You are on page 1of 10

KEANEKARAGAMAN HAYATI 1.

Keanekaragaman alami atau keanekaragaman hayati, atau biodiversitas, adalah semua kehidupan diatas bumi initumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganismeserta berbagai materi genetik yan dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organismeorganisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem perairan lainnya. Keanekaragaman hayati karena itu lazimnya dianggap memiliki tiga tingkatan yang berbeda: keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies dan keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman genetik merujuk kepada berbagai macam informasi genetik yang terkandung di dalam setiap makhluk hidup. Keanekaragaman genetik terjadi di dalam dan di antara populasi-populasi spesies serta di antara spesies-spesies. Keanekaragaman spesies merujuk kepada keragaman spesies-spesies yang hidup. Keanekaragaman ekosistem berkaitan dengan keragaman habitat, komunitas biotik, dan proses-proses ekologis, serta keanekaragaman yang ada di dalam ekosistem-ekosistem dalam bentuk perbedaan-perbedaan habitat dan keragaman proses-proses ekologis. Perubahan secara evolusi menghasilkan proses diversifikasi terus menerus di dalam makhluk hidup. Keanekaragaman hayati meningkat ketika variasi genetik baru dihasilkan, spesies baru berevolusi atau ketika satu ekosistem baru terbentuk; keanekaragaman hayati akan berkurang dengan berkurangnya spesies, satu spesies punah atau satu ekosistem hilang maupun rusak. Konsep ini menekankan sifat keterkaitan dunia kehidupan dan proses-prosesnya. Sumber: Southwest Australia Ecoregion Initiative (2006) 2. Sebagai fenomena keruangan, untuk mengetahui tingkat dan penyebaran keanekaragaman hayati, menerapkan asas taksonomi yang terdiri atas empat kompartemen yang saling berhubungan, akan dapat diungkapkan identitas suatu komponen. Taksonomi yang mendalami unit yang digarap dengan mengungkapkan temuannya dari pendalaman ini akan membeberkan secara lengkap (atau mendekati tingkatan lengkap) sifat dan kandungan kemampuan unit yang digarap. Indentifikasi spesies dan pertelaannya akan membuka isi unit yang digarap. Taksonomi juga meletakkan unit yang digarap pada kelompok kekerabatan yang tepat.Tindakan ini telah mencantumkan tambahan unit yang tercakup dalam suatu kelompok kekerabatan yang bersangkutan. Tindakan ini telah membuka peluang untuk meningkatkan keanekaragaman pemanfaatan suatu unit keanekaragaman hayati. Dimensi yang mampu menjelaskan persebaran atas unit dan kelompok tersebut adalah dengan manggukan dimensi ruangan (spatial) dan dimensi waktu (temporal) Hal ini penting untuk diketahui, karena pengelolaan unit-unit yang bersangkutan akan memerlukan informasi mengenai persebaran ini. Penghitungan secara kuantitatif dan kualitatif pun dapat dilakukan. Hasil dari penghitungan ini akan mempunyai dampak yang luas, di antaranya untuk menentukan laju pemunahan, derajat endemisme, dan pemantauan terhadap masuknya spesies asing yang membahayakan. Keanekaragaman hayati sebagai fenomena spasial turut mengindikasikan tidak meratanya persebaran spesies dipermukaan bumi.

