You are on page 1of 17

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................ i BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1 1.2. Wilayah Studi ..................................................................................................... 2 1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3 2.1. Terminologi Pariwisata ...................................................................................... 3 2.2. Transportasi ....................................................................................................... 6 BAB III METODOLOGI ......................................................................................................... 8 3.1. Flowchart Pengerjaan ........................................................................................ 8 3.2. Langkah Penelitian ............................................................................................. 9 BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................................... 11 4.1. Deskripsi Pantai Tambakrejo............................................................................ 11 4.2. Permasalahan yang terjadi............................................................................... 12 4.3. Penyelesaian permasalahan yang terjadi ........................................................ 13 4.4. Rencana Anggaran ........................................................................................... 14 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada tahun 1991, pariwisata memperoleh perhatian utama untuk tumbuh menjadi industri penting dan besar di dunia. Sedangkan di Indonesia, dinamisasi dan arah gerak pariwisata juga telah mengalami banyak perubahan dalam masalah kegiatan promosi pariwisata Indonesia ke dunia luar. Namun, hingga saat ini kontribusi pariwisata masih

menunjukkan hasil yang belum optimal bagi pertumbuhan industri di negara kita. Di Indonesia Khusunya wilayah pantai menjadi daya tarik

tersendiri untukmenjadi sebuah tempat wisata. Banyak pantai yang belum terekspos ke luar daerah yang sesungguhnya pantai-pantai ini dapat dikembangkan lebih agar bisa menjadi tempat wisata yang bisa dijadikan tempat liburan keluarga. Salah satu pantai yang belum terekspos adalah pantai Tambakrejo di Kabupaten Blitar. Pantai ini sangat unik dan masih alami, belum banyak orang yang menjamah tempat ini karena baru ditemukan sekitar tahun 1970. Pantai Tambakrejo memiliki seribu keindahan untuk menjadi tempat wisata karena memiliki pantai yang luas air laut yang biru dan jernih serta memiliki pasir putih yang terbentang pada sebuah teluk dengan panjang sekitar 10km. Meskipun tempatnya di pantai selatan Jawa akan tetapi ombaknya tidak terlalu besar karena pantainya landai. Jadi tempat ini sangat cocok jika dijadikan tempat wisata untuk keluarga.

1.2 Wilayah Studi Pantai Tambakrejo terletak di Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Pantai ini terletak 30 km dari Kota Blitar.

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengembangkan fasilitas dan transportasi di pantai Tambakrejo agar pantai ini bisa menjadi tempat wisata yang lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terminologi Pariwisata Pengertian Pariwisata disini akan dibahas menurut lingkupnya. Melalui peristilahan di bidang kepariwisataan, propaganda dalam melakukan pengembangan pariwisata kepada pemerintah dan masyarakat dapat dilaksanakan. 2.1.1 Pariwisata Pariwisata adalah suatu proses berpergian seseorang atau sekelompok orang menuju tempat lain di luar wilayah tempat tinggalnya dalam jangka waktu tertentu dan bersifat sementara.

Motivasi orang dalam melakukan perjalanan wisata antara lain:

mendapatkan kenikmatan dari waktu luang/santai memenuhi hasrat keingintahuan terhadap sesuatu hal yang baru di luar lingkungannya

melihat kebudayaan orang asing/negara luar melihat cagar budaya/objek wisata menikmati pemandangan alam kepentingan kegiatan olahraga kepentingan kesehatan kepentingan keagamaan keperluan mencari peluang usaha/kerja

2.1.2 Wisatawan
Bidang kepariwisataan memberikan batasan pengertian terhadap wisatawan (tourist) dan pelancong (excursionist).

1. Wisatawan adalah orang orang yang melakukan kegiatan berpariwisata dengan tinggal sementara sekurang kurangnya 24 jam pada suatu daerah. Wisatawan dibiagi lagi menjadi : wisatawan asing, yakni wisatawan yang berasal dari luar negeri atau dari suatu negara ke negara lain wisatawan domestik, yakni wisatawan yang berasal dari satu daerah ke daerah lain yang masih dalam administrasi penduduk satu negara

2. Pelancong adalah pengunjung sementara yang yang tinggal di suatu daerah/negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam. 2.1.3 Daerah tujuan wisata Unsur pokok dalam pelaksanaan pengembangan pariwisata mencakup kepada dan aspek perencanaan, pelaksanaan,

pembangunan,

pembangunan.

