You are on page 1of 30

MAKALAH

LESSON STUDY
PENERAPANNYA PADA PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Tugas Mata Kuliah Micro Teaching
Dosen: Drs. Harudin Syam, M.Pd.

Disusun Oleh:
Eka Lusiandani Koncara

Semester 5 Jurusan Pendidikan Agama Islam


STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN - PURWAKARTA

2007/2008
KATA PENGANTAR

Guru sebagai tenaga profesional dituntut untuk memiliki


kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian,
dan kompetensi sosial.upaya untuk menguasai keempat kompetensi
tersebut dengan melalui pendidikan formal hanya merupakan syarat perlu
bagi setiap guru. Akan tetapi, upaya peningkatan kemampuan secara terus-
menerus (continous improvement) merupakan syarat cukup yang tak bisa
ditawar-tawar lagi. Salah satu alternatif upaya yang bisa dilakukan guru
untuk hal tersebut adalah melalui Lesson Study.

Penyusun telah mencoba melakukan kegiatan lesson study sebagai


bentuk kerja sama/kemitraan dalam usaha peningkatan kualitas
pembelajaran dalam praktek peer teaching pada Mata Kuliah Micro
Teaching, di mana lesson study yang semula hanya diperuntukkan bagi
mata pelajaran matematika dan IPA saja, kami adaptasi dalam mata
pelajara Pendidikan Agama Islam. Banyak hal yang dapat disimpulkan dari
kegiatan tersebut. Untuk itu, dengan makalah ini penyusun berusaha untuk
membahas tentang lesson study menurut pandangan kami serta bagaimana
implementasinya apabila diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di sekolah kami.

Di sini kami juga akan menyimpulkan hasil peer teaching kami yang
telah kami lakukan beberapa waktu lalu dengan menggunakan lesson study.

Semoga bermanfaat…

Purwakarta, Desember 2007

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I LESSON STUDY ............................................................................ 1


A. Apa Itu Lesson Study .................................................................. 1
B. Mengapa Harus Lesson Study? ................................................. 2
C. Bagaimana Pelaksanaan Lesson Study? .................................. 4

BAB II BILA LESSON STUDY DITERAPKAN


DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN KITA ................................... 6
A. Pendapat Eka Lusiandani Koncara .......................................... 6
B. Pendapat Idah Saidah ................................................................ 7
C. Pendapat Irma ............................................................................ 8
D. Pendapat Miftah Drajat ............................................................ 9
E. Pendapat Nining Lismayati ....................................................... 9
F. Pendapat Ratih ............................................................................ 9

BAB III GURU IDEAL ................................................................................ 10


A. Kriteria Guru Ideal Di Lingkungan Kelas .............................. 10
B. Cara Dan Saran Untuk Menjadi Guru Ideal ........................... 14

BAB IV LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................. 16


A. RPP Hasil Tahap Perencanaan pada Lesson Study ............... 16
B. Temuan-Temuan pada Tahap Pelaksanaan Lesson Study .. 18
C. RPP Revisi Hasil Tahap Refleksi pada Lesson Sudy ............. 23

ii
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

BAB I
LESSON STUDY

A. Apa Itu Lesson Study?


Lesson study adalah metode yang berorientasi pada praktek untuk
meningkatkan keterampilan mengajar oleh guru-guru itu sendiri. Kelebihan
dari metode ini adalah, peran guru yang dapat berubah-ubah: siapapun
dapat berperan sebagai guru pengajar dalam satu waktu dan menjadi guru
pengamat di lain waktu. Pergantian peran ini menciptakan rasa saling
mengerti serta mendukung di antara guru dan secara efektif meningkatkan
mutu proses belajar-mengajar. Bermacam-macam istilah yang digunakan
untuk metode sejenis ini di berbagai sumber pustaka, misalnya: ”action
research”, “coaching”, dan “clinical supervision”. Dalam program ini, lesson
study akan digunakan sebagai istilah umum untuk kegiatan yang berusaha
untuk mengembangkan profesi guru.1

Lesson study dilakukan dengan dua prinsip pelaksanaan, yaitu


mutual learning dan cholegality. Karena itu, penerapan lesson study dapat
meningkatkan kompetensi guru, terutama yang terkait dengan
pengetahuan, pengetahuan materi pokok, pengetahuan pengajaran,
pengetahuan riset, kapasitas mengamati siswa, menghubungkan praktek
sehari-hari dengan tujuan jangka panjang, motivasi, hubungan dengan
kolega dan saling bantu, komitmen, dan akuntabilitas.

Makoto Yoshida, seorang pakar lesson study di Jepang, memberikan


garis besar pelaksanaan lesson study sebagaimana dipraktekkan di Jepang.
Ciri-ciri utama Lesson Study antara lain memberi kesempatan nyata kepada
para guru menyaksikan pembelajaran (teaching) dan belajar (learning) di
ruang kelas.

1
www.sisttems.org

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


1
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

Lesson study membimbing guru untuk memfokuskan diskusi-diskusi


mereka pada perencanaan, pelaksanaan, observasi/ pengamatan, dan
refleksi pada praktek pembelajaran di kelas. Dengan menyaksikan praktek
pembelajaran yang sebenarnya di ruang kelas, guru-guru dapat
mengembangkan pemahaman atau gambaran yang sama tentang apa yang
dimaksud dengan pembelajaran efektif, yang pada gilirannya dapat
membantu siswa memahami apa yang sedang mereka pelajari. 2

Karakteristik unik yang lain dari lesson study adalah bahwa lesson
study menjaga agar siswa selalu menjadi jantung kegiatan pengembangan
profesi guru. Lesson study memberi kesempatan pada guru untuk dengan
cermat meneliti proses belajar serta pemahaman siswa dengan cara
mengamati dan mendiskusikan praktek pembelajaran di kelas. Kesempatan
ini juga memperkuat peran guru sebagai peneliti di dalam kelas. Guru
membuat hipotesis (misalnya, jika kami mengajar dengan cara tertentu,
anak-anak akan belajar) dan mengujinya di dalam kelas bersama siswanya.
Kemudian guru mengumpulkan data ketika melakukan pengamatan
terhadap siswa selama berlangsungnya pelajaran dan menentukan apakah
hipotesis itu terbukti atau tidak di kelas.

