Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
(21060112130040) (21060112110046)
A. Pengertian Pita Frekuensi Pita frekuensi / bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium transmisi. Pita frekuensi dalam teknologi komunikasi adalah perbedaan antara frekuensi terendah dan tertinggi dalam rentang tertentu. Sebagai contoh, line telepon memiliki bandwidth 3000 Hz (Hertz), yang merupakan rentang antara frekuensi tertinggi (3300 Hz) dan frekuensi terendah (300 Hz) yang dapat dilewati oleh line telepon tersebut. B. Sejarah Jaringan telekomunikasi berbasis kabel (wireline) telah berjasa besar dalam menyalurkan sinyal-sinyal telekomunikasi antartempat. Namun penggunaan jaringan telekomunikasi berbasis kabel seperti itu, tidak selalu mungkin dilakukan, apabila jarak semakin jauh, dan kndisi medan tidak memungkinkan
direntangkannya jaringan kabel dimaksud. Untuk mengatasinya, pada awal 1900-n seorang sarjana Jerman bernama Hertz menemukan gelombang-
gelombang radio untuk digunakan sebagai gelombang embawa informasi yang dapat mengangkut sinyal-sinyal informasi dari satu tempat ke tempat lain. Perkembangan teknologi nirkabel memberi keleluasaan untuk melakukan transmisi data di tempat-tempat yang tidak terbayangan sebelumnya. Kemudian
Frekuensi sangat rendah pada spektrum 10-30 kiloHerts (Very Low Frequency VLF)
Frekuensi rendah pada spektrum 30-300 kiloHertz (Low Frequency LF) Frekuensi tengah pada spektrum 300-3.000 kiloHertz (Middle Frequency MF)
Frekuensi tinggi pada spektrum 3-30 MHz (High Frequency HF) Frekuensi sangat tinggi pada spektrum 30-300 mHz (Very High Frequency VHF)
Frekuensi ultra tinggi pada spektrum 300-3.000 MHz (Ultra High Frequency UHF)
Frekuensi super tinggi pada spektrum 3-30 GHz ( Super high Frequency SHF)
Frekuensi luar biasa tinggi pada spektrum yang lebih dari 30 GHz (Extremely High Frequency EHF)
C. Jenis-Jenis Pita Frekuensi Ada dua jenis pita frekuensi, yaitu Digital Bandwidth dan Analog Bandwidth. Digital Bandwidth adalah jumlah atau volume data yang dapat dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi dalam satuan bits per second tanpa distorsi. Sedangkan Analog Bandwidth adalah perbedaan antara frekuensi terendah
E. Manfaat Pita Frekuensi PEMANFAATAN PITA FREKUENSI RADIO 2,4 GHZ UNTUK KEPERLUAN INTERNET
Berdasarkan peraturan radio internasional (Radio Regulations) yang diterbitkan oleh International Telecommunication Union (ITU), frekuensi radio 2400-2483.5 Mhz untuk Region 2 dan Region 3 (dimana negara Indonesia tergabung dalam Region 3 ini) dialokasikan untuk layanan : TETAP, BERGERAK, RADIOLOKASI (dengan status primer), dan Amatir Radio (status sekunder). Sedangkan untuk Region 1 tidak ada perbedaan
Selain itu, pada catatan kaki (foot note) Radio Regulations S5.150, dinyatakan bahwa pita frekuensi 2,4 GHz tersebut digunakan juga untuk keperluan ISM (Industrial, Scientific, and Medical), sehingga setiap layanan telekomunikasi yang menggunakan band tersebut harus dapat menerima interferensi yang mungkin ditimbulkan oleh kegiatan ISM. Perlu ditegaskan disini bahwa penggunaan pita 2,4 GHz untuk keperluan ISM hanya untuk industri, penelitian dan kedokteran, dengan daya pancar rendah dan persyaratan teknis yang ketat sesuai ketentuan ITU, dan tidak termasuk untuk keperluan telekomunikasi. Misalnya untuk keperluan microwave oven, spectrum analyzer, dan electrical surgical units (ESU) yang tidak diatur dan tidak diproteksi dari kemungkinan gangguan pengguna frekuensi lainnya.
