You are on page 1of 16

39

3.3. BAHAN BAKAR


3.3.1. Pengertian Bahan Bakar
Bahan bakar (fuel) adalah bahan-bahan yang dapat diproses dalam
suatu pembakaran untuk mendapatkan energi panas yang berupa zat padat,
zat cair ataupun zat gas. Unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bahan
bakar bereaksi dengan oksigen(O
2
) didalam ruang bakar sehingga
menghasilkan sejumlah panas. Unsur-unsur yang terkandung dalam bahan
bakar antara lain :
1. Karbon (C) 3. Oksigen (O
2
) 5. Belerang (S)
2. Hidrogen (H) 4. Nitrogen (N)
Oksigen yang diberikan harus dalam jumlah yang cukup besar
diperoleh pembakaran yang sempurna. Dan untuk menjamin terbakarnya
bahan bakar dengan sempurna biasanya digunakan udara yang berlebihan.
Pemilihan bahan bakar pada suatu ketel uap sangatlah penting untuk
dipertimbangkan mengingat kebutuhan bahan bakar merupakan kebutuhan
pokok untuk menghasilkan panas yang baik dalam pembentukan uap. Bahan
bakar yang baik terus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
1. Mempunyai nilai kalor yang tinggi.
2. Tidak menghasilkan gas asap yang beracun.
3. Mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, mudah dalam
penyimpanan dan mudah dalam pengangkutannya.
4. Sumber bahan bakar mudah diperoleh dan tersedia dalam jumlah
yang banyak.

40

5. Asap yang dihasilkan sedikit.
Nilai pembakaran adalah jumlah energi yang dapat dilepas dalam
pembakaran per satuan volume bahan bakar, dan nilai pembakaran tersebut
ditentukan oleh kandungan unsur-unsur yang terkandung didalam bahan
bakar.
Proses pembakaran dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Pembakaran sempurna.
Pembakaran sempurna terjadi apabila unsur karbon (C) yang
terkandung didalam bahan bakar bereaksi seluruhnya dengan oksigen
(O
2
) membentuk karbon dioksida (CO
2
).
Syarat terjadinya pembakaran sempurna adalah :
a. Tersedianya oksigen (O
2
) melebihi kebutuhan teoritis.
b. Pencampuran bahan bakar dengan oksigen (O
2
) harus
dilakukan dengan sebaik mungkin.
2. Pembakaran tidak sempurna.
Pembakaran tidak sempurna terjadi jika unsur karbon (C) yang
terkadung dalam bahan bakar tidak seluruhnya teroksidasi menjadi
karbon dioksida (CO
2
), tetapi sebagian hanya menjadi karbon
monoksida (CO) atau jelaga.
Penyebab terjadinya pembakaran yang tidak sempurna adalah :
a. Kurangnya kebutuhan oksigen (O
2
) dalam pembakaran.
b. Pencampuran bahan bakar dengan oksigen (O
2
) tidak
merata.

41

Oksigen yang diperlukan untuk pembakaran bahan bakar diambil dari
udara, dimana udara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Udara basah.
Udara basah adalah udara yang mengandung unsur-unsur
oksigen (O
2
), nitrogen (N
2
) dan air (H
2
O).
2. Udara kering.
Udara kering adalah udara yang mengandung oksigen (O
2
) dan
nitrogen tanpa mengandung air. Dengan perbandingan berat
23% O
2
dan 77% N
2
, sedangkan perbandingan volumenya 21%
O
2
dan 79% N
2
.
Bahan bakar yang biasa digunakan didalam proses pembakaran ketel
uap pada umumnya diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Bahan bakar padat.
2. Bahan bakar cair.
3. Bahan bakar gas.

