You are on page 1of 11

1

Peran Guru Dalam Administrasi Kesiswaan Di SMP 1 Randublatung Kabupaten Blora Oleh Suratman,S.Pd.,M.Pd.
BAB I PENDAHULUAN Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan (reporting system)(Mulyono, 2007) . Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar yang tertib sehingga akan dapat dicapai tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian (evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya. Mengingat pentingnya adminstrasi dalam suatu lembaga pendidikan, maka sudah selayaknya bila semua pihak yang terkait dengan penyelenggraan pendidikan di suatu lembaga pendidikan memahami dan mampu melaksanakan kegiatan administrasi pendidikan dengan sebaik baiknya. Namun apabila kita perhatikan kenyataan di lapangan terkadang masih banyak ditemukan suatu lembaga pendidikan belum mampu melaksanakan administrasi pendidikan seperti yang diharapkan, yang diakibatkan oleh

2 kurangnya pengetahuan dan pemahaman baik itu kepala sekolah, guru maupun tenaga kependidikan mengenai admintrasi pendidikan. Dari segi operasional atau bidang garapan, maka administrasi pendidikan meliputi 1. Administrasi Kesiswaan. 2. Administrasi Pengajaran 3. Administrasi Personil 4. Administrasi Persuratan dan Kearsipan 5. Administrasi Keuangan 6. Administrasi Perlengkapan 7. Administrasi Hubungan Masyarakat 8. Administrasi Perpustakaan Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu / Sub adminstrasi pendidikan di sekolah yaitu materi yang terkait dengan adminstrasi kesiswaan di SMP 1 Randublatung. Sedangkan fokus pembahasan dititikberatkan pada bagaimanakah peran guru dalam adninstrasi kesiswaan di SMP 1 Randublatung. BAB II ISI Siswa merupakan salah satu sub-sistem yang penting dalam sistem pengelolaan pendidikan di sekolah.. Untuk mewujudkan pengelolaan pendidikan yang baik, maka semua hal yang terkait dengan pengelolaan kesiswaan di lembaga pendidikan (sekolah) perlu pengadministrasian yang baik. Administrasi kesiswaan dilakukan agar transformasi siswa menjadi lulusan yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajarmengajar yang efektif.(Sofa, 2008)

3 Tugas kepala sekolah dan para guru dalam hal ini adalah memberikan layanan kepada siswa, dengan memenuhi kebutuhan mereka sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Keterlibatan guru dalam administrasi kesiswaan tidak sebanyak keterlibatannya dalam mengajar. Administrasi Kesiswaan merupakan usaha dan kegiatan yang meliputi pengaturan tentang administrasi yang berkaitan dengan siswa dalam upaya mengembangkan potensi siswa. Tujuan administrasi kesiswaan adalah : a. Mengetahui data siswa, b. Mengetahui potensi siswa, dan c. Mengetahui, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa. (Ety Erdawati, 2008) Secara umum administrasi kesiswaan di sekolah adalah meliputi hal-hal sebagai berikut i: 1. Penerimaan siswa baru 2. Mutasi siswa 3. Penatalaksanaan kesiswaan. 4. Pembinaan kesiswaan 5. Pelayanan khusus siswa Sebagai gambaran tentang peran guru dalam pelaksanaan administrasi kesiswaan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Penerimaan siswa baru. Dalam administrasi kesiswaan guru lebih banyak berperan secara tidak langsung. Beberapa peranan guru dalam administrasi kesiswaan itu di antaranya adalah: a) Dalam penerimaan siswa, Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah itu. Dalam penerimaan siswa baru para guru dapat dilibatkan untuk ambil bagian. Di antara mereka dapat ditunjuk menjadi panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-tugas teknis mulai dari pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas. b) Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya. Peranan guru dalam hal ini sangat penting, karena andaikata terjadi salah langkah pada saat pertama, dapat berakibat kurang menguntungkan bagi jiwa anak untuk waktu-waktu selanjutnya.