Di Indonesia, pita frekuensi 2,4 GHz pada awalnya digunakan untuk kegiatan microwave link yang umumnya digunakan sebagai back bone infrastruktur telekomunikasi antar kota (jarak jauh). Dengan perkembangan teknologi wireless access untuk keperluan Wireless-LAN pada pita frekuensi 2,4 GHz, maka pita frekuensi ini juga dapat dimanfaatkan oleh penyelenggara jasa Internet untuk akses internet berbasis nirkabel di luar gedung, yang saat ini sedang marak. Secara ekonomis, maraknya penyelenggaraan jasa internet berbasis nirkabel (Wireless-LAN) tidak lepas
Selain itu, maraknya pemanfaatan pita frekuensi 2,4 GHz untuk akses internet nirkabel juga dipicu oleh membanjirnya produksi perangkat telekomunikasi yang bekerja pada pita frekuensi 2,4 GHz tersebut. Pemasangan dan pengoperasian sistem wireless amat mudah dilakukan di mana saja dan kapan saja, dengan kecepatan transmisi data yang dapat melebihi teknologi kabel. Bahkan dengan
teknologi spread spectrum, system internet nirkabel ini telah memungkinkan satu pita frekuensi dapat digunakan oleh beberapa pengguna secara serempak pada saat bersamaan.
Kemudahan dalam pemasangan dan pengoperasian perangkat ini serta membanjirnya perangkat tersebut di Indonesia menyebabkan banyaknya penggunaan perangkat ini secara tidak terkendali. Hal ini berpotensi menimbulkan terjadinya interferensi diantara pengguna yang sudah ada sehingga menyebabkan kekacauan dalam penggunaan
pita frekuensi apabila tidak diatur. Berdasarkan pertimbangan sosial ekonomis, serta memperhatikan besarnya potensi frekuensi 2,4 GHz dalam memperluas pilihan media penyebar informasi, dan untuk mencegah terjadinya saling interferensi antar pengguna pita frekuensi tersebut yang dapat menimbulkan kerugian bagi semua pihak, maka Pemerintah (Departemen Perhubungan c.q. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi) yang didukung oleh komunitas telekomunikasi memfasilitasi kebutuhan tersebut dengan penetapan peraturan untuk memanfaatkan teknogi W-LAN ini pada pita frekuensi 2,4 GHZ (Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor 241/DIRJEN/2000 Tahun 2000). Sesuai peraturan tersebut maka pita frekuensi 2,4 GHz dapat digunakan oleh penyelenggara jasa internet untuk wireless LAN akses bersama dengan pengguna microwave link. Untuk penggunan micriwave link memiliki status primer sedangkan untuk pengguna W-LAN memiliki statussekunder.
Berdasarkan regulasi yang berlaku, pemanfaatan pita frekuensi 2400-2483.5 MHz untuk keperluan internet harus berizin sebagaimana pemanfaatan pita frekuensi lainnya. Secara yuridis, keharusan penggunaan pita frekuensi dengan izin telah diatur dalam Pasal 33 Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 jo Pasal 14 dan Pasal 15 Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2000 (untuk izin frekuensi radio) dan Peraturan Pemerintah No.52 Tahun 2000 (untuk izin penyelenggaraan telekomunikasi). Secara sosiologis, terbitnya
Keputusan Direktur Jenderal tersebut hanya mengatur ketentuan teknis penggunaan pita frekuensi 2,4 GHz, sedangkan ketentuan penyelenggaraan tidak diatur. Sedangkan ketentuan besaran tarif Biaya Hak Penggunaan (BHP) Frekuensi Radio ditetapkan dalam aturan tersendiri berdasarkan kesepakatan antara Pemerintah dengan komunitas tersebut, yaitu sebesar Rp.2,7 juta per tahun per Base Transceiver Station (BTS) dengan kapasitas maksimal 11 Mbps, yang sebelumnya besaran tarifnya adalah sebesar Rp.27 juta. Sebagai perbandingan, jika mempergunakan kabel besarannya kurang lebih Rp. 13 juta per bulan dengan kapasitas 2 Mbps, sehingga dalam setahun wajib membayar Rp.780 juta pertahun dengan kapasitas 11 Mbps. Dengan demikian, kebijakan yang telah diambil oleh Pemerintah telah mendukung upaya peningkatan penetrasi akses internet bagi masyarakat. F. Ilustrasi Pita Frekuensi
