You are on page 1of 43

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar belakang Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2008). Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Dan dalam paradigma baru program ini misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Karena keluarga adalah salah satu diantara kelima matra kepentingan kependudukan yang sangat mempengaruhi perwujudan penduduk yang berkualitas.

Berdasarkan visi dan misinya program Keluarga Berencana nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya peningkatan kualitas penduduk. Salah satu kunci dalam rencana strategi nasional Indonesia 2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan.

Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut keluarga berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Untuk mengoptimalkan keluarga berencana bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang telah tersedia. Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga

sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,

pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008). Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Suratun, 2008). B. Tujuan Penulisan 1. 2. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kontrasepsi. Mahasiswa mampu menjelaskan macam- macam alat- alat kontrasepsi. Mahasiswa mampu menjelaskan efek samping yang akan timbul dari penggunaan kontrasepsi.

4.

Mahasiswa mampu memberi penilaian dalam penanganan efek samping yang timbul pada pengguanaan kontrasepsi.

C.

Manfaat Penulisan Mahasiswa dapat lebih aktif dalam proses belajar, dengan mempelajari materi- materi yang akan dibahas dalam pembahasan penilaian efek samping yang timbul pada pengguanaan alat- alat kontrasepsi mahasiswa dapat lebih mahir dalam memberikan asuhan kepada klien.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kontrasepsi Asal kata kontra berarti mencegah atau melawan dan

konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan. Kehamilan Kontrasepsiusaha-usaha untuk mencegahterjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Efektivitas kontrasepsi adalah keunggulan carakontrasepsi tertentu dalam mencegah kehamilan dalam kenyataan penggunaan sehari-hari daya guna kontrasepsi terdiri atas daya gunateoritis atau fisiologik (theoretical effectiveness),daya guna pemakaian (use effectiveness) dan dayaguna demografik (demografic effectiveness). Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007). Efek samping adalah perubahan fisik atau psikis yang timbul akibat dari penggunaan alat/obat kontrasepsi, tetapi tidak berpengaruh serius terhadap kesehatan klien (BKKBN, 2002). B. Pembinaan Akseptor KB Melalui Konseling Penyuluhan KB adalah kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat guna mewujudkan keluarga berkualitas. Tugas penyuluhan KB meliputi persiapan penyuluhan, pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan generasi

muda. Dalam penyuluhan KB terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar mampu mengubah perilaku kelompok sasaran. Di dalam program KB dikenal istilah Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang merupakan proses penyampaian dan penerimaan pesan dalam rangka meningkatkan dan memanfaatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat, dan mendorongnya agar secara sadar menerima program KB. KIE yang responsif gender adalah salah satu pendekatan dalam komunikasi yang bertujuan mempercepat perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku. Perlunya KIE terutama bagi perempuan disebabkan banyak dari mereka yang masih belum paham tentang hal-hal penting yang terkait dengan kesehatan mereka. Jenis pendekatan lain yang sering digunakan dalam program KB adalah Komunikasi Inter Personal/Konseling (KIP/K). KIP/Konseling merupakan suatu bentuk tatap muka dua arah antara klien dan petugas yang dilakukan dengan sengaja dan bertujuan membantu kliennya mengambil keputusan sesuai keinginannya secara sadar dan sukarela. Untuk itu, petugas seyogyanya peka gender dalam proses konseling, klien merasa puas dan tidak merasa diabaikan. Melalui proses KIE dan konseling yang berkeadilan gender, diharapkan tumbuh kerjasama di antara laki-laki dan perempuan dalam upaya mewujudkan keluarga berkualitas dan berkeadilan gender karena penyuluhan KB juga perlu memperhatikan dan melibatkan para suami.

Selain pendekatan dalam komunikasi, juga diperlukan pelayanan KB yang merupakan kegiatan pemberian fasilitas kepada keluarga dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dalam mewujudkan keluarga berkualitas. sedangkan tugas pelayanan KB mencakup persiapan pelayanan, pelaksanaan pelayanan dan pengembangan model pelayanan. C. Praktek Pembinaan Akseptor KB 1. Kondom Kondom adalah cara KB yang disarungkan ke alat kelamin lakilaki. Kondom dibuat dari karet tipis, kulit, lateks dan plastik. Kondom berguna untuk mencegah pertemuan sel telur wanita dan sel mani dari laki laki sehingga tidak terjadi kehamilan. a. Cara Pemakaian Sarungkan pada alat kelamin laki laki saat dalam keadaan tegang, baru kemudian dilakukan hubungan kelamin. b. Keuntungan 1) Mencegah kehamilan 2) Dapat dipakai sendiri 3) Mudah didapat 4) Praktis 5) Murah 6) Memberi perlindungan terhadap penyakit penyakit akibat hubungan seks. 7) Dapat diandalkan karena cukup efektif

