You are on page 1of 5

PERBEDAAN POLAPERTUMBUHAN BERAT BADAN ANTARA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR

NORMAL

Sumantri, supiati, siswiyati Jurusan kebidanan politeknik kesehatan surakarta

ABSTRAK
Latar belakang : angka kematian bayi di dunia saat ini cenderung masih tinggi dan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan determinan utamanya. Tingginya angka kelahiran BBLR masih menjadi masalah kesehatan utama dunia termasuk indonesia. Masalah BBLR yang sering timbul adalah meningkatnya resiko gangguan pertumbuhan serta angka kesakitan, sehingga mereka membutuhkan perawatan khusus dan intensif. Metodologi : penelitian ini menggunakan 2 desain, pada bayi usia 0-2 bulan menggunakan desain penelitian kohort prospektif, sedangkan bayi usia 2-4 bulan menggunakan desain penelitian kohort retrospektif. Subyek penelitiannya adalah bayi sehat yang dilahirkan di puskesmas Jogonalan I, Puskesmas Jatinom, RB Yosi Trihana, dan RB Djuwaeni Kabupaten Klaten yang dilahirkan pada bulan april tahun 2007. Jumlah subyek penelitiannya adalah 50 bayi berat badan lahir normal > 2500 gram dan 19 bayi berat lahir rendah <2500 gram. Follow up dilaksanakan selama 2 bulan. Variabel penelitiannya adalah berat badan lahir sebagai variabel bebas dan perubahan berat badan sebagai varibel terikat. Hasil Penelitian : didapatkan median beda pola pertumbuhan berat badan antara bayi berat lahit rendah (BBLR) dengan bayi dengan berat lahir normal (BBLN) pada usia 0-1 bulan, yaitu 500 gram untuk BBLR dan 1100 gram untuk BBLN. Besarnya beda pola pertumbuhan berat badan adalah 600 gram untuk BBLN lebih tinggi dari BBLR dan perbedaan ini sangat signifikan, dimana p 0.003 (p<0.05). bayi pada usia 1-2 bulan, 2-3 bulan, 2-3 bulan, dan usia 3-4 bulan tidak di dapatkan median beda pola pertumbuhan berat badan, dimana p > 0.05 Kesimpulan : didapatkan median beda pola pertumbuhan berat badan antara bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi berat lahir normal (BBLN) pada usia 0-1 bulan, namun tidak didapatkan median beda pola pertumbuhan berat badan pada usia 1-2 bulan, 2-3 bulan, dan usia 3-4 bulan Kata kunci :bayi berat lahir rendah, bayi berta lahir normal, pola pertumbuhan

PENDAHULUAN Berat Bdan Lahir Rendah (BBLR) merupakan penyebab utama kematian perinatal dan neonatal serta penyebab dua pertiga kematian neonatus. Oleh karena itu, bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram mejadi masalah kesehatan dunia. Berdasarkan data dari Kantor kementrian Pemberdayaan Perempuan selama kurun waktu 1998-1999 terdapat sebanyak 3,5 juta bayi BBLR. Pada Provinsi jawa Tengah, angka kematian bayi BBLR pada tahun 2000 mencapai 32,5 persen dari 6587 jumlah bayi BBLR. Khusus di daerah Klaten, pada tahun 2000 kematian bayi BBLR berjumlah 60 orang dari total jumlah 192 orang. Penyebab utama lahirnya bayi BBLR adalah kemiskinan dan kondisi lingkunagn yang tidak sehat. Masalah bayi BBLR yang sering timbul terutama pada tahun pertama kehidupan adalah meningkatnya resiko gangguan pertumbuhan pada angka kesakitan (Paneth,2003). Hal itu meliputi ketidakmampuan fisik, sensorik motorik, psikologi, dan emosional. Angka kematian tinggi yang berhubungan dengan tidak adekuatnya perawatan yang diberikan. Bayi BBLR membuthkan perawatan khusus dan lebih intensif daripada bayi normal. Perawatan itu misalnya, mempertahankan suhu badan, pencegahan infeksi, pemberian nutrisi. Bayi yang sehat bertambah umurnya bertambah pula berat badannya. Perubahan berat badan (BB) merupakan indikator pertumbuhan bayi dan umumnya bayi akan mengalami lonjakan pertambahan berat badan pada 6 bulan pertama kehidupannya. Dengan memperhatikan masih tingginya angka kematian bayi khususnya bayi BBLR serta kencendurangan masih tingginya angka kelahiran bayi BBLR. Maka penelitian merumuskan permasalahan apakah ada perbedaan pola pertumbuhan berat bayi BBR dengan bayi Berat Badan Lahir Normal (BBLN) ? Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui perbedaan pola pertumbuhan berat badan bayi usia 0-1 bulan antara bayi BBLR dengan BBLN. (2) untuk mengetahui perbedaan pola pertumbuhan berat badan bayi usia 1-2 bulan antara bayi BBLR dengan BBLN. (3) untuk mengetahui perbedaan pola pertumbuhan berat badan usia 2-3 bulan antara bayi BBLR dengan BBLN. (4) untuk mengetahui perbedaan pola pertumbuhan barat badan bayi usia 3-4 bulan antara bayi BBLR dengan BBLN. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan desain kohort, sedang penelitian merupakan penelitian epidemiologik analitik non eksperimental. Penelitian menemukan beda rerata umur kehamilan antara bayi BBLR dengan BBLN berturut-turut 36,65 minggu dan 39,15 minggu (p < 0.001). adapun besarnya perbedaan umur adalah 2,50 minggu. Hasil penimbangan menunjukan bahwa bayi BBLR tidak dapat mencapai batas yang mengkaji hubungan faktor resiko berupa berat badan bayi lahir dengan efek pola pertumbuhan berat badan.

Desain penelitian terdiri dari kohort retrospektif untuk bayi umur 0-2 bulan dan kohort prospektif untuk bayi 2-4 bulan. Waktu penelitian selama 6 bulan, yakni bulan april sampai desember 2007. Lokasi penelitian di Kabupaten Klaten pada Rumah Bersalin (RB) puskesmas jogonalan I, RB Yosi Trihana, RB Djuwaeni, dan RB puskesmas jatinom. Sampel penelitian terdiri dari : (1) sampel yang memenuhi kriteria tanpa faktor atau bayi BBLN, seperti berat badan lahir 2500-4000 gram, menimbang secara rutin di posyandu, tidak memiliki kelainan konginetal, dan bersedia di jadikan sampel. (2)sampel dengan faktor resiko (BBLR), seperti berat badan lahir kurang dari 2500 gram, menimbang BB secara rutin di posyandu, tidak memiliki kelainan kongenital, bersedia dijadikan sampel. Beda rerata dari variabel berat badan 2-3 bulan bayi BBLR dengan BBLN, beda rerata umur kehamilan, beda rerata LILa ibu menggunakan uji t. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN Jumlah bayi yang lahir pada bulan mei-juni 2007 dipuskesmas jogonalan I, RB Yosi Trihana, RB Djuwaeni, dan RB Puskesmas Jatinom sebanyak 79 orang bayi dengan kondisi 60 BBLN dan 19 orang bayi BBLR. Namun, sampel penelitian adalah 50 orang BBLN dan 19 bayi BBLR. Tabel karakteristik bayi lahir No 1 2 3 4 Tempat Persalinan RB puskesmas Jogonalan I RB Yosi Trihana RB Djuwaeni RB Puskesmas Jatinom Jumlah Jumlah 10 20 26 13 69 >2500 8 14 16 12 50 <2500 2 6 10 1 19

Kenaikan berat badan minimal pada umur 0-1 bulan, 1-2 bulan, 3-4 bulan. Kenaikan hanya terjadi pada umur 2-3 bulan. Pada bayi BBLN dapat mencapai kenaikan berat badan minimal pada semua kelompok umur. Sebagaimana tertera dalam tabel berikut : Tabel perbedaan pola pertumbuhan Berat Badan bayi BBLR dengan BBLN Variabel Penambahan BB 0-1 bulan Penambahan BB 1-2 bulan Penambahan BB 2-3 bulan Penambahan BB 3-4 bulan BBLR 500,0 450,0 720,00 261,62 500,00 BBLN 1100,00 900,00 825,00 240,02 700 t/u 2,50 12,50 0,13 17,00 p value 0,003 0,13 0,266 0,19

Perbedaan pola pertumbuhan berayt badan yang terdapat beda median hanya pola pertumbuhan berat badan usia 0-1 bulan pada bayi BBLR dengan BBLN berturut-turut 500 gram dan 1100 gram (p 0,003). Semakin cepat bayi dilahirkan, maka semakin besar gangguan dalam pertumbuhan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian menemukan perbedaan pola pertumbuhan berat badan antara bayi BBLR dengan bayi BBLN usia 0-1 bulan yang signifikan yakni p 0,003, namun demikian, tidak ditemukan perbedaan pola pertumbuhan berat badan pada bayi BBLR dengan bayi BBLN pada usia 1-2 bulan, 2-3 bulan, dan usia 3-4 bulan. Saran 1. Agar bidan dan petugas kesehatan lainnya selalu memantau pertumbuhan berat badan pada bayi di lahirkan BBLR 2. Cakupan penimbangan berat badan di Posyandu lebih ditingkatkan untuk memantau pertumbuhan berat badan 3. Agar terus disosialisasi tentang ASI Eksklusif

KEPUSTAKAAN 1. Anonim,2001 . survailans Gizi (Draft). Jakarta: www.DirektoratGiziMasyarakat.com 2. Anonim, 2004 . Profil Data Kesehatan Jawa Tengah(Laporan). Semarang . www.DinasKesehatan.com 3. Anonim, 2004. Profil Data Kesehatan Kabupaten Klaten (Laporan). Klaten. Dinkessos. Kab.Klaten 4. Depkes RI, 1997. Pedoman Penanganan Kegawatan Obstetri & Neonatologi. Jakarta: Depkes RI 5. Depkes RI, 1999. Kartu Menuju Sehat. Jakarta: Depkes RI 6. Depkes RI, 2002. Berat Badan Bayi Rendah. Jakarta: Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Depkes RI. 7. Doyle, L. W., Feber, B., Callan, C.,Ford G.W and Vadis, N.M., 2003, Extremely Low Birth Weigth and Body Size In Early Adulthood. Australia: Departement of Obstetrics and Gynaecology 123 Grattan St. Cariton Victoria. 8. Fakulatas keokteran UI, 1995. Ilmu Kesehatan Anak 1-3, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 9. Gometta, T.L., 1999, Neonatology. USA: Largo Clinical Manual 10. Groner, J., 2003. Mengamati Pertumbuhan Si Kecil. Jakarata: www.GloriaCyberMinistries.com 11. Hack, M., Bresleau, N., weissman, B., Aram, D., Klein, N and Barowski, E., 2004. Effect of Very Low Birth Weight and Subnormal Head Sizeon Cognitif abilities at School Age. Western: A. Spindle Publishing Company, Inc. Publication. www.Spindlepub.com 12. Komalasari, K.2001. Delapan Bayi Meninggal Setiap Menit di Planet Bumi. Jakarta : www.BKKBN.go.id

13. Malavankar, D.V., gray, R.H., and Trivedi, C.R., 1992. Risk factors for Preterm and Term Low Birth Weigth in Ahmedobad, India: International Journal of Epidemology: 9, 455-468 14. Paneth, N.S., 2003. The Problem Of Low Weight. Full Journal Issue. Low Birth Weight

You might also like