G. Pita Frekuensi Sangat Tinggi Pengertian VHF (Very high frequency atau frekuensi sangat
tinggi) adalah frekuensi radio yang berkisar dari 30 MHz ke 300 MHz. Frekuensi langsung di bawah VHF ditandai frekuensi tinggi (HF), dan frekuensi yang lebih tinggi berikutnya dikenal sebagai frekuensi ultra tinggi (UHF). alokasi frekuensi ini ditetapkan oleh ITU. Penamaan tersebut mengacu pada penggunaan frekuensi tingkat tinggi berasal dari pertengahan abad ke-20, ketika layanan radio biasa digunakan MF, Frekuensi Medium, lebih dikenal sebagai "AM" di Amerika Serikat, di bawah HF. Saat ini VHF berada di urutan terbawah frekuensi penggunaan praktis, sistem baru cenderung menggunakan frekuensi dalam SHF dan EHF di atas jangkauan UHF. Pada umumnya yang menggunakan VHF adalah siaran radio FM, siaran televisi, pemancar telepon genggam darat (darurat, bisnis, dan militer), komunikasi data jarak jauh dengan modem radio, Radio Amatir, komunikasi laut, komunikasi kendali lalu lintas udara dan sistem navigasi udara (misalnya VOR, DME & ILS)
Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan frekuensi (Radio Regulation) untuk
Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh TVRI di Jakarta dengan menggunakan pemancar televisi VHF. Pembangunan pemancar TVRI berjalan dengan cepat terutama setelah diluncurkannya satelit Palapa pada tahun 1975. Pada tahun 1987, yaitu lahirnya stasiun penyiaran televisi swasta pertama di Indonesia, stasiun pemancar TVRI telah mencapai jumlah kurang lebih 200 stasiun pemancar yang keseluruhannya menggunakan frekuensi VHF, dan pemancar TV swasta pertama tersebut diberikan alokasi frekuensi pada pita UHF. Kebijaksanaan penggunaan pita frekuensi VHF untuk TVRI dan UHF untuk swasta pada saat itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang menguntungkan negara sebagai berikut :
kualitasnya dengan pemancar TV UHF sangat cocok unruk stasiun penyiaran pemerintah yang terbatas dana
pembangunannya. Kesinambungan pemeliharaan dan penggantian pemancar TVRI yang 70% adalah buatan LEN sangat didukung oleh hasil produksi LEN yang belum memproduksi pemancar UHF.
TVRI terus memperluas jangkauannya sampai ke pelosok tanah air dimana saat itu masih banyak masyarakat di daerah yang belum mampu membeli pesawat TV berwarna dan pada saat itu pesawat hitam putih hanya dapat menerima saluran VHF.
Tugas frekuensi antara AS dan pengguna Kanada dikoordinasikan sejak banyak penduduk Kanada berada dalam jangkauan radio VHF
Teknis besar dan komersial berharga bagian dari spektrum VHF yang diambil oleh penyiaran televisi telah menarik perhatian banyak perusahaan dan pemerintahan yang baru, dengan pengembangan lebih efisien televisi digital standar penyiaran. Di beberapa negara banyak dari spektrum ini kemungkinan akan menjadi tersedia (mungkin untuk dijual) dalam dekade berikutnya atau lebih (Juni 12 Juni 2009, di Amerika Serikat ). 87,5-87,9 MHz adalah frekuensi radio dimana, di sebagian besar dunia, digunakan untuk siaran FM. Di Amerika Utara, bagaimanapun, bandwidth ini dialokasikan untuk VHF saluran televisi 6 (82-88 MHz). Audio untuk saluran TV 6 disiarkan di 87,75 MHz (adjustable turun ke 87,74). Beberapa stasiun, terutama mereka yang bergabung dengan waralaba Pulse 87, beroperasi pada frekuensi ini sebagai stasiun radio, meskipun mereka menggunakan lisensi televisi. Akibatnya, penerima radio FM seperti yang ditemukan dalam mobil yang dirancang untuk tune ke jangkauan frekuensi yang dapat menerima suara untuk pemrograman pada 6 saluran TV lokal di Amerika Utara. 87,9 MHz biasanya memiliki batas untuk penyiaran suara FM kecuali untuk pengungsi stasiun D kelas yang tidak memiliki frekuensi lain dalam subband 88,1-107,9 MHz normal yang berpindah.
