You are on page 1of 2

Merk

: Arwaa

Komposisi : Camphora, Sulfur, Ethanol 90%, Calcii Hydroxydi Solutio, PGA, Oleum Rosae, Aqua Destilata Farmakokinetik : Absorpsi, distribusi dan eliminasi dari sulfur tidak dapat dikarakterisasiseluruhnya. Pemakaian sulfur secara topikal terpenetrasi ke dalam kulit dan mencapai epidermis dalam waktu 2 jam setelah digunakan dan melewati kulit selama 8 jam. Obat tidak terdeteksi dalam kulit 24 jam setelah digunakan. Absorpsi perkutan obat ke dalam sirkulasi sistemik dilaporkan terjadi setelah penggunaan topikal dari 25 % salep sulfur yang dioleskan pada kulit hewan. Tetapi, tidak terjadi ketika obat digunakan pada kulit yang tidak rusak (McEvoy, 2002). Cara kerja obat : Sulfur digunakan untuk terapi acne (jerawat) tetapi tidak diketahui mekanisme aksinya. Tetapi telah dilaporkan bahwa sulfur dapat menghambat pertumbuhan jerawat yang diakibatkan oleh propionibacterium dan pembentukan asam lemak bebas. Sulfur mengeluarkan kelebihan sebum pada wajah dengan cara melunakkan sel keratin. Sulfur bekerja sebagai keratolitik agent yaitu suatu zat yang dapat menghilangkan sisik-sisik kulit yang kasar atau melunakkan/menipiskan lapisan keratin, disamping itu juga memiliki aktivitas antifungi dan antibakteri lemah. Sulfur sering dikombinasikan dengan asam salisilat menghasilkan efek keratolitik yang sinergis. Sulfur dipakai sebesar 10% adalah dosis yang optimal sebagai keratolotik agent dan merupakan dosis maksimum untuk terapi scabies/kudis sehingga akan mendapatkan hasil yang efektif (Sweetman,2002). Bentuk sediaan :

Bentuk sediaan yang dibuat adalah dalam bentuk suspensi. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Karena pemakaianya secara topikal, maka formulasi ini disebut juga suspensi topikal. Suspensi topikal merupakan sediaan cair yang mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada kulit. Indikasi : Sulfur diindikasikan untuk pengobatan topical acne vulgaris (mengatasi masalah jerawat), ance rosarea, dermatitis seborrheic. Sulfur memiliki khasiat bakterisid dan fungisid lemah berdasarkan dioksidasinya menjadi asam pentathionat (H2S5O6) oleh kuman tertentu dikulit. Zat ini juga bersifat keratolitis( melarutkan kulit tanduk), sehingga banyak digunakan bersama asam salisilat dalam salep dan lotion (2-10%) untuk pengobatan jerawat dan kudis. Sulfur precipitatum adalah yang paling aktif, karena serbuknya yang terhalus. Dahulu zat ini digunakan sebagai laksans lemah berkat perombakan dalam usus menjadi sulfide (natrium/kalium) yang merangsang peristaltic usus (Tjay dan Rahardja, 2008). Selain itu,

sulfur juga biasa digunakan untuk terapi acne, dandruff atau ketombe, scabies, seborroic condition atau kelebihan minyak pada kulit kepala, dan infeksi jamur permukaan. Scabies merupakan infeksi parasit pada kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei (kompedia). Gejala utamanya adalah pruritus, dimana disebabkan karena reaksi alergi pada parasit. Sulfur juga digunakan sebagai mild irritant laxative dan obat homoeopathic medicine (Sweetman,2002). Efek Samping : Pemakaian sulfur secara topikal dapat mengakibatkan iritasi dan dilaporkan pula adanya dermatitis setelah pemakaian berulang-ulang. Kontak dengan mata, mulut, dan membran mukosa lain sebaiknya dihindari. Kontak dengan sulfur dapat merubah warna logam tertentu seperti misalnya perak, dan pemakaian sulfur dengan komponen merkurial secara topikal dapat menghasilkan turunan hidrogen sulfida yang berbau busuk dan dapat dapat menimbulkan noda hitam pada kulit (Sweetman, 2002). Hidrogen peroksida dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pernafasan atas dan konjungtiva. Udime pada paru-paru, dengan sesak nafas parah dan sianosis dapat meningkat dengan tiba-tiba sampai 36 jam setelah pemaparan. Kematian juga dilaporkan dapat terjadi (Martin, 2007). Kontra indikasi (Anonim b, 2007). : Hipersensitifitas terhadap sulfur dan bahan tambahan lainnya

Peringatan : Hanya untuk pemakaian luar, hindari kontak dengan mata dan membran mukosa. Jangan sampai terkena mata, jika terkena mata cepat cuci dengan air. Jangan digunakan pada luka terbuka (Anonim b, 2007). Interaksi Obat : Penggunaan sulfur dengan sediaan topikal yang mengandung merkuri akan membentuk hidrogen sulfida yang dapat menyebabkan kulit menghitam (Sweetman,2002). Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup baik ( DepKes RI, 1995).

Cara pemberian : Kocok botol sebelum digunakan, keluarkan suspensi secukupnya pada ujung jari lalu oleskan pada bagian yang berjerawat.

You might also like