3. Dalam buku yang berjudul Global Biodiversity Strategy, konservasi keanekaragaman hayati itu mengandung tiga komponen, yakni save, study dan use. Ketiga komponen tersebut saling terkait satu sama lainnya. Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan study yang harus kita pahami. Istilah tersebut adalah inventarisasi, survei, assessment dan pemantauan (monitor). Inventaris: daftar entitas biologis dari tapak atau daerah tertentu. Entitas tersebut bisa berupa gen, individu, populasi, spesies, habitat, ekosistem atau level lainnya. Inventore berarti kegiatan survei, mengurutan, pembuatan katalog dan pemetaan dari gen, individu, populasi, species, habitat, lanskap dan ekosistem atau komponenya, dalam kurun waktu tertentu dan sintesis informasi yang dihasilkannya untuk analisis proses lanjutan. Assessment: kajian ukuran keseluruhan keanekaragaman di suatu daerah. Survei: kajian umum tentang pengaturan dan gambaran utama dari suatu areal. Pemantauan: pengukuran berulang atau inventore entitas biologis menurut waktu. Dewasa ini telah dikembangkan tiga pendekatan berskala besar, yang akan banyak digunakan. Pendekatan tersebut adalah: 1) All-Biota-Taxonomy-Inventory (ABTI) : Pendekatan ini memfokuskan pada taxa tertentu dan inventore seluruh spesies dalam kelompok tersebut dalam skala global. 2) All-Taxa-Biodiversity-Inventory (ATBI) : Pendekatan ini memfokuskan pada kawasan atau tapak (site) tertentu. Konsep ini disebut juga inventore tapak secara komplit. Salah satu usulan menyaranakan waktu pelaksanaannya selama lima tahun, dalam level species dan inventore tapak menyuluruh. Disarankan pula tapak terpilih cukuplah luas dan memiliki proporsi yang tinggi dari species nasional atau regional (ratusan ribu species paling kicul dalam 50.000 100.000 ha) serta keragaman tipe ekosistem. 3) Rapid Biodiversity Assessments (RBA) : Pendekatan ini memfokuskan pada taxa terpilih (prioritas) dan menghasilkan estimasi kekayaan biologis atau keunikan dari area dan berguna untuk penetapan prioritas konservasi. Pendekatan ini merupakan jawaban atas kebutuhan yang mendesak dari para pengelola kawasan dalam menentukan prioritas pengelolaan. Dalam pengukuran keanekaragaman hayati, masih sering dilakukan dengan cara-cara pengukuran tradisional yaitu dengan tim peneliti dan lapangan yang terbatas, saat ini sudah banyak dikembangkan teknik atau metode untuk pengukuran keanekaragaman hayati. Apapun teknik yang digunakan sangatlah penting untuk mengkuantifikasikan besaran usaha dalam pengambilan sampel (cuplikan). Untuk menilai kepentingan suatu tapak pengukuran pada umumnya dilakukan pada species apa yang hadir dan kelimpahan dari species kunci. Berikut akan dijabarkan beberapa teknik yang sering digunakan diambil dari Sutherland (2000), The Conservation Handbook Research, Management and Policy.

1. Daftar species total Teknik ini merupakan teknik yang paling umum digunakan. Daftar species berisi seluruh species dalam suatu kelompok takson yang pernah tercatat di tapak tersebut. Sumber informasi berasal dari banyak sumber atau kontributor. 2. Daftar genus atau famili total Metode ini sama dengan metode sebelumnya, hanya menggunakan level takson yang lebih tinggi. 3. Parallel-line searches Teknik ini diangap teknik yang terbaik untuk mengukur kehadiran spesies yang terlihat dan mengelompok dalam kawasan yang relatif kecil. Teknik ini biasa dipakai untuk tumbuhan atau kelompok seperti amfibi. Secara teknis kawasan dibagi dalam blok-blok kecil, tidak lebih dari 10 hektar. Jalan setapak dari dua garis paralel secara sistematis dibuat memotong pada jarak terdekat di tiap blok. Di tiap jalan setapak tersebut pencatatan dilakukan untuk semua species yang ditemukan dan lokasi-lokasi kelangkaan. 4. Habitat subsampling Sampel-sampel dibuat di beberapa micohabitat yang berbeda untuk menghasilkan daftar species tertinggi. Cara linnya adalah dengan menempatkan sampel secara random yang dalam prakteknya sulit. Bentuk sampel atau petak ukur sangatlah bervariasi tergantung pada takson kajian. Sebongkah tanah hasil penguburan cukup menjadi sampel untuk invertebrata tanah. Namun untuk tanaman diperlukan petak ukur bersegi berukuran 20 x 20 m atau bahkan transek sepanjang daerah kajian. 5. Uniform effort Teknik ini mensyaratkan usaha sampling yang terstandarisasi untuk tiap tapak. Sebgai contohnya penghitungan tangkapan per perangkap per hari atau tangkapan per 20 ayunan dengan jaring. 6. Time-restricted search Teknik ini disebut juga rapid inventory atau rapid biodiversity assessments. Pengukuran dan pencatatan species dilakukan dalam periode waktu tertentu. Untuk itu sangat diperlukan pengamat yang perpengalaman. Pada teknik ini peneliti bebas untuk melacak dimana saja mereka pikir banyak ditemukan species. Akibatnya teknik ini kurang konsisten dibandingkan dengan teknik lainnya. 7. Encounter rates Teknik ini merupakan teknik yang paling mendasar dalam upaya untuk menduga kelimpahan. Survei untuk menentukan Daerah Penting Burung (Importan Bird Area) oleh BirdLife International dikerjakan dengan teknik ini. Pendugaan kelimpahan dihitung dengan cara membagi jumlah individu suatu species tercatat dibagi waktu survei, (atau BirdLife menggunakan jarak jalur pengamatan).