H. Pita Frekuensi Amat Tinggi a. Frekuensi amat tinggi (bahasa Inggris: Exteremly High Frequency / EHF) merupakan pita frekuensi radio tertinggi. EHF menjalankan rentang frekuensi 30-300 gigahertz, di atas radiasi elektromagnetik yang sangat jauh dari cahaya inframerah, atau juga sering disebut sebagai radiasi Terahertz. Pita ini memiliki panjang gelombang 10-1 milimeter, atau biasa disebut milimeter pita (millimeter pita) atau gelombang millimeter (millimeter wave) yang disingkat sebagai MMW atau mmW. Dipitakan dengan pita-pita yang lebih rendah, terrestrial sinyal radio di pita ini sangat rentan terhadap redaman atmosfer, sehingga membuat penggunaan jarak jauhnya sangat sedikit. Secara khusus, sinyal di wilayah GHz 57-64 akan dikenakan resonansi dari molekul oksigen dan sangat lemah. b. Pemanfaatannya Penelitian Ilmiah Pita ini umumnya digunakan dalam radio astronomi dan penginderaan jauh. Basis dasar radio astronomi terbatas pada seberapa tinggi situs radio yang menggunakan pita frekuensi ini karena masalah penyerapan atmosfer. Sedangkan basis dasar
I. Pita Frekuensi Ultra Tinggi a. Frekuensi ultra tinggi dalam bahasa inggris disebut Ultra High Frequency (UHF)merupakan gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi antara 300 MHz sampai dengan 3 GHz (3.000 MHz). Panjang gelombang berkisar dari satu sampai 10 desimeter atau sekitar 10 cm sampai 1 meter, sehingga UHF juga dikenal sebagai gelombang desimeter. Gelombang radio dengan frekuensi di atas pita UHF adalah super high frequency atau frekuensi super tinggi (SHF)
dan extremely high frequency atau frekuensi ekstrem tinggi (EHF). Sedangkan sinyal frekuensi yang lebih rendah termasuk ke dalam very high frequency atau frekuensi sangat tinggi (VHF). b. Penggunaan UHF dan VHF adalah pita frekuensi yang paling umum digunakan untuk transmisi sinyal televisi. Selain untuk siaran televisi, pita UHF juga bisa digunakan untuk hal-hal lain, yaitu:
Telepon seluler yang mampu mengirim dan menerima dalam spektrum UHF.
UHF banyak digunakan oleh badan-badan pelayanan publik untuk komunikasi radio dua arah, biasanya menggunakan modulasi frekuensi narrowband. Modem radio narrowband menggunakan frekuensi UHF untuk komunikasi data jarak jauh misalnya untuk pengawasan dan pengendalian jaringan distribusi tenaga listrik.
Siaran radio. Operator radio amatir. Global Positioning System. Mendeteksi luahan parsial. Luahan parsial terjadi karena geometri tajam diciptakan dalam peralatan berisolasi tegangan tinggi. Keuntungan deteksi UHF adalah dapat digunakan untuk melokalisasi sumber pembuangannya. Sedangkan kelemahannya adalah sangat sensitif terhadap kebisingan eksternal. Metode pendeteksian UHF ini mulai digunakan untuk transformator distribusi yang besar, terutama untuk Wi-Fi, Bluetooth dan transfer energi nirkabel lainnya.
Beberapa identifikasi frekuensi radio menggunakan UHF yang umumnya dikenal sebagai UHFID atauUltra-HighFID (Ultra-High Frequency Identification). Contoh sederhananya dan yang sering kita lihat adalah alat bertenaga baterai kecil seperti yang digunakan untuk membuka pintu mobil dari jarak jauh.