3.3.1.1. Bahan Bakar Padat
Bahan bakar padat yang terdapat dibumi kita ini berasal dari
zat-zat organik. Bahan bakar padat mengandung unsur-unsur antara
lain Karbon (C), Hidrogen (N), Oksigen (O
2
), Nitrogen (N), Belerang
(S), abu dan air yang kesemuanya terikat dalam persewaan kimia.
Proses pembakaran bahan bakar padat ini lebih lama dan sulit
dibandingkan dengan proses pembakaran bahan bakar lainya, karena

42

untuk bahan bakar padat harus melewati pemanasan awal untuk
menguapkan air yang terkandung didalam bahan bakar tersebut.
Setelah melewati pemanasan awal selanjutnya pembakaran menjadi
titik bakarnya.
Bahan bakar padat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Bahan bakar padat alami, seperti :
a. Bahan bakar kayu (wood)
b. Bahan bakar dari tanah gemuk (peat)
c. Bahan bakar batu bara coklat (lignite)
d. Bahan bakar batu bara bituminous (seperti aspal)
e. Bahan bakar batu bara jenis anthrasite (batu bara yang
mengkilat)
2. Bahan bakar padat batuan, seperti :
a. Bahan bakar arang kayu.
b. Bahan bakar kokas.
c. Bahan bakar briket.
d. Tepung batu bara.
e. Bahan bakar ampas (serabut kelapa sawit atau ampas tebu)
f. Bahan bakar tempurung kelapa atau tempurung kelapa sawit.

3.3.1.2. Bahan Bakar Cair
Bahan bakar cair berasal dari minyak bumi yang dapat
didalam tanah dengan jalan mengebornya diladang-ladang minyak,

43

dan memompanya sampai keatas permukaan bumi, untuk
selanjutunya diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis minyak bakar.
Agar pencampuran bahan bakar dengan oksigen dapat berjalan
dengan baik, maka bahan bakar harus dikabutkan terlebih dahulu.
Pemanasan awal akan menguapkan bahan bakar, uap kabut bahan
bakar tercampur dengan oksigen disekelilingnya. Pemanasan lebih
lanjut akan menaikan temperatur campuran bahan bakar dan oksigen
ketitik bakarnya.
Macam-macam bahan bakar cair :
1. Bensin.
2. Kerosin.
3. Minyak bakar.

3.3.1.3. Bahan Bakar Gas
Pada bahan bakar gas, proses pembakarannya sangat cepat
karena bahan bakar dan oksigen mempunyai bentuk yang sama yaitu
bentuk gas, sehingga mudah tercampur. Bahan bakar gas dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Bahan bakar gas alam, seperti :
a. Gas LNG dan LPG.
b. Karbon Monoksida (CO).
c. Gas Methane (CH4) dan gas Ethane (C2H6).


44

2. Bahan bakar gas buatan, seperti :
a. Cool gas (gas kota).
b. Produser gas.
c. Water gas, yaitu campuran hidrogen dan carbon monoksida.
d. Gas dapur tinggi (blast furnace gas).
e. Coke oven gas.

3.3.2. Komposisi dan Nilai Pembakaran Bahan Bakar
Dalam perancangan ketel uap ini direncanakan menggunakan bahan
bakar minyak bakar yang mempunyai komposisi sebagai berikut :
Carbon (C) = 85,8 %
Hidrogen (H) = 11,7 %
Sulfur (S) = 2,1 %.............
9

Pertimbangan-pertimbangan menggunakan bahan bakar minyak
bakar adalah :
1. Polusi udara dapat ditekan karena bahan bakar minyak tidak
mengandung abu dan perpindahan panasnya bagus.
2. Konstruksi dapur sederhana sehingga insvestasi murah.
3. Biaya perawatan dan operasional murah.
Besarnya nilai pembakaran terendah atau lowest heating value
(LHV) untuk bahan bakar minyak bakar dengan komposisi bahan bakar

9
Ir. M.J. Djoko setyarjo. Ketel Uap. Pradnya Paramita Jakarta, 2003, hal 40

45

seperti tersebut diatas adalah (Q
low
) 41.500 kJ/kg dan minyak bakar tersebut
dapat dikabutkan dengan tekanan 65 C 90 C.
610

Sehingga sebelum masuk ke burner bahan bakar tersebut harus
dipanaskan terlebih dahulu. Untuk pemanasan bahan bakar tersebut
digunakan heater dengan temperatur bahan bakar mencapai 80 C 90 C.

