Professional Documents
Culture Documents
kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung (Integral). Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang (Universal). Beberapa jenis angklung yang sering dijumpai antara lain :
Angklung Kanekes yang berada di daerah Kanekes. Angklung ini digunakan untuk ritual padi dan acara adat (Metafisika).
Angklung Dogdog Lojor yang berada di daerah masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun. Angklung ini digunakan untuk ritual padi, yang pada dasarnya benda memiliki substantif (Metafisika).
Angklung Gubrag yang berada di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan menanam padi, mengangkut padi, dan menempatkan ke lumbung dapat dilihat (Panca Indera).
Angklung Bedeng yang terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut Buncis yang berada di Baros, Arjasari, Bandung.
Hal lain yang penting adalah: * Pengembangan intelegensi (Logis). * Kreativitas, disiplin (Pikiran). * Sarana penyaluran emosi, ekspresi untuk kebahagian dalam bermain musik (Terarah). * Serta melatih koordinasi gerak tubuh saat mengikuti irama musik dala rangka pengembangan syaraf psikomotorik (Pikiran). * Lebih jauh, melalui kesenian tradisional diharapkan akan dapat merangsang idealisme dan minat generasi muda terhadap eksistensi kesenian tradisional Sunda dan pelestarian lingkungan hidup (Empirisme).
Ada pun cara pembuatan angklung sangat mudah, dan hanya membutuhkan bahan yang
sederhana yaitu bambu sebagai bahan dasar membuat angklung (Kongkret) yang nyata. Bahan Pembuatan Angklung Tidak semua bambu sida digunakan untuk membuat angklung, biasanya untuk mencari kualitas bambu yang baik para pembuat angklung menggunakan bambu hitam yang dalam bahasa Sunda disebut Awi (Integral). Untung menebang bambu haruslah yang berumur sekitar 4 tahun dan ditebang pada musim kemarau agar tidak lembab, sehingga menghasilkan bunyi angklung yang baik (Sistematis). Jadi jangan sembarang memilih bambu untuk membuat angklung (Pikiran manusia yang sistematis). Cara Membuat Angklung Untuk cara membuat angklung pemotongan bambu hitam yang digunakan untuk membuat angklung adalah 2 jingkal tangan orang dewasa mulai dari permukaan tanah (Integral), setelah itu bambu disimpan secara berdiri sampai kering. Setelah bahan pembuat angklung itu kering, bambu diasapi dengan api agar bambu betul - betul kering dan semakin nyaring (Sensation mendengar). Setelah itu bambu siap dipotong, semakin kecil ukuran bambu semakin nyaring bunyinya dan sebaliknya(Penyebab Final secara empiris oleh Aristoteles). Setelah memotong-motong bambu sesuai nada yang diinginkan maka susunlah bambu tersebut secara simetris (Kegunaan Filsafat), maka angklung sudah dapat digunakan. tiap angklung memiliki bunyi yang berbeda yang terdiri dari beberapa nada (Panca indera). Angklung & Character Building Angklung dari sekian pesona dan daya tariknya, memiliki efek samping lain yang baik pula karena beberapa manfaat nyatanya (Kongkret) adalah: Melalui kesenian angklung, diharapkan akan dapat menumbuhkan nilai-nilai baik yang terdapat didalamnya, terutama dalam character-buliding, seperti: Kerja sama, Gotong Royong, Disiplin, Kecermatan, Ketangkasan, Tanggung jawab dan lain-lain (Kebijaksanaan).