Ciri lain dari lesson study adalah bahwa ia merupakan


pengembangan profesi yang dimotori guru. Melalui lesson study, guru dapat
secara aktif terlibat dalam proses perubahan pembelajaran dan
pengembangan kurikulum. Selain itu, kolaborasi dapat membantu
mengurangi isolasi di antara sesama guru dan mengembangkan
pemahaman bersama tentang bagaimana secara sistematik dan konsisten
memperbaiki proses pembelajaran dan proses belajar di sekolah secara
keseluruhan.

Selain itu, lesson study merupakan bentuk penelitian yang


memungkinkan guru-guru mengambil peran sentral sebagai peneliti

2
Yoshida, M. (1999). Lesson Study: A Case Study of a Japanese Approach to Improving Instruction Through
School-Based Teacher Development

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


2
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

praktek kelas mereka sendiri dan menjadi pemikir dan peneliti yang
otonom tentang pembelajaran (teaching) dan belajar (learning) di ruang
kelas sepanjang hidupnya.

B. Mengapa Harus Lesson Study?


Dari sekian banyak permasalahan atau persoalan pendidikan adalah
bagaimana menciptakan pendidikan yang berstandar pada mutu. Berbagai
program peningkatan pendidikan telah digulirkan pemerintah melalui
direktorat pendidikan menengah seperti program BBE Life Skill, Sekolah
Berstandar Nasional, Sekolah Berstandar Internasional, dan masih banyak
lagi program pengembangan lainnya.

Menurut Indra Jadi Sidi (2000), sesuai data UNDP Indonesia


menempati peringkat 109 dari 174 negara dunia, dan menempati
peringkat 46 yang paling bawah di Asia Tenggara, Singapura menempati
peringkat 2, Malaysia peringkat 27, Philipina peringkat 32 dan Thailand
peringkat 34.3

Para guru harus mau berubah untuk mengadakan pembaruan dalam


pelaksanan kegiatan belajar mengajar agar dapat memenuhi tuntutan
kurikulum seperti yang telah diuraikan di atas. Guru harus dapat
menerapkan inovasi-inovasi baru dalam pendidikan, khususnya dalam
inovasi pembelajaran di sekolah. Pengembangan inovasi pembelajaran
sangat menuntut kreativitas guru. Kegiatan pengembangan inovasi
pembelajaran hendaknya melibatkan organisasi profesi guru seperti MGMP
agar hasilnya sesuai dengan misi pendidikan. Bentuk inovasi pembelajaran
yang telah dikembangkan guru, selanjutnya disosialisasikan kepada guru-
guru lain agar mereka dapat menirunya dan sekaligus dapat menilai
efektivitasnya terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan

3
Artikel pendidikan Indonesia di edu-articles.com Nopember 2007

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


3
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

sosialisasi yang sekaligus dapat menilai efektivitas tersebut dapat dilakukan


melalui lesson study.

Lesson study merupakan salah satu solusi guna memenuhi tuntutan


perbaikan mutu pendidikan di Indonesia, karena dengan metode ini,
kualitas guru akan dapat ditingkatkan secara mandiri dan efisien. Namun,
keefektifan lesson study ini tidak akan tercapai tanpa adanya dukungan dari
berbagai pihak. Karena inti dari lesson study adalah adanya hubungan yang
harmonis dan saling menguntungkan.

C. Bagaimana Pelaksanaan Lesson Study?


Lesson Study biasanya terdiri dari tahapan-tahapan berikut:

1. Tahap Perencanaan

Guru mempersiapkan rencana pembelajaran (tahap perencanaan).


Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada pada proses
pembelajaran dan menentukan alternatif solusi pemecahannya.
Fokus permasalahan berkaitan dengan karakteristik pokok bahasan,
jadwal pelajaran, karakteristik siswa dan suasana kelas,
metode/pendekatan pembelajaran, media, alat peraga, serta evaluasi
proses dan hasil belajar. Solusi yang telah dipilih selanjutnya
diaplikasikan ke dalam suatu perangkat pembelajaran yang terdiri
dari:

a. Skenario pembelajaran,
b. Rencana pelajaran,
c. Petunjuk mengajar guru,
d. Lembar kerja siswa,
e. Media atau alat peraga pembelajaran,
f. Lembar penilaian proses dan hasil pembelajaran.

2. Tahap Implementasi dan Observasi

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


4
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

Salah seorang guru mempraktekkan rencana pembelajaran di kelas


yang sesungguhnya, sedangkan para guru pendamping yang lain
mengamati pembelajaran tersebut (tahap pembelajaran terbuka).
Pada tahap ini seorang guru mengimplementasikan rencana
pembelajaran yang telah disusun guru itu sendiri dan atau oleh tim
pengajar mata pelajaran sejenis. Ketika implementasi berlangsung,
para guru lain, kepala sekolah, dan pakar pembelajaran meneliti
proses pembelajaran melalui observasi. Selain diobservasi, aktivitas
pembelajaran juga direkam melalui perekam video, gunanya agar
guru pelaksana pembelajaran bersama-sama kepala sekolah dan guru
lain dapat menilai proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Bervariasinya latar belakang observer yang diikutsertakan dalam
lesson study merupakan kelebihan tersendiri karena fokus perhatian
serta pemahaman tentang proses yang terjadi bagi masing-masing
observer juga akan sangat beragam. Dan dengan demikian, tentu
akan memperkaya pengetahuan masing-masing pihak, terutama
dalam langkah refleksi.