8. Species discovery curves Apakah makin lama pengamatan lapangan akan menambah daftar species? Salah satu metode untuk menjawab peranyaan ini adalah mencatat waktu untuk setiap species baru yang teramati bersama-sama dengan pengukuran lamanya waktu di lapangan. Hubungan keduanya kemudian dibuat kurva. 9. MacKinnon lists Daftar MacKinnon merupakan salah metode untuk menduga kekayaan jenis di suatu tempat. Metode ini menggunakan persamaan regresi untuk menduga jenis yang mungkin ditemukan di tempat tersebut. Kekayaan jenis di tempat tersebut bisa kemudian bisa diduga dengan menambahkan jenis yang tercatat dengan hasil perhitungan regresi. Metode ini bagus untuk peneliti atau pengamat yang kurang berpengalaman dan belum mahir dalam identifikasi jenis. 10. Time species counts Teknik ini memanfaatkan kenyataan bahwa species umum akan teramati pertama kali begitu survai dimulai, dan sebaliknya utuk species jarang akan terlihat terakhir. Teknik ini dilaksanakan dengan cara membagi 1 jam pengamatan menjadi 6 blok/bagian 10 menit. Daftar dibuat untuk setiap species yang terlihat dalam tiap 10 menit (atau interval 10 menit). Sekali species tercatat, akan diabaikan untuk pengamatan selanjutnya. Analisis dikerjakan dengan memberikan skor 6 untuk blok 10 menit pertama, 5 untuk blok 10 menit kedua dst.masing-masing 4,3,2 dan 1 untuk blok selanjutnya. Nilai ini kemudian dirata-rata untuk keseluruhan survai, yang biasanya dilakukan 10 15 kali. Teknik ini jarang digunakan sehingga sulit jika ingin membandingkan. 4. Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi. Dalam mempelajari persebaran dari organisme, diketahui pula bahwa persebaran keanekaragaman hayati dipengaruhi oleh sejarah, iklim masa lalu dan susunan atau bentuk benua-benua dan hubungan ekologis masa lalu dan masa sekarang, serta semua interaksi satu sama lainnya. Biogeografi menggunakan 2 pendekatan utama yaitu: Biogeografi Sejarah Menekankan terutama pada sejarah evolusi (perkembangan) dari kelompok-kelompok organisme. Dari mana mereka berasal ? Bagaimana mereka menyebar ? Bagaimanakah distribusinya pada masa sekarang dapat menjelaskan kepada kita tentang sejarahnya masa lalu ? Biogeografi Ekologi Memusatkan pada interaksi organisme pada saat ini dengan lingkungan fisik dan interaksi satu sama lainnya serta untuk memahami bagaimana hubungan-hubungan ini mempengaruhi dimana spesies dan takson yang lebih luar ditemukan pada masa sekarang.