4 c) Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas, guru mempunyai andil yang besar juga. Guru diharapkan mampu mencatat / merekam kehadiran ini meskipun dengan sederhana akan tetapi harus baik. Data kehadiran ini dimungkinkan untuk bahan pertimbangan penilaian terhadap siswa, misalnya sebagai pertimbangan dalam menetapkan kenaikan kelas. d) Dalam memotivasi siswa untuk senantiasi berprestasi tinggi, guru juga harus mampu menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut. Hal ini dapat mereka lakukan misalnya dengan membuat grafik prestasi belajar siswa-siswanya. 2. Mutasi siswa Mutasi merupakan perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena alasan-alasan tertentu. Mutasi adalah hak setiap siswa, oleh karena itu sekolah harus dapat memberi kesempatan kepada siswanya yang akan menggunakan haknya itu. Mutasi harus dilakukan melalui prosedur tertentu dan dicatat oleh kedua sekolah, sekolah asal dan sekolah tujuan. Dengan adanya mutasi siswa maka akibatnya adalah terjadinya perubahan jumlah siswa di sekolah akibat adanya perpindahan siswa baik perpindahan masuk ataupun perpindahan keluar. Dalam hal ini guru dapat dilibatkan untuk kegiatan pencatatan data siswa akibat terjadinya mutasi siswa tersebut misalnya dalam pembuatan permohonan pindah sekolah, pembuatan surat keterangan pindah sekolah, pengisian buku mutasi siswa, penyusunan daftar nama siswa dalam kelas dan sebagainya. 3. Penatalaksanaan kesiswaan Penatalaksanaan kesiswaan yang dimaksud disini adalah bagaimana upaya yang dilakukan agar semua hal yang terkait dengan data siswa di sekolah dapat terkelola dengan baik mulai dari awal tahun sampai dengan akhir tahun pelajaran. Penatalaksanaan kesiswaan disini meliputi kegiatan antara lain proses penerimaan siswa baru mulai dari penyusunan surat edaran / pengumuman penerimaan siswa baru, kegiatan pendaftaran, kegiatan seleksi, pengumuman hasil seleksi, sampai dengan pelaporan.

5 Selanjutnya selama tahun pelajaran ketatalaksanaan kesiswaan antara lain meliputi : Penyusunan Data Siswa seperti pengsisian Buku Induk Siswa, pengisian Buku Klapper, penyusunan kohort, penyusunan data siswa menurut jumlah siswa dalam kelas kelas, penyusunan data siswa menurut asal sekolah, penyusunan data jumlah siswa menurut kelas, penyusunan data siswa menurut jenis kelamin, usia, dan agama, penyusunan data tentang kehadiran siswa : seperti papan absensi harian siswa (kelas), papan absensi harian siswa (sekolah), Buku absensi siswa, Rekapitulasi absensi siswa dalam sebulan. Penyusunan buku tata tertip, penyusunan buku kegiatan siswa, penyusunan buku tugas keluar / dispensasi dan sebagainya. Pada akhir tahun pelajaran hal hal yang terkait dengan administrasi kesiswaan di sekolah antara lain : a. Pelaksanaan Ujian Akhir : 1. Daftar Calon Peserta Ujian 2. Tanda Peserta Ujian 3. Daftar Peserta Ujian dan Prestasinya 4. Daftar Masuk Sekolah yang lebih tinggi b. Kenaikan Kelas : 1. Daftar siswa yang naik tingkat/kelas 2. Rekapitulasi siswa naik kelas dan berhasil Ujian Sekolah maupun Ujian Nasional 4. Pembinaan Siswa Yang dimaksud dengan pembinaan siswa adalah pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar jam belajarnya di kelas. Pembinaan kepada siswa dilakukan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya. Berdasarkan pasal 1 Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan dijelaskan bahwa tujuan pembinaan kesiswaan adalah sebagai berikut : a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas;

