You are on page 1of 11

PONDASI SUMURAN

GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN 1

ALASAN MEMAKAI PONDASI SUMURAN

Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau jenis pondasi langsung lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya terlalu dalam & lebar). Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat beton akan sulit dilaksanakan karena air harus dipompa dan dibuang ke luar lubang galian. Dalam kondisi ini, pondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk konstruksi yang tanah kerasnya terletak 3-5 m.

SUMURAN

Sumuran terdiri dari pipa/cincin-cincin besar yang terbuat dari beton biasa atau beton bertulang. Biasa dikenal sebagai gorong-gorong. Tebal cincin umumnya 8-12 cm. Ukuran garis tengah bagian dalam cincin bervariasi antara 70-150 cm. Ukuran yang digunakan tergantung kebutuhan luas dasar pondasi hasil perhitungan beban bangunan dan kekuatan tanah. Ada pipa/cincin beton siap pakai dengan ukuran tinggi 100 cm dengan garis tengah bermacam-macam. Jumlah cincin pada satu titik tergantung pada kedalaman tanah kerasnya. Cincin beton dapat pula dibuat sendiri. Bila dibuat sendiri, sebaiknya dinding bagian bawah dibuat runcing untuk memudahkan penurunan pipa ke dalam tanah.

CARA MEMASANG SUMURAN


Buat galian tanah sedalam 30-50 cm. Masukkan cincin pertama, letakkan dengan benar (jangan miring agar tidak terjadi penjepitan). Gali tanah di dalam cincin (dibuang keluar) sehingga cincin perlahan-lahan melesak. Bila tepi atas cincin telah rata dengan tanah, tumpangi dengan cincin kedua, lanjutkan penggalian hingga cincin terbawah mencapai dasar tanah keras. Bila tanah berair, air dibuang ke luar (dipompa). Bila telah mencapai tanah keras, bagian bawah sumuran diisi dengan pasir yang dipadatkan setebal 5-10 cm, baru kemudian diisi dengan cyclopen dan batu kali.

PENGISIAN CYCLOPEN

Untuk bangunan-bangunan yang ringan, sumuran cukup diisi dengan pasir padat. Sumuran diisi dengan cyclopen atau beton siklop, yaitu beton dengan campuran 1pc:3ps:5kr ditambah dengan 40% (dari volume keseluruhan) batu kali berdiameter 10-15 cm. Batu kali ini bertujuan untuk menghemat biaya. Cyclopen dituangkan sedikit demi sedikit dengan corong agar adukan beton tidak terurai. Bisa juga dengan dengan menuang adukan beton ke dalam kantong-kantong, baru dimasukkan ke dalam sumuran.

POER, TULANGAN STEK DAN SLOOF

Di atas sumuran dibuat poer dari beton bertulang. Poer dapat dibuat bulat menutupi lubang cincin sumuran, namun dapat pula dibuat bujursangkar. Fungsi poer sama dengan pondasi, yaitu menerima dan meneruskan beban bangunan dari sloof ke cyclopen. Ukuran poer juga disesuaikan dengan perhitungan beban bangunan. Untuk bangunan sederhana tebal poer cukup 30-40 cm, sedangkan untuk bangunan berat, tebal poer 4050 cm.

Posisi poer dapat disesuaikan dengan ketinggian lantai. Jadi poer dapat terletak di atas bibir sumuran teratas, atau masuk ke dalam cyclopen. Di atas poer baru dibuat balok sloof yang menerus Dari sloof ke poer diberi tulangan stek yang menerus hingga ke cyclopen. Ukuran panjang tulangan sekitar 40d (40 kali diameter tulangan yang digunakan.

LETAK SUMURAN

Sumuran bisa diletakkan pada jarak yang sama atau tergantung pada bentuk denah Sumuran diletakkan pada bagian bawah setiap pondasi, atau pada bagian bawah setiap:

Tembok disudut Pertemuan dan persilangan tembok

BAGIAN-BAGIAN PONDASI SUMURAN


1.
2. 3. 4.

LAPISAN PASIR DASAR


CINCIN SUMURAN DAN CYCLOPEN POER DAN TULANGAN STEK SLOOF

6. 7. 8. 9.

TEMBOK DG PEREKAT TRASRAAM LAPISAN PASIR DI BAWAH LANTAI BETON TUMBUK LANTAI TEGEL/UBIN

You might also like