You are on page 1of 8

Study : Bahan Bakar & Teknik pembakaran Dosen : Heru Prabowo, S.

Pd T

Nama Nim Prody

: Suriyadi Anwar : 10212010020 : Teknik Mesin / Semester 5 (Lima)

REAKSI KIMIA PEMBAKARAN DAN KECEPATAN PEMBAKARAN


PEMBAKARAN. Pembakaran didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan cahaya (api) dan panas akibat kombinasi kimia walaupun secara umum pembakaran dikenal sebagai suatu proses reaksi kimia antar bahan bakar dan oksidator dalam hal ini oksigen yang melibatkan pelepasan energi panas. Oksigen yang diperlukan diambil dari udara yang terdiri dari: 70% N2, 20% O2, dan 1% unsur lainnya (Daywin et al., 1991). Syarat terjadinya proses pembakaran pada bahan bakar (Daywin et al., 1991) adalah: adanya bahan bakar, adanya udara (oksigen), dan adanya titik nyala sebagai pemicu pembakaran.

A. STOIKIOMETRI, Istilah stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang berarti unsur dan metron yang berarti pengukuran. Jadi, proses stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari hubungan kuantitatif antara pereaksi dan produk dalam reaksi. Stoikiometri dapat dikatakan pula sebagai hitungan kimia.

Terdapat dua aspek penting dalam reaksi kimia pembakaran. Yaitu yang pertama, stoikiometri pembakaran, dalam stoikiometri kimia pembakaran, hal yang diinginkan adalah untuk mengetahui secara tepat atau secara stoikiometri jumlah udara yang harus dipergunakan untuk mengoksidasi bahan bakar. Jika udara yang masuk lebih besar dari jumlah stoikiometrinya, campuran ini disebut dengan fuel-lean, apabila lebih sedikit dari stoikiometri, campuran ini disebut fuel-rich. Perbandingan stoikiometri udara-bahan bakar ditetapkan dengan menulis neraca massa atom dengan asumsi bahwa bahan bakar bereaksi secara sempurna. Oksigen yang dipergunakan dalam kebanyakan proses pembakaran berasal dari udara yang umumnya tersusun atas 21% oksigen dan 79% nitrogen (%volume), sehingga untuk setiap mol oksigen dalam udara terdapat 0.79/0.21 mol N2 atau 3.76 mol nitrogen. Untuk bahan bakar hidrokarbon CxHy .

Untuk bahan bakar hidrokarbon CxHy CxHy + a(O2 + 3.76 N2) xCO2 + (y/2) H2O + 3.76 aN2 Dimana a= x + (y/4). Sering ditemui permasalahan untuk mendapatkan pencampuran bahan bakar dengan udara yang diberikan. Dengan demikian udara diberikan dalam jumlah berlebih untuk memastikan terjadinya pembakaran secara sempurna, dikenal dengan istilah udara berlebih (excess air), dimana reaksinya dapat ditulis sebagai CxHy + a/(O2 + 3.76 N2) xCO2 + (y/2) H2O + a5O2 + 3.76 aN2 Dimana a= x + (y/4) dan a5= a(1- )/ Kedua, hukum termodinamika 1, besarnya energi yang dilepaskan pada saat reaksi pembakaran terjadi disebut dengan panas pembakaran. Besarnya panas pembakaran ini sangat tergantung dari jenis bahan bakar yang dipergunakan dan kondisi proses, isobar, isothermal atau isovol. Secara umum panas pembakaran suatu reaksi pembakaran dinyatakan dalam panas entalpi, H, dengan satuan kJ/kg atau kJ/mol. Dalam termofluida, panas pembakaran didefinisikan sebagai panas yang dilepaskan per satuan massa bahan bakar jika stoikiometrik reaktan (bahan bakar + udara) terbakar dimana reaktan dan produk atau hasil reaksi berada pada suhu 298.15 K dan tekanan 1 atm

Perhitungan stokiometri udara yang dibutuhkan untuk pembakaran minyak bakar


Untuk pembakaran diperlukan udara. Jumlah udara yang diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan metode yang diberikan dibawah ini. Langkah pertama adalah menentukan komposisi minyak bakar. Spesifikasi minyak bakar dari analisis laboratorium diberikan dibawah ini:
Unsur Karbon Hidrogen Oksigen Nitrogen Sulfur H2O Abu GCV bahan bakar 10880 kkal/kg % Berat 85,9 12 0,7 0,5 0,5 0,35 0,05 10880 kkal/kg

B. MEKANISME PEMBAKARAN , Mekanisme pembakaran didefinisikan sebagai kombinasi secara kimiawi yang berlangsung secara cepat antara oksigen dengan unsur yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan tertentu. Pembakaran terjadi karena ada tiga komponen yang bereaksi, yaitu bahan bakar, oksigen dan panas. Jika salahsatu komponen tersebut tidak ada maka tidak akan timbul reaksi pembakaran. Pembakaran yang baik akan memperoleh pembebasan dari semua panas yang dikandung bahan bakar, sementara jumlah panas yang hilang karena tidak sempurnanya pembakaran dan adanya panas yang diserap udara pembakaran.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme pembakaran


1. ukuran partikel Partikel yang lebih kecil ukuranya akan lebih cepat terbakar. 2. kecepatan aliran udara Laju pembakaran biobriket akan naik dengan adanya kenaikan kecepatan aliran udara dan kenaikan temperatur. 3. jenis bahan bakar Jenis bahan bakar akan menentukan karakteristik bahan bakar, dimana karakteristik tersebut antara lain kandungan volatile matter dan kandungan moisture. 4. temperatur udara pembakaran. Kenaikan temperatur udara pembakaran menyebabkan semakin pendeknya waktu pembakaran.

You might also like