6 b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan; c. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat; d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society). Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan siswa ini adalah: 1) Orientasi siswa baru 2) Pengaturan kehadiran siswa. Beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan kehadiran siswa ini di antaranya adalah: a) Papan absensi harian siswa (per kelas dan per sekolah) b) Buku absensi harian siswa c) Rekapitulasi absensi siswa. 3) Pencatatan siswa di kelas. Dalam rangka pembinaan siswa perlu juga dilakukan pencatatan di kelas. Pencatatan itu dapat berupa: (a) daftar siswa di kelas, (b) grafik prestasi belajar, dan (c) daftar kegiatan siswa 4) Pembinaan disiplin siswa. Disiplin merupakan suatu keadaan di mana sikap, penampilan, dan tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah dan/kelas di mana mereka berada. Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, peranan guru sangat penting karena guru dapat menjadi model. Untuk membuat siswa mempunyai disiplin yang tinggi, maka guru harus mampu menjadi contoh atau panutan bagi siswa- siswanya. Guru juga harus mampu menegakkan disiplin dan tidak merusaknya sendiri. Di samping itu guru juga harus mampu mengambil keputusan secara bijaksana dan konsisten untuk memberikan ganjaran dan hukuman kepada para siswa yang pantas mendapatkannya.

7 5) Tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat mempraktekkan disiplin di sekolah. Disiplin sekolah dapat diberikan antara lain melalui ganjaran dan hukuman. Ganjaran adalah sesuatu yang bersifat menyenangkan yang diterima siswa karena berprestasi, berusaha dengan baik atau bertingkah laku yang dapat dijadikan contoh bagi yang lain, sedangkan hukuman adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang harus diterima atau dikerjakan siswa karena mereka bertingkah laku yang tidak pada tempatnya (Carolyn, 1984). Kalau ganjaran diberikan untuk membuat siswa melakukan hal yang positif, maka hukuman diberikan dengan maksud agar siswa jera atau tidak ingin berbuat lagi hal-hal yang negatif. Hukuman diberikan kepada siswa dalam batas-batas yang wajar, sehingga misi mendidik siswa tercapai. 6) Promosi dan mutasi. Promosi atau kenaikan kelas adalah perpindahan siswa dari suatu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratanpersyaratan tertentu. Promosi/ kenaikan kelas dilaksanakan dengan berpedoman kepada norma-norma kenaikan kelas yang ditetapkan bersama antara semua guru dan kepala sekolah dalam rapat kenaikan kelas. Keputusan kenaikan kelas ini hendaknya diambil dari landasan yang mewakili sosok siswa secara utuh, baik ditinjau dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotornya. Promosi harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati dalam arti harus dipertimbangkan beberapa prinsip dasar yang penting, yaitu bahwa: a) Promosi harus dilaksanakan atas dasar pertimbangan keadaan siswa secara pribadi. b) Promosi harus mempertimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang dicapai oleh siswa. c) Promosi harus mempertimbangkan laju perkembangan prestasi yang dicapai siswa. d) Promosi harus mempertimbangkan mata pelajaran-mata pelajaran yang akan ditempuh siswa di kelas yang lebih tinggi. 7). Tamat Belajar.