3. Tahap Refleksi

Setelah pembelajaran, guru pengajar dan para guru pengamat


mendiskusikan hasil pembelajaran, menyampaikan umpan balik
pada guru pengajar (tahap refleksi). Pada tahap ini guru yang telah
melakukan pembelajaran diberi kesempatan untuk menyatakan
kesan-kesannya selama melaksanakan pembelajaran, baik terhadap
dirinya maupun terhadap para siswa yang dihadapinya. Selanjutnya
para observer (guru lain dan pakar) menyampaikan komentar, saran
dan pertanyaan me nyangkut semua aspek kegiatan pembelajaran
yang telah berlangsung. Pada tahap ini kepala sekolah dan pakar
pembelajaran memberikan penghargaan (reward) dan masukan-
masukan kepada guru. Hal yang penting pada tahap ini adalah guru
pelaksana pembelajaran mendapatkan masukan-masukan untuk

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


5
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

perbaikan pembelajaran berikutnya. Sedangkan guru yang menjadi


observer dapat mencobakan model pembelajaran yang telah
dicontohkan oleh guru pelaksana pembelajaran. Sungguh suatu
hubungan mutualisme telah terjalin pada tahap ini.

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


6
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

BAB II
BILA LESSON STUDY DITERAPKAN
DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN KITA

Penerapan lesson study sebagai salah satu metode peningkatan mutu


guru di sekolah-sekolah di lingkungan Kabupaten Purwakarta, khususnya
untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, tentunya akan
memunculkan berbagai pendapat dari lingkungan guru itu sendiri. Di sini
akan dipaparkan beberapa pendapat tentang bagaimana bila lesson study
diterapkan dalam mata pelajaran PAI, dari mahasiswa Semester 5 PAI STAI
DR. KHEZ. Muttaqien–Purwakarta, yang beberapa di antaranya telah
mengajar, yang telah mencoba mempraktekkan lesson study dalam bentuk
simulasi.

A. Pendapat Eka Lusiandani Koncara


(PAI 5 STAI Dr. KHEZ. Muttaqien)
Di sekolah tempat saya mengajar, masih banyak salah kaprah
tentang pengertian lesson study, sehingga kurangnya kemampuan guru
sering dijadikan alasan kendala untuk terlaksananya lesson study. Padahal,
seperti telah dibahas di atas bahwa lesson study merupakan salah satu
upaya peningkatan kualitas mengajar seorang guru. Dengan lesson study,
guru dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan
bekerjasama dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk
mengatasi kendala tersebut, perlu diberikan beberapa penjelasan tentang
apa sebetulnya lesson study kepada setiap guru, seperti yang selalu berusaha
dilakukan oleh kepala sekolah kami.

Akan sangat bermanfaat apabila lesson study dapat terlaksana di


sekolah tempat saya bertugas, karena lingkungan sekolah kami yang berada
di lingkungan pedesaan, di mana terdapat minim sekali bahan yang dapat

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


7
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

dijadikan sebagai media dalam penerapan berbagai strategi pembelajaran


terhadap siswa. Kualitas motivasi belajar siswa daerah yang rawan juga
menjadi tantangan bagi guru, di mana siswa akan dengan mudah
meninggalkan suatu pelajaran, bahkan berhenti sekolah, apabila
menemukan situasi yang tidak disukainya dalam suatu proses pembelajaran
yang harus dia lewati.

Di sinilah mengapa saya berpendapat bahwa lesson study sangat


perlu untuk diterapkan di sekolah kami, agar guru sebagai ujung tombak
pelaksanaan pendidikan di sekolah dapat berinovasi bersama hingga dapat
memberikan pelayanan terbaik kepada siswa, walau di pedesaan sekalipun.

B. Pendapat Idah Saidah


(PAI 5 STAI Dr. KHEZ. Muttaqien)
Setelah mengikuti perkuliahan Micro Teaching tentang Lesson Study
(LS) yang membahas tentang model pembinaan profesi guru melalui
pengkajian pembelajaran dengan cara sebagai berikut:

1. Berkolaboratif dan berkesinambungan


2. Berdasarkan prinsip-prinsip kolegalitas, serta
3. Mutual Learning untuk membangun Learning Community

Sedikitnya saya bisa menarik kesimpulan bahwa Lesson Study (LS)


sangat baik jika diterapkan di sekolah tempat saya mengajar. Karena selama
ini masih banyak sekali permasalahan-permasalahan yang kami temui
ketika PBM berlangsung, contohnya:

1. Masih banyak siswa yang acuh ketika PBM berlangsung


2. Pencapaian target materi ysng kurang maksimal (pencapaian
indikator)
3. Masih ada guru yang kaku dalam pemilihan methode
4. Tekhnik pengkondisian siswa yang masih minim

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


8
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

Dengan melihat permasalahan-permasalahan di atas sangatlah cocok


apabila Lesson Study diterapkan di sekolah kami, dengan begitu kami bisa
saling mengomentari KBM yang masih perlu diperbaiki dengan tujuan
mencapai mutual learning.

Lesson study dapat meningkatkan kompetensi guru sebagai berikut:

1. Pengetahuan materi pokok


2. Pengetahuan pengajaran dan metode
3. Pengetahuan riset
4. Kapasitas mengamati siswa
5. Menghubungkan praktek sehari-hari dengan tujuan jangka panjang.

Selanjutnya saya akan mensosialisasikannya dengan kepala sekolah


terutama dengan rekan guru di sekolah. Harapan besar semoga sekolah
kami dapat lebih baik dengan melahirkan generasi yang berkualitas.

