You are on page 1of 10

Pandu Adi Saputra 2010230037

Politik Global Cina

SEJARAH DINASTI CINA (Masa Kekaisaran Cina) 1. Dinasti Wei dan Jin Zaman Dinasti Wei dan Dinasti Jin berlangsung antara tahun 220 dan 589 Masehi. Masa awal itu adalah berdirinya secara sejajar tiga negara, yaitu Negara Wei, Negara Shu dan Negara Wu yang berkuasa antara tahun 189 dan 265 Masehi. Setelah Zaman Tiga Negara atau Tiga Dinasti tersebut, Tiongkok memasuki Zaman Dinasti Jin Barat yang hanya mempertahankan kehadiran selama waktu yang pendek dalam sejarah, yaitu antara tahun 265 dan tahun 316 Masehi. Setelah Dinasti Jin Barat bangkrut, Tiongkok kembali berada dalam keadaan terceraiberai. Keluarga Kekaisaran Dinasti Jin Barat mendirikan Dinasti Jin Timur di bagian selatan Tiongkok, yaitu sebelah selatan Sungai Yangtse yang melintang dari barat ke timur di bagian tengah Tiongkok. Dinasti Jin Timur berkuasa antara tahun 317 dan 420 Masehi. Namun pada masa itu di bagian utara Tiongkok terjadi peperangan antar etnis, di mana muncul banyak kekuasaan yang disebut sebagai Enambelas Negara. Pada masa itu, ekonomi di bagian selatan Tiongkok mengalami perkembangan yang cukup pesat. Penduduk etnis minoritas di bagian barat dan utara Tiongkok berturut-turut berpindah ke Pedalaman. Di bidang kebudayaan, pada zaman itu agama Budha dan agama Dao saling bertarung dan berkembang bersama, namun pihak penguasa biasanya memihak agama Budha. Di bidang kesusasteraan dan kesenian, zaman itu juga telah mencapai prestasi yang sangat mengagumkan dan meninggalkan kepada masa kemudian banyak karya sajak, kaligrafi, lukisan dan kesenian gua batu seperti Gua Dunhuang yang sangat berharga. Di bidang ilmu pengetahuan alam, Tiongkok pada waktu itu juga telah mencapai hasil yang cukup besar. Ambil contoh Zu Chongzhi. Dia adalah orang pertama yang dengan jitu berhasil menghitung nilai banding keliling dan diameter lingkaran sampai 7 angka di belakang koma. Sedangkan Buku Qimin Yaoshu, sebuah buku berisi panduan di bidang pertanian adalah kitab mahabesar dalam sejarah pertanian dunia. Dinasti Selatan dan Dinasti Utara yang berkuasa antara tahun 420 Masehi dan 589 Masehi ekonominya lebih makmur di bagian selatan daripada bagian utara Tiongkok. Hal ini disebabkan migrasi penduduk di bagian tengah Tiongkok ke bagian selatan untuk melarikan diri dari peperangan. Berpindahnya penduduk dari utara ke bagian selatan Tiongkok tidak hanya menambah tenaga kerja, tapi juga mendatangkan banyak teknik produksi yang maju sehingga

Pandu Adi Saputra 2010230037

Politik Global Cina

sangat mendorong maju perkembangan ekonomi setempat. Daerah di sekitar kota Yangzhou, Propinsi Jiangsu Tiongkok Timur adalah daerah yang paling berkembang ekonominya. Di bidang kebudayaan, berbagai aliran pikiran pada waktu itu berkembang makmur. Sedangkan kesusasteraan pada Dinasti Selatan dan Dinasti Utara juga mencapai taraf yang cukup tinggi, khususnya di bidang penciptaan sajak. Pertukaran dengan luar negeri pada Zaman Dinasti Selatan dan Dinasti Utara juga sangat makmur. Tiongkok pada waktu itu berhubungan luas dengan dunia luar, antara lain, Jepang dan Korea di sebelah timur, negara-negara di bagian Asia Tengah dan Roma di bagian barat serta negara-negara di Asia Tenggara. Setelah runtuhnya Dinasti Jin Timur pada tahun 420 Masehi, Dinasti Selatan dan Dinasti Utara menjadi salah satu masa pemecah belahan bagian selatan dan utara Tiongkok yang tidak banyak muncul dalam sejarah. Perkembangan ekonomi pada waktu itu agak tersendat karena terpecahbelahnya negara. Pada masa itu, bagian tengah Tiongkok dikuasai oleh kekuatan etnis minoritas, yang hidup campur dengan penduduk etnis Han, penduduk etnis mayoritas Tiongkok. Hidup campur antarpenduduk berbagai etnis pada waktu itu adalah tiada taranya dalam sejarah. Justru pada waktu itulah, etnis-etnis minoritas di bagian utara berangsur-angsur diasimilasi oleh etnis Han dan menjadi satu bangsa. Maka perpecahan pada Dinasti Selatan dan Dinasti Utara memainkan peran sangat penting untuk mempercepat kesatuan bangsa, dan merupakan salah satu ranting penting yang tak bisa dihilangkan dalam proses perkembangan bangsa Tionghoa. 2. Dinasti Sui Dinasti Sui didirikan oleh Yang Jian, yang kemudian disebut sebagai Kaisar Sui Wendi setelah naik takhta pada tahun 581 Masehi. Namun Dinasti Sui hanya berlangsung selama 37 tahun sebelum diruntuhkan pada tahun 618 Masehi. Walaupun Dinasti Sui hanya memelihara kehadiran dalam jangka pendek dalam sejarah, namun Kaisar Sui Wendi memberikan sumbangan cukup besar. Salah satu sumbangannya ialah mendirikan jajaran jabatan yang baru dengan mencabut jajaran jabatan lama yang berlaku pada Dinasti Zhou Barat yang berkuasa antara tahun 1027 Sebelum Masehi dan 256 Sebelum Masehi. Jajaran jabatan yang didirikan Kaisar Sui Wendi secara singkat disebut sebagai sistem jabatan tiga propinsi dan enam kementerian. Selain itu, Kaisar Sui Wendi juga menyusun hukum pidana baru yang kurang kejam dibanding dengan hukum yang diberlakukan pada Dinasti Selatan dan Dinasti Utara, dua dinasti yang berkuasa sebelumnya. Yang patut disebut ialah sistem ujian
2