8 Apabila siswa telah menamatkan (selesai dan lulus) semua mata pelajaran atau telah menempuh kurikulum sekolah dengan memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah. Dalam hal yang demikian, siswa sudah tidak mempunyai hak lagi untuk tetap tinggal di sekolah yang bersangkutan karena dianggap telah menguasai semua mata pelajaran atau kurikulum sekolah. Tamat belajar untuk sekolah menengah, pada dasarnya merupakan pencapaian salah satu tangga untuk pendidikan lebih lanjut, atau pencapaian suatu keterampilan yang dapat dipergunakan untuk menopang kehidupannya di masyarakat. Peranan guru dalam administrasi kesiswaan terkait dengan siswa yang telah tamat belajar di SMP 1 Randublatung dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan sebagai berikut : a) Pebuatan nilai hasil ujian sekolah b) Penyiapan pengumuman kelulusan. c) Kegiatan perpisahan / wasana warsa. d) Penulisan Ijazah dan Cap tiga jari e) Pembuatan bukti penerimaan ijasah dan SKHU
5. Pelayanan Khusus Siswa : Pelayanan khusus siswa ini dimaksudkan agar siswa di sekolah semuanya mendapatkan pelayanan yang maksimal tanpa membedakan siswa satu dengan yang linnya, sehingga mereka akan mampu mengembangkan segenap potensi yang ada dalam dirinya seoptimal mingkin. Pelayanan khusus siswa ini perlu dilakukan terutama kepada siswa yang memang kekhususan tertentu karena adanya kelebihan ataupun kekurangan yang ada dalam dirinya bila dibandingkan dengan siswa yang lainnya, misalnya adanya siswa yang mengalami permasalahan kesulitan belajar, kesulitan bergaul sesama teman, Cacat fisik, Siswa sakit, Siswa yang memiliki kemampuan luar biasa, dan sebagainya. Dengan adanya pelayanan khusus siswa ini sekaligus memberikan peyanan secara adil kepada semua siswa. Dalam pasal 4 (1) UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional antara lain disebutkan Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Disamping itu

9 dalam Pasal 5 UU No. 20 Tahun 2003 juga disebutkan sebagai berikut: (1) Setiap warga
negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. (2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. (3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus. (4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Bebera hal yang bisa dilakukan guru dalam rangka memberikan pelayanan khusus siswa misalnya :

a) Dalam kegiatan pembelajaran Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan


karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan. Untuk menciptakan suasana belajar yang aktif perlu diperhatikan

pengaturan ruang belajar dan perabot sekolah. Sehingga memungkinkan siswa duduk berkelompok dan memungkinkan guru secara leluasa membimbing dan membantu siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) bentuk dan luas ruangan kelas, (2) bentuk serta ukuran bangku atau kursi dan meja siswa, (3) jumlah siswa pada tingkat kelas yang bersangkutan, (4) jumlah siswa dalam tiap-tiap kelas, (5) jumlah kelompok dalam kelas, (6) jumlah siswa dalam tiap kelompok, dan (7) kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan. b) Untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan guru perlu memliki catatan mengenai siswa tersebut serta melakukan langkah koordinasi antar guru, orang tua, teman siswa untuk melakukan langkah penyelesaian yang diperlukan. BAB III KESIMPULAN Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan sehingga akan semakin meningkatkan efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan. Peranan guru dalam administrasi terutama yang menyangkut administrasi kesiswaan sangat diperlukan untuk mendorong terwujudnya tujuan pendidikan yang telah

10 ditetapkan, dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Administrasi kesiswaan di sekolah yang dapat melibatkan peran guru adalah meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Penerimaan siswa baru 2. Mutasi siswa 3. Penatalaksanaan kesiswaan. 4. Pembinaan kesiswaan 5. Pelayanan khusus siswa

11 DAFTAR PUSTAKA Erdawati Ety, 2008, Adminstrasi Pendidikan, http://www.pdf-searchengine.com/MAKALAH%20ADMINISTRASI%20PENDIDIKAN-htmlmedia.diknas.go.id/media/document/5700.html downloud 29 Juli 2009 Mulyono, 2007, Pedoman Administrasi Bagi Lembaga Pendidikan Di Sekolah Menengah Atas. Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan. Sofa, 2008, Peran Guru Dalam Adminstrasi Kesiswaan, http://meysiska.blogspot.com/2009/05/peran-guru-dalam-administrasi-kesiswaan.html (23 Juni 2009) Sofa, 2008, Peran Guru dalam Administrasi, http://pakdesofa.blog2.plasa.com/archives/56Kesiswaan.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

You might also like