You are on page 1of 3

Seorang teman pada dasarnya menunjukkan tentang siapa orang yang ditemaninya.

Kita sering melihat di sekitar kita bahwa orang yang baik-baik jatuh tergelincir disebabkan oleh teman yang jahat memperdayainya. Sebagai umat muslim sudah menjadi tugas kita untuk memulai hidup ini dari memilih teman yang baik, sebab setiap teman tidak lepas dari saling mempengaruhi. Sebagaimana yang diwahyukan oleh Allah dalam Al Quran Surat Ali Imran :118 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.(QS 3:118) Ayat di atas dengan jelas mengingatkan orang yang beriman agar supaya berhati-hati dalam memilih sahabat, karena ikatan keagamaan lebih kuat dibandingkan ikatan yang lainnya. Persaudaraan dalam Islam merupakan faktor persatuan, sedangkan persatuan merupakan faktor kekuatan. Lalu kekuatan merupakan faktor ketaqwaan dan ketaqwaan merupakan benteng untuk menghindari kezaliman. Persaudaraan di jalan Allah bukan sekedar kasih sayang biasa, tetapi merupakan kasih sayang yang sesungguhnya karena terpaut perasaan iman. Orang yang paling baik untuk dijadikan teman adalah orang yang berilmu serta Saleh. Karena itulah teman-teman/sahabat-sahabat Rasulullah adalah orang yang berilmu, Saleh, amanah dan senantiasa memelihara bacaan Quran. Kita sering menyaksikan orang saling bermusuhan, saling menzalimi dan saling memutuskan silaturahmi akibat teman yang buruk, yakni teman yang menuruti keinginan setan. Sebab teman yang buruk itu selalu mendorong mereka ke tepi jurang yang runtuh, lalu jatuh bersama mereka ke neraka jahanam. Firman Allah dalam Surat Al Furqan: 27-28 menjelaskan sebagai berikut: Artinya: 27. Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya *, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". 28. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan ** itu teman akrab(ku).

*) Menggigit tangan (jari) maksudnya menyesali perbuatannya. **) Yang dimaksud dengan si Fulan, ialah syaitan atau orang yang telah menyesatkannya di dunia. Oleh karena itu sudah saatnya mulai dari sekarang kita harus selektif dalam memilih teman dengan benar, yakni yang berahlak baik, selalu berpegang teguh pada Al Quran, pandai, amanah, seusia dan wara (jujur dan bersih serta selalu menjaga hati dan jiwa dari hal -hal yang bersifat haram dan syubhat). Teman seperti ini akan mengarahkan pikiran kita dengan benar, menebar kasih sayang dan menggunakan waktu di jalan Allah, mengingatkan hal-hal yang menodai diri mereka dan tidak menyia-nyiakan waktu di luar taat kepada Allah. Teman yang ideal karakteristiknya adalah teman yang mau mengerti aktivitas kita dan mengangkat kita menjadi bernilai di hadapan orang lain, sedangkan yang tidak mau mengerti akan menjerumuskan kita menjadi orang yang sangat rendah. Sebagaimana Sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam: Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk itu seperti yang membawa Kesturi dan yang meniup besi panas. Yang membawa Kesturi; boleh jadi ia mengikutimu, kamu membeli darinya, atau kamu mendapati bau wangi darinya. Sedangkan yang membawa besi panas; boleh jadi ia membakar bajumu atau kamu mendapati bau apek darinya. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam juga bersabda: Sesungguhnya di sekeliling Arasy itu terdapat mimbar-mimbar dari Cahaya. Di atas mimbar-mimbar itu ada sekelompok orang yang pakaiannya cahaya dan mukanya cahaya pula. Mereka itu bukan para Nabi dan bukan pula para Syuhada, tetapi para Nabi dan para Syuhada mengidam-idamkan seperti mereka. Para sahabat bertanya, Sebutkan sifat-sifat mereka kepada kami Ya Rasulullah? Beliau menjawab, (Mereka itu) orang-orang yang saling mencintai di jalan Allah, yang berteman di jalan Allah dan yang saling mengunjungi di jalan Allah. Jadi syarat berteman hendaklah karena Allah dan di jalan Allah, yaitu bersih dari unsur-unsur kepentingan duniawi dan materi. Setiap teman, antara satu dengan yang lainnya hendaknya memenuhi hak-hak teman di jalan Allah berikut ini: 1. Dihibur ketika membutuhkan 2. Hendaklah masing-masing mereka saling memberi bantuan dalam memenuhi kebutuhan, saling mendengar jika berbicara dan saling memberi tempat duduk di dalam ruangan.

3. Tidak diceritakan selain yang baik-baiknya 4. Dipanggil dengan sebutan/panggilan/kata-kata menurut kesukaannya 5. Dimaafkan kesalahannya dan ditutupi segala kekurangannya 6. Mendapat kesetiaan temannya terus menerus 7. Tidak dibebani di luar kemampuannya dan kesukaannya dan tidak dimanfaatkan baik harta maupun kedudukannya 8. Mendapat doa yang baik dari temannya

You might also like