You are on page 1of 8

1.

Profil Pengusaha

Nama : Drs. Jahja Santoso, Apt. Tempat, tanggal lahir : 18 Januari 1945 Lulusan : Institut Teknologi Bandung ( ITB ) bidang farmasi tahun 1968 Pekerjaan : Pharmacist Jabatan : President Commissioner Perusahaan : PT. Sanbe Farma Alamat Perusahaan : PT. Sanbe Farma ,Unit 1 Leuwigajah. Jl. Industri I No.9 Leuwigajah Cimahi, Bandung, Indonesiama Usaha yang dimiliki : a) PT Sanbe Farma, b) PT Bina San Prima, c) PT. Caprifarmindo Laboratories, d) Hotel Holiday Inn di Bandung, e) Hotel Ibis di Simpang Lima, Semarang, f) Rumah Sakit Internasional Santosa Bandung. g) Yayasan Bakti Sosial Santoso

Organisasi yang diikuti : a) Superviser pada Universitas Padjadjaran Bandung, b) Board of advisory pada Indonesian Pharmaceutical Association West Java Regional, c) Honorary member of Paguyuban Pasundan, d) Board Member of Bandung City Chamber of Commerce and Industry, e) Honorary Consult of the Republic of Latvia for West Java and Bali.

Pada 20 Agustus 2006, beliau diberi gelar kebangsawanan Kanjeng Pangeran Haryo oleh Sultan H.R.R Pakoe Boewono XIII , Kesultanan konstribusinya pada masyarakat. Hadiningrat Surakarta, karena

2. Sejarah berdiri dan perkembangan PT Sanbe Farma

PT Sanbe Farma didirikan pada tahun 1975 di Bandung oleh Jahja Santoso bersaudara. Lokasi pabrik: Kp Cimuncang (Ds Utama Leuwigajah, Cimahi) dan kantornya berada di Jl Taman Sari (Bandung). Nama Sanbe merupakan singkatan dari Santoso bersaudara (Jahja Santoso adalah seorang apoteker lulusan ITB). Kegiatan utama yaitu memproduksi dan juga menjual obat-obatan. Pada mulanya Sanbe memproduksi obat-obat etikal, th1985 Sanbe memproduksi juga obat-obatan untuk hewan. Tahun 1992, Sanbe mulai memasuki pasar obat bebas (OTC) dengan salah satu merk andalannya yaitu Sanaflu. Sekarang, Sanbe menduduki peringkat terbaik di Indonesia.

PT Sanbe Farma menduduki peringkat tertinggi di antara perusahaan farmasi di Indonesia berdasarkan laporan IMS dengan jumlah karyawan lebih dari 1500 orang. Empat di antara 15 produk etikal terbaik diproduksi oleh Sanbe Farma. Keempat produk tersebut adalah Amoxsan (Amoxycillin), Cefat (Cefadroxil), Claneksi (Co-AmoxyClav) and Baquinor (Ciprofloxacin). Delapan pabrik di Indonesia telah menggunakan cGMP dengan standar Internasional dengan Sanbe salah satunya.

PT. Sanbe Farma secara resmi didirikan pada tanggal 28 juni 1974 oleh Drs. Jahja santoso, Apt., seorang farmasis yang lulus dengan predikan cum laud dari ITB. Pada tahun 1975 pabrik pertama di jalan kejaksaan no.35 Bandung mulai melakukan produksi sebagai industry rumah tangga (home industry) dengan jumlah karyawan hanya 4 orang termasuk bapak jahja santoso. Produk pertama yang diproduksi adaah kapsul Colsancetine.

PT. Sanbe Farma mulai berkembang dengan memproduksi produk OTC (over the counter) pada tahun 1992. Salah satu produk otc yang memenangkan grand price the most popular brand di Indonesia tahun 1997 dan 1999 adalah sanaflu, non-drowsy cold and flu. Selain itu, pada tahun 2000 PT. Sanbe Farma memproduksi poldanmig, obat migraine non resep pertama di Indonesia.

Divisi veterinary telah memasarkan sekitar 64 produk kesehatan hewan unggas dan perternakan termasuk vaksin pada tahun 1985. Pada tahun 2005 veterinary mulai memproduksi beberapa obat hewan untuk ikan dan udang. Divisi ini telah memperoleh sertifikat GMT (good manufacturing practice) untuk 7 jenis produk. Aktivitas di unit I terus berkembang sampai saat ini.

Pada tahun 1996 bangunan PT. Sanbe Farma unit II didirikan untuk memenuhi tuntutan produksi yang semakin besar dan sesuai dengan CPOB, dimana bangunan untuk produk penisilin dan cephalosporin harus diproduksi dibangunan terpisah. Luas bangunan unit II adalah 5.600 m2 (5 lantai) dan luas lahan 4.900 m2 . unut II memproduksi khusus produk betalaktam dan cefalosforin dengan berbagai macam bentuk sediaan. San-Qlin-Eq juga terdapat di unit II sebagai laboratorium studi biovabilitas dan biokivalensi untuk pengujian klinik dan preklinik produk-produk PT.Sanbe Farma dan juga menerima order dari perusahaan lain. Gedung obat jadi (finished good ware House) dengan luas bangunan 6.160 m2 (3lantai) dan luas lahan 5.980 m2 dibangun pada tahun 2003. Gedung obat jadi (GOJ) adalah tempat menyimpan obat jadi hasil pengemasan dari unit I,II dan III. GOJ dilengkapi dengan cool storage untuk penyimpanan vaksin dari lemari khusus untuk penyimpanan obat psikotropika. Bangunan unit III dan Caprifarmindo laboratories mulai difungsikan pada tahun 2005 dengan luas bangunan 29.000 m2 dan luas lahan kurang lebih 200.000 m2. Pembangunan unit III mengacu pada CPOB Australia, yang menjadikannya industri farmasi pertama yang dikendalikan oleh SCADA (Supervisory Computer Automatization Data Acquisition). Du init III juga terdapat WWTP ( Water Waste Treatment Plant) juga untuk pengolahan limbah dari unit I dan II.

3. Business Skill Research a) Aspek Pemasaran

Selain dipasarkan ke seluruh Indonesia, PT Sanbe Farma mendistribusikan produknya ke 20 negara lainnya seperti: Malaysia, Singapura, Thailand, Sri Lanka, Vietnam, Kamboja, Ethiopia, Myanmar, Filipina, Qatar, Afganistan, Afrika Selatan dan lainnya.

b) Aspek Sumber Daya Manusia

PT Sanbe Farma memperkerjakan lebih dari 60.000 pegawai yang terdiri dari dokter, apoteker, pharmacist, sarjana-sarjana lulusan pada bidang kesehatan sampai pada lulusan SMK yang telah mendapatkan pelatihan sebelumnya.
c) Aspek Akuntansi

Sebelum berdirinya PT Sanbe Farma, Jahja Santoso bersama saudaranya memulai usaha rumahan dengan dana yang tidak banyak. Dana tersebut merupakan dana gabungan dari saudara-saudaranya. Kini PT Sanbe Farma telah menghasilkan onset sebesar 1.827.757 triliun dengan profit pertahunnya 1,9 triliun.
4. Industrial Awareness and Opportunities

Produk-produk PT Sanbe Farma yang beragam dan memiliki harga yang relatif murah membuat produknya diminati oleh masyarakan luas. Produknya tidak hanya digunakan oleh instansi-instansi kesehatan namun juga mudah diperoleh di warung-warung terdekat. Selain terletak pada tempat yang strategis , seperti dekat dengan poliklinik, Rumah Sakit, SMK, Universitas dan beberapa apotek. PT Sanbe Farma juga memiliki strategi pemasaran yang bagus. Tidak hanya dipasarkan di seluruh Indonesia, tapi juga memiliki kerja sama dan distribusi yang baik di luar negeri. Pemasaran dan pendistribusiannnya sendiri dijalankan oleh PT Bina San Prima.
5. Financial Skill

PT Sanbe Farma secara Finansial awalnya merupakan usaha patungan dari Santoso bersaudara, dan hingga kini dapat mengembangkan usahanya dari modal awal dan keuntungan yang didapat. Selain itu, PT Sanbe Farma mendapat bantuan financial dari PT Indo Tambangraya, PT Nipress Tbk, dan lain sebagainya. Beliau juga turun tangan sendiri dalam mengurus perusahaannya.
6. Vocational Entrepreneurship

Memiliki inisiatif untuk membangun usahan sendiri walau mulanya dari usaha rumahan yang sederhana Komitmen dan motivasi yang tinggi untuk dapat mengembangkan usahanya sehingga menjadi lebih sukses Kooperatif sehingga mampu mendistribusikan produknya hingga ke luar negeri

7. Kesimpulan

Jahja Santoso merupakan salah satu entrepreneur yang sukses. Terbukti dengan banyaknya perusahaan yang beliau miliki, salah satunya adalah PT Sanbe Farma yang berhasil menduduki peringkat tertinggi di antara perusahaan farmasi di Indonesia.

Kesuksesan yang diraih pria kelahiran Cirebon 18 Januari 1945 itu tidak diraih secara instan. Dibantu istrinya Johana Poedjokerto, ia memulai usaha di sektor farmasi di rumahnya dengan menjual obat generik. Berkat ketekunan dan usaha keras usaha obat generic yang dirintisnya berkembang sehingga memerlukan pabrik yang lebih besar. Untuk mengetahui secara persis usaha yang dikembangkannya, Jahja tidak segan-segan terjun langsung. Sering terlihat ia memeriksa satu per satu laporan dari seluruh perusahaan hingga larut malam. Ia juga berprinsip tidak mau mengelola usaha yang tidak ia mengerti. Alasannya, mengelola usaha yang tidak dipahami akan kesulitan dalam melakukan kontrol. Di tengah kesibukannya mengurus perusahaannya Jahja juga meluangkan waktu dan mengalokasikan dana untuk kegiatan social dengan membentuk Yayasan Bakti Sosial Santoso. Namun, Jahja Santoso belum mampu mengelola sumber daya manusia secara professional, sistem human resources atau people manajemen belum kokoh. Ini terlihat dari banyaknya karyawan yang keluar dan masuk dalam frekuensi yang tinggi. Selain itu gaya Jahja Santoso dalam memimpin perusahaan masih konvensional sehingga Sanbe belum menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara professional Saran Jahja Santoso diharapkan lebih mampu mengelola sumber daya manusia secara lebih professional serta lebih mengokohkan sistem human resources dan people manajemen sehingga frekuensi karyawan yang keluar lebih rendah. Seperti yang kita ketahui sebagian masyarakat Indonesia mulai beralih menggunakan produk herbal. Oleh karena itu, Sanbe perlu melakukan inovasi produk dengan berusaha memproduksi obat-obat herbal.

ENTREPRENEURSHIP NURSING

Oleh SGD 2
Made A. Perama Pradnyani Kadek Fira Parwati Desak Putu Pebriantini Ni Komang Sri Widiani Ayu Ervyna Novita Sari Rai Riska Resty Wasita Gede Ardi Suyasa Ida Ayu Febiana M.S I Putu Septiawan Ni Putu Diah Prabandari I Gusti Agung Sri Efrianthi 1002105009 1002105017 1002105018 1002105033 1002105051 1002105055 1002105057 1002105060 1002105068 1002105085 1002105087

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2012

DAFTAR PUSTAKA Anonym. 2012. PT. Sanbe Farma. www.sanbe-farma.com diakses tanggal 11 September 2012 Anonym. 2010. Langkah Jahja Santoso di Industri Kesehatan. http://www.indonesiaindonesia.com/langkah-jahja-santos- d-iIndustrikesehatan diakses tanggal 11 September 2012

KASUS KEWIRAUSAHAAN

BAGI MENJADI 8 KELOMPOK (Maksimal 8 mahasiswa) Browsing di internet dan cari informasi pengusaha atau kewirausahaan yang terkait dalam bidang kesehatan (farmasi, klinik, TPA, Nursing dan Rumah Sakit). Bahas secara terperinci sesuai dengan Model Kewiirausahaan antara lain: 1. Profil Pengusaha 2. Sejarah berdiri dan perkembangan bisnisnya 3. Business Skills Research (kajian potensi bisnis) a) Aspek pemasaran b) Aspek sumber daya manusia c) Aspek akuntansi 4. Industrial Awareness and Oppurtunities (penerimaan dan peluang lingkungan usaha) 5. Financial Skills (investasi dan keuangan) 6. Vocational Entrepreneurship (skill dan potensi sdm yang bisa dikembangkan) 7. Kesimpulan dan saran

NB: 1. Tugas dikumpul hard copy dan dipresentasikan pada pertemuan berikutnya. 2. Pada saat presentasi, kelompok lain wajib berkomentar

You might also like