C. Pendapat Irma
(PAI 5 STAI Dr. KHEZ. Muttaqien)
Lesson Study merupakan salah satu model pembinaan
keprofesionalan guru yang ada dalam kegiatan supervisi. Supervisi ini
dilaksanakan oleh kepala sekolah pemipin sekolah dalam program kerjanya,
karena kepala sekolah mempunyai peranan sebagai manajer (pengarah,
penggerak sumber daya) dalam proses pembelajaran di kelas.

Lesson Study sangat bermanfaat bila diterapkan di sekolah karena


kegiatan pembinaan dan pengembangan ini efektif dan efisien
dibandingkan dengan model pembinaan job training atau penataan yang
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Program supervisi ini dilaksanakan
kepala sekolah ataupun guru senior yang ditunjuk kepala sekolah untuk
membentuk kelompok kerja “Lesson Study”. Di sekolah kami telah
dilaksanakan penjelasan program “Lesson Study”, guru-guru memahami
cara kerja dan manfaat “Lesson Study” dalam meningkatkan kompetensi

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


9
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

mengajar di kelas namun dalam pelaksanaannya belum terlaksana karena


adanya kendala/hambatan antara lain:

1. Kepala sekolah belum menyediakan waktu untuk program ini


walaupun sudah ada jadwalnya karena banyaknya tugas.
2. Guru yang ditugaskan belum memahami pentingnya kegiatan ini
karena sudah percaya bahwa guru-guru sudah mampu mengajar di
kelas.
3. Tidak ada keinginan guru-guru untuk meningkatkan kemampuan
mengajarnya karena terfokus pada sudah sampaikah materi kepada
siswa?
4. Tidak ada hubungan yang erat diantara guru-guru dan tidak ada
evaluasi dari pemimpin.

D. Pendapat Miftah Drajat


(PAI 5 STAI Dr. Khez. Muttaqien)
Dengan adanya Lesson Study kita jadi mengetahui kelemahan dan
kekuarangan kita pada waktu mengajar. Tetapi kenyataannya banyak guru
yang tidak mau melaksanakan Lesson Study tersebut, tapi ada juga karena
belum mengerti apa dan bagaimana Lesson Study tersebut.

E. Pendapat Nining Lismayati


(PAI 5 STAI Dr. KHEZ. Muttaqien)
Peluang kebaikannya:

“Dengan diadakannya Lesson Study kita sebagai guru akan


mengetahui kekurangan-kekurangan kita selama proses KBM sehingga
dengan mengetahui kekurangan itu, kita bisa memperbaikinya apa saja
yang menjadi kekurangan kita, supaya menjadi guru yang profesional”

Dukungan Lesson Study

“Untuk dapat terlaksananya Lesson Study harus ada kerja sama antar
semua pihak yang terkait diantaranya pihak sekolah. Dengan kendalanya

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


10
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

banyak guru yang tidak mau melakukan Lesson Study karena merasa sudah
paham dalam melaksanakan KBM”.

F. Pendapat Ratih
(PAI 5 STAI Dr. KHEZ. Muttaqien)
Lesson Study bermanfaat bila diterapkan di sekolah karena kegiatan
pembinaan yang efektif dengan tidak menggunakan dana. Kegiatan ini
dilaksananakan oleh seluruh guru dan kepala sekolah sebagai pimpinan
yang akan mengevaluasi.

Di sekolah kami sedang melaksanakan program ini alhamdulillah


guru-guru tidak mengalami kesulitan. Sebagian guru yang ditugaskan
belum memahami pentingnya kegiatan ini dan tidak ada
kemauan/keinginan untuk mengingkatkan kemampuan mengajarnya.

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


11
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

BAB III
GURU IDEAL

Banyak pertanyaan, muncul berkaitan dengan “guru ideal”. Dan


banyak pendapat yang telah menyebutkan seperti apa sebetulnya guru ideal
itu. Tetapi, apakah kita sudah memiliki cukup tenaga guru yang ideal dan
mampu menopang jalannya pendidikan di negara ini?

Menurut data Human Devlopment Indek (HDI), guru yang memiliki


standar kualifikasi mengajar adalah berkisar 60% untuk SD, 40% SLTP, 34%
SLTA, dan 17,2% atau 69,477 guru mengajar tidak sesuai dengan bidang
studi atau latar belakang pendidikannya ”.

Dalam Jurnal Profesor Sujipto, Rektor UNJ menyebutkan bahwa


”Saat ini baru 50 % dari guru Indonesia yang memiliki standarisasi dan
kompetensi”. Kondisi ini masih sangat jauh dari yang diharapkan, sehingga
sangat wajar mutu pendidikan kita tidak begitu bagus.

Dari data HDI juga terungkap bahwa kualitas sumber daya manusia
Indonesia saat ini menduduki peringkat 105, dimana untuk wilayah Asia
Tenggara Singapura menduduki peringkat 25, Brunai peringkat 26, Malaysia
peringkat 57, Thailand peingkat 57, dan Philipina menempati peringkat 77.
(Falah Yunus, 2007).4

A. Kriteria Guru Ideal Di Lingkungan Kelas


UU No.14 Tahun 2005 tentang, Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1
menyebutkan ” Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

4
Artikel pendidikan Indonesia di edu-articles.com Nopember 2007

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


12
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. 5

Sedangkan pada pasal 7 ayat 1 disebutkan” Profesi guru ......


merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan
prinsip sebagai berikut: (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan
idealisme; (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; (c) memiliki
kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas; (d). memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas.6

Dengan demikian, kriteria guru ideal yang diamanatkan oleh


undang-undang tersebut adalah:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.