Aspek- aspek tersebut

dipenuhi melalui unsur-unsur sebagai berikut: 1. Daya tarik wisata Daya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam daya tarik wisata alam, budaya, dan wisata minat khusus. Pada saat ini Indonesia masih mengandalkan daya tarik wisata melalui keindahan alam dan ciri khas budaya yang ada.

2.

Prasarana wisata Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan buatan yang dibutuhkan di daerah tujuan wisata. Prasarana tersebut bisa berupa jalan, jembatan, air, listrik, telekomunikasi, dan sebagainya. Pembangunan akan menyesuaikan kondisi objek wisata yang bersangkutan.

3. Sarana wisata Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan

wisata untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Sarana bisa berupa pengadaan alat-alat pendukung prasarana itu sendiri.

4. Infrastruktur penunjang aksesibilitas Infrastruktur penunjang wisata sendiri merupakan tata laksana dalam mendukung fungsi daerah wisata secara keseluruhan, baik berupa system maupun bangunan fisik yang ada. Aksesibilitas dan mobilitas wisatawan ke daerah tujuan wisata akan sangat didukung oleh ketersediaan infrastruktur

transportasi. Infrastruktur tersebut merupakan akses bagi wisatawan untuk kemudahan menuju daerah tujuanwisata.

5. Masyarakat dan lingkungan Masyarakat dan lingkungan merupakan unsur penting dalam keberlangsungan daya tarik wisata itu sendiri. Masyarakat yang bersahabat dan lingkungan yang nyaman menjadi pilar utama dalam menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata.

2.2 Transportasi Transportasi merupakan perpindahan barang atau orang dengan menggunakan kendaraan dari satu tempat ke tempat lainnya yang terpisah secara geografis. Dalam pengertian yang lebih kontemporer, transportasi akan terlaksana jika ada kendaraan, infrastruktur, dan sistem

pengaturannya. Kebutuhan akan transportasi turut didorong oleh keinginan manusia dalam hal mencari tahu suatu daerah tujuan di luar daerah tempat tinggalnya. Ini berarti, keterkaitan antara pariwisata dan transportasi merupakan suatu hubungan yang mutlak terjadi. Pergerakan pariwisata oleh manusia yang dilakukan dari daerah/negara satu ke daerah/negara lain melibatkan transportasi sebagai sistem untuk mewujudkannya. Keterpisahan daerahdaerah oleh lautan membutuhkan sarana dan prasarana angkutan laut dan udara. Sedangkan keterpisahan daerah-daerah oleh hambatan geografis berupa daratan juga membutuhkan sarana dan prasarana angkutan darat.

2.2.1 Transportasi sebagai Sistem

Sistem transportasi mencakup kepada tiga hal: 1. Sub sistem prasarana Sistem prasarana merupakan suatu hubungan yang saling terkait yang terjadi antara prasarana-prasarana transportasi

dan simpul prasarana. Prasarana dan simpul prasarana kemudian membentuk jaringan transportasi. Prasarana meliputi lintasan jalan, rel, lintasan penerbangan, dan lintasan transportasi laut. Sedangkan simpul prasarana berupa terminal, stasiun, bandara, dan pelabuhan.

2. Sub sistem sarana Sistem sarana merupakan hubungan dari alat-alat transportasi yang menggunakan system prasarana yang ada. Sistem ini memisahkan antara keterbatasan keterbatasan moda

transportasi dalam pergerakannya. Sarana angkutan darat tidak akan mungkin menggunakan prasarana lintasan pelayaran laut tanpa ditunjang dari sarana angkutan lautnya. Kecuali itu, perkembangan teknologi saat ini yang telah menembus

batasan-batasan kemampuan moda/sarana transportasi untuk bergerak di darat, laut, maupun udara.

3. Sub sistem pengendalian/pengaturan Sistem pengendalian/pengaturan menjadi suatu perangkat untuk memungkinkan terjadinya pergerakan yang efisien, lancar, aman, dan teratur. Sistem ini bisa berupa manajemen lalu lintas untuk jalan, navigasi bagi pelayaran, dan navigasi bagi penerbangan.