3.3.2.1. Kebutuhan Kalor Ketel Uap
Data-data ketel yang akan direncanakan adalah :
Kapasitas Uap = 56, 215 ton/jam
Temperatur Uap = 400 C
Tekanan = 20 atm
Suhu air masuk ekonomiser = (100 C 150
o
C ) diambil 100
o
C
Dari tabel uap jenuh ( kenyang ) untuk tekanan 20 kg/cm
2

didapat harga-harga sebagai berikut :
Temperatur air mendidih (td) = 212,4 C
Volume jenis uap (Vu) = 0,099 m
3
/kg
Entalphi air mendidih (Wd) = 908 kJ/kg
Panas penguapan (r) = 1.893 kJ/kg
Enthalpi uap kenyang (i) = 2.081 kJ/kg
Volume jenis air (Vw) = 1,177 kJ/kg


10
Ibid Hal 41

46

3.3.2.2. Keperluan Kalor Untuk Mengubah Air Umpan
Menjadi Produk Uap Panas Lanjut

Proses pemanasan untuk menaikkan suhu air umpan hingga
mencapai air mendidih dari (100
o
C 212,4
o
C)

Q
e
= G Cp
a
(T
k
T
m
) .................................................
11

Dimana :
Q
e
: Kebutuhan kalor untuk pendidih (kJ/kg)
G : Produksi Uap (56. 215 kg/jam)
Cp
a
: Panas jenis air
Cp
a
=



=



= 4,275 kJ/kg
o
C
T
k
: suhu air keluar ekonomizer (212,4
o
C)
T
m
: Suhu air masuk ekonomizer (100
o
C)
Jadi :
Q
e
= 56.215 kg/jam x 4,275 kJ/kg
o
C (212,4 100
o
C)
= 27.011.869,65 kJ/jam
Proses pemanasan untuk penguapan air (T
k
= 212,4
o
C)
Q
d
= m
u
. H
fg ...........................................................................................
12



11
Ibid Hal 10
12
Ibid Hal 9

47

Dimana :
m
u
: Produksi uap (56.215 kg/jam)
H
fg
: Panas penguapan (1.890,1 kJ/kg)

Jadi:
Q
d
= 56.215 kg/jam x 1.890,1 kJ/kg
= 106.251.971,5 kJ/jam

Keperluan kalor superheater
Q
s
= m
u
. (h
g
h
s
) ........................................................
13

Dimana :
m
u
: Produksi uap (56.215 kg/jam)
h
s
: Enthalpi uap jenuh (2.799 kJ/kg)
h
g
: Enthalpi uap panas lanjut (3.159 kJ/kg)
Jadi :
Q
s
= 56.215 kg/jam x (3.159 2.799) kJ/kg
= 20.237.000 kJ/jam
Maka kebutuhan kalor total yaitu :
Q
m
= Q
e
+ Q
d

+ Q
s
.....................................................
14
= 27.011.869,65 + 106.251.971,5 + 20.237.000
= 153.501.241,15 kJ/kg
3.3.2.3. Kebutuhan Bahan Bakar
Kebutuhan bahan bakar untuk pembakaran pada ketel uap
dapat dicari dengan persamaan, sebagai berikut :

13
Ibid Hal 13
14
Ibid Hal 11

48

K
bb
=
low
tot
xQ
Q
q

Dimana :
K
bb
= Kebutuhan bahan bakar ketel uap (kg/jam)
Q
tot
= Kebutuhan kalor total ketel uap ( kJ/jam)
Q
low
= Nilai pembakaran terendah atau LHv (kJ/jam)
q = Efisiensi ketel uap (%) untuk efesiensi ketel uap berkisar
antara 70% - 90%, dalam perencanaan ini diambil
80%..........
15