8) Sederhana, ringan disposable 9) Tidak mempunyai efek samping 10) Pria ikut secara aktif dalam program KB c. Kerugian 1) Ada kemungkinan bocor, sobek dan tumpah yang

menyebabkan kondom gagal dipakai sebagai alat kontrasepsi. 2) Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna memakai kondom. 3) Perlu dipakai secara konsisten, hati hati dan terus menerus pada setiap senggama. d. Tempat memperoleh kondom 1) Apotik 2) Klinik KB 3) Puskesmas 4) BPS / RB 5) Warung warung atau kedai tertentu e. Cara pembuangan kondom yang benar 1) Jangan dibuang kedalam toilet 2) Jangan dibuang ke dalam selokan atau got/ parit 3) Jangan dilempar ke halaman 4) Dibakar bersama sampah 5) Bersihkan dulu (cuci), bungkus, ikat lalu masukkan ke tempat sampah

6) Ditanam 2. PIL KB Pil KB berisi zat yang berguna untuk mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita. Ada 2 macam kemasan pil, yaitu : Kemasan berisi 21 Pil Kemasan berisi 28 Pil Sebelum meminum pil KB, Kesehatan ibu perlu diperiksa terlebih dahulu. Jika menurut hasil pemeriksaan ibu bisa memakai pil KB barulah ibu dapat mulai minum pil KB. Untuk kemasan berisi 21 pil, tablet pertama diminum setiap hari ke lima haid. Untuk kemasan berisi 28 pil, tablet pertama diminum pada setiap hari pertama haid, mulai dari tanda panah. a. Cara pemakaian Pil KB diminum setiap hari satu tablet secara teratur, tidak boleh lupa. Hanya dengan meminum pil secara teratur dapat diperoleh manfaat pil KB sebagai cara mencegah kehamilan. b. Keuntungan 1) Pil KB manjur untuk mencegah kahamilan bila dipakai sesuai petunjuk, diminum setiap hari secara teratur. 2) Bila ingin mempunyai anak lagi, maka ibu bisa hamil kembali setelah pemakaian pil dihentikan. 3) Siklus haid teratur, banyaknya darah haid berkurang

(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.

4) Mudah dihentikan setiap saat c. Kerugian 1) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari. 2) Pusing 3) Nyeri payudara 4) Mual, terutama pada 3 bulan pertama 5) Berat badan naik sedikit 6) d. Tidak mencegah IMS, HIV, PMS, HBV

Tempat memperoleh Pil KB 1) Apotik 2) Klinik KB 3) Puskesmas 4) BPS / RB 5) Warung warung atau kedai tertentu

e.

Penting untuk diingat 1) Bila sudah hampir habis segeralah minta kepada tempat pelayanan, supaya tidak tertunda. 2) Jangan lupa, pil KB harus diminum setiap hari secara teratur. 3) Apabila lupa, minumlah saat itu juga 1 tablet dan malamnya minum 1 tablet lagi

4) Apabila 2 hari lupa minum pil, pergilah ke klinik beritahukan kepada dokter atau bidan (jika sering lupa minum pil KB bisa terjadi kehamilan) 5) Apabila merasa pusing atau mual pil KB tetap diminum 6) Apabila tidak cocok memakai pil KB pergilah ke tempat pelayanan untuk minta dibantu dokter atau bidan. Mungkin perlu ganti cara KB lainnya 7) Bagi aseptor yang cocok, pil KB bisa dipakai dalam jangka waktu cukup lama 3. Suntikan KB Kontarasepsi suntikan di Indonesia merupakan salah satu kontrasepsi yang populer. Kontrasepi suntikan yang digunakan adalah long-acting progestin, yaitu Noretisteron enantat (NETEN) dengan nama dagang Noristrat dan Depomedroksi progesteron acetat (DMPA) dengan nama dagang Depoprovera. Tekhnik penyuntikan ialah seca intramuskulus dalam, di daerah muskulus gluteus maksimus atau deltoideus. a. Keuntungan 1) Praktis kaena tidak perlu mengingat-ingat setiap hari 2) Pencegahan kehamilan jangka panjang 3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri 4) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

10

b.

Kerugian 1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti siklus haid sering memanjang atau memendek, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), atau tidak terjadi haid sama sekali. 2) Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan) 3) 4) 5) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu Perubahan berat badan Tidak menjamin pencegahan penularan penyakit menular seksual, HBV, atau HIV/ AIDS 6) Terlambatnya pemakaian 7) 8) Sakit kepala Timbulnya jerawat kembali kesuburan setelah penghentian

c.

Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan 1) Perempuan usia reproduksi 2) Perempuan nulipara atau yang sudah mempunyai anak 3) Perempuan yang menghendakai kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi 4) Perempuan setelah keguguran dan setelah melahirkan 5) Perempuan dengan tekanan darah kurang dari 180/ 110 mmHg 6) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

11

d.

Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan 1) Perempuan yang hamil atau dicurigai hamil 2) Perempuan yang mengalami perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. 3) Perempuan penderita hipertensi 4) Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid atau amenorea 5) Perempuan yang menderita kanker payudara atau mempunyai riwayat kanker payudara 6) Perempuan penderita keganasan penyakit jantung, penyakit hati, penyakit paru- paru berat, dan penderita diabetes melitus disertai komplikasinya.

e.

Tempat memperoleh pelayanan kontrasepsi suntikan 1) Klinik KB 2) Puskesmas 3) BPS/RB 4) Dokter Obsgyn 5) Rumah sakit

f.

Penting untuk diingat 1) Suntikan KB diberikan saat ibu sedang haid, terutama untuk memastikan bahwa saat suntikan itu diberikan ibu sedang tidak hamil

12

2) Sebelum diberi suntikan KB, kesehatan ibu harus diperiksa dulu, yaitu vital signnya 3) Suntikan KB dapat diberikan sambil duduk atau berbaring 4) Setelah disuntik, ibu dapat melakukan kegiatannya seperti biasa, misalnya berkebun, mencuci, mengetik, berolahraga, dan lain sebagainya. 5) Jika suami pergi selama satu bulan hingga tiga bulan atau lebih, ibu tetap harus mendapat suntikan KB secara teratur 6) Terdapat kemungkinan ibu mengalami gangguan seperti nyeri pada perut , hal ini adalah efek samping dari pemakaian suntikan KB. Pergilah ketempat pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan nasihat atau bantuan bidan atau dokter 7) Kemungkinan siklus haid ibu menjadi tidak teratur, hal ini juga merupakan efeksamping pemakaian suntikan KB, pergilah ke tempat pelayanan kesehatan untuk membicarakannya dengan bidan atau dokter 4. IUD (Intra Uterin Device) / AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) IUD (Intra Uterin Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat kontrasepsi yang ditempatkan di dalam rahim. IUD dibuat dari plastik khusus yang diberi benang pada ujungnya. Benang ini gunanya untuk pemeriksaan(kontrol). Ada beberapa macam IUD yaitu : Bentuk seperti spiral, namanya lippes loop

13

Bentuk seperti huruf T dan dililiti tembaga, namanya cooper-T Berbentuk seperti pohon kelapa atau kipas terbuka dan dililiti tembaga, namanya multi load

a. Cara kerja IUD IUD mencegah pertemuan sel sperma dengan sel telur sehingga kehamilan tidak terjadi b. Cara pemakaian IUD IUD dipasang pada rongga rahim wanita pada saat sedang haid. Pemasangan dilakukan oleh dokter atau bidan yang terlatih. c. Pemeriksaan IUD ulang Satu minggu sesudah pemasangan. Sesudah itu setiap bulan, dilakukan sebanyak 3 kali d. Keuntungan 1) Praktis tidak perlu mengingat ingat 2) Ekonomis 3) Aman 4) Mudah diperiksa (dikontrol) 5) Efektif untuk proteksi jangka panjang 6) Tidak mengganggu hubungan suami istri 7) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI 8) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus 9) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

14

e. Kerugian 1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, bercak-bercak perdarahan (spotting), dan saat haid akan lebih sakit. 2) Rasa nyeri atau mulas beberapa saat setelah pemasangan 3) Tidak mencegah IMS, HBV, dan HIV/AIDS 4) Tidak baik digunakan pada perempuan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan, karena penyakit radang panggul sering terjadi setelah Perempuan IMS memakai AKDR 5) Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR, seringkali perempuan takut setelah pemasangan. 6) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri, karena petugas kesehatan yang sudah terlatih yang dapat melepas AKDR 7) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukannya, perempuan harus memasukkas jarinya ke dalam vagina, sebagian besar perempuan tidak mau melakukan hal ini f. Yang dapat menggunakan IUD 1) Perempuan usia reproduksi

15

2) Perempuan nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau yang belum mempunyai anak 3) Perempuan yang menghendakai kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi 4) Perempuan setelah keguguran dan setelah melahirkan 5) Perempuan dengan resiko rendah terkena IMS 6) Perempuan yang tidak menyukai mengingat- ingat meminum pil KB setiap hari 7) Perempuan yang gemuk maupun kurus 8) Perempuan hipertensi 9) Penderita penyakit jantung, diabetes melitus, dan penyakit hati dan empedu g. Yang tidak diperkenankan memakai IUD 1) Perempuan yang hamil atau dicurigai hamil 2) Perempuan yang mengalami perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. 3) Perempuan yang sedang menderita infeksi alat genital ( vaginitis, servisitis) dan perempuan dengan kanker organ genital 4) Perempuan dengan kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri h. Tempat memperoleh pelayanan IUD 1) Puskesmas 2) Klinik KB

16

3) BPS/ RB 4) Dokter kandungan 5) Rumah sakit i. Penting untuk diingat 1) Mengecek kesehatan umum ibu ( vital sign) sebelum pemakaian IUD 2) Pemasangan IUD dilakukan oleh dokter atau bidan terlatih 5. Implant atau AKBK (alat kontrasepsi bawah kulit) Implant atau susuk KB adalah alat kontrasepsi yang terdiri dari enam kapsul kecil berisi hormon lovonorgestrel, implan dipasang di bawah kulit lengan atas bagian dalam, implant dipakai selama lima tahun. a. Cara kerja kontrasepsi implant Keenam kapsul implan secara tetap melepaskan sejumlah hormon yang dapat mencegah lepasnya sel telur dari indung telur dan mengentalkan lendir pada mulut rahim, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke dalam rahim. Hormon ini juga dapat menipiskan selaput lendir rahim sehingga hasil pembuahan tidak dapat tertanam di dalam rahim. b. Keuntungan 1) Daya guna tinggi 2) Perlindungan jangka panjang (5 tahun) 3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

17

4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam 5) Tidak mengganggu kegiatan senggama 6) Klien hanya perlu kembali ke pelayanan kesehatan hanya jika merasa ada keluhan 7) Dapat dicabut setiap saat saat sesuai dengan kebutuhan c. Kerugian 1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti siklus haid sering memanjang atau memendek, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), atau tidak terjadi haid sama sekali 2) Nyeri kepala 3) Penurunan atau peningkatan berat badan 4) Nyeri payudara 5) Perasaan mual 6) Pening/ pusing kepala 7) Perubahan perasaan( mood) atau kegelisahan 8) Klien harus ke klinik pelayanan kesehatan jika menginginkan pencabutan 9) Tidak menjamin pencegahan penularan penyakit menular seksual, HBV, atau HIV/ AIDS d. Yang dapat menggunakan kontrasepsi implant 1) Perempuan usia reproduksi

18

2) Perempuan nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau yang belum mempunyai anak 3) Perempuan yang menghendakai kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi 4) Perempuan setelah keguguran dan setelah melahirkan, yang menyusui atau yang tidak menyusui 5) Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi tapi menolak untuk sterilisasi 6) Perempuan dengan tekanan darah kurang dari 180/ 110 mmHg 7) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi e. Yang tidak diperkenankan menggunakan kontrasepsi implant 1) Perempuan yang hamil atau dicurigai hamil 2) Perempuan yang mengalami perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. 3) Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid atau amenorea 4) Perempuan yang menderita kanker payudara atau mempunyai riwayat kanker payudara 5) Perempuan hipertensi 6) Penderita penyakit jantung, diabetes melitus f. Tempat memperoleh pelayanan 1) Puskesmas 2) Klinik KB

19

3) BPS/ RB 4) Dokter kandungan 5) Rumah sakit g. Yang perli diingat 1) Sebelum pemasangan implant, kesehatan umum (vital sign) klien harus diperiksa terlebih dahulu 2) Sesudah pemasangan implan, kemungkinan ibu mengalami rasa nyeri pada tempat pemasangan. Biassanya hanya sebentar, tidak perlu khawatir, dan jangan diapa-apakan. Jika tidak tertahankan segera pergi ke tempat pelayanan kesehatan untuk meminta bantuan bidan atau dokter 3) Selama 3 hari sesudah pemasangan. Ibu diperbolehkan mandi tetapi jaga supaya daerah tempat pemasangan tetap kering 4) Setelah disuntik , ibu dapat melakukan kegiatannya seperti biasa, misalnya berkebun, mencuci, mengetik, berolahraga, dan lain sebagainya. Tetapi kalau bisa jangan mengangkat beban yang berat-berat dahulu untuk beberapa waktu (sekitar 1 minggu) 5) Pada hari ke lima pembalut pada bekas tempat pemasangan boleh dibuka. Lihat dan peerhatikan, jika bekasnya sudah kering tidak perlu dibalut lagi. 6) Kemungkinan siklus haid ibu menjadi tidak teratur, hal ini merupakan efeksamping pemakaian kontrasepsi implant,

20

pergilah

ke

tempat

pelayanan

kesehatan

untuk

membicarakannya dengan bidan atau dokter 7) Jika ada keluhan, pergilah ke tempat pelayanan kesehatan agar dapat ditolong oleh dokter atau bidan 8) Sesudah lima tahun, segeralah menuju tempat pelayanan kesehata karena keenam kapsul itu harus dicabut. Jika masih menginginkan kontrasepsi implant dokter atau bidan akan menggantinya dengan yang baru. 6. Kontrasepsi Mantap Wanita (Kontap Wanita)/MOW (Medis Operatif Wanita) / Tubektomi. Merupakan metode pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. a. Cara Kerja Tubektomi Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup. b. Keuntungan Menggunakan Tubektomi : 1) Permanen dan efektif. 2) Tidak mempengaruhi proses menyusui 3) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal 4) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%. 5) Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu hubungan seksual. c. Kerugian Tubektomi : 1) Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan.

21

2) Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan d. Yang dapat menjalani tubektomi : 1) Perempuan yang berusia lebih dari 26 tahun 2) Perempuan dengan paritas lebih dari 2 3) Perempuan yang yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya 4) Perempuan yang pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius 5) Perempuan pasca persalinan dan pasca keguguran e. Yang tidak diperkenankan menjalani tubektomi : 1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai) 2) Menderita tekanan darh tinggi 3) Kencing manis (diabetes) 4) Penderita penyakit jantung 5) Penderita penyakit paru-paru 6) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi) 7) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol) 8) Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan 9) Belum memberikan persetujuan tertulis

22

f. Tempat mendapatkan Pelayanan kontrasepsi Tubektomi : Di rumah sakit, jika ada keluhan, pemakai harus kembali ke Rumah Sakit. g. Yang perlu diingat : 1) bagi wanita usia subur berumur diatas 26 tahun , dan sudah punya anak cukup ( 2 anak ), anak terkecil harus berusia minimal 5 tahun. 2) Puasa mulai tengah malam sebelum operasi, atau sekurangkurangnya 6 jam sebelum operasi. Bagi calon akseptor yang menderita Maag (kelaianan lambung agar makan obat maag sebelum dan sesudah puasa 3) Mandi dan membersihkan daerah kemaluan dengan sabun mandi sampai bersih, dan juga daerah perut bagian bawah 4) Tidak memakai perhiasan, kosmetik, cat kuku, dan lain sebagainya 5) Membawa surat persetujuan dari suami yang sudah

ditandatangani atau di cap jempol 6) Menjelang operasi harus kencing terlebih dahulu 7) Datang ke rumah sakit tepat pada waktunya, dengan ditemani anggota keluarga; sebaiknya suami. h. Syarat : 1) Sukarela, bahagia, sehat jasmani dan rohani. 2) Mengikuti konseling (bimbingan tatap muka).

23

3) Menanda

tangani

formulir

persetujuan

tindakan

medik

(informed consent). 7. Kontrasepsi Mantap Pria (Kontap Pria) / MOP (Medis Operatif Pria) / Vasektomi Adalah pengikatan dan pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar. Cara ini dipakai untuk kontrasepsi mantap pria. a. Cara kerja vasektomi : Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan

spermatozoa. b. Keuntungan mengunakan vasektomi : 1) Permanen dan efektif. 2) Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu hubungan seksual. 3) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99 %. 4) Tindakan bedah yang aman dan sederhana 5) Tidak mengganggu hubungan seksual c. Kerugian vasektomi : 1) Harus ada pembedahan minor. 2) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak.

24

d. Yang dapat menjalani vasektomi Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri beresiko tinggi e. Yang tidak diperkenankan menggunakan vasektomi jika : 1) Peradangan kulit atau jamur di daerah kemaluan. 2) Menderita kencing manis. 3) Hidrokel atau varikokel yang besar 4) Hernia inguinalis 5) Anemia berat, ganguan pembekuan darah f. Tempat mendapatkan pelayanan vasektomi : 1) Rumah Sakit 2) Puskesmas 3) Klinik KB. g. Yang harus diingat : 1) Untuk laki-laki usia subur sudah punya anak cukup ( 2 anak ) dan istri beresiko tinggi. 2) Tidur dan istirahat cukup 3) Mandi dan memebersihkan daerah sekitar kemaluan 4) Makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke klinik 5) Datang ke klinik tempat operasi dengan pengantar 6) Jangan lupa membawa surat persetujuan isteri yang

ditandatangani atau cap jempol

25

7) Boleh bersenggama setelah 2-3 hari setelah operasi dengan menggunakan kondom, penggunaan kondom dilanjutkan sampai 20 kali ejakulasi atau 3 bulan setelah operasi. h. Syarat-syarat menggunakan vasektomi : 1) Sukarela, bahagia, sehat jasmani dan rohani. 2) Mengikuti konseling atau bimbingan tatap muka. 3) Menandatangani formulir persetujuan tindakan medik (operasi). D. Macam Macam Efek Samping Atau Masalah Kontrasepsi. Mengukur dan keamanan dari berbagai metode keluarga berencana juga sulit dilakukan, tetapi alasannya dalam hal ini adalah bahwa sebagian besar metode sudah sedemikian aman sehingga kejadian merugikan yang serius sangat jarang dijumpai. Kejadian merugikan yang kurang serius sering kali cukup bersifat subjektif. Kemungkinan mengalami efek samping suatu metode, serius atau tidak, dapat diperkecil dengan mematuhi kontraindikasi pemakaiannya. 1. Kondom Kondom adalah salah satu kontrasepsi pria yang paling banyak digunakan untuk menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita. Efek samping atau masalah : a. Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan) b. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan

26

c.

Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida)

d. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual 2. Pil Kontrasepsi oral (pil) adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet dimana mengandung hormon esterogen dan

progesterone yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Jenis-jenis kontrasepsi oral (pil) : a. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif b. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif c. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi oral (pil) a. Amenorea (tidak ada perdarahan atau spotting)

b. Mual, pusing atau muntah (Alabat reaksi anafilaktik) c. Perdarahan pervaginam (spotting) d. Penambahan berat badan

27

3.

Kontrasepsi Suntikan Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk mengembangkan suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama) yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan bersenggama tetapi tetap reversibel. Jenis suntikan kombinasi yaitu : a. 25 mg Depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan infeksi IM (ixsebula cyxlofem) b. 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan secara IM sebulan sekali Efek sampingnya : a. Amenorea b. Mual, pusing, muntah c. Perdarahan atau perdarahan bercak (spotting)

4.

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah prigestase yang mengandung progesteron dari murena yang

mengandung levonorgestrel.

Macam-macam IUD yaitu Un

Medicated IUD dan Medicated IUD Efek sampingnya : a. Amenorea b. Kram c. Perdarahan vagina yang tidak teratur dan banyak d. Benang hilang

28

e. Cairan vagina/dugaan penyakit radang panggul 5. Norplant atau Implant Dengan cara memasukan tabung kecil di bawah kulit di bagian tangan yang dilakukan oleh dokter anda dan hormon yang terdapat dalam tabung akan terlepas sedikit-sedikit untuk mencegah kehamilan. Efek samping dan masalah : a. Amenorea b. Perdarahan c. Ekspulsi

d. Infeksi pada daerah insersi e. Berat badan naik atau turun 6. Tubektomi Tubektomi adalah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba faloppi wanita yang mengakibatkan bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi. Efek samping : a. Infeksi luka b. Demam pasca operasi (> 380 C) c. Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi) d. Hematoma (subkutan)

29

7.

Vasektomi Vasektomi adalah tindakan yang dilakukan pada vans deferens pada laki-laki yang mengakibatkan tidak dapat menyebabkan

kehamilan. Ada beberapa macam metode untuk menutup vas deferens. Efek samping : a. Infeksi kulit pada daerah operasi b. Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kesehatan klien c. Hematoma E. Penilaian Efek Samping Yang Timbul 1. Kondom Penilaian efek samping yang timbul : a. Kondom rusak atau bocor (sebelum berhubungan) b. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan c. Adanya spermisida d. Dapat mengurangi kenikmatan hubungan seksual 2. Pil Penilaian efek samping yang timbul : a. Amenorea : Dapat terjadi perubahan pola haid, perubahan ini yang sering menjadi penyebab akseptor pil menghentikan kontrasepsinya b. Mual, muntah, pusing : Kontrasepsi pil dikembangkan dari keinginan untuk mencari suatu kontrasepsi oral dengan efek samping seminimal mungkin dengan menghilangkan estrogen dan

30

mengurangi dosis progestinnya dan diharapkan tidak timbul keluhan-keluhan lain c. Penambahan berat badan : Tidak selalu dikemukan pertambahan berat badan pada pemakaian mini pil. Penambahan berat badan bisa terjadi disebabkan oleh progestrin yang berlebihan sedangkan nafsu makan bertambah, dan jika terjadi peningkatan estrogen dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, nyeri payudara. 3. Suntikan Penilaian efek samping yang timbul : a. Gangguan haid : Ini yang paling sering terjadi dan yang paling mengganggu, efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian, jika terjadi amenorea, berkurangnya haid sebenarnya memberikan efek yang menguntungkan yakni berkurangnya insidens anemia b. Mual, muntah, pusing/sakit kepala c. Berat badan yang bertambah 1) Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg 5 kg dalam tahun pertama 2) Merangsang pusat pengendalian nafsu makan dihipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari pada biasanya d. Nafsu makan bertambah dan sakit kepala DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan dihipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari pada

31

biasanya. Insiden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN. 4. AKDR Penilaian yang timbul : a. Rasa sakit perdarahan akan berkurang dengan semakin lamanya pemakaian IUD. Dugaan : insersi IUD menyebabkan meningginya konsentrasi plasminogen aktivitaros dalam endometrium, dan enzim-enzim ini menyebabkan bertambah aktivitas fibrinoli tik serta menghalangi pembekuan darah, akibatnya timbul perdarahan yang lebih banyak. b. Kram/kejang : merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan c. Ekspulsi : satu hal yang penting untuk diketahui dan dilaksanakan oleh akseptor IUD yaitu memeriksa sendiri benang ekor, IUD untuk mengetahui apakah IUD masih tetap berada di dalam uterus. 5. Implant Penilaian efek samping yang timbul : Perubahan pola haid. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan dari akseptor, meskipun terjadi perdarahan lebih sering dari pada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah. Perdarahan yang hebat yang terjadi. 6. Tubektomi Penilaian efek samping yang timbul :

32

a. Perubahan pola haid : Pola haid abnormal setelah kontap wanita merupakan tanda/bagian dari post tubal ligation syndrome tetapi pola tersebut belum dapat dibuktikan. b. Rasa sakit / kejang perut yang tidak berlangsung lama yang mungkin disebabkan oleh iskemia avaskuler loop tuba fallopii 7. Vasektomi Penilaian efek samping yang timbul : a. Hematoma : Biasanya terjadi bila daerah skrutum diberi beban yang berlebihan, misal naik sepeda, duduk terlalu lama dalam kendaraan dengan jalanan yang rusak dan sebagainya b. Granuloma sperma : Dapat terjadi pada ujung proksimal vas atau pada epidimis. Gejalanya : benjulan kenyak, nyeri. F. Penanganan Efek Samping Sesuai Keluhan 1. Kondom a. Dicurigai kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan). Penanganan : Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom b. Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida). Penanganan : berikan kondom alami (produk hewani : lamb skin atau gut) c. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual. Penanganan : Jika

penurunan kepekaan tidak bisa ditolelir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan pemakaian metode lain.

33

2.

Pil a. Amenorea (tidak terjadi perdarahan/spotting). Penanganan : Periksa dalam atau tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar, tidak datang haid kemungkinan besar karena kurang adekuat efek estrogen terhadap endometrium tidak ada pengobatan khusus. b. Mual, pusing, muntah. Penanganan : Tes kehamilan atau

pemeriksaan ginekologik, bila tidak hamil sarankan minum pil, sarankan minum pil saat makan malam, atau sebelum tidur. c. penambahan berat badan. Penanganan : Informasikan bahwa

kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1 2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila berat badan berlebihan hentikan suntikan dan anjurkan metode lain. 3. Suntik a. Amenorea. Penanganan : tidak diperlukan pengobatan apapun Penanganan :

b. Meningkatkan / menurunkan berat badan.

informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1 2 kg dapat saja terjadi, perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok, bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.

34

c. Perdarahan. Penanganan : Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. 4. AKDR a. Amenorea. Penanganan : pastikan hamil atau tidak, bila klien tidak hamil, AKDR tidak perlu dicabut, cukup konseling saja, jika klien tetap saja menganggap amenorea yang terjadi sebagai masalah maka rujuk klien, jika terjadi kehamilan kurang dari 13 minggu dan benang AKDR terlihat cabut AKDR. Catatan : jangan mencabut AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilan > 13 minggu. Jika klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDRnya, jelaskan kepadanya tentang meningkatnya resiko keguguran, kehamilan prematur, infeksi. b. Kram. Penanganan : jika kram terjadi cukup analgesik saja. Jika kram berat cabut AKDR kemudian diganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi yang lain. c. Perdarahan dan tidak teratur. Penanganan : sering ditemukan

terutama pada 3 6 bulan pertama, singkirkan infeksi panggul atau kehamilan ekstopik, rujuk klien bila dianggap perlu, bila tidak ditemukan kelainan patologik dan perdarahan masih terjadi dapat diberikan ibuprofen 3 x 800 mg untuk satu minggu, atau pil kombinasi satu siklus saja, bila perdarahan banyak gizi 2 tablet pil kombinasi untuk 3 7 hari saja, atau boleh diberi 1,25 mg estrogen

35

equin konyugasi selama 4 21 hari. bila perdarahan berlanjut sampai klien anemia cabut AKDR dan bantu klien memilih metode lain. d. Benang hilang. Penanganannya : apakah klien hamil, bila tidak hamil dan AKDR masih di tempat tidak ada tindakan yang perlu dilakukan bila tidak yakin AKDR masih berada di dalam rahim dan klien tidak hamil maka klien dirujuk untuk USG/rontgen, bila tidak ditemukan pasang kembali AKDR sewaktu datang haid. e. Dugaan penyakit radang panggul. Penanganannya : bila penyebab, kuman gonokokus dan klamidia cabut AKDR, dan berikan pengobatan yang sesuai, penyakit radang panggul yang lain cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut, bila tidak ingin memakai AKDR lagi beri antibiotika selama 2 hari dan kemudian AKDR dicabut dan bantu klien untuk memilih metode kontrasepsi lain. 5. Norplant atau Implant a. Amenora Penanganan : 1) Pastikan hamil atau tidak dan bila tidak hamil, tidak memerlukan penanganan khusus 2) 3) Bila tidak menerima angkat implatn Bila terjadi kehamilan dan ingin melanjutkan kehamilan, cabut implant karena progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga terjadi kehamilan ektopik klien dirujuk.

36

b. Perdarahan ringan : bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil tidak diperlukan tindakan apapun, bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implant dapat diberikan pil kombinasi 1 siklus/ibu profent 3 x 800 mg selama 5 hari. jelaskan kepada klien akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Apabila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa berikan 2 tablet pil kombinasi 3 7 hari dan dilanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi di lanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi atau dapat juga diberikan 50 mg esinilestradion atau 1,25 mg estrogen equin konsusasi untuk 14 21 hari. c. Ekspulsi : cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah terdapat tanda-tanda infeksi darah inersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain. d. Injeksi pada daerah insersi : bila injeksi tanpa nanah bersihkan dengan sabun, air, antiseptik. Berikan antibiotik selama 7 hari implant jangan dilepas dan minta kepada klien untuk kembali setelah 7 hari apabila tidak membaik cabut implant. e. Berat badan naik atau turun : informasikan kepada klien bahwa perubahan BB 1 2 kg adalah normal. Kasi ulang diet klien apabila terjadi perubahan BB lebih dari 2 kg.

37

6.

Tubektomi Penanganan : a. Infeksi luka : apabila terlihat infeksi luka, obati dengan antibiotik, bila terdapat abses lakukan drainase dan obati seperti yang terindikasi b. Demam pasca (> 380 C): obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan c. Luka pada kandung : mengacu ke tingkat asuhan yang tepat, apabila kandung kemih, intestinal, atau usus luka dan diketahui sewaktu operasi, lakukan reparasi primer, apabila ditemukan pasca operasi, dirujuk ke rumah sakit. d. Hematoma : gunakan packs yang hangat dan lembab di tempat tersebut, biasanya akan berhenti dengan berjalannya waktu dan dapat membutuhkan drainase bila ekstensif

7.

Vasektomi Penanganan : a. Injeksi pada kulit : cukup dengan mengobati menurut prinsip pengobatan luka kulit. Apabila dengan kompres (dengan zat yang tidak merangsang, apabila kering salep antibiotik, apabila terjadi infiltrat di dalam kulit skrotum vasektomi biasanya di rujuk ke rumah sakit. b. Injeksi sistemik : tidak ditemukan efek kontrap pria terhadap timbulnya penyakit jantung, kasinoma, paru syaraf, dan endokrin.

38

c. Hematoma : Biasanya terjadi bila daerah skrotum diberi beban yang berlebihan, misalnya naik sepeda, duduk terlalu lama dalam kendaraan dengan jalan yang rusak dan sebagainya. G. Rujukan Akseptor Bermasalah Tujuan rujukan adalah meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan pelayanan metode kontrasepsi secara terpadu. Rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten terjangkau dan rasional. Merujuk adalah meminta pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan dengan demikiand dapat menurunkan AKI dan AKB. 1. Pelayanan merujuk Fasilitas pelayanan kontrasepsi dikomunitas dapat merujuk kasus ke fasilitas pelayanan yang lebih mampu setelah melakukan proses pemeriksaan penunjang diagnostik dengan hasil berikut : a. Berdasarkan pemeriksaan penunjang diagnostik kasus tersebut tidak dapat diatasi b. c. Perlu pemeriksaan penunjang diagnostik yang lebih lengkap Setelah dirawat dan diobati ternyata penderita masih memerlukan perawatan dan pengobatan ke fasilitas yang lebih mampu.

39

2.

Fasilitas pelayanan yang menerima rujukan a. Setelah melakukan pemeriksaan penunjang diagnostik dapat mengirimkan kembali penderita ke fasilitas pelayanan yang merujuk untuk pembinaan lebih lanjut. b. Setelah melakukan perawatan dan pengobatan, dapat mengirimkan kembali penderita ke fasilitas pelayanan yang merujuk untuk pembinaan lebih lanjut Contoh akseptor yang akan dirujuk : Klien datang untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu pasca operasi dengan keluhan adanya demam, rasa nyeri dan merah pada daerah insersi setelah dilakukan pemeriksaan ternyata terjadi infildrat di dalam kulit skrotum di tempat vasektomi dikhawatirkan hal seperti ini klien harus dirujuk ke rumah sakit karena kemungkinan akan terjadi epididi mistis, orkitis atau epididimoorkitis.

40

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Asal kata kontra berarti mencegah atau melawan dan

konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan. Macam- macam kontrasepsi : 1. 2. 3. 4. 5. Alat Kontarepsi Berupa Kondom Alat Kontarepsi Berupa Diagfragma. Alat Kontarepsi Berupa Susuk KB Alat Kontarepsi Berupa Suntikan KB (KB Suntik). Alat Kontarepsi Berupa Pil KB

Efek samping yang timbul antara lain : 1. 2. 3. Gangguan Haid Perubahan Berat Badan Pusing dan Sakit Kepala Penilaian Klien atau akseptor kontrasepsi kondom ini tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Saat klien datang pada kunjungan ulang harus ditanyakan ada masalah dalam penggunaan kondom dan kepuasan dalam menggunakannya. B. Saran Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan

41

kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun

banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

42

DAFTAR PUSTAKA

http://fitrikhanavitamin.blogspot.com/2012/04/penilaian-efek-samping-yangtimbul-pada.html http://yanicansyahoocom.blogspot.com/2010/07/normal-0-false-false-false.html http://khanzima.wordpress.com/2010/03/29/pembinaan-aseptor-kb-melaluikonseling/ http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/praktek-pembinaan-akseptorkb-melalui.html http://youngyongs.blogspot.com/2012/10/promosi-kesehatan-kb.html

43

You might also like