Persebaran organisme di bumi dipengaruhi oleh faktor: 1) Lingkungan, 2) Sejarah geologi, dan 3) Penghambat Fisik. 1. Faktor Lingkungan Dua faktor lingkunganutama yang berpengaruh terhadp persebaran makhluk hidup adalah faktor abiotik (daratan, perairan, dan lintang geografis) dan biotik (tumbuhan, hewan dan jasad renik (mikroorganisme). 2. Faktor Sejarah Geologi Kira-kira 200 juta tahun yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu dalam superbenua (supercontinent) yang disebut Pangaea. Lebih lanjut, faktor ini dapat dijelaskan dalam perpektif paleogeografi. 3. Faktor Penghambat Fisik Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan. 4. Persebaran Tumbuhan dan Hewan Garis lintang bumi (lattude) menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim di bumi, yaitu tropis, subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut, selain jenis tanahnya akan memberikan perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di sana karena faktor adaptasi dengan lingkungan. Dengan ketinggian lahan dari permukaan laut sampai ke puncak gunung yang paling tinggi (altitude) juga menunjukkan perbedaan iklim yang mirip, yang menyebabkan pada dataran rendah sampai ke dataran tinggi didiami oleh tumbuhan yang berbeda-beda. Menurut Alfred Russel Wallace berdasarkan persamaan fauna di daerah- daerah tertentu, maka dibedakan menjadi 6 daerah biogeograpi dunia yaitu: - Nearktik : Amerika Utara - Palearktik : Asia sebelah utara himalaya, eropa dan afrika, gurun sahara sebelah utara - Neotropikal : Amerika Selatan bagian tengah - Oriental : Asia, himalaya bagian selatan - Ethiopia : Afrika - Australia : Australia dan pulau- pulau sekitarnya. Persebaran dari keanekaragaman hayati secara fisik dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. (Mengenal Keanekaragaman Hayat Siti Badriyah Rushayati).

5. Memahami persebaran dan kenampakan keanekaragaman hayati sangat berkaitan erat dengan paleogeografi sebagai cabang ilmu yang mempelajari proses kemunculan organisme awal pada masa awal pembentukan bumi dan perbedaan persebaran organisme yang dipengaruhi oleh faktor pergerakan lempeng bumi. keterkaitan yang utama adalah, pergerakan lempeng yang turut mempengaruhi persebaran dan juga menjadi faktor penghalang persebaran organisme, pergerakan lempeng bumi turut membentuk kenampakan geografis berupa pulau atau daratan yang terisolasi yang berimplikasi pada pembentukan ekosistem yang berbeda serta spesies yang berbeda dari spesies yang berada pada daerah benua, yang sering disebut sebagai faktor isolasi. Selain itu, dalam paleogegrafi yang berkaitan dengan geologi terutama penentuan waktu geoglogi sangat penting terutama dalam hal mempelajari penemuan fosil dan pencocokan dengan zaman berdasarkan skala waktu geologis, dari hasil pencocokan tersebut dapat diketahui persebaran dan kenampakan keanekaragaman hayati pada zaman tertentu dan juga bentang alam yang terbentuk. Lebih jauh adalah paleogeografi memberi pendekatan terhadap bagaimana persebaran dari keanekaragaman hayati dengan menggunakan pendekatan geoglogis dan penentuan zaman dari fosil yang ditemukan sehingga dapat diketahui jenis persebaran organisme dan yang mendiami permukaan bumi. Sebagai contoh:

Perdebatan tentang asal-usul keanekaragaman hayati Amazon Berbagai macam teori ilmiah saat ini tertuju pada asal-usul dan kompleksitas keanekaragaman hayati di kawasan Amazon. Meskipun para ilmuwan telah lama menduga bahwa Andes mempengaruhi komposisi hutan tropis, waktu dan penyebabnya tetap tidak pasti. Dalam artikel kajian mereka, penulis Dr Carina Hoorn dari Universitas Amsterdam, Lundberg, beserta rekan-rekan penulis mendaftarkan flora dan fauna luar biasa ini, yang telah berevolusi dalam lanskap Amazon yang dinamis, dan yang pada gilirannya berkembang pada kecepatan yang ditentukan oleh perubahan (Pasifik) lempeng tektonik dan pengangkatan Andes berikutnya. Evolusi paleogeografi ditentukan oleh konfigurasi geologi ini termasuk pembentukan lahan basah yang luas di mana, setelah pembentukan Sungai Amazon sekitar 10 juta tahun yang lalu, mengering dan terbuka untuk kolonisasi tumbuhan dan hewan. Dalam tulisan ini, yang diterbitkan dalam International Year of Biodiversity, para penulis mendorong para ilmuwan untuk kembali fokus ketika mencari penjelasan tentang evolusi keanekaragaman hayati modern. Dalam kasus Amazonia, flora dan fauna pra-Kuarter sudah menunjukkan tingkat kekayaan spesies yang sangat tinggi, yang dalam kasus reptil dan tanaman, bahkan lebih tinggi daripada yang ditemukan saat ini. Daerah Amazon, dari gunung tertinggi hingga sungai dataran rendah yang besar, mendukung kekayaan biologis spesies yang luar biasa, kata Lundberg, kurator dan ketua Chaplin ilmu pengetahuan tentang ikan di Academy of Natural Sciences, Philadelphia. Banyak spesies yang sebelumnya tak terlihat yang telah ditemukan dan terdokumentasi setiap tahun. Sumber Artikel: New explanation for the origin of high species diversity (eurekalert.org) Kredit: Academy of Natural Sciences Referensi Jurnal:

C. Hoorn, F. P. Wesselingh, H. ter Steege, M. A. Bermudez, A. Mora, J. Sevink, I. Sanmartn, A. Sanchez-Meseguer, C. L. Anderson, J. P. Figueiredo, C. Jaramillo, D. Riff, F. R. Negri, H. Hooghiemstra, J. Lundberg, T. Stadler, T. Srkinen, and A. Antonelli. Amazonia Through Time: Andean Uplift, Climate Change, Landscape Evolution, and Biodiversity . Science, 2010; 330 (6006): 927-931 DOI:10.1126/science.1194585 disadur dari berbagai sumber : pengantar geologi, paleogegrafi bumi. 6. Evolusi : merupakan proses perubahan makhluk hidup secara lambat dalam waktu yang sangat lama, sehingga berkembang menjadi berbagai spesies baru yang lebih lengkap struktur tubuhnya. Proses evolusi dalam keanekaragaman hayati secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut: - Makhluk hidup bereproduksi dan menghasilkan keturunan. - Keturunannya memiliki sifat-sifat yang sedikit berbeda dari orang tua. - Apabila perbedaan tersebut menguntungkan, keturunan tersebut akan lebih berkemungkinan bertahan hidup dan bereproduksi. - Ini berarti bahwa akan ada lebih banyak keturunan pada generasi selanjutnya yang memiliki perbedaan yang menguntungkan ini. - Perbedaan-perbedaan ini akan berakumulasi, mengakibatkan perubahan pada suatu populasi. - Seiring dengan berjalannya waktu, proses ini secara perlahan-lahan menghasilkan jenis makhluk hidup yang baru. - Proses ini bertanggung jawab terhadap keanekaragaman hayati yang ada di bumi sekarang ini. Pada dasarnya mekanisme evolusi terdiri dari: a. Penyimpangan gen: Penyimpangan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. penyimpangan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi. Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini. (Teorema Hardy-Weinberg, John W. Kimball, Biologi jilid 2, 1996 Jakarta : Erlangga) Penyimpangan gen dapat didefinisikan sebagai, perubahan frekuensi alel secara acak (random) yang biasanya terjadi pada populasi kecil. Populasi kecil yang terasing dapat mengembangkan sifat-sifat yang jauh berbeda dengan sifat umu yang dimiliki oleh individu spesies yang sama pada populasi sebenarnya. Penyimpangan gen atau genetic drift adalah lepasnya frekuensi alel secara kebetulan pada populasi yang sangat kecil. b. Mutasi gen : Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupunRNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan

pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies. (Campbel, Biologi, Jilid 1) c. Seleksi alam: Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Dasar dari Perubahan-perubahan dalam evolusi ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Teori evolusi modern yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam) hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori evolusi mendukung keanekaragaman hayati dengan pengertian sebagai berikut: - Terjadinya variasi adalah dasar dari proses evolusi. - Sumber dari terjadinya variasi adalah mutasi yang terjadi pada gen yang berlangsung secara perlahan dan dalam waktu yang lama serta dapat diwariskan. - Mutasi mendukung modifikasi genetis dan menyebabkan spesialisasi - Perubahan genetis diantara individu dan menyebabkan populasi beradaptasi terhadap lingkungan selama proses perubahan. - Evolusi membantu terjadinya keanekaragaman hayati/organisme yang mencerminkan proses evolusi. Disadur dari berbagai sumber : Reece, J.B. et al. Campbell Biology: Concepts & Connections. 7th ed. Benjamin Cummings, 2011. W. Kimball, Biologi jilid 2, Campbel, Biologi, Jilid 1.

