You are on page 1of 20

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ.

Gunadarma

DAFTAR ISI

Daftar Isi Kata Pengantar Tulisan 3 Hak Asasi Manuia

2 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Nilai Politik dan Demokrasi 2. Rumusan masalah 3. Tujuan BAB 2 PEMBAHASAN A. Sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia B. Hak Asasi Manusia di Indonesia C. Hak Asassi Manusia dalam UUD 1945 D. Pembagian bidang, jenis, dan macam HAM di dunia E. Permasalahan dan penegakan HAM di Indonesia F. Contoh-contoh kasus pelanggaran HAM BAB 3 PENUTUP Kesimpulan Referensi 20 20 7 8 14 15 17 18 5 5 6

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan Rahmat-Nya Saya bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan waktu yang tepat. Berikut ini Saya mempersembahkan sebuah makalah dengan Judul Hak Asasi Manusia yang menurut saya dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Saya sebagai penulis mohon maaf bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau terdapat kesalahan pada penulisan. Saya sebagai penulis mengharapkan makalah ini agar dibaca oleh semua kalangan masyarakat dari semua lapisan. Saya juga mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk kesempurnaan makalah ini. Terimakasih

Bekasi, April 2013 Penulis

Cecilia Pingkan

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

TULISAN 3 HAK ASASI MANUSIA

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang Hak-hak asasi manusia


Seperti diketahui masalah hak asasi manusia serta perlindungan terhadapnya merupakan bagian paling penting dari demokrasi. Dengan meluasnya konsep dalam konteks globalisasi dewasa ini, masalah hak asasi manusia menjadi isu yang hangat dibicarakan di hampir semua belahan dunia. Sebenarnya sudah dari zaman dahulumasalah hak dikenal di banyak kawasan dunia, tetapi yang paling banyak sumber tertulisnya dengan demikian lebih terkenal ialah Negara-negara bagian barat. Hak asasi manusia biasanya dianggap sebagai hak yang dimiliki setiap manusia, yang melekat padanya karena dia adalah manusia. Dalam Mukadimah Konvenan International Hak Sipil dan Politik (1966) dirancangkan : Hak-hak ini berasal dari harkat dan martabat yang melekat pada manusia, Hak ini sangat mendasar atau asasi sifatnay, yang mutlak diperlukan agar manusia dapat berkembang sesuai dengan bakat, cita-cita, serta martabatnya. Hak ini juga dianggap universal, artinya dimiliki semua manusia tanpa perbedaan bangsa, ras, agama, atau gender.

2. Rumusan Masalah
Sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia Hak Asasi Manusia di Indonesia Hak Asassi Manusia dalam UUD 1945 Pembagian bidang, jenis, dan macam HAM di dunia Permasalahan dan penegakan HAM di Indonesia Contoh-contoh kasus pelanggaran HAM

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

3. Tujuan
Dari makalah ini kita bisa belajar dan mengetahui tentang Hak Asasi Manusia yang ada di Indonesia dan di Negara lainnya. Selain itu saya sebagai penulis memberikan informasi tentang Hak asasi manusia dalam UUD 1945, menulis tentang Permasalahan dan penegakan HAM di Indonesia, serta bagaimana permasalahan dan penegakan HAM di Indonesia.

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia Sejarah perkembangan hak asasi manusia sebenarnya muncul karena keinsyafan manusia terhadap harga diri, harkat dan martabat kemanusiaannya, sebagai akibatnya tindakan sewenang-wenang dari penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan yang hamper melanda seluruh umat manusia. Untuk lebih jelsnya lihat penjelasan dibawah ini : Tahun 2500 SM-1000 SM Hukum Hammurabi pada masyarakat Babylonia yang menetapkan ketentuan-ketentuan hukum yang menjamin keadilan bagi warganya Di Athena (Yunani), salon telah menyusun UU yang menjamin keadilan dan persamaan bagi setiap warganya. Untuk itu Ia membentuk Heliara yaitu mahkamah keadilan untuk melindungi orang-orang miskin dan majelis rakyat. Karena gagasan ini Salon dianggap sebagai Bapak engajar demokrasi Amerika dianggap sebagai Negara pertama yang mencantumkan hak asasi dalam konstitusi. Hal ini berkat jasa Presiden Thomas Jefferson, yang kemudian disusul oleh Abraham Lincoln, Woodrow Wilson, dan seterusnya. Pernyataan dunia tentang hak-hak asasi manusia yang terdiri dari atas 30 pasal. Piagam tersebut menyerukan kepda semua anggota dan bangsa di dunia untuk menjamin dan mengakui hak-hak asasi manusia yang dimuat dalam konstitusi Negara masing-masing

Tahun 600 SM

Tahun 1776

Tahun 1948

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

B. Hak hak Asasi Manusia di Indonesia Hak asasi di Indonesia telah mengalami pasang surut. Sesudah dua periode Soekarno dan Soeharto, reformasi berusaha lebih memajukan hak asasi. Akan tetapi dalam kenyataannya harus menghadapi tidak hanya pelanggaran hak secara vertical, tetapi juga horizontal. Pelaksanaan hak politik mengalami kemajuan, tetapi pelaksanaan hak ekonomi masih belum dilaksanakan secara memuaskan. Masa Demokrasi Parlementer Seperti dengan Negara-negara berkembang lainnya hak asasi menjadi topic pembicaraan di Indonesia. Diskusi dilakukan menjelang dirumuskannya UndangUndang Dasar 1945, 1949, 1950, pada siding Konstituante (1956-1959), pada masa awal penegakan Orde baru menjelang siding MPRS 1968, dan pada masa Reformasi sejak tahun 1998. Hak asasi manusia tercantum dalam UUD 1945 tidak termuat dalam suatu piagam terpisah, tetapi tersebar dalam beberapa pasal, terutama pasal 27-31, dan mencakup baik bidang politik maupun ekonomi, sosial, budaya dalam jumlah terbatas dan dirumuskan secara singkat. Hal ini tidak mengherankan mengingat bahwa naskah disusun pada akhir masa pendudukan jepang dalam suasana mendesak. Dalam masyarakat cukup banyak kalangan yang berpendapat nahwa hak asasi tidak merupakan gagasan liberal belaka, sebab dalam menyusun dua UndangUndang Dasar berikutnya, ternyata hak asasi manusia ditambah dan dilengkapi. UUD 1949 lebih lengkap daripada UUD 1945. Dalam hubungan ini perlu disebut pendapat bahwa Moh Yamin dalam bukunya yang berjudul Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia bahwa Konstitusi RIS 1949 dan UUd 1950 adalah dua dari beberapa konstitusiyang telah berhasil memasukan hak asasi seperti

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

keputusan United Nations Organization (UNO atau PBB) itu kr dalam Piagam Konstitusi. Selain itu disebut juga dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948) yaitu hak kolektif, seperti hak bangsa untuk menentukan nasib sendiri, hak ekonomi seperti hak atas penghidupan yang layak, hak sosial/budaya seperti hak atas pengajaran. Akan tetapi hak politik seperti kemerdekaan berserikat dan berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya, ditetapkan denga Undang-Undang. Masalah hak asasi di masa Perjuangan Kemerdekaan dan awal Demokrasi Parlementer tidak banyak di diskusikan. Memang ada beberapa konflik bersenjata yang membawa korban pelanggaran hak asasi, tetapi kehidupan masyarakat sipil pada umumnya dianggap cukup demokratis, malahan sering dianggap terlalu demokratis. Keadaan ini berakhir dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden Soekarno, untuk kembali ke UUD 1945. Maka mulailah masa Demokrasi terpimpin. Masa Demokrasi Terpimpin Dengan kembalinya Indonesia ke UUD 1945 dengan sendirinya hak asasi kembali terbatas jumlahnya. Dibawah Presiden Soekarno beberapa hak asasi, seperti hak mengeluarkan pendapat, secara berangsur-angsur mulai dibatasi. Beberapa surat kabar di breidel, seperti Pedoman, Indonesia raya, dan beberapa partai dibubarkan. Sementara itu, pemenuhan hak asasi ekonomi sama sekali diabaikan tidak ada garis jelas mengenai kebijakan ekonomi. Biro Perancang Negara yang telah menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun 1956-1961 dan melaksanakannya selama satu tahun, dibubarkan. Rencana itu diganti denga Rencana Delapan tahun, yang tidak pernah dilaksanakan, perekonomian di Indonesian mencapai titik terendah. Akhirnya pada tahun 1966 Demokrasi Terpimpin diganti dengan Demokrasi Pancasila atau Orde Baru.

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

Masa Demokrasi Pancasila Pada awal Orde baru ada harapan besar bahwa akan dimulai suatu proses demokratisasi. Banyak kaum cendekiawan menggelar berbagai seminar untuk mendiskusikan masa depan Indonesia dan hak asasi. Akan tetapi demokrasi tidak berlangsung lama, karena sesudah beberapa tahun golongan militer berangsurangsur mengambil alih pimpinan. Pada awalnya diupayakan untuk menambah jumlah hak asasi yang termuat dalam UUD melalui suatu panitia Majelis Permusyawaratan rakyat Sementara (MPRS) yang kemudian menyusun Rancangan Piagam Hak-Hak Asasi Manusia Dan HakHak Serta Kewajiban Warga Negara untuk diperbincangkan dalam siding MPRS V tahun 1968. Rancangan Piagam MPRS, di samping mencakup hak politik dan ekonomi, juga merinci kewajiban warga Negara terhadap Negara. Akan tetapi, karena masa siding yang telah ditetapkan sebelumnya sudah berakhir, maka Rancanga Piagam tidak jadi dibicarakan dalam siding pleno. Dengan demikian perumusan dan pengaturan hak asasi seperti yang ditentukan pada 1945 tidak mengalami perubahan. Sebenarnya pada saat itu ekonomi Indonesia sedikit banyak telah berhasil ditingkatkan melalui serentetan Rencana Lima Tahun. Hasil lima pelita menunjukkan bahwa hak atas kehidupan yang layak yang terumus dalam Pasal 11 Konvenan International Hak Ekonomi sebagian telah mulai terpenuhi. Hak atas pangan sebagian telah berhasil dilaksanakan melalui swasembada beras pada tahun 1983, padahal sepuluh tahun sebelumnya Indonesia merupakan importer beras terbesar di dunia. Begitu pula di bidang pendidikan, Indonesia telah mencapai kemajuan yang berarti melalui program wajib belajar untuk anak usia 7-12 tahun, rasio murid sekolah dasar yang berusia 7-12 tahun terhadap penduduk kelompok 7-12 tahun

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

10

naik. Akan tetapi kemajuan ini telah dicapai dengan harga mahal, antara lain berkembangnya korupsi pada skala besar, dan represi terhadap kalangan yang berani berposisi terhadap pemerintah. Menjelang akhir masa Presiden Soeharto ada seruan kuat dari kalangan masyarakat, terutama civil society, untuk lebih meningkatkan pelaksanaan hak politik, dan agar stabilitas, yang memang diperlukan untuk pembangunan yang berkesinambungan, tidak menghambat proses demokratisasi. Salah satu masalah ialah tidak adanya persamaan persepsi antara penguasa dan masyarakat mengenai konsep kepentingan umum dan keamanan nasioanal. Kepentingan umum misalnya sejumlah penduduk digusur untuk mendirikan fasilitas umum seperti rumah sakit, masyarakat tidak akan mempersoalkannya. Bagaimanapun juga, tidak dapat disangkai bahwa citra Indonesia di luar negeri sangat rendah, baik mengenai pelanggaran hak asasi, maupun mengenai korupsi merajalela, sekalipun penguasa selalu menolak pandangan bahwa hak asasi di Indonesia menjadi masalah besar. Akumulasi tindakan represif akhirnya menjatuhkan Presiden Soeharto. Selain itu telah berkembang kelompok mahasiswa dan civic society yang vocal. Dengan demikian tuntutan untuk melaksanakan hak asasi politik secara serius, mengingkatkan usaha pemberantasan kemiskinan, dan mengatasi kesenjangan sosial, mengeras. Juga tuntutan akan berkurangnya dominasi eksekutif, peningkatan transparasi, akuntabilitas, dan demokratisasi sukar dibendung.

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

11

Masa Reformasi Pemerintah Habibie (Mei 1998-1999) pada awalnya masa reformasi merancangkan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RAN-HAM) yang sayangnya sampai sekarang belum banyak dilaksanakan. Dalam masa reformasi pula Indonesia meratifikasi dua Konvensi Hak Asasi Manusia yang penting yaitu Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendakan dan konvensi International penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial. Terutama dalam melaksanakan hak mengutarakan pendapat, Reformasi sangat berhasil. Berbagai kalangan masyarakat mengadakan seminar-seminar dimana pemerintah dengan bebas dikritik, begitu juga media massa dalam talk-show dan berbagai LSM. Tahun-tahun pertama Reformasi ditandai oleh konflik horizontal, antara lain di Ambon, Poso, dan Kalimantan, dimana pelanggaran hak asasi dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat sendiri. Akan tetpai dalam masa Reformasi pemenuhan hak asasi ekonomi telah mengalami kemunduran tajam. Sekalipun banyak factor Interasional memprngaruhi ekonomi Indonesia, akan tetapi tidak sedikit factor internal yang menyebabkannya. Factor eksternal adalah kemerosotan ekonomi di seluruh dunia, dan reaksi dunia atas peristiwa bom Bali dan gerakan anti terorisme. Factor internal menyangkut kegagalan pemberantasan korupsi, manajemen sistem bank dan pengaturan berbagai aspek kehidupan ekonomi lainnya. Ditambah lagi dengan akibat dari berbagai konflik social di sejumlah daerah yang mengakibatkan bengkaknya jumlah pengungsi, terlantarnya pendidikan, dan kerugian koleteral yang perlu dibangun kembali. Bebrapa kemajuan yang telah dicapai di bidang pertumbuhan ekonomi, pemberantasan pengangguran, dan pendapatan perkapita mengalami kemundauran.

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

12

Hak Asasi Perempuan Konsep Hak Asasi Perempuan (HAP) sedikitnya memiliki dua makna yang terkandung di dalamnya, yang pertama Hak Asasi Perempuan hanya dimaknai sekedar berdasarkan akal sehat. Logika yang dipakai adalah pengakuan bahwa perempuan adalah manusia, dan karena sudah sewajarnya mereka juga memiliki hak asasi. Misalnya dalam realitasnya memperlihatkan tidak serta merta pengakuan bahwa perempuan adalah manusia juga berdampak terhadap pelindungan hak-hak dasar mereka sebagai manusia. Hak asasi perempuan di Indonesia cukup menonjol. Menurut UUD 1945 secara formal tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Pasal 27 UUD 1945 misalnya, dengan tegas mengatakan bahwa semua orang sama kedudukannya di hadapan hukum. Akan tetapi dalam prakteknya perempuan masih banyak mengalami diskriminasi. Dengan kata lain, kedudukan perempuan secara de jure jauh beda dengan kedudukan de facto. Indonesia pun telah meratifikasi dua perjanjian, yaitu perjanjian mengenai hak politik perempuan dan perjanjian mengenai penghapusan diskriminasi terhadap perempuan. Pada tahun 1993, Indonesia telah menerima Deklarasi Wina yang sangat mendukung kedudukan perempuan. Dalam UUD Pemilihan Umum 2004 dibuka kesempatan agar perempuan dipertimbangkan menduduki 30% kursi wakil rakyat. Begitu pula Deklarasi Wina sangat mendukung pemberdayaan perempuan Pasal 1, 18 mengatakan dengan tegas bahwa Hak asasi perempuan serta anak adalah bagian dari hak asasi yang tidak dapat dicabit, integral, dan tidak dapat dipisahkan. Ada tiga isu utama yang berkaitan dengan hak perempuan di Indoensia, yaitu kekerasan terhadap perempuan, khususnya kekerasan dalam rumah tangga, kewarganegaraan, dan perdagangan perempuan dan anak.

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

13

C. Hak-hak asasi Manusia dalam UUD 1945 1. Pengertian UUD 1945 Dalam penjelasan tentang UUD 1945 angka 1 disebutkan bahwa :

Undang-Undang Dasar suatu Negara ialah hanya sebagian dari hukum dasar Negara itu. UUD adalah hukum dasar tertulis, sedang disampingna UUD itu berlaku juga hukum dasar tidak tertulis, aturan-aturan yang timbul terpelihara dalam praktek penyelenggaan Negara, meskipun tidak tertulis
Oleh karena itu, dikenal 2 macam hukum dasar yaitu : 1) Hukum dasar tertulis, yaitu Undang-Undang Dasar 2) Hukum dasar yang tidak tertulis, umumnya disebutkan konvensional 2. Kedudukan UUD 1945 Kedudukan UUD 1945 adalah sebagai berikut : a) Sebagai hukum dasar yang tertulis UUD 1945 bersifat mengikat, baik pemerintahan dengan lembagalembaganya maupun warga Negara Indonesia dimana saja serta setiap penduduk yang berada di wilayah Indonesia. UUD 1945 juga berisi normanorma dan aturan-aturan yang harus ditaati, selain itu UUD 1945 juga lebih tegas dan lebih terang bila dibandingkan dengan hukum dasar yang tidak tertulis, juga mempunyai sifat lebih kaku dan lebih sulit untuk mengubahnya karena dibuat oleh lembaga Negara tertentu dan sengaja untuk diadakan. b) Sebagai sumber hukum UUD 1945 menjadi sumber hukum bagi perundang-undangan organic yaitu UU, peraturan pemerintah, dan peraturan-peraturan lainnya. c) Sebagai alat control dan keseimbangan Dalam pelaksanaan pemerintah di Indonesia UUD 1945 berfungsi sebagai alat control dan keseimbangan antar lembaga-lembaga Negara maupun lembaga-lembaga masyarakat agar berjalan pada jalur yang telah

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

14

ditetapkan oleh Undang-Undang Dasar dan peraturan lainnya. Dengan sistem seperti itu diharapkan perilaku kekuasaan negar tidak berjalan sewenang-wenang. 3. Bentuk dan Sifat HAM dalam UUD 1945 Pengakuan dan perlindungan HAM dalam UUD 1945 dapat dilihat dari tiga segi yaitu : 1) Sebagai alat control dan keseimbangan yang merupakan salah satu fungsi UUD 1945 2) Nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 3) Pasal-pasal yang secara langsung memuat tentang hak-hak asasi manusia (HAM) Dengan adanya sistem control dan keseimbangan dalam pemerintahan di Indonesia, diharapkan para pemegang kekuasaan Negara dalam menjalankan tugasnya tidaklah melepaskan diri dari mana aplikasi pelaksanaan hukum lebih sering diwujudkan dalam bentuk perundang-undangan, karena dianggap lebih kuat, dengan sebab adanya keterlibatan pihak penguasa.

D. Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia 1. Hak asasi pribadi / personal Right Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing 2. Hak asasi politik / Political Right Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

15

Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum 4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll Hak kebebasan untuk memiliki susuatu Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak 5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata hukum 6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan Hak mendapatkan pengajaran Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

16

E. Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di pisahkan, baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui sutu konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar negaraserta hukum internasional yang berlaku. Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi, antitrorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten. Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut: 1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 20042009 sebagai gerakan nasional 2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia 3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/ menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen 4. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat berjalan sewajarnya. 5. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi.

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

17

6. Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya. 7. Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negara serta badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM. 8. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum dan HAM. 9. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan. 10. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

F. Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM 1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003. 2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa. 3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan. 4. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. 5. Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yang artinya hak untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

18

6. Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jika masyarakat bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proses hukum nya sangat cepat, akan tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan kesalahan misalkan korupsi, proses hukum nya sangatlah lama 7. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat penganiayaan dari majikannya 8. Kasus pengguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang kawin diluar nikah

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

19

BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Sejarah perkembangan hak asasi manusia sebenarnya muncul karena keinsyafan

manusia terhadap harga diri, harkat dan martabat kemanusiaannya, Hak asasi manusia tercantum dalam UUD 1945 tidak termuat dalam suatu piagam terpisah, tetapi tersebar dalam beberapa pasal, terutama pasal 27-31, dan mencakup baik bidang politik maupun ekonomi, sosial, budaya dalam jumlah terbatas dan dirumuskan secara singkat. Ekonomi Indonesia sedikit banyak telah berhasil ditingkatkan melalui serentetan Rencana Lima Tahun. Dalam Deklarasi Wina sangat mendukung pemberdayaan perempuan Pasal 1, 18 mengatakan dengan tegas bahwa Hak asasi perempuan serta anak adalah bagian dari hak asasi yang tidak dapat dicabit, integral, dan tidak dapat dipisahkan. 2 macam hukum dasar yaitu Hukum dasar tertulis, yaitu Undang-Undang Dasar dan Hukum dasar yang tidak tertulis, umumnya disebutkan konvensional. Referensi
Drs. H. Djumhardjinis, MM, Bc. HK, 2005, Pendidikan Pancasila, Demokrasi, dan Hak Azasi

Manusia, Widya Jakarta, Jakarta

Hak Asasi Manusia // Cecilia Pingkan // Univ. Gunadarma

20

You might also like