2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

Lain lagi dengan tanggapan para siswa tentang bagaimana guru yang
ideal dalam perspektif mereka. Berikut beberapa kutipan pendapat para
siswa yang kami temukan mengenai bagaimana kriteria guru yang mereka
inginkan.

“Ibu guru Gao seperti ibu bagiku. Dia mendengar semua masalah dan
keluh kesah kami serta membantu kami menyelesaikan masalah” kata Zhang
Qi, siswa kelas 4 Sekolah Dasar di China. “Guru Shan selalu melucu dalam
kelas menulis kami dan membuat kami sangat tertarik dalam pelajaran itu.
Tanpa saya sadari, saya jadi sangat suka menulis dan secara bertahap, saya

5
UU No.14 Tahun 2005 tentang, Guru dan Dosen
6
UU No.14 Tahun 2005 tentang, Guru dan Dosen

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


13
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

mempelajari beberapa trik untuk menulis dengan baik.” ujar Shi Yujing, yang
juga siswa Sekolah Dasar di China.

Tang Yiyi, siswa kelas 4 menggambarkan lebih jauh tentang


bagaimana kriteria guru yang sangat disukainya “Dia memperlakukan tiap
siswa dengan setara. Dalam kebaikan hatinya, dia tidak pernah memihak.
Sebagai murid, ini adalah hal yang paling berharga tentang guru… Dalam
kelas guru Chen, kami merasa santai dan hidup (bersemangat). Dia selalu
“tanpa sengaja” mengajukan pertanyaan atau membuat kesalahan agar kami
dapat membetulkannya. Jika kami mengatakan sesuatu yang salah, tidak
menyalahkan kami. Dia bahkan akan berkata sambil tersenyum: “Kesalahan
Bagus! Kesalahan membantu kami menemukan masalah-masalah". Tidak
seberapa lama kemudian, bahkan siswa yang paling pemalu mau mengangkat
tangan dan menjawab pertanyaannya.”7

“Guru kami tahu nama tiap anak”, ujar seorang anak laki-laki dari
Peshawar. “Dia menghormati anak-anak, dia selalu memanggil mereka ‘aap’”
(‘aap’ ~ bentuk sopan ‘kamu’) tambah seorang anak perempuan dari Lahore.
“Guru kami selalu memperhatikan tiap anak ketika mengajar,” kata seorang
anak laki-laki dari Haripur.8

Ketika ditanya tentang kriteria guru ideal, beberapa siswa di


Bandung menjawab sebagai berikut.

Luvani, siswa SMAN 3 “Yang asyik, bisa ngerti anak didiknya. Yang
pas ngajar serius. Yang paling penting sih berjiwa muda. Kalau udah berjiwa
muda, usia enggak jadi masalah.”

Azhari, SMP Taruna Bakti “Yang ngerti cara ngajarnya, yang enakeun
cara ngomongnya, dan pastinya enggak galak.”

Mutia, SMA Plus Muthahhari “Yang lucu, bersahabat, ngasih tugas


yang enak-enak, yang ngerti tentang anak-anaknya.”

7
Program Pendidikan dan Pengembangan Anak (MOE-UNICEF 2001-2005 China)
8
Save the Children UK, Pakistan, 2001

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


14
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

Monika JK, SMAK 1 BPK Penabur “Yang jangan terlalu serius, bisa
gaul sama anak-anaknya. Bisa ngajar tapi tetep santai. Yang gaul, yang bisa
diajak ngobrol.”

Abidah, SMA Plus Muthahhari “Yang sering bikin games, yang enggak
pake bahasa baku, yang santai, enggak terlalu menuntut murid-muridnya
bisa ini itu.”

Alvy, SMA plus Muthahhari “Mengerti keadaan muridnya kalau lagi


bosen. Punya teknik ngajar yang seru.”

Sheila, SMA Taruna Bakti “Yang mau jawab kalau kita tanya-tanya.
Mau nerangin kalao kita ada yang enggak ngerti. Yang bisa diajak bercanda.
Penting nih!”9

Dari beberapa kutipan di atas, dapat kita ambil kesimpulan kriteria


guru ideal dalam perspektif siswa, di antaranya:

1. Dapat berperan sebagai orang tua yang senantiasa memperhatikan


anak didiknya, dan menghormati mereka dengan panggilan yang
enak, serta hafal nama panggilan setiap anak didiknya.
2. Dapat berperan sebagai teman belajar yang senantiasa menempatkan
diri pada posisi “peserta belajar” dengan tidak bersikap menggurui,
sehingga anak didik akan dapat termotivasi untuk bersaing dalam
menyelesaikan setiap masalahnya dalam proses pembelajaran.
3. Dapat berperan sebagai teman bergaul yang memposisikan diri
sebagai sahabat “sebaya” yang sikap dan gaya bahasanya akrab
dengan lingkungan seusia anak didik, serta dapat memberikan
suasana santai yang penuh inovasi dalam lingkungan pembelajaran
di kelas.

Hal ini sesuai dengan Asas Utama Quantum Teaching “Bawalah


dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.”10

9
Pikiran Rakyat Edisi 28 Nopember 2006

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


15
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

Dalam sudut pandang kami, selain berbagai pendapat di atas,


terdapat beberapa kriteria lainnya yang harus dimiliki seorang guru dalam
kegiatan belajar di kelas, antara lain:

1. Dalam segi penampilan, guru harus berpakaian rapi, sopan, dan enak
dipandang, serta tidak tampil berlebihan. Guru juga harus dapat
menampilkan sikap dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai
dengan lingkungan kelas tempat ia melakukan proses pembelajaran.