BAB III METODOLOGI


3.1 Flowchart Pengerjaan Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Analisa Potensi Wilayah

Rencana Pengembangan

Penyusunan Zonasi

Aplikasi dan Monitoring

Selesai Gambar 3.1 Diagram alir pengerjaan

3.2 Langkah-langkah penelitian Adapun langkah-langkah penelitian dalam diagram alir jika dijelaskan sebagai berikut: 1. Studi literatur Proses pengerjaan penelitian ini berdasarkan pada beberapa teori yang sudah ada dan diambil dari bahan pustaka berupa buku, jurnal, handout, dan laporan tugas akhir yang berhubangan dengan pengembangan wilayah pesisir khususnya wilayah Bawean.

2. Pengumpulan data Data-data yang digunakan untuk menyusun konsep pengembangan wilayah Bawean berupa: a. Luas daratan dan perairan b. Keaneka ragaman hayati yang terdapat di Pulau Bawean c. Permasalahan yang sedang dihadapi d. Data meteorologi dan geofisika

3. Analisa potensi Untuk mengembangkan suatu wilayah maka perlu diketahui potensi apa saja yang terdapat pada wilayah tersebut sehingga dalam pengembangan wilayah tersebut tidak terjadi kerusakan pada salah satu komponen penyusun ekosistem.

4. Rencana pengembangan Rencana penggembangan wilayah Bawean haruslah sesuai dengan potensi yang terdapat pada wilayah tersebut seperti wisata bahari karena wilayah Bawean termasuk wilayah perisir.

5. Pembuatan zonasi wilayah Pembuatan zonasi bertujuan untuk menjaga keseimbangan dalam mengembangan wilayah agar tidak ada wilayah yang dirusak untuk kepentingan yang lain.

6. Aplikasi dan monitoring Setelah semua konsep sudah matang maka saatnya melakukan penerapan pada proses pengembangan wilayah Bawean dan selanjutnya juga dilakukan monitoring terhadap apa yang sudah dilakukan sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam prosesnya.

10

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi kondisi Pantai Tambakrejo Pantai tambakrejo merupakan pantai yang berada pada deretan pantai selatan jawa yang terkenal memiliki ombak ganas karena berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Tetapi Pantai tambakrejo ini memiliki keistimewaan tersendiri karena berada pada sebuah teluk dan memiliki pantai yang landai sehingga ombak yang masuk ke pantai tidak terlalu besar. Hal ini menjadikan pantai Tambakrejo cocok sekali menjadi tempat wisata. Selain hal itu pantai ini juga memiliki air yang berwarna biru bening serta pasir putih yang membuatnya menjadi lebih indah.

4.1.1 Sejarah singkat Tambakrejo Pada tahun 1833 M ada salah satu prajurit Mataram yang bernama Ngatmono Wijoyo. Beliau adalah salah satu prajurit yang lari dari kejaran serdadu Belanda. Hingga sampailah beliau pada kawasan atau daerah yang wingit dan jarang orang yang betah tinggal di hutan tersebut. Namun berkat kesabaran beliau hutan itu dibabat untuk dijadikan sebuah pemukiman, dan pada tahun 1838 M beliau bertemu dengan Mbah Camono sehingga beliau dengan mbah Camono mampu menambah kawasannya. Dan pada tahun 1965 pendatang sudah mulai banyak, dan hingga bertambahnya penduduk bertambah pula kegiatan yang ada. Pada tahun 1970 desa Tambakrejo memisahkan diri dari desa Sumberboto untu mendirikan pedusunan lain.

11

4.1.2 Sekilas tentang Pantai Tambakrejo Dari cerita di atas jelas terlihat pantai ini merupakan pantai yang baru ditemukan yaitu sekitar tahun 1970 oleh karena itu kealamian pantai ini masih sangat terjaga. Pantai tambakrejo ini terletak sekitar 30km di selatan pusat kota Blitar.

4.2 Permasalahan yang terjadi Pesona pantai tambakrejo sudah terkenal ke daerah daerah di jawa dan sekitarnya. Tidak sedikit juga yang berkunjung kesina untuk menikmati pemandangan dan keindahan pantai ini. Akan tetapi kurangnya pemeliharaan

12

dan perhatin membuat pengunjung tidak terlalu puas dan berpikir dua tiga kali jika ingin kesini lagi. Hal ini terjadi karena beberapa prmasalahan yang terjadi: 1. Kondisi jalan yang kurang baik. Hal ini menjadi perhatian utama pengunjung karena disini sering terjadi kecelakaan. Jalan berliku di pegunungan dan banyaknya kondisi jalan yang bolong membuat jalan disini sangat berbahaya, bahkan tidak jarang terjadi kecelakaan di jalur ini. 2. Sedikitnya rambu petunjuk jalan. Untuk tempat wisata yang jauh dari pusat kota rambu rambu petunjuk menjadi hal yang paling vital untuk wisatawan khususnya yang berasal dari luar kota blitar. Rambu rambu petunjuk kea rah pantai sangat minim sehingga jika ada wisatawan yang dating dari luar blitar akan sangat susah mencari lokasi pantai dan harus banyak bertanya kepada warga. Hal ini jelas sangat mengganggu kenyaman wisatawan yang akan berkunjung. 3. Kurangnya fasilitas di pantai. Fasilitas di pantai tambakrejo bias dibliang sangat minim bahkan hanya ada satu toilet. Hal ini sungguh tidak menguntungkan karena warga sekitar yang harusnya bias berjualan di pantai menjadi enggan, tentu saja akan sangat merugikan dari sector ekonomi. 4.3 Penyelesaian masalah yang terjadi Dari beberapa permasalahan yang terjadi tersebut ada bebrapa solusi yang bias di tawarkan untuk mengatasi dan mengembangkan pantai Tambakrejo ini. Pemerintah mempunyai peranan paling penting dalam hal

13

pengembangan pantai Tambakrejo untuk menjadi sebuah tempat wisata. Hal yang harus dilakukan adalah : 1. Pemerintah harus segara memperbaiki jalan yang rusak sehingga jalur transportasi menjadi lancer dan tentunya akan memberikan nilai plus pada pantai ini sendiri. 2. Selain memperbaiki jalan yang rusak pemerintah juga harus menambah rambu rambu agar wisatawan dari luar Blitar tidak susah untuk mencari lokasi pantai. 3. Menambah fasilitas di sekitar pantai seperti toilet dan kamar mandi serta Mushola sebagai tempat beribadah bagi orang muslim. Selain hali itu masyarakat sekitar sebaiknya juga diberikan lokasi untuk tempat berjualan sehingga ekonomi masyarakat sekitar juga terangkat.

4.4 Rencana anggaran Jika ingin merealisasikan hal tersebut tentu dibutuhkan anggaran untuk melakukannya, berikut perkiraan rencana anggran :

Perbaikan jalan yang rusak Penambahan rambu rambu Pembuatan 2 toilet Pembuatan 2 kamar mandi Pembuatan Mushola

: : : : :

100.000.000 15.000.000 10.000.000 12.000.000 100.000.000 75.000.000 + 312.000.000

Pembuatan tempat berjualan wraga sekitar :

14

Jadi dana yang diperlukan untuk pngembangan pantai Tambakrejo sekitar 312 juta Rupiah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Pantai tambakrejo adalah pantai yang bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata yang lebih bermutu, karena pantai ini mempunyai segalanya yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah tempat wisata. Pemerintah berperan sangat vital karena pngembangan wilayah ini membutuhkan dana yang tidak sedikit sehingga pemerintah juga harus berperan aktif dalam pngembangan wilayah pantai Tambakrejo menjadi sebuah wisata yang bermutu tinggi.

5.2 Saran Adapun saran yang saya berikan adalah: 1. Perbaikan jalan kea rah jalur pantai. 2. Penambahan rambu agar wisatawan dari luar Bitar mudah mencari lokasi pantai. 3. Menambah Fasilitas sperti Toilet, kamar mandi, tempat berjualan warga serta Mushola sebagai tempat beribadah.

15

DAFTAR PUSTAKA
Sedarmayanti. 2005. Membangun Kebudayaan dan Pariwisata. Bandung: Penerbit mandar Maju. Naisbitt, John. 1994. Global Paradox. Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara. http://www.bisnis.com/articles/jalan-rusak-kemen-pu-alokasikan-rp50-juta-slash-km

http://www.blitarkab.go.id/?p=231 http://www.eastjava.com/tourism/blitar/ina/tambakrejo-beach.html http://www.navigasi.net/goart.php?a=pttmbkrj http://travel.detik.com/read/2012/01/31/163454/1830630/1026/1/terpesonadengan-kecantikan-pantai-tambakrejo-blitar

16

You might also like