You are on page 1of 3

Intra Uterine Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin (keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam

kandungan dengan umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau berat badan lebih dari 500 gram (janin sudah viable) (Bari, 2003). a. Etiologi Penyebab IUFD bisa dari faktor ibu, janin, atau maupun dari plasenta.

Kemungkinan penyebab dari faktor ibu : Kehamilan postterm Diabetes melitus Lupus eritematosus sistemik (SLE) Infeksi Hipertensi Preeklampsia dan eklampsia Hemoglobinopati Umur ibu hamil yang tua Penyakit Rh Ruptur uteri Sindrom antifosfolipid Hipotensi maternal akut Kematian maternal Kemungkinan penyebab dari faktor janin: IUGR (Intra Uterine Growth Retardation) Kelainan kongenital Kelainan genetik Infeksi (Parvovirus B-19, CMV, Listeria) Kemungkinan penyebab dari faktor plasenta: Kerusakan tali pusat Ketuban pecah dini (KPD) Vasa previa

b. Faktor risiko Multigravida Umur ibu yang lanjut Riwayat IUFD Infertilitas ibu Hemokonsentrasi pada ibu Kelompok ibu dengan penyakit tertentu (seperti GBS, Ureaplasma urealitikum) Riwayat persalinan preterm Obesitas (Bari, 2003) c. Diagnosis Anamnesis : ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil, atau ibu akhir-akhir ini merasa perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan Pemeriksaan fisik Inspeksi : tidak terlihat gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat pada ibu hamil yang kurus Palpasi : o Tinggi fundus uteri lebih rendah dari usia kehamilan. o Tidak teraba gerakan janin. o Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin. Pemeriksaan penunjang Reaksi kehamilan : tes kehamilan negatif setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan USG d. Penanganan 1. Bila telah diduga terjadi kematian janin dalam rahim, tidak perlu terburu-buru bertindak, sebaiknya diobservasi dulu dalam 2-3 minggu untuk mencari : tidak terlihat denyut jantung janin dan gerakan-gerakan janin.

kepastian diagnosis. 75% pasien akan melahirkan janinnya yang mati secara spontan dalam masa itu. Apabila setelah 2 minggu belum lahir, dapat dilakukan induksi dengan amniotomi, dan pemberian oksitosin atau prostaglandin. 2. Bila partus belum dimulai, maka ibu harus dirawat agar dapat dilakukan induksi partus. (Mochtar, 1998; Sastrawinata, 2003) Daftar Pustaka Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi . Editor: Delfi Lutan, EGC, Jakarta. Sastrawinata, S., 2003. Obstetri Patologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Bari, Abdul S. 2003. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. PB POGI, FKUI. Jakarta.

You might also like