2. Dalam segi administrasi, guru harus menguasai berbagai


administrasi kependidikan yang digunakannya dalam proses belajar.
Guru harus menguasai kurikulum serta memiliki perencanaan dalam
setiap kegiatan pembelajarannya. Guru juga harus selalu membekali
diri dengan perangkat administrasi yang digunakan sebagai indikator
perkembangan siswa di kelas, seperti daftar hadir dan daftar nilai,
pada setiap pertemuannya.

3. Dalam segi organisasi, guru harus mampu memposisikan diri sebagai


leader yang membawa anak didiknya ke dalam dunia pembelajaran.
Guru juga harus mampu berperan sebagai motivator dan fasilitator
bagi anak didiknya.

4. Dalam hal teknik pengajaran, guru harus menjadi gudang inovasi


dalam menciptakan metode dan model-model pembelajaran yang
unik, menarik, dan sesuai dengan perkembangan jaman serta kondisi
lingkungan pengajarannya.

B. Cara Dan Saran Untuk Menjadi Guru Ideal

Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena di satu pihak


guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan
kepercayaan dan menciptakan suasana aman; di lain pihak guru harus

10
Quantum Teaching, Bobi DePorter dkk, 2000

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


16
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan.


Mengadakan koreksi, menegur dan menilai. Sebelum proses belajar
mengajar dimulai, guru harus sudah memiliki kemampuan dan kerelaan
untuk memaklumi alam pikiran dan perasaan siswa; dia harus bersedia
untuk menerima siswa seadanya. Tetapi, sekaligus, guru bersikap
mendekati siswa secara kritis, karena siswa tidak dapat dibiarkan dalam
keadaannya yang sekarang. Ada kemampuan-kemampuan yang belum
dimiliki siswa dan mereka harus dibantu untuk memperolehnya, bahkan
ada kekurangan dalam bersikap dan cara bertindak siswa yang harus
diperbaiki. Kepribadian guru seolah-olah terbelah menjadi dua bagian: di
satu pihak bersikap empatik, di lain pihak bersikap kritis; di satu pihak
menerima, di lain pihak menolak.

Menjadi seorang guru memang bukanlah sebuah pekerjaan yang


mudah. Sebab, ia berhadapan dengan obyek hidup, yakni para siswa
(generasi). Bila terjadi kesalahan dalam mendidik, maka akan
mengakibatkan terlahirnya generasi yang salah didik. Hal itu tentu tidak
dapat diganti walau dengan uang dalam jumlah besar. Berbeda dengan
pekerjaan lainnya yang berhadapan dengan obyek mati. Mekanik mobil
contohnya, bila terjadi kesalahan dalam pekerjaannya, maka yang rusak
adalah mobil itu, yang sudah barang tentu dapat diganti dengan sejumlah
uang.

Untuk itu, sebelum memberanikan diri berprofesi sebagai guru,


seseorang harus benar-benar dapat memahami dan menghayati kualifikasi
guru ideal yang pada gilirannya harus dapat dipenuhi dengan baik agar
tugas, fungsi, dan tujuan dia sebagai seorang pengajar dan pendidik dapat
terpenuhi secara efektif.

Untuk mejadi seorang guru yang ideal di lingkungan kelas, guru


perlu terus meningkatkan kualitas dirinya secara berkesinambungan dan up
to date. Berbagai inovasi dan pembaharuan harus mampu diciptakan agar

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


17
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

keberadaan guru dapat menjadi sangat berarti bagi motivasi dan prestasi
belajar siswa di kelas.

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


18
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

BAB IV
LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. RPP Hasil Tahap Perencanaan pada Lesson Study


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sekolah : SMP ...................................................


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VIII / 1
Pertemuan ke- : ......
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi
Memahami macam-macam sujud. (Fiqih)

2. Kompetensi Dasar
Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah.

3. Indikator
Siswa dapat menjelaskan tata cara dan menyebutkan sebab
dilakukannya sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah.

4. Tujuan pembelajaran
Pada akhir pembelajaran siswa dapat :
 Menjelaskan tata cara sujud syukur secara lisan dengan singkat dan
jelas.
 Menyebutkan contoh sebab sujud syukur.
 Menjelaskan tata cara sujud syahwi secara lisan dengan singkat dan
jelas.
 Menyebutkan contoh sebab sujud syahwi.
 Menjelaskan tata cara sujud tilawah secara lisan dengan singkat dan
jelas.
 Menyebutkan contoh sebab sujud tilawah.

5. Materi Pembelajaran
Macam-Macam Sujud
(Tata Cara Melakukan Sujud Syukur, Sujud Syahwi, dan Sujud Tilawah)

6. Metode/teknik
Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok.

7. Langkah-langkah Kegiatan
 Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


19
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

 Membaca do’a dan percakapan pembuka


 Guru memeriksa kehadiran siswa
 Appersepsi dan pre-test singkat
 Membahas tujuan pembelajaran
 Kegiatan Inti (60 menit)
 Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok kecil.
 Melakukan tanya jawab seputar tata cara dan bacaan sujud
syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah.
 Guru menyimpulkan hasil tanya jawab sekaligus menjelaskan
secara singkat tentang tata cara sujud syukur, sujud syahwi dan
sujud tilawah.
 Siswa melakukan diskusi kelompok membahas apa saja yang
menjadi sebab dilakukannya sujud syukur, sujud syahwi, dan
sujud tilawah.
 Tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya masing-masing.
 Guru menyimpulkan seluruh hasil presentasi dari tiap kelompok.
 Kegiatan Penutup (10 menit)
 Sekilas mengulas kembali serta menyimpulkan hasil
pembelajaran.
 Membaca do’a dan menutup pertemuan.

8. Sumber Belajar
 Buku PAI kelas VIII SMP.
 Buku Fiqih yang berkaitan dengan materi.

9. Penilaian
 Teknik : Tes lisan
 Bentuk : Tanya Jawab
 Instrument :

Jawablah pertanyaan gurumu dengan singkat dan jelas!