Semua frekuensi dalam pita UHF digunakan untuk menembus radar, serta frekuensi pada pita VHF. Umumnya, semakin rendah frekuensi, semakin besar kedalaman penetrasi sinyal radar. Frekuensi 250 Mhz,
UHF dan VHF biasanya digunakan untuk transmisi sinyal televisi. Di Indonesia sebagian besar stasiun televisi menggunakan gelombang radio UHF, baik stasiun swasta maupun negeri. Sebelumnya TVRImenggunakan pemancar VHF untuk menjangkau daerah di Indonesia. Setelah muncul televisi swasta, dalam hal ini adalah RCTI, maka digunakanlah pemacar UHF agar mampu menjangkau jarak yang lebih luas. Televisi swasta lainnya yang muncul setelah itu pun menggunakan UHF sebagai pemancar karena jangkauan siarannya yang nasional. Seiring majunya industri penyiaran di Indonesia, akhirnya TVRI pun melakukan perubahan frekuensi dari VHF ke UHF, walaupun sampai sekarang masih terdapat beberapa daerah yang menggunakan pemancar VHF. Hampir semua kanal frekuensi VHF digunakan TVRI mencakup sekitar 80% wilayah Indonesia. Sedangkan pita UHF, rencama frekuensi awal (tahun 90-an) adalah 7 kanal frekuensi di setiap wilayah di Indonesia. Akibat kebijakan Departemen Penerangan tahun 1998 (5 TV swasta nasional baru), akhirnya diberikan 11 kanal frekuensi untuk Ibu Kota Provinsi. Penambahan kanal ini disebut dengan existing. Dasar perencanaan eksisting pemancar TV siaran ini adalah agar mendapatkan cakupan wilayah layanan yang seluas-luasnya (dapat
Wilayah layanan pemancar TVRI dan TV swasta tumpang tindih. Sejumlah TV lokal diberikan izin oleh Pemerintah Daerah, frekuensinya tidak terencana dengan baik
Untuk menanggulangi masalah existing ini, pada tahun 2003 diberlakukan peraturan pembatasan kanal frekuensi UHF TV dan diadakan pengelompokkan kanal UHF. Hal ini menyebakan terjadinya perubahan frekuensi UHF di Indonesia berubah agar tidak terjadi lagi benturan. J. AMPS (Advanced Mobile Phone System) Advanced Mobile Phone Service (AMPS) adalah sistem analog cellular yang pertama digunakan di amerika serikat. system ini masih dipergunakan secara luas sampai dengan tahun 1997; AMPS systems digunakan di lebih dari 72 negara . AMPS system terus terlibat untuk mengijinkan features yang lebih canggih seperti betambahnya waktu standby time, yang berpita pendek radio channels, dan anti-fraud authentication procedures.
Standar telekomunikasi bergerak GSM (2G) GPRS EDGE (EGPRS) EDGE Evolution CSD HSCSD
HSPA HSDPA HSUPA HSPA+ UMTSUMTS/FOMA TDD UTRA-TDD HCR UTRA-TDD LCR UMTS(3G) FDD Super-Charged Keluarga 3GPP 3GPP Rel. E-UTRA 8 (Pre-4G) LTE Advanced (4G ) cdmaOne (2G ) Keluarga 3GPP2 CDMA2000 (3 EV-DO UMB G) AMPS (1G) TACS/ETACS Keluarga AMPS D-AMPS (2G)
Pre PTT MTS IMTS AMTS OLT MTD Autotel/PAL Cellular (0G) M ARP Teknologi lainnya 1G NMT Hicap CDPD Mobitex DataTAC 2G iDEN PDC CSD PHS WiDEN
Pita frekuensi
K. GSM (Global System for Mobile Communication) Global System for Mobile Communication disingkat GSMadalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifatdigital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon mikro dan sehingga
sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar globaluntuk komunikasi selular sekaligus sebagai
teknologi selularyang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia. Operator dan layanan telekomunikasi seluler Indonesia Bakrie esia Wifone Wimode AHA (Bakrie Connectivity) Telecom Indosat StarOne CDMA Sampoerna Ceria smartfren smartfren Kartu Ummat Telkom Flexi Hutchison 3 GSM Indosat IM3 Mentari Matrix
XL Axiata XL Hauraa
Lihat pula: Indosat-M3 dan Satelindo (keduanya telah digabungkan dengan Indosat)
Sejarah GSM : Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistemRC-2000 yang dikembangkan di Perancis, sistem NMT yang serta dikembangkan sistem TACS yang
beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analogmembuat sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara). Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan
organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standarstandar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua
Organisasi ini memelopori munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan namaGlobal System for Mobile
Communication atau GSM. GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European GSM
Telecomunication
Standard
Institute).
