You are on page 1of 11

PENGEMBANGAN ATRIBUT PELAYANAN

PADA DINAS TATA RUANG PROVINSI DKI JAKARTA


DALAM RANGKA MEMBANGUN STANDAR PELAYANAN
MINIMUM (SPM) DAN STANDAR PELAYNAN PRIMA (SPP)

NAMA : M.MUSLIM
NPM : 08.D.006
R/H/J : J/SABTU/12.30. WIB
Mata Kuliah : Manajemen Pelayanan Publik
Dosen : Sugiyanto,SH,MPA

PROGRAM MAGISTER
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2008
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 10

Tahun 2008 tentang bentuk Susunan Organisasi dan Tata kerja Perangkat

Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta,

penjabaran tugas pokok dan fungsi masing-masing Perangkat Daerah dan

Sekretariat DPRD ditetapkan dengan keputusan Gubernur dan sesuai dengan

keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 140 tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta

Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta adalah merupakan salah satu

Dinas teknis yang mempunyai tugas merumuskan kebijakan pengembangan

kota kedalam rencana rinci tata ruang wilayah Kecamatan, menyusun

rencana teknik ruang kota, meyusun panduan rancang kota dan

melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dibidang penataan ruang

kota.

Sedangkan fungsi Dinas Tata Ruang antara lain :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang penataan ruang kota yang

mencakup kebijakan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian

pemanfaatan ruang kota;


b. Survai dan pendataan primer dan atau sekunder baik untuk keperluan

penataan ruang kota maupun penyusunan pedoman teknis perancanaan

unsur kota

c. Pengkajian struktur ruang kota yang meliputi persebaran dan kepadatan

penduduk, peruntukan lahan, jaringan prasarana wilayah dan intensitas

ruang kota untuk keperluan penjabaran rencana tata ruang kota;

d. Perumusan arahan rencana tata ruang baik dua maupun tiga dimensi

dalam rangka pengembangan kawasan baru, perbaikan lingkungan dan

pemugaran lingkungan;

e. Penyiapan rencana prasarana dan sarana kota yang diperlukan oleh

instansi teknis maupun masyarakat;

f. Pengkajian kelayakan pemanfaatanlahan dalam rangka pelaksanaan

pembangunan fisik;

g. Pelayanan pengukuran tanah untuk informasi dasar perencanaan lokasi;

h. Pengkajian untuk menyajikan informasi dan publikasi untuk mewujudkan

keterbukaan rencana kota dalam rangka peningkatan peran serta

masyarakat dibidang penataan ruang;

i. Pemberian izin tertentu atau rekomendasi rencana kota;

j. Pemungutan retribusi dibidang ketatakotan;

k. Pembinaan teknis operasional dibidang ketatakotaan;

l. Pengelolaan dukungan teknis dan administrative;

m. Pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan suku dinas.


Dari beberapa tugas dan fungsi Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta

tersebut diatas dapat diketahui bahwa Dinas Ruang merupakan salah satu dinas

teknis sebagai kepanjangan tangan pemerintah daerah DKI Jakarta didalam

melayani masyarakat ibukota dibidang ketatakotaan, sehingga didalam melayani

tersebut baik kepada masyarakat maupun instansi pemerintah sering ditemukan

kendala dan hambatan baik hambatan dari internal maupun eksternal


BAB II
PEMBAHASAN

A. INDENTIFIKASI TUPOKSI

Pembangunan kota Jakarta diarahkan dengan visi mewujudkan Jakarta

sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia yang sejajar dengan kota-kota

besar Negara maju, dihuni oleh masyarakat yang sejahtera dan berbudaya

dalam lingkungan kehidupan yang berkelanjutan.

Guna mewujudkan visi tersebut maka misi pembangunan koa Jakarta

diarahkan kepada: Pembangunan Jakarta yang berbasis pada masyarakat;

pengembangan lingkungan kehidupan perkotaan yang berkelanjutan dan

pengembangan Jakarta sebagai kota jasa skala nasional dan internasional.

Didasari bahwa cukup sulit untuk mewujudkan misi tersebut apabila

tidak adanya dukungan dan partisipasi dari semua pihak baik pemerintah,

swasta dan masyarakat. Hal tersebut juga didasari terhadap kondisi nyata

kota Jakarta yang sebagian besar bagian-bagian kotanya masih tergolong

sebagai daerah yang belum teratur.

Dinas tata ruang sebagai salah satu dinas teknis yang berada

dibawah Pemerintah daerah khusus Ibukota Jakara secara langsung sangat

berperan dalam memberikan arah dan gambaran mengenai wajah dan

perkembangan kota Jakarta baik masa kini maupun masa yang akan datang.
Untuk lebih jelas tentang tata ruang berikut adalah Visi dan Misi Dinas

Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta sebagi berikut;

Visi:

Menata ruang kegiatan yang menjamin kelangsungan hidup seluruh

warga ( sustainable) dan siap menghadapi tantangan globalisasi dunia (

competitiveness).

Misi:

1. mewujudkan tugas pemerintahan untuk mempersiapkan rencana tata

ruang dalam rangka membangun dan mengelola kota Jakarta sebagai

Ibukota Negara Republik Indonesia

2. mewujudkan kehidupan masyarakat Jakarta yang sejahterara lahir batin

3. mempedayakan peran serta masyarakat dalam penataan ruang menuju

pembangunan yang berbasis pada masyarakat.