7. Bioma dapat diartikan sebagai sekelompok hewan dan tumbuhan yang menempati dan mendominasi suatu lingkungan tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Adanya variasi bioma di permukaan bumi disebabkan oleh adanya variasi iklim. Pola iklim dipengaruhi oleh energi cahaya matahari yang masuk ke permukaan bumi. Sistem bioma adalah merupakan salah satu cara mempelajari persebaran dan keanekaragaman hayati. Kondisi lingkungan ini dapat berupa tanah, curah hujan, penyinaran matahari dan lainnya. Pengaruh sinar matahari pada atmosfer, tanah, udara, dan penguapan air merupakan faktor pembentukan variasi iklim pada daerah dengan lintang yang berbeda. Sinar akan banyak diterima pada lintang 23 LU dan 23,5 LS atau pada wilayah tropis sehingga wilayah tropis adalah wilayah yang paling banyak menerima cahaya matahari setiap tahunnya jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. Perbedaan musiman cahaya matahari terus-menerus meningkat ke kutub. Kutub merupakan daerah yang paling sedikit menerima cahaya matahari. Hal ini terjadi karena bumi berevolusi dan beredar mengelilingi matahari. Pada posisi bumi di ujung paling dekat dengan matahari, maka terjadilah penyinaran matahari dengan intensitas yang besar, dan sebaliknya apabila kedudukan matahari berada jauh dari bumi, terjadilah penyinaran matahari yang minim. Iklim ditentukan oleh faktor letak geografis, intensitas cahaya matahari, ketinggian tempat dan letak lintang, serta aliran massa udara. Unsur-unsur iklim terdiri dari suhu, curah hujan, penyinaran, angin, dan kelembapan. Ada beberapa jenis bioma di permukaan bumi ini diantaranya Bioma Hutan Hujan, Bioma Gurun, Bioma Savana dan Stepa, Bioma Taiga/Konifer, Bioma Hutan Gugur dan Bioma Tundra. Disadur dari berbagai sumber:

DAFTAR PUSTAKA

Australian Goverment, Departement of Industry Tourism And resourcer, Pengelolan keanekaragaman hayati, published Februari 2007. Edward O. Wilson, Frances M. Peter, Biodiversity National Academy of Sciences (U.S.), Smithsonian Institution - Google Buku Biologi SMA Kelas 1 oleh Suwarno Darwin, Charles (1872), The Origin of Species (edisi ke-6th), London: John Murray, http://darwin-online.org.uk/content/frameset?itemID=F391&viewtype=text&pageseq=1 Global Biodiversity Strategy, Guidelines for action to save, study and use earth's biotic wealth sustainably and equitably, world resources institute, the world conservation union, United Nation Environment Programe UNEP, 1992 John W. Kimball, Biologi jilid 2, 1996 Jakarta : Erlangga)
Campbell, Neil A.; Reece, Jane B.; Mitchell, Lawrence G.Biologi Jilid 1. Edisi: ke-5 Penerbit: Jakarta: Erlangga Tahun terbit: 2002

Modul 1 Keanekaragaman Hayati, FMIPA, Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan indonesia Reece, J.B. et al. Campbell Biology: Concepts & Connections. 7th ed. Benjamin Cummings, 2011. Siti Badriyah Rushayati. 2007. Mengenal Keanekaragaman Hayati. Jakarta: Grasindo Sutherland, W.J., 2000. The Conservation Handbook Research, Management and Policy. Blackwell Science, London. Sumber artikel: http://216.104.32.38/blog/4858573/-TAKSONOMI http://www.scribd.com/doc/17734355/23/A-Manfaat-Keanekaragaman-Hayati http://www.pintugerbang.net/id/mod/book/view.php?id=55&chapterid=11 http://afrizaldaonk.blogspot.com/2011/01/dampak-kegiatan-manusia-terhadap.html http://www.scribd.com/doc/62312396/BIOSFER

You might also like