,2 meter diatas lantai Isolator. Isolator untuk kabel diatas plafon dari jenis keramik dipasang pada konstruksi atap atau langit langit memakai sekrup galvanis. Pengamanan Zakering. Pengamanan Zakering yang digunakan untuk kapasitas lebih rendah, atau sama dengan 35 A dipakai type patron. Kabel. Terkecuali dinyatakan lain dalam gambar. Semua kabel adalah type NYM untuk ruangan. Dipakai kabel produksi Kabelindo dengan sertifikat LKM. Elektrode Tanah. Sebagai elektroda tanah digunakan pipa galvanis diameter 2`` yang ditanam tegak lurus kedalam tanah. Pipa Saluran Kabel. Pipa PVC class C untuk saluran listrik ruangan lengkap dengan perlengkapan penyambungan. 10,5 Tata cara kerja. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu / stop kontak serta jenis lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa pada dinding maupun beton harus ditanam dan penarikan kabel diatas plafon dimasukan didalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan / komponennya harus disesuaikan dengan system tegangan lokal 220 volt. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan pada beban punuh selama 3 X 24 jam penuh.
METODE

11

10,6 Masa pemeliharaan dan Garansi. Setelah serah terima kedua Pihak Pelaksana / Ketua Tim Pembangunan Pelaksana/Supplier akan memberikan garansi terhadap peralatan-peralatan yang dipasang serta mengadakan service / pemeliharaan selama masa yang ditentukan yaitu:
a. a.

Garansi selama 1 tahun Pemeliharaan selama 6 bulan.

Selama masa pemeliharaan Pihak Pelaksana / Ketua Tim Pembangunan Pelaksana wajib akan:
a. b.

Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai dengan persyaratan pabrik. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas, sehingga petugas tersebut mahir dalam menjalankan dan merawat peralatan-peralatan yang dipasang.

c.

XI.

PEKERJAAN PENGECATAN

11,1 Lingkup Pekerjaan. Secara umum pekerjaan ini meliputi pengadaan pekerjaan, peraturan dan bahan bahan sehubungan dengan pengecatan sesuai dengan spesifikasi. Seluruh Pekerjaan Cat akan sesuai dengan standard-standard sebagai berikut : a. Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
b. c.

NI-3 1970 NI-4

11,2 Syarat syarat. 1. Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik. 2. Cat akan dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang, spesifikasi, dan aturan pakai. 3. Cat tembok yang dipakai adalah dari Merk NIPPONT PAINT atau merk lain yang setara dengannya. Dan untuk permukaan kayu lainnya menggunakan cat minyak setara NIPPONT PAINT. 4. Pihak Pelaksana / Ketua Tim Pembangunan Pelaksana akan memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana. 11,3 Bahan bahan.
METODE

12

Cat harus dalam bungkus asli dan utuh. Pada label tersebut ada keterangan keterangan tentang nama pabrik, susunan kimia dan aturan pakai. Pengujian. Contoh cat diambil secara priodik dari kaleng yang dibuka dilapangan dan dicocokkan / disesuaikan dengan cat yang belum dibuka apakah sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. 11,4 Tata Cara Kerja. Pihak Pelaksana / Ketua Tim Pembangunan akan memastikan permukaan dinding bata dan permukaan beton akan benar-benar kering sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan. Semua pekerjaan pengecatan dilakukan dengan cara manual oleh tukang ahli. Dinding dan permukaan beton akan didempul atau diplamur terlebih dahulu sebelum dilakukan pekerjaan cat dasar. Dinding yang telah diplamur akan digosok sampai rapi dan rata permukaanya dengan kertas amplas. Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain dalam Bill of Quantity atau Konsultan Supervisi
a. b. c.

Cat Tembok Exterior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan 2 Kali Cat warna. Cat Tembok Interior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan 2 Kali Cat warna. Cat Minyak : 1 Kali Dempul, dan 2 Kali Cat warna. PEKERJAAN FINISHING

XII.

Lingkup pekerjaan pada bagian ini adalah meliputi pengadaan bahan dan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan perlindungan terhadap kebocoran, peningkatan arsitektur, estetika, finishing, beton expose dan pekerjaan pelengkap lainnya : 12,1 1. Pekerjaan Peningkatan Arsitektur dan Estetika. Syarat syarat. Seluruh pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas baik, rapi dan memenuhi persyaratan. 2. Bahan bahan. Bahan yang diperlukan harus berkualitas baik dan memenuhi ketentuan ketentuan dalam peraturan umum bahan bangunan. 3. Tata Cara Kerja. Seluruh pekerjaan harus dierjakan dengan baik memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sesuai dengan pasal demi pasal pada RKS ini.

METODE

13

12,2 Pekerjaan Finishing. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyelesaian pekerjaan / finishing seluruh pekerjaan beton, tembok dan pekerjaan lainnya yang selayaknya harus difinishing yang sesuai dengan estetika arsitektural dan gambar rencana. Setiap bagian pekerjaan harus memberikan hasil yang memuaskan.

Trienggading, 22 Agustus 2011

CV. BARONA

M. DAHLAN Direktur

METODE

You might also like