1. Sebutkan tata cara sujud syukur/syahwi/tilawah!
2. Ucapkan bacaan sujud syukur/syahwi/tilawah!
3. Sebutkan penyebab dilakukannya sujud syukur/syahwi/tilawah!

Mengetahui, Purwakarta, 7 Nopember 2007


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

__________________________ __________________________
NIP: NIP:

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


20
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

B. Temuan-Temuan pada Tahap Pelaksanaan Lesson Study


Berikut kami paparkan berbagai temuan dan pengalaman yang
diperoleh dari kegiatan peer teaching pada tanggal 21 Nopember 2007 pada
kegiatan perkuliahan mata kuliah Micro Teaching di semester 5 PAI STAI
DR. KHEZ. Muttaqien-Purwakarta. Kegiatan ini dijadwalkan mulai pada
pukul 15.35 hingga 16.05 dengan jumlah siswa 13 orang.

1. Guru Model (Idah Saidah)

Pengalaman yang sangat menarik bagi saya ketika saya berperan


sebagai guru model pada kegiatan ini, di mana saya berperan sebagai
guru PAI kelas VIII SMP yang berusaha untuk tampil semaksimal
mungkin, meskipun saya sadar akan beberapa hal yang kurang saya
perhatikan, antara lain:

a. Pemantapan materi dan RPP.


b. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan RPP.
c. Pengkondisian siswa.

Sungguh luar biasa apa yang dapat saya petik dari kegiatan tersebut.
Saya merasa lebih siap, lebih percaya diri, dan lebih konsisten
menerima kritikan atau komentar dari rekan-rekan saya mengenai
kegiatan pembelajaran di kelas.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, saya sadar dengan segala
kekurangan saya, dan saya menjadi tahu akan apa saja yang harus
saya perbaiki kemudian.

Ucapan terima kasih saya haturkan kepada:

a. Rekan observer yang telah mengomentari guna memotivasi saya


untuk lebih meningkatkan kualitas saya sebagai guru.
b. Dosen mata kuliah Micro Teaching Bpk. Drs. Harudin Syam,
M.Pd. yang telah memberikan alternatif serta solusi dalam
permasalahan yang ditemukan pada kegiatan tersebut.

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


21
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

2. Observer 1 (Denden Syaripudin)

Selama kegiatan tersebut, saya mendapatkan beberapa temuan


sebagai berikut:

a. Keadaan kelas kurang kondusif.


b. Menit ke-8 hingga ke-15, siswa mulai aktif belajar. Ini terlihat
dengan adanya interaksi siswa dengan guru.
c. Menit ke-15 hingga ke-20, siswa mulai jenuh.
d. Menit ke-20 hingga ke-25, siswa kembali ke lingkungan belajar
karena guru mengelompokkan siswa untuk berdiskusi.
e. Siswa jenuh karena guru terlalu banyak menggunakan metode
ceramah.

3. Observer 2 (Eka Lusiandani Koncara)

Beberapa temuan yang saya dapatkan pada kegiatan ini antara lain:

a. Menit pertama hingga menit ke-5, konsentrasi siswa masih


pecah, masih terdapat siswa yang sibuk mempersiapkan segala
sesuatu untuk kegiatan belajarnya.
b. Menit ke-5, siswa baru mulai konsentrasi belajar.
c. Menit ke-7 dan ke-10, terdapat siswa yang mengobrol.
d. Menit ke-13, terdapat siswa yang sakit perut dan mengganggu
pada jalannya proses pembelajaran.
e. Menit ke-15, siswa jenuh karena terlalu banyak diam
mendengarkan ceramah.
f. Menit ke-17, seluruh siswa sudah tidak terintegrasi dengan
kegiatan belajar.
g. Menit ke-28, siswa mulai aktif kembali dengan adanya kegiatan
diskusi.
h. Kegiatan selesai pada menit ke-37, terlambat 7 menit dari yang
telah dijadwalkan.

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


22
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

4. Observer 3 (Eli Permana)

Sebagai pengamat dalam kegiatan tersebut, saya dapat


menyampaikan beberapa temuan saya sebagai berikut:

a. Menit ke-10 siswa mulai belajar, walaupun baru sebagian, karena


sebagian yang lain ternyata belum erhasil dibawa masuk ke dalam
dunia belajar saat itu.
b. Menit ke-40 siswa tampak berhenti belajar karena mulai jenuh.
c. Menit ke-45 siswa mulai bersemangat lagi dengan adanya
pembagian kelompok diskusi.
d. Menit ke-50 pada saat diskusi terdapat saah satu siswa dalam
kelompok yang kurang merespon kegiatan kelompok tersebut.

5. Observer 4 (Irma)

Beberapa hal yang berhasil saya catat pada kegiatan ini, antara lain:

a. Menit pertama hingga menit ke-5, siswa mulai konsentrasi


belajar, guru melakukan apersepsi dan mengkondisikan siswa,
kemudia mengajukan pertanyaan.
b. Menit ke-10, terdapat siswa yang mengobrol, walau sebagian yang
lain masih konsentrasi dengan kegiatan belajar tersebut.
c. Menit ke-15, siswa mengalami kejenuhan dan ada yang
mengantuk karena guru terus berbicara dan menulis.
d. Menit ke-18, konsentrasi siswa terganggu karena ada siswa yang
sakit perut dan minta ijin ke belakang. Semua siswa tertawa, tapi
kemudian guru dapat mengkondisikannya kembali.
e. Menit ke-20, pembagian kelompok kurang terarah, siswa ribut,
dan konsentrasi buyar. Ada yang sibuk menyusun kelompok, tapi
sebagian ngobrol, dan bahkan melamun karena tugas agak
terlambat.
f. Menit ke-24, siswa mulai melakukan tugas kelompoknya.