Dalam upaya melakukan pelayanan publik sesuai dengan visi/misi

tersebut diatas dapat dilihat dari lingkup atau Jenis pelayan yang diberikan

Dinas Tata Ruang sebagai berikut;

1. Pengukukuran situasi Tanah

2. Ketetapan Rencana Kota

3. Konsultasi Rencana Tata Letak Bangunan

4. Pematokan untuk Penerapan Rencana Kota

5. Cetak ulang peta/Gambar

6. survey dan perencanaan Trace jalur jalan, jembatan, saluran atau utilitas
7. Persetujuan prinsip pembebesan lokasi lahan

8. Izin Penunjukan Penggunaan Tanah

9. Penataan perpetakan pada jalur jalan utama dan sekunder

10. Persetujuan prinsip/Dispensasi penyesuaian peruntukan tanah

11. persetujuan prinsip/Dispensasi atas penyesuaian KLB dan atau ketinggian

bangunan.

Berikut kelemahan/kekurangan secara umum dari beberapa jenis pelayanan

yang dilakukan oleh Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta;

1. pemberian informasi yang tidak jelas pada pemohon

( masyarakat/instansi pemerintah)hal ini bisa terjadi karena tidak tersedia

petunjuk yang jelas tentang prosedur pelayanan yang diberikan

2. pelayanan dilakukan lebih berbelit-belit dengan sengaja menguji

kesabaran pemohon untuk mengeluarkan biaya lebih dari ketenteuan

3. tidak/belum disediakannya tempat khusus (loket pelayanan ) sehingga

masyarakat bisa kepada siapa saja (bukan petugas pelayanan/front liner )

untuk mengajukan permohonan layanan sehingga pemohon sulit untuk

memperoleh akuntabilitas pelayanan

4. masyarakat pemohon memaksakan kehendak untuk jenis pelayanan yang

tidak sesuai dengan peraturan/ketetapan yang berlaku sehinga membuka

peluang kepada oknum untuk memalsukan produk layanan

5. biaya produk layanan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku karena

petunjuk biaya layanan tidak diberitahukan dengan jelas kepada


pemohonan walaupun ada aturan yang mengatur besaran biaya yang

harus dikeluarkan pemohon

6. kurang aadanya komitmen terhadap ketentuan/aturan yang telah

ditentukan dari top manajemen hingga ke tingkat pelaksana

7. kompetensi petugas layanan terkadang tidak sesuai dengan tuntutan

keahlian teknis sehingga dapat mengurangi kualitas produk layanan

8. kurang terbukanya petugas layanan terhadap pemohon sehingga dapat

menimbulkan kesalahpahaman antara petugas dan pemohon

9. waktu penyelesaian produk layanan tidak jelas sehingga pemohon sering

dirugikan dari segi waktu dan biaya

B. UAPAYA MENYUSUN STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) DAN


STANDAR PELAYANAN PRIMA ( SPP)

Dari beberapa jenis layanan tersebut diatas dapat dikembangkan

atribut pelayanan dalam rangka membangun Standar Pelayanan Minimum

(SPM) dan juga Standar Pelayanan Prima (SPP) secara Umum sebagai

berikut;

I. Standar Minimum Pelayanan ( SPM )

a. Tempat khusus pelayanan

b. petugas pelayanan

c. kualitas produk pelayanan

II. Standar Pelayanan Prima ( SPP )

a.Tempat khusus pelayanan;


1. menyediakan loket dengan memilih tempat yang strategis (mudah dilihat

pemohon)

2. disediakan ruang tunggu yang bersih, aman dan nyaman

3. disediakan formulir permohonan beserta contoh pengisiannya.

4. disediakan flow chart/alur pengurusan

5. ada daftar rincian biaya ddan waktu penyelesaian pengurusan

6. disediakan nomor urut antrian

7. Ada toilet

8. Adanya kursi / tempat duduk yang cukup

9. Adanya tingkatan beberapa pelayanan dalam satu loket

10. Dilengkapi televisi

b. Petugas Pelayanan;

1. Memiliki kompetensi dibidangnya

2. Akomodatif

3. Responsive

4. Komunikatif

5. beretika ( sopan, Ramah/murah senyum )

6. Transparan, jujur, akuntabel

7. Berpenampilan menarik

8. adil/merata tidak membedakan siapa dia pemohon

9. selalu berusaha meningkatkan kemudahan

10. cekatan
c. Kualitas produk pelayanan;

1. penerapan teknologi komputerisasi

2. produk sesuai yang dibutuhkan pemohon

3. ada jaminan hukum

4. biaya sesuai ketentuan

5. ketepatan waktu penyelesaian

6. informasi produk layanan online

7. akurat

8. sederhana

9. mudah

10. puas
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan masalah pelayanan perizinan pada Dinas Tata Ruang

Provisi DKI Jakarta dalam rangka membangun Standar Pelayanan Minimum

(SPM) dan Standar Pelayanan Prima (SPP) tersebut diatas dapat kiranya ditarik

beberapa kesimpulan yang antara lain;

1. Dari fungsi pelayanan yang dilakukan Dinas Tata Ruang Provinsi DKI

Jakarta tersebut diatas belum memenuhi SPM maupun SPP

2. karena belum adanya SPM/SPP tentunya banyak penyimpangan dan

masyarakat pula-lah yang terbebani dan seharusnya hal tersebut tidak

terjadi bila fungsi pengawasan berjalan dengan disertai penerapan

SPM/SPP

3. dengan membuat dan menerapkan SPM/SPP yang jelas akan sangat

membantu penyelenggara layanan dan yang dilayani sehingga produk

layanan tersebut benar-benar dapat dinikmati masyarakat dan dari segi

pemanfaatan sumber dapat lebih efesiensi dan produktifitas benar-benar

dapat terwujud didalam pemberian layanan yang cepat, tepat dan murah.

You might also like