You are on page 1of 28

Pembagian IKLIM

Iklim di suatu daerah dipengaruhi oleh posisi garis lintang, angin, massa daratan dan benua, arus samudra, dan topografi.

1. Klasifikasi Iklim
Berikut ini pembagian iklim yang ada di Bumi. a. Iklim Matahari b. Iklim Koppen c. Iklim Menurut Schmidt-Ferguson d. Klasifikasi Iklim Oldeman e. Iklim Menurut Junghuhn

Klasifikasi iklim matahari berdasarkan pada garis lintang. Hal itu berpengaruh pada jumlah energi matahari yang tersedia. Keadaan tersebut menyebabkan wilayah lintang rendah (khatulistiwa) memiliki jumlah penyinaran matahari lebih banyak sehingga suhunya lebih tinggi dibanding daerah lintang tinggi.6630'LU

b. Iklim Koppen
Iklim Koppen diklasifikasikan berdasarkan pada

curah hujan dan suhu udara. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Wladimir Koppen, seorang ahli klimatologi dari Jerman. Berikut ini pembagiannya.

Wilayah ini memiliki curah hujan tinggi, penguapan tinggi, dan suhu rata-rata bulanan di atas 18C. suhu tahunan 20 oC 25 oC dengan curah hujan bulanan lebih dari 60 mm.. Wilayah beriklim tipe A dibagi menjadi tiga sebagai berikut. a) Iklim tipe Af memiliki curah hujan tinggi dan suhu udara panas sepanjang tahun sehingga terdapat banyak hutan hujan tropik. Contohnya di wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Papua. b) Iklim tipe Am memiliki ciri-ciri antara lain curah hujan tergantung musim, jenis tanaman pendek dan homogen, dan hutan homogen yang menggugurkan daunnya ketika kemarau. Wilayah yang beriklim Am antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan. c) Iklim tipe Aw memiliki ciri-ciri antara lain terdapat hutan yang berbentuk sabana, jenis tumbuhan padang rumput dan belukar, serta pohonnya berjenis rendah. Wilayah ini memiliki musim kemarau lebih panjang dibandingkan musim hujan. Contohnya terdapat di wilayah Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan.

Hutan hujan tropis

hutan musim

sabana

2) Iklim Tipe B (Iklim Kering)


Iklim tipe B memiliki curah hujan rendah dan

penguapan yang tinggi. Di wilayah ini tidak memiliki surplus air dan tidak dijumpai sungai yang permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi A. tipe Bs (iklim stepa). B. tipe Bw (iklim gurun).

Stepa

gurun

Di

wilayah yang memiliki tipe C terdapat empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. dengan ciri temperatur bulan terdingin -3 oC 18 oC, daerah ini terbagai menjadi : a. Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering) b. Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering) c. Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)

4. Iklim D, yaitu iklim dingin.


Dengan ciri temperatur bulan terdingin kurang dari 3 oC dan temperatur bulan terpanas lebih dari 10 oC, daerah ini terbagi: Dw adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering Df adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.

Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 oC Daerah ini terbagi menjadi : ET Iklim tundra EF Iklim salju

Schmidt-Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah. Dikatakan bulan kering jika dalam satu bulan terjadi curah hujan kurang dari 60 mm. Dikatakan bulan basah jika dalam satu bulan curah hujannya lebih dari 100 mm. Iklim Schmidt dan Ferguson didasarkan pada nilai Q. Nilai Q dihitung dengan rumus sebagai berikut. Q = Jumlah Rata-Rata Bulan Kering Jumlah Rata-Rata Bulan Basah
Nilai Q yang ditentukan untuk menentukan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson didasarkan pada tabel berikut.

Klasifikasi Nilai Q Menurut Schmidt dan Ferguson

1. 45 2. 72 3. 56 4. 63 5. 54 6. 67 7. 131 8. 145 9. 156 10.67 11. 76 12. 154

D.

KLASIFIKASI IKLIM OLDEMAN

Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu : Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut Iklim E yang memiliki bulan basah < 3 kali berturutturut

Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm

Bulan lembab bila curah hujan 100 200 mm


Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm

A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan. B : Jika terdapat 7 9 bulan basah berurutan. C : Jika terdapat 5 6 bulan basah berurutan. D : Jika terdapat 3 4 bulan basah berurutan. E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.

Pada dasarnya Kriteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt Ferguson Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut: Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab apabila curah hujannya 100 200 mm. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.

1. 270 2. 90 3. 80 4. 100 5. 120 6. 250 7. 130 8. 120 9. 250 10. 220 11. 210 12. 239

e. Iklim Menurut Junghuhn


1. 2.

3.
4.

5.

Pembagian iklim didasarkan pada ketinggian tempat yang ditandai dengan jenis vegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone: Zone iklim panas.Ketinggian 0 700 m, suhu rata-rata tahunan lebih 22 C ( padi, jagung, tebu dan kelapa). Zone iklim sedang.Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 22 C ( kopi, the, kina dan karet). Zone iklim sejuk.Ketinggian.1500 2500, suhu rata-rata tahunan 11 C 15 C (cocok tanaman holtikultura). Zone iklim dingin.Ketinggian 2500 4000m, dengan suhu rata-rata tahunan 11 C (zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut). Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 4000m dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat tumbuh tanaman budidaya.

Kondisi iklim yang menyimpang antara lain terlihat dari peristiwa El Nino dan La Nina. Dampak dari proses terjadinya El Nino dan La Nina dapat dipelajari dari penjelasan berikut ini. a. El Nino Pada cuaca yang normal, angin timur di Samudra Pasifik bertiup ke arah barat dan mendorong air laut hangat ke permukaan. Akibatnya, air laut di bagian barat samudra lebih hangat 2 C dan lebih tinggi 40 cm. Di bagian timur samudra air laut dingin menggantikan air laut hangat. Hal ini menyebabkan udara lembap hangat naik di bagian barat dengan membawa uap air dan menimbulkan hujan. Udara di bagian timur yang kering dan dingin, bertiup di pantai Amerika Selatan.

B.

LA NINA

La Nina memiliki sifat yang berlawanan dengan El Nino. Arus udara dan arus laut yang saling memperkuat menyebabkan angin pasat bertiup sangat kencang sehingga air laut hangat mengalir ke arah barat. Hal ini menyebabkan wilayah Asia, Australia, dan Afrika mengalami musim hujan yang sangat lebat. Sebaliknya, wilayah Amerika Selatan mengalami kekeringan yang hebat.

You might also like