You are on page 1of 5

Diagnosa Keperawatan : 1) Resiko infeksi berhubungan dengan gangguan pertahanan tubuh, keberadaan organisme penyebab infeksi. Tujuan : 1.

Klien mengalami resiko infeksi yang minimal. Hasil yang diharapkan : 1) Anak tidak mengadakan kontak dengan orang yang terinfeksi atau barang yang terkontaminasi. 2) Anak dan keluarga menerapkan praktek kesehatan yang baik. 3) Anak tidak memperlihatkan gejala infeksi.

Intervensi 1. Laksanakan teknik mencuci tangan dengan baik. 2. Sarankan pengunjung agar mencuci tangan dengan baik. 3. Tempatkan dalam kamar tersendiri atau kamar perawatan anak yang menderita penyakit non infeksi. 4. Batasi kontak dengan individuyang memiliki infeksi termasuk anggota keluarga, anak lain, teman, dan petugas RS; jelaskan bahwa anak sangat rentan terhadap infeksi. 5. Amati tindakan asepsis medis sebagaimana diperlukan. 6. Dorong asupan gizi yang baik dan istirahat yang memadai. 7. Jelaskan pada keluarga dan anak yang lebih besar mengenai

pentingnyamenghubungi profesional kesehatan jika anak tersebut terpajan penyakit yang lazim terjadi pada masa kanak-kanak (misalnya cacar air, campak) 8. Berikan imunisasi yang tepat sesuai program. 9. Berilah antibiotik sesuai program (kolaborasi).

2. Klien tidak menyebarkan penyakit kepada orang lain. Hasil yang diharapkan:

1) Orang lain tidak terjangkit HIV. Intervensi 1. implementasikan dan laksanakan tindakan kewaspadaan standar. 2. Informasikan oranglain (keluarga, petugas RS) mengenai tindakan kewaspadaan yang tepat; jelaskan setiap pemahaman yang keliru mengenai daya penularan virus. 3. Ajarkan metode protektif kepada anak yang terinfeksi HIV, misalnya cara mencuci tangan, membersihkan daerah genital, perawatan sesudah menggunakan pispot atau toilet. 4. Upayakan bayi dan anak kecil tidak meletakkan tangan dan benda-benda didaerah terkontaminasi. 5. Batasi perilaku dan kontak oada anak-anak terinfeksi HIV yang memiliki kebiasaan menggigit atau yang tidak dapat mengendalikan sekresi tubuhnya. 6. Kaji situasi dirumah dan implementasikan tindakan protektif jika hal ini dapat dilaksanakan dilingkungan masing-masing.

Diagnosa keperawatan : 2) ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuha tubuh berhubungan dengan penyakit kambuhan, diare, penurunan selera makan, kandidiasis oral.

Tujuan 1. klien memperoleh nutrisi yang optimal. Hasil yang diharapkan 1) anak mengkonsumsi sejumlah nutrisi yang cukup. Intervensi :

1. berikan diet makanan dan kudapan TKTP. 2. Sediakan makanan yang disenangi anak. 3. Perkaya makanan dengan suplemen nutrisi (misalnya susu bubuk atau suplemen komersial). 4. Sajikan makanan ketika anak berada dalam kondisi yang paling memungkinkan untuk makan dengan baik. 5. Gunakan kreatifitas untuk mendorong anak agar mau makan. 6. Pantau berat badan dan pertumbuhan anak. 7. Berikan obat anti jamur sesuai program Diagnosa keperawatan : 3) Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan keterbatasan fisik, hospitalisasi, stigma sosial terhadap infeksi HIV.

Tujuan 1. Klien berpartisipasi dalam aktivitas keluarga dan kelompok sebaya. Hasil yang diharapkan 1) Anak berpartisipasi dalam berbagai aktivitas bersama keluarga dan teman sebaya. Intervensi : 1. Bantu anak mengenali kekuatan dirinya. 2. Laksanakan penyuluhan untuk pegawai disekolah dan teman-teman sekelas mengenai infeksi HIV. 3. Dorong anak untuk ikit serta dalam berbagai aktivitas bersama keluarga dan anak lain. 4. Dorong anak untuk mempertahankan hubungan per telepon dengan teman-temannya selama hospitalisasi.

Diagnosa keperawatan : 4) Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (ensefalopati, terapi)

Tujuan 1. Pasien memperlihatkan rasa nyeri atau iritabilitas yang minimal atau tidak ada sama sekali. Hasil yang diharapkan 1) Anak tidak memperlihatkan atau memperlihatkan sedikit bukti adanya nyeri atau iritabilitas. Intervensi : 1. Kaji rasa nyeri. 2. Gunakan strategi nonfarmakologi. 3. Gunakan strategi farmakologi. 4. Gunakan catatan pengkajian nyeri.

Diagnosa keperawatan : 5) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan memiliki anak yang menderita penyakitmenakutkan dan mengancam jiwa.

Tujuan 1. Klien (keluarga) memperoleh dukungan yang memadai dan mampu memenuhi kebutuhan anak. Intervensi : 1. Kenali kekhawatiran dan kebutuhan keluarga akan informasi dukungan. 2. Kaji pemahaman keluarga tentang diagnosis dan rencana asuhan. 3. Kuatkan dan klarifikasi penjelasan profesional kesehatan tentang kondisi anak, prosedur dan terapi yang dianjurkan dan prognosis.

4. Gunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyakit dan terapinya. 5. Ulangi informasi sesering yang diperlukan. 6. Tunjukkan sikap asuha yang menghormati baik pada anak maupun orangtua. 7. Dukung dan tekankan kekuatan dan kemampuan keluarga. 8. Berikan umpan balik dan pujian.

You might also like