You are on page 1of 5

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 2

Nama/NIM

: 1. Bagus Baskoro/1105025033 (Ketua) 2. Azlija A.K.P./1105025027 3. Nova Adelia Noor/1105025050 4. Paelongan, Rabin/1105025044

Kelompok Kelas Program Studi Percobaan KeJudul Percobaan

: IX (Sembilan) : Reguler Pagi : Pendidikan Kimia : IX (Sembilan) : ADSORBSI DAN KOAGULASI

Mengetahui, Asisten Praktikum

Samarinda, 3 April 2012 Ketua Kelompok

Pujo Prasetyo NIM. 1005025042 PERCOBAAN IX ADSORBSI DAN KOAGULASI

Bagus Baskoro NIM. 1105025033

A. Tujuan Mempelajari sifat koloid, yaitu koagulasi. (3 hal. 27)

B. Dasar Teori 1. Apa yang dimaksud dengan koloid? Jawab:Koloid adalah campuran heterogen dua fase dari dua zat atau lebih dimana partikelpartikel berukuran koloid tersebar/terdispersi merata dalam zat lain.

2. Sebutkan macam-macam koloid! Dan apa pengertiannya? Jawab: a. Sol (Fase Terdispersi Padat) 1. Sistem koloid fase padat-cair (sol atau sol cair) Sol terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat dan fase pendispersi berupa cairan. (2 hal. 294) 2. Sistem koloid fase padat-padat (Sol Padat) Sistem koloid fase padat-padat (sol padat) terbentuk dari fase terdispersi dan fase pendispersi yang sama-sama berwujud zat padat sehingga dikenal dengan nama sol padat. (2 hal. 295) 3. Sistem koloid fase padat-gas (aeosol padat) Sistem koloid fase padat gas terbentuk dari fase terdispersi berupa padat dan fase pendispersi berupa gas. (2 hal. 295) b. Emulsi (Fase Terdispersi Cair) 1. Sistem koloid fase cair-gas (aerosol)

Sistem koloid fase cair-gas terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan fase pendispersi cair berupa gas yang disebut aerosol. (2 hal. 295) 2. Sistem koloid fase cair-padat (emulsi padat) Sistem koloid fase cair-padat terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat padat sehingga dikenal dengan nama emulsi padat. 3. Sistem koloid fase cair-cair (Emulsi) Sistem koloid fase cair-cair terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersinya yang juga berupa zat cair. (2 hal. 296) c. Buih ( Fase Terdispersi Gas) 1. Sistem koloid fase gas-cair (busa) Sistem koloid fase gas-cair terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat cair. (2 hal. 297) 2. Sistem koloid fase gas-padat Sistem koloid fase gas-padat terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat padat yang dikenal dengan istilah busa padat. (2 hal. 297)

3. Sebut dan jelaskan sifat-sifat koloid! Jawab: 1. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak tidak beraturan, gerak acak atau zig-zag partikel koloid. Gerak Brown terjadi karena benturan tidak teratur partikel koloid dan medium pendispersinya. Benturan tersebut mengakibatkan partikel koloid bergetar dengan arah yang tidak beraturan dan jarak yang pendek. Ukuran partikel koloid yang cukup kecil menyebabkan tumbukan antar partikel cenderung tidak seimbang, akibatnya gerak partikel berubah arah menghasilkan gerak zig-zag. Adanya gerak Brown membuat partikel-partikel koloid dapat mengatasi pengaruh gravitasi sehingga partikel-partikel ini tidak memisahkan diri dari medium pendispersinya. (1 hal. 308 dan 2 hal. 299) 2. Efek Tyndall Efek tyndall adalah efek penghambatan cahaya oleh partikel koloid. Partikel koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada layar tersebut tampak buram. Contohnya pada saat menonton film di bioskop, kemudian ada asap rokok yang mengepul ke atas, cahaya proyektor terlihat lebih terang dan gambar pada layar menjadi buram. (2 hal. 300-301)

3. Adsorpsi Ukuran partikel koloid yang cukup kecil menghasilkan permukaan yang sangat luas sehingga dapat menyerap banyak partikel pada permukaannya. Penyerapan partikelpartikel pada permukaan koloid ini disebut adsorbs koloid. Sifat adsorbs partikel koloid digunakan pada proses pembuatan sirup, proses menghilangkan bau badan, dan penggunaan arang aktif. (1 hal. 308 dan 2 hal. 302-303) 4. Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehinga membentuk partikel yang lebih besar. (2 hal. 303) 5. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Sistem koloid sol (Zat apadat dalam medium pendispersi cair) dapat bersifat liofil (dari bahasa Yunani, Iyo: cairan, Phili: suka) dan ada juga yang bersifat liofob (Yunani, Phobia: tidak suka atau takut). Pada sol yang bersifat liofob, zat terdispersi tidak dapat mengikat medium pendispersinya (cair). (2 hal. 305) 6. Koloid Pelindung Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang stabil. Contoh koloid pelindung adalah gelatin yang merupakan koloid padatan dalam medium air. Gelatin berasa digunakan pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukan Kristal es yang kasar sehingga diperoleh es krim yang lebih lembut. (2 hal. 306) 7. Dialysis Adalah proses penyaringan partikel koloid dari ion-ion yang teradsorbsi sehingga ion-ion tersebut dapat dihilangkan dan zat terdispersi terbebas dari ion-ion yang tidak diinginkan. (2 hal. 307) 8. Sistem Koloid Sistem Pengolahan Air Air sungai merupakan koloid yang terbentuk dari tanah liat yang terdispersi di dalam air. Pengolahan air sungai menjadi air bersih dapat dilakukan melalui tahap-tahap penggumpalan pengotor (koagulasi). Penyaringan pengotor, penyerapan baud an zat kimia (adsorbs), dan pembasmian kuman (disinfektan). a. Penggumpalan Proses penggumpalan (koagulasi) dilakukan dengan menggunakan tawas (KAl(SO4)2, PAC (Poly Alumunium Chloride dan Al(SO4)3. b. Proses Penyaringan

Setelah terjadi penggumpalan, kemudian dilakukan proses penyaringan menggunakan penyaring. Penyaring terdiri atas lapisan pasir, kerikil dan ijuk. c. Proses Adsorbsi Adsorbs atau penyerapan kotoran menggunakan koloid Al2(OH)3 terjadi pada tahap awal. Jika terdapat ion Fe2+, ion tersebut terlebih dahulu dioksidasi menjadi ion Fe3+ menggunakan kaporit. Setelah itu baru proses adsorbs dapat dilakukan menggunakan Al(OH)3. Proses adsorbs juga dilakukan dengan menggunakan karbon aktif yang dapat menyerap baud an zat-zat kimia, seperti besi dan sisa kaporit yang berlebih. d. Proses Desinfektan Penambahan kaporit bertujuan membunuh kuman. Kaporit juga berperan sebagai oksidator, dapat ditambahkan sebelum penggumpalan. Kaporit ini menimbulkan bau unsur klorin yang kurang sedap sehingga digunakan karbon aktif untuk menyerap klorin tersebut. (2 hal. 307-308)

You might also like