Sehingga kebutuhan bahan bakar ketel uap adalah :
K
bb
=




K
bb
= 4.623,531 kg/jam

3.3.2.4. Kebutuhan Udara Pembakaran
Unsur unsur yang terbakar dalam pembakaran pada
umumnya adalah unsur Karbon (C), Hidrogen (H) dan belerang
(S),dimana unsur-unsur tersebut bereaksi dengan oksigen, sehingga
terjadi pembakaran diruang bakar. Oksigen tersebut diambil dari
udara, sehingga jumlah udara sangatlah berpengaruh terhadap
berlangsungnya proses pembakaran yang sempurna. Reaksi

15
Ir. Syamsir A. Muin,Pesawat-pesawat Konvrensi Energi I, Rajawali, jakarta 1988, hal 226

49

pembakaran sempurna tiap unsur unsur bahan bakar dengan
oksigen dapat dituliskan sebagai berikut :

Unsur Carbon ( C )
C + O2 CO2
12 kg C + 32 kg O2 44 kg CO2
1 kg C + 2,67 kg O2 3,67 kg CO2
0,858 kg C + 2,29086 kg O2 3,148 kg CO2

Unsur Hidrogen ( H )
4 H + O
2
2 H
2
O
4 kg H + 32 kg O
2
36 kg H
2
O
1 kg H + 8 kg O
2
9 kg H
2
O
0,117 kg H + 0.936 kg O
2
1,053 kg H
2
O

Unsur Sulfur ( S )
S + O
2
SO
2
32 kg S + 32 kg O
2
64 kg SO
2
1 kg S + 1 kg O
2
2 kg SO
2

0,021 kg S + 0,021 kg O
2
0,042 kg SO
2
Dari reaksi diatas, kebutuhan oksigen untuk pembakaran 1 kg bahan
bakar adalah:
O
2
= 2,29086 kg + 0,936 kg + 0,021 kg

50

= 3,2468 kg O
2
/kg bahan bakar.
Karena pada komposisi bahan bakar tidak terdapat oksigen,
maka kebutuhan oksigennya adalah 3,2468 kg O
2
/kg bahan bakar.
Perlu diketahui bahwa 1 kg udara mengandung 77 % gas nitrogen,
23 % gas oksigen.
Jadi kebutuhan udara teoritis yang dibutuhkan adalah :
U
og
=
1 , 23
100
x (2,67 C + 8.H O + S )kg udara/kg bb.
16

=
1 , 23
100
| | ) 021 , 0 0 ) 177 , 0 8 ( ) 858 , 0 67 , 2 ( + + x x
= 14,06 kg udara/kg bahan bakar
Karena udara yang dipakai diambil dari udara bebas, maka
diperkirakan udara yang dipakai mengandung uap air sebesar 5 %
masa udara kering. Sehingga kebutuhan udara basah adalah :
U
t
= U
og
+ ( 5 % x U
og
) .
17

= 14,06 + ( 0,05 x 14,06 )
= 14,763 kg udara/kg bahan bakar.
Pada kenyataannya pembakaran dengan udara teoritis
belum mampu menghasilkan proses pembakaran yang sempurna,
sehingga untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna
diperlukan udara yang melebihi kebutuhan udara teoritisnya. Untuk
mencari besarnya udara sesungguhnya dapat dicari dengan rumus.