Pengoperasian
secara komersilbaru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, disepakati dengan
handphone
mempertimbangkan dan memasukkan puluhan itempengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah
mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala
bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mob ileTelephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Spesifikasi Di Eropa, pada awalnya Pada GSM didesain ini, MHz frekuensi untuk beroperasi
frekuensi
890915
frekuensi downlinksnyamenggunakan
MHz. Bandwith yang digunakan adalah 25 Mhz (915890 = 960935 = 25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200 Khz. Dari keduanya, maka didapatkan 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk suara dan satu kanal untuk sinyal. Pada perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin tidak mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah pengguna. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang
melakukan pemultipleksan.
selularterutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan. CDMA juga mengacu pada sistem telepon seluler digital yang menggunakan skema akses secara bersama ini,seperti yang diprakarsai oleh Qualcomm. CDMA adalah sebuah teknologi militer yang digunakan pertama kali pada Perang Dunia II oleh sekutu Inggris untuk menggagalkan usaha Jerman mengganggu transmisi mereka. Sekutu memutuskan untuk mentransmisikan tidak hanya pada satu frekuensi, namun pada beberapa frekuensi, menyulitkan Jerman untuk menangkap sinyal yang lengkap. Sejak itu CDMA digunakan dalam banyak sistem komunikasi, termasuk pada Global Positioning System (GPS) dan pada sistem satelit OmniTRACS untuk logistik transportasi. Sistem terakhir
didesain dan dibangun oleh Qualcomm, dan menjadi cikal bakal yang membantu insinyur-insinyur Qualcomm untuk menemukan Soft
Handoff dan kendali tenaga cepat, teknologi yang diperlukan untuk menjadikan CDMA praktis dan efisien untuk komunikasi seluler terrestrial.
dapat bergabung dengan metode akses lainnya, tidak membutuhkan penghitung waktu (guard time) untuk melihat rentang waktu dan penjaga pita (guard band) untuk menjaga intervensi antarkanal
tidak membutuhkan alokasi dan pengelolaan frekuensi memiliki kapasitas yang halus untuk membatasi para pengguna akses memiliki proteksi dari proses penyadapan
Penggunaan Sejumlah istilah yang berbeda digunakan untuk mengacu pada penerapan CDMA. Standar pertama yang diprakarsai oleh
QUALCOMM dikenal sebagai IS-95, IS mengacu pada sebuah Standar Interim dari Asosiasi Industri Telekomunikasi (Telecommunications Industry Association, TIA) yang terakreditasi olehAmerican National Standards Institute (ANSI). IS-95 sering disebut sebagai 2G atau seluler generasi kedua. Merk dagang cdmaOne dari QUALCOMM juga digunakan untuk menyebut standar 2G CDMA.
DoCoMo and Vodafone; namun bagaimanapun, keluarga standar CDMA (termasuk cdmaOne dan CDMA2000) tidaklah compatible dengan keluarga standar W-CDMA. Aplikasi penting lain daripada CDMA, mendahului dan seluruhnya berbeda dengan seluler CDMA, adalahGlobal Positioning
Sinyal pesan pita sempit ( narrowband ) akan digandakan dengan penyebaran sinyal pita lebar (wideband ) atau pseudonoise code
Setiap user mempunyai pseudonoise (PN) code sendiri sendiri. Soft capacity limit: performansi sistem akan berubah untuk semua pengguna begitu nomer pengguna meningkat.
Near-far problem (masalah dekat-jauh) Interference terbatas:kontrol daya sangat diperlukan lebar bandwidth menimbulkan keaneka ragaman,sehingga meggunakan rake receiver
memiliki jangkauan yang luas hingga dapat mencapai daerah-daerah terpencil. Namun, ponsel NMT yang terlalu besar menjadi kekurangannya, hingga akhirnya NMT diganti dengan AMPS(Advance Mobile Phone System). AMPS memiliki frekuensi 800 MHz dengan ukuran ponsel yang lebih kecil. Sayangnya, AMPS tidak memiliki jangkauan yang luas. Lalu pada tahun 1994, muncul teknologi yang bernama GSM, karena GSM menggunakan standar digital, GSM dapat menggeser AMPS dan NMT dengan cepat. GSM menggunakan teknologi yang bernama band.
Single Band
Single band adalah jarak yang spesifik mengenai jangkauan
frekuensi gelombang radio. Jangkauan dari single band pada umumnya hanya satu 800 MHz atau 900 MHz, karena jangkauannya yang masih belum luas, single band hanya mampu menjangkau satu kawasan yang masih terbatas. Kemampuan ponsel single band terbatas pada mentransfer data berupa SMS .
o
Nokia : 1315, 1265, 2112. 7088 Samsung : SCH-S179, SCH-S219, SCH-S259, SCH-X979 LG: 1D3000 dan ID3100 Esia Huawei
Dual Band
Dual band memiliki 2 frekuensi gelombang radio, 800 MHz dan 900 MHz. Kelebihan dual band dibandingkan dengan single band adalah dapat
mengurangi drop call dan gangguannetwork busy. Selain itu, ponsel dual band memiliki kualitas suara yang lebih baik dibandingkan ponsel single band. Karena jangkauannnya yang lebih luas dibanding single band, dengan dual band hubunganinternational menigkat sebab frekuensi semakin mudah dijangkau. Dengan kemampuan dual band, ponsel sudah dapat melakukan GPRS (General Packet Radio Service) seperti mentransfer data berupa SMS, EMS,
dan MMS, HSCSD (High-Speed Circuit-Switched Data). Selain itu dengan adanya GPRS maka dual band juga dapat mengoprasikan WAP, seperti internet yang dilakukan pada telepon genggam.
Sony Ericsson : J220i, J300, K220 Samsung : SGH-C250, SGH-C300, SGH-C450 Motorola : C118, C139, C156 LG : C2500, C3300, F7100
Tri Band
Tri Band mampu mengkap 3 frekuensi gelombang radio. Dengan demikian dapat menjangkau lebih jauh lagi frekuensi gelombang radio dibanding
dengan jaringan dual band. Frekuensi yang dapat dijangkaunya adalah 800 MHz / 900 MHz / 1800 MHz. Namun ada juga yang dapat menagkap
frekuensi gelombang radio yang unik, yaitu pada ponsel Motorola V300 yang menjangkau 800 MHz/ 900 MHz / 1900 MHz. Ponsel Tri Band memiliki jangkauan frekuensi gelombang radio yang lebih jauh. Oleh sebab itu, jangkauan hubungan negaranyapun menjadi lebih banyak dari dual band. Bahkan jangkauannya hampir sampai ke seluruh dunia. Kualitas suaranya juga lebih baik dibandingkan dengan ponsel single band serta ponsel 2 dual band. Dengan kemampuan Tri band, ponsel memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mentransfer data melalui 3G, GPRS, EDGE, UMTS, dan mengirim e-mail. Tri band mampu mengirim e-mail sebab sudah dapat melakukan koneksi internet menggunakan format WAP 2.0, HTML (HyperText Markup Language) atau
NetFront. Dengan kemampuan transfer data 3G yang dapat mentransfer data lebih cepat dibandingkan GPRS, telepon genggam tri band dapat melakukan video telephony atau video call
Nokia : 7373, 3100, 6600, 6670, E70, N71 Sony Ericsson : K310i, K510i, K610, W700i, W800i Samsung : SGH-D150, SGH-D520, SGH-E900, GT-C6625 Motorola : C651, E1000,E680, RAZR V3X, V3xx LG : KE770 Shine, KG920, KE850 Prada Siemens : A31, A60, S55, S65
Quad Band
Quad band mampu menangkap 4 frekuensi gelombang radio. frekuensi yang dapat ditangkap adalah 850 MHz/ 900 MHz/ 1800 MHz/ 1900 MHz. Penggunaan quad band pada ponsel mampu mengkap jaringan yang lebih baik dibandingkan dengan tri band. Oleh sebab itu, ponsel ini memiliki jangkauan yang lebih luas lagi, dan mampu menagkap jaringan yang lebih baik. Dengan demikian Quad band dapat digunakan di seluruh penjuru dunia. Ponsel quad band dapat memakai jaringan GSM apa saja dan dimana saja. Quad Band mampu menlakukan transfer data lebih cepat melalui HSDPA 3,5 G. Ponsel dengan HSDPA3,5 G tadi dapat melakukan video streaming, video calling serta akses internet berkecepatan tinggi. Dengan 3.5 G memiliki kecepatan hingga 3,6 Mbps, maksudnya dapat mengakses data internet hanya beberapa detik. Ponsel quad band kebanyakan berupa telepon pintar (smart phone). Smart phone merupakan telepon genggam yang memiliki aplikasi-aplikasi simple, yang dapat berfungsi seperti komputer dan sudah dilengkapai dengan fitur-fitur yang update. Misalnya memiliki quick office. Quad band tidak hanya digunakan pada ponsel. Beberapa PDA juga memakai quad band dalam sistemnya. Sayangnya, penggunaan quad band di Indonesia belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Hal ini bisa saja disebabkan oleh telepon genggam yang belum
mengoprasikannya telpon genggamnya Selain itu, di Indonesia, telepon genggam dengan quad band harganya masih sangat tinggi. Sehingga tidak semua orang mampu membelinya.