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


23
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

g. Menit ke-35, siswa menyelesaikan tugasnya, dan guru menutup


kegiatan belajar tersebut.

6. Observer 5 (Miftah Drajat)

Temuan saya dalam kegiatan tersebut antara lain:

a. Menit pertama kegiatan belajar langsung dimulai.


b. Hingga menit ke-5 guru melaksanakan apersepsi dan mengecek
kehadiran siswa.
c. Menit ke-30 siswa mulai aktif belajar, tetapi suasana belum
kondusif.
d. Menit ke-35 siswa antusias saat melakukan diskusi kelompoknya.
e. Menit ke-40 siswa mengumpulkan tugas, kemudian guru
menutup kegiatan belajar.

7. Observer 6 (Nining Lismayati)

Beberapa temuan saya pada kegiatan ini yaitu:

a. Menit pertama, kegiatan belajar dimulai. Kemudian dilanjutkan


dengan apersepsi dan pengecekan kehadiran siswa.
b. Menit ke-10, siswa mulai jenuh karena keadaan ruangan yang
panas. Sebagian siswa ada yang memainkan telepon genggamnya,
dan ketika diadakan diskusi sebagian siswa tidak langsung respon
untuk melaksanakan diskusi dan kurang serius dalam
melaksanakan diskusi.
c. Menit ke-25, pelajaran ditutup.

8. Observer 7 (Ratih)

Hal yang saya dapat sebagai observer pada kagiatan ini, antara lain:

a. Menit pertama hingga menit ke-2, siswa mulai konsentrasi belajar


saat guru melakukan apersepsi dan pengecekan kehadiran siswa.
b. Menit ke-2, terdapat siswa yang memainkan telepon
genggamnya.

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


24
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

c. Menit ke-15, siswa mulai jenuh dan sebagian siswa mengobrol.


d. Menit ke-17, terdapat siswa yang sakit perut.
e. Menit ke-20, pembagian kelompok, sebagian siswa konsentrasi,
sebagian lain mengobrol.
f. Menit ke-35, siswa mengumpulkan tugasnya, dan kegiatan belajar
pun ditutup.
9. Observer 8 (Ahmad Naji)

a. Pada menit awal ada siswa yang kurang kondusif dengan


pelajaran, dengan cara menahan dagu.
b. Pada menit pertengahan, sebagian siswa mulai bosan dengan
pelajaran, dengan cara duduk beleha-leha dan tidak konsentrasi
pada pelajaran.
c. Pada saat kerja kelompok ada siswa yang berdiskusi di luar tema
yang ditugskan.
d. Pada menit-menit akhir, ada siswa yang gigit jari, mungkin
karena jenuh dengan pelajarannya.

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


25
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

C. RPP Revisi Hasil Tahap Refleksi pada Lesson Sudy


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sekolah : SMP ...................................................


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VIII / 1
Pertemuan ke- : ......
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi
Memahami macam-macam sujud. (Fiqih)

2. Kompetensi Dasar
Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah.

3. Indikator
Siswa dapat menjelaskan tata cara dan menyebutkan sebab
dilakukannya sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah.

4. Tujuan pembelajaran
Pada akhir pembelajaran siswa dapat :
 Menjelaskan tata cara sujud syukur secara lisan dengan singkat dan
jelas.
 Menyebutkan contoh sebab sujud syukur.
 Menjelaskan tata cara sujud syahwi secara lisan dengan singkat dan
jelas.
 Menyebutkan contoh sebab sujud syahwi.
 Menjelaskan tata cara sujud tilawah secara lisan dengan singkat dan
jelas.
 Menyebutkan contoh sebab sujud tilawah.

5. Materi Pembelajaran
Macam-Macam Sujud
(Tata Cara Melakukan Sujud Syukur, Sujud Syahwi, dan Sujud Tilawah)

6. Metode/teknik
Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok.

7. Langkah-langkah Kegiatan
 Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
 Membaca do’a dan percakapan pembuka
 Guru memeriksa kehadiran siswa
 Appersepsi dan pre-test singkat
 Membahas materi dan tujuan pembelajaran
 Kegiatan Inti (60 menit)

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


26
Semester 5 Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta


Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok kecil.

Melakukan tanya jawab seputar tata cara dan bacaan sujud
syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah, dalam bentuk cepat
tepat singkat.
 Guru menyimpulkan hasil tanya jawab sekaligus menjelaskan
secara singkat tentang tata cara sujud syukur, sujud syahwi dan
sujud tilawah.
 Siswa melakukan diskusi kelompok membahas apa saja yang
menjadi sebab dilakukannya sujud syukur, sujud syahwi, dan
sujud tilawah.
 Tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya masing-masing.
 Guru menyimpulkan seluruh hasil presentasi dari tiap kelompok.
 Kegiatan Penutup (10 menit)
 Sekilas mengulas kembali serta menyimpulkan hasil
pembelajaran.
 Membaca do’a dan menutup pertemuan.

8. Sumber Belajar
 Buku PAI kelas VIII SMP.
 Buku Fiqih yang berkaitan dengan materi.

9. Penilaian
 Teknik : Tes lisan
 Bentuk : Tanya Jawab
 Instrument :

Jawablah pertanyaan gurumu dengan singkat dan jelas!


1. Sebutkan tata cara sujud syukur/syahwi/tilawah!
2. Ucapkan bacaan sujud syukur/syahwi/tilawah!
3. Sebutkan penyebab dilakukannya sujud syukur/syahwi/tilawah!

Mengetahui, Purwakarta, 5 Desember 2007


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

__________________________ __________________________
NIP: NIP:

LESSON STUDY-Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


27

You might also like