16
Ir.M.J. Djoko Setyarjo,Ketel Uap, Pradnya Paramita Jakarta 2003, hal 74
17
B.M. Surbakti, Ketel Uap, Mutiara, Solo, 1985, hal 44

51

U
ak
= U
t
+ ( o x U
t
).
18


= 14,763 + ( 0,1 x 14,763 )
= 16,2393 kg udara/kg bahan bakar
dimana :
U
ak
= Kebutuhan udara sesungguhnya (kg ud/kg bb)
U
t
= Kebutuhan udara teoritis
o = Kelebihan udara, untuk bahan bakar minyak 5-
10% diambil 10%
jadi kebutuhan udara sesungguhnya untuk membakar bahan bakar
tiap jam adalah:
Udara tiap jam = U
ak
x K
bb
..
19

= 16,2393 kg udara/kg bb x 4.623,531 kg/jam
= 75.082,9 kg udara/jam
3.3.3. Gas Asap
Gas asap adalah gas yang terbentuk dari hasil pembakaran dan gas-
gas sisa pembakaran. Pada pembakaran sempurna, gas asap terdiri dari CO
2
,
H
2
O, O
2
, H
2
da SO
2
.
a. Komposisi gas asap
Gas CO
2
= Dari hasil reaksi
= 3,14886 kg/kg bahan bakar
Gas H
2
O = Dari hasil reaksi + kelembaban udara
= 1,053 + ( 5% x Jumlah Udara )

18
Ibid, hal 44
19
Ibid, hal 58

52

= 1,053 + ( 0,05 x 14,763 )
= 1,79115 kg/kg bahan bakar
Gas O
2
= Kelebihan oksigen
= 3,2468 x 10 %
= 0,32468 kg/kg bahan bakar
Gas N
2
= Kebutuhan udara basah x udara tiap 1 kg
= 14,763 x 0,77
= 11,36751 kg/kg bahan bakar
Gas SO
2
= Hasil reaksi
= 0,042 kg/kg bahan bakar
Sehingga kapasitas gas asap per kg bahan bakar keseluruhan adalah :
EW = 3,14886 + 1,79115 + 0,32468 + 11,3675 + 0,042
= 16,6742 kJ/kg bahan bakar
b. Komposisi gas asap dalam persen (%)
Gas CO
2
=
6742 , 16
14886 , 3
x 100% = 18,88 %
Gas H
2
O =
6742 , 16
79115 , 1
x 100% = 10,74 %
Gas O
2
=
6742 , 16
32468 , 0
x 100% = 1,947 %
Gas N
2
=
6742 , 16
36751 , 11
x 100% = 68,17 %
Gas SO
2
=
6742 , 16
042 , 0
x 100% = 0,25 %


53

Total gas asap = 100 %

Jadi gas asap hasil pembakaran tiap jamnya adalah :
Wga = EW x K
bb
..
20

= 16,6742 x 4.623,531
= 77.093,68 kg/jam

Tabel 3.2. Gas asap

NO

Nama
Molekul


Komposisi
( % )


Kapasitas
( kg/jam )


Berat
Molekul
( BM)

Laju Mol
( kmol/jam )
1 CO
2
18,88 105602,9661 44 2400,067412
2 H
2
O 10,74 60069,5975 18 3337,199861
3 O
2
1,947 10888,7569 32 340,273653
4 N
2
68,17 381230,9133 28 13615,38976
5 SO
2
0,25 1408,549309 64 22,00858296
Jumlah 100 559.200,7831 19714,93927

Volume 1 mol gas asap pada suhu 0
o
C dan tekanan 1 atm adalah 22,4 dm
3

(22,4 lt) sehingga jumlah debit gas asap adalah :
V
ga
= 19714,93927 Kmol/jam x 22,4 dm
3


20
Ir.M.J. Djoko Setyarjo,Ketel Uap, Pradnya Paramita Jakarta, 1993, hal 344

54

= 19714,93927 mol/jam x 0.0224 m
3
/mol
= 441,6146396 m
3
/jam
maka massa jenis gas asap adalah :

ga
=
ga
ga
V
W
.
21

Dimana :
W
ga
= Kapasitas gas asap = 77.093,68 kg/jam
V
ga
= Debit gas asap = 441,6146396 m
3
/jam
Sehingga :

ga
=
jam
m
jam
kg
3
6146396 , 441
77.093,68


= 174,572
3
m
kg









21
Sear. Zemasky,Fisika Untuk Universitas I, 1994, hal 294

You might also like