Pandu Adi Saputra 2010230037

Politik Global Cina

kenegaraan yang didirikan Kaisar Sui Wendi. Sistem ujian kenegaraan adalah cara pemilihan pejabat pemerintah yang baru pada zaman kuno. Sumbangan lain lagi Kaisar Sui Wendi ialah ia memerintahkan pembuatan Terusan Besar dari Hangzhou Tiongkok Selatan ke Beijing Tiongkok Utara. Biarpun Sui Wendi banyak memberikan sumbangan, namun ia tetap diperingati dalam sejarah sebagai kaisar lalim dan justru karena kelalimannya yang luar biasa, ia akhirnya menimbulkan kemarahan sangat besar rakyat. Dan pada akhirnya ia dikenakan hukuman gantung dan berakhir pula Dinasti Sui. 3. Dinasti Tang Setelah runtuhnya Dinasti Sui, berdirilah Dinasti Tang yang berkuasa dalam sejarah selama 289 tahun antara tahun 618 Masehi dan 907 Masehi. Dinasti Tang terbagi menjadi paro pertama dan paro kedua dengan Insiden Anshi sebagai tanda batasnya. Paro pertama Dinasti Tang adalah masa makmur dan paro kedua merupakan masa bobroknya Dinasti Tang. Biarpun Dinasti Tang didirikan oleh Kaisar Tang Gaozu, tapi putranya Li Shimin, yaitu Kaisar Tang Taizong yang berhasil menyatukan Tiongkok dengan memakan waktu 10 tahun. Setelah Li Shimin naik takhta, Dinasti Tang yang berada di bawah pimpinannya mencapai perkembangan dan kemakmuran yang tiada taranya dalam sejarah, bahkan muncul Pemerintahan Zhenguan Yang Unggul, di mana Tiongkok berada di urutan depan dunia di bidang politik, ekonomi dan kebudayaan. Setelah itu muncul pula Pemerintahan Kaiyuan yang makmur pada masa kekuasaan Kaisar Tang Xuanzong, di mana negara menjadi kuat dan rakyat menjadi kaya. Namun justru pada masa berkuasanya Kaisar Tang Xuanzong, terjadi Insiden Anzhi yang mengakibatkan Dinasti Tang menempuh jalan bangkrut dan runtuh. Pada Zaman Dinasti Sui dan Dinasti Tang, Tiongkok banyak berprestasi dalam pembaruan perundangan-undangan dan sistem, misalnya pada kedua dinasti itu didirikan sistem jajaran pejabat tiga propinsi dan enam kementerian, sistem ujian kenegaraan dan undangundang perpajakan baru yang semuanya menimbulkan pengaruh menjangkau jauh terhadap masa kemudian. Pada Zaman Dinasti Sui dan Dinasti Tang, dijalankan kebijakan terbuka terhadap dunia luar sehingga pertukaran ekonomi dan kebudayaan antara Tiongkok dan luar negeri sangat makmur. Pada Dinasti Tang, penciptaan karya sajak sangat makmur dan muncul banyak penyair yang brilian, antara lain, Li Bai, Du Fu pada masa awal Dinasti Tang, Bai Juyi pada masa tengah dan Li Shangyin dan Du Mu pada masa akhir. Sedangkan gerakan bahasa kuno yang diprakarasi oleh Han Yu dan Liu Zongyuan juga berpengaruh besar terhadap masa kemudian. Dinasti Tang
3

Pandu Adi Saputra 2010230037

Politik Global Cina

juga adalah suatu masa di mana penciptaan karya kaligrafi dan karya lukisan mengalami perkembangan sangat besar. Tari-tarian dan kesenian lukisan gua batu di Dinasti Tang juga mencapai taraf yang sangat tinggi. Di bidang ilmu pengetahuan, teknik cetak dan mesiu, dua penemuan besar dalam sejarah juga muncul pada kedua dinasti itu. Pada masa akhir Dinasti Tang, politik dan pemerintahannya sangat kacau dan kerap kali terjadi pertarungan politik dan kekuasaan. Pemberontakan petani pun sering terjadi, di antaranya diberi nama Pemberontakan Huang Cao. Salah seorang pemimpinnya, Zhu Wen mula-mula membelot dan menyerah kepada pasukan Dinasti Tang, tapi kemudian ia menggulingkan Dinasti Tang dan mendirikan Dinasti Hou Liang, dinasti pertama Lima Zaman yang berkuasa sesudah Dinasti Tang, dengan mengangkat dirinya sebagai kaisar. 4. Dinasti Song Pada tahun 960 Masehi, Zhao Kuangyin yang disebut sebagai Kaisar Songtaizu setelah naik tahta mendirikan Dinasti Song melalui suatu kudeta dan berakhirlah situasi terpecah belahnya Tiongkok. Dinasti Song berkuasa selama 319 tahun dalam sejarah sebelum diruntuhkan oleh Dinasti Yuan pada tahun 1279 Masehi. Dinasti Song terbagi menjadi Song Utara dan Song Selatan. Pada masa berkuasanya Dinasti Song Utara, Etnis Qidan di bagian utara Tiongkok mendirikan Negara Liao yang berkuasa antara tahun 947 dan tahun 1125 Masehi. Sedangkan Etnis Dangxiang mendirikan Negara Xixia (1038-1227) di bagian barat laut Tiongkok. Pada tahun 1115 Masehi, Etnis Nuzhen di bagian utara Tiongkok mendirikan negara Jin yang berkuasa antara tahun 1115 dan 1234 Masehi. Negara Jin yang didirikan Etnis Nuzhen membasmi Negara Liao Etnis Qidan pada tahun 1125 dan pada tahun 1127 menginvasi ke Kaifeng, ibu kota Dinasti Song dengan membajak dua kaisar Dinasti Song, yaitu Kaisar Songhui dan Kaisar Songqin. Invasi pasukan Negara Jin itu menandaskan berakhirnya Dinasti Song Utara. Setelah itu, Kaisar Song Gaozong naik takhta di Yingtianfu (Shangqiu, Propinsi Henan, Tiongkok Tengah sekarang). Kemudian ia melarikan diri ke Linan (Hangzhou sekarang) untuk mendirikan Dinasti Song Selatan. Zaman Dinasti Song Utara adalah masa berkonfrontasi melawan Negara Liao, Xia dan Jin, tiga pemerintahan etnis minoritas di bagian utara; sedangkan Dinasti Song Selatan merupakan masa melesat dan dinasti tersebut setelah berpindah ibu kota ke bagian selatan Tiongkok. Setelah Dinasti Song Utara menyatukan bagian utara, Tiongkok mengalami perkembangan sangat besar di bidang sosial, ekonomi dan kebudayaan. Perdagangan Tiongkok
4

Pandu Adi Saputra 2010230037

Politik Global Cina

dengan luar negeri pada waktu itu juga sangat makmur. Pada Dinasti Song Utara diadakan reformasi politik oleh sebagian pejabat, namun reformasi itu gagal membantu pemerintah Dinasti Song Utara memelihara kemakmuran dalam jangka panjang biarpun berhasil menyelesaikan sejumlah kontradiksi yang terdapat pada masa itu. Pemberontakan kaum tani yang dipimpin oleh Fang La dan Song Jiang sempat menggoyahkan kekuasaan bobrok pemerintah Kaisar Song Huizong. Setelah Negara Jin Etnis Nuzhen menggulingkan pemerintah Dinasti Song Utara, pemerintah Dinasti Song yang berkuasa di bagian selatan Tiongkok sudah kehilangan ambisi untuk menyatukan kembali bagian utara. Bersamaan itu, orang Qidan di bagian utara Tiongkok mendirikan Negara Liao (947-1125 Masehi); Etnis Dangxiang mendirikan Negara Xixia (10381227 Masehi) di bagian barat laut Dinasti Song. Dengan demikian, terbentuklah konfigurasi berkonfrontasi antara tiga negara, yaitu Dinasti Song, Negara Liao dan Negara Xixia. Pada tahun 1115, Etnis Nuzhen mendirikan Negara Jin di bagian utara Tiongkok. Negara Jin membasmi Negara Liao pada tahun 125 dan pada tahun 1127 menyerbu masuk ke Kaifeng, ibu kota Dinasti Song dengan membajak Kaisar Song Huizong dan Kaisar Song Qin, berakhirlah pemerintah Dinasti Song Utara. Setelah itu Kaisar Song Gaozu bernama Zhao Gou naik takhta di Yingtianfu, Nanjing (Shangqiu, Propinsi Henan sekarang), kemudian melarikan diri ke Lingan (Hangzhou sekarang). Aksi militer melawan pasukan Negara Jin yang dipimpin oleh jