You are on page 1of 12

PEKERJAAN BOR PILE

1. Pekerjaan persiapan - Persiapan bahan-bahan dan alat yang diperlukan Material Material yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan BOR PILE adalah beton readymix. Peralatan Peralatan yang digunakan oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan pondasi antara lain : 1. Pekerjaan persiapan - Bor tangan atau bor manual digunakan untuk mengebor. 2. Pekerjaan pengecoran - Truck mixer, digunakan untuk mengangkut beton siap cetak (ready mix) dari supplier ke lokasi proyek. Penyimpanan bahan-bahan Penyimpanan bahan-bahan dalam sebuah proyek antara lain tulangan, kayu dan bambu, ditempatkan pada area terbuka, seperti terlihat pada gambar :

Gambar Tempat penyimpanan bahan-bahan

Baja tulangan setiap waktu seharusnya dilindungi terhadap kerusakan dan ditempatkan di atas balok-balok kayu untuk mencegah menempelnya lumpur atau benda asing lainnya pada besi tulangan. Tempat penyimpanan juga dinaikkan agar aman dari genangan air dan air hujan. Hal tersebut disesuaikan dengan ketentuan PBI 1971/SKSNI T-8-1991-03. - Mengukur as bor pile Pengukuran pada pekerjaan bor pile dilakukan setelah pekerjaan pondasi sumuran selesai. Sebagai acuan dalam pembuatan bor pile, dibuat bouwplank seperti gambar di bawah ini.

Gambar Bouwplank sebagai acuan pembuatan bor pile -

Penggalian bor pile Setelah proses pengukuran selesai dilakukan proses penggalian yang dilakukan oleh pekerja.

Gambar proses penggalian

- Pengecoran bor pile Setelah lokasi pondasi sudah selesai digali, dilakukan proses pengecoran yang dilakukan oleh pekerja.

Gambar proses pengecoran

- Membuat lantai kerja Ketebalan lantai kerja terdiri dari sekitar 100 mm lapisan pasir dansekitar 50 mm lapisan beton dengan komposisi 1semen : 2pasir : 3agg.

Gambar Pembuatan lantai kerja

2. Pemasangan tulangan sloof. Karena elevasi sloof berbeda dengan elevasi kepala pondasi, maka sebelum dilakukan pekerjaan bekisting dilakukan terlebih dahulu pekerjaan penulangan sloof, seperti terlihat pada gambar.

Gambar Pemasangan tulangan sloof

3. Pekerjaan bekisting Pada proyek ini, sekitar dari tinggi pondasi menggunakan bekisting batako, sisanya menggunakan bekisting dari multipleks. Pekerjaan pemasangan bekisting, baik bekisting batako maupun multipleks harus sangat teliti, karena bekisting harus terpasang rapat agar dihasilkan mutu beton yang baik. Sebelum proses pelaksanaan pemasangan bekisting dikerjakan, terlebih dahulu dilakukan pelaksanaan fabrikasi multipleks sesuai dengan perencanaan. Proses fabrikasi multipleks ini terdiri dari tiga tahap : 1. Pengukuran multipleks sesuai dengan perencanaan 2. Pemotongan multipleks sesuai dengan ukuran 3. Penyemprotan bekisting dengan mould oil Adapun proses pelaksanaan pekerjaan bekisting yaitu sebagai berikut : 1. Membersihkan daerah kerja dari benda-benda yang dapat mengganggu pekerjaan. 2. Mempelajari gambar kerja.

3. Mempersiapkan bahan dan alat-alat kerja yang akan dipakai. Bata merah yang telah disiapkan kemudian dipasang dengan mortar, begitu juga dengan papan-papan yang telah disiapkan. Keduanya dirangkai menjadi cetakan pondasi disesuikan atau dibentuk berdasarkan perencanaan, dan kontrol kesikuannya dengan penyiku. Pemasangan bekisting multipleks dilakukan setelah pemasangan tulangan kepala pondasi selesai dilakukan. Pemasangan bekisting multipleks dilakukan bersamaan dengan pemasangan bekisting sloof.

Gambar Pemasangan bekisting

4. Pekerjaan pembesian Pekerjaan pembesian adalah salah satu bagian dari pekerjaan pembetonan yang dikerjakan sebelum beton dicor. Dalam pekerjaan tulangan diperlukan perencanaan yang baik, selain untuk memenuhi persyaratan teknis, juga untuk mengontrol pemakaian baja tulangan sehingga dapat menekan biaya. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pembesian, tulangan yang akan digunakan terlebih dahulu diuji kuat tariknya di laboratorium yang telah ditunjuk oleh pihak konsultan perencana. Dalam persyaratan SII-0136, disebutkan bahwa setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 3 contoh yang terdiri dari 2 benda uji untuk uji tarik dan 1 benda uji lengkung untuk setiap

diameter batang baja tulangan. Sedangkan pada proyek ini, pengujian yang dilakukan hanya uji tarik saja dengan 3 buah benda uji. Pengujian tersebut dilakukan setiap kedatangan 1 truk baja tulangan ke lapangan, yang berkapasitas 25 ton baja tulangan. Langkah-langkah pembesian adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan persiapan, meliputi : a. Mempelajari gambar kerja yang telah direncanakan. b. Menyiapkan tenaga kerja / tukang sebagai pelaksana pekerjaan. c. Menyiapkan peralatan yang diperlukan. d. Menghitung dan menyiapkan kebutuhan tulangan yang diperlukan. 2. Pembuatan rangkaian tulangan, meliputi : a. Membaca gambar kerja yang telah direncanakan. b. Pemotongan tulangan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong tulangan (cutting well) sesuai dengan ukuran dan jumlah yang telah diperhitungkan dalam gambar rencana, seperti terlihat pada gambar.

Gambar Mesin pemotong tulangan (cutting well)

c. Tulangan yang telah dipotong kemudian dibentuk sesuai rencana dengan menggunakan alat pembengkok tulangan (bar bender), seperti terlihat pada gambar.

Gambar Mesin pembengkok tulangan (bar bender)

3. Tulangan-tulangan yang telah selesai dibentuk dipisahkan agar mudah dalam proses pengangkutan. 4. Perakitan tulangan kepala pondasi. Perakitan tulangan kepala pondasi dilakukan di sekitar area pondasi yang akan dibuat. Setelah perakitan tulangan kepala pondasi selesai kemudian dimasukkan ke dalam cetakan kepala pondasi seperti terlihat pada gambar. Panjang penyaluran (overstake) dari tulangan pondasi sumuran masuk ke dalam rakitan tulangan kepala pondasi.

Gambar Pemasangan rangkaian tulangan kepala pondasi pada cetakan

5. Pemasangan Pelat baja pada ujung kepala pondasi.

Gambar Pemasangan pelat baja

5. Pekerjaan pengecoran Mengecor adalah menuangkan adukan beton ke dalam bekisting sehingga terisi penuh. Pengecoran tidak boleh sembarangan karena pelaksanaan pengecoran dapat mempengaruhi mutu beton yg dicapai. Adapun pelaksanaan persiapan pengecoran adalah sebagai berikut : a. Persiapan sebelum pengecoran, meliputi : Pemeriksaan kondisi bekisting, dalam hal ini pasangan batako dan multipleks. Membersihkan area pengecoran dari sampah dan berangkal. Harus bersih dari urugan tanah dan zat-zat organik. Apabila sudah bersih, batako lalu disiram dengan air untuk mengurangi penyerapan air semen terhadap bekisting batako, dan menambah kekuatan atau daya ikat antara bekisting dengan beton. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan. Meminta ijin kepada pimpinan proyek atau site manager untuk melakukan pengecoran.

b. Pemeriksaan terhadap workabilitas beton (kelecakan beton). Sebelum pengecoran, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan berupa slump test (gambar) yang dilakukan pada saat beton ready mix datang untuk mengetahui tingkat kelecakan dari adukan beton agar adukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh PBI 1971, seperti yang terdapat pada tabel. Sesuai dengan spesifikasi teknis, pada proyek ini slump test dilakukan menggunakan alat kerucut abram, sedangkan untuk pangambilan contoh beton digunakan cetakan kedap air berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, sesuai dengan metoda ACI.

Gambar Slump test

Tabel Nilai-nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton (PBI 1971)

Komponen-komponen Struktur
Dinding, plat pondasi,dan pondasi tepak bertulang Pondasi tepak tidak bertulang Pelat, kolom, balok, dan dinding Perkerasan jalan Pembetonan masal

Nilai Slump ( cm ) Maksimum 12,5 9 15 7,5 7,5 Minimum 5 2,5 7,5 5 2,5

Berdasarkan prosedur ASTM C 172 dan/atau PBUI (PBI-1971) atau yang memenuhi standar ASTM 1972, Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran dan tediri dari berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda dalam kelompok pencampuran. Uji slump dilakukan segera setelah pengambilan contoh.

c. Pemeriksaan kuat tekan Pengambilan benda uji dilaksanakan di lapangan sebelum pengecoran sesuai acuan pada SK SNI 03-2847-2002 pasal 3.33. Benda uji berbentuk silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, seperti terlihat pada gambar. Pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan oleh lembaga yang dikontrak oleh kontraktor dan sudah disetujui konsultan pengawas.
Pengujian dan pemeriksaan laboratorium meliputi persyaratan minimal berikut :

- Pengujian kuat tekan beton sesuai dengan PBI 71/NI.2-1971 - 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 7 hari - 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 28 hari - Kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan

Gambar Pembuatan benda uji silinder

d. Setelah adukan beton memenuhi syarat yang ditentukan, terutama kelecakan beton segar untuk pengerjaan, maka dapat langsung dilakukan pengecoran.

Tahapan pengecoran struktur elemen pondasi di antaranya : 1. Pekerjaan persiapan. 2. Mempersiapkan pekerja pada posisi masing-masing. 3. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengambilan benda uji, maka pekerjaan pengecoran dapat dilakukan. 4. Pengecoran kepala pondasi dilakukan bersamaan dengan pengecoran sekitar 1/3 bagian dari panjang sloof. 5. Dilakukan pemadatan beton menggunakan vibrator. Tujuan dari pemadatan adalah untuk mengurangi rongga udara dalam beton yang dapat mengurangi kekuatan beton, juga untuk mencapai kepadatan maksimum. Selain itu juga menjamin suatu perekatan yang baik antara beton dengan baja tulangan. Pemadatan beton pada proyek ini menggunakan vibrator elektrik. Vibrator ini dirojokkan selama kurang lebih 15-30 detik atau hingga terlihat pasta semen di sekitar adukan. 6. Meratakan permukaan beton pile cap yang telah dicor menggunakan ruskam kayu, seperti terlihat pada gambar.

Gambar Beton yang sudah diratakan

6. Perawatan beton pile cap Perawatan beton dilakukan agar beton tersebut dapat mengikat dengan sempurna, tidak terjadi retak dan cacat pada beton yang dapat mengurangi mutu betonnya. Untuk pondasi, sesaat setelah terjadinya setting time (ikat awal), beton dirawat dengan cara disiram air bersih selama sekitar 7 hari. Dalam sehari, penyiraman air bersih dapat dilakukan 2 kali, yaitu saat siang dan sore hari, seperti terlihat pada gambar.

Gambar Beton disiram dengan air bersih

Namun, bila cuaca dalam keadaan panas terus-menerus, ada cara lain yang dapat dilakukan yaitu dengan menutup beton dengan plastik untuk memperlambat pengeringan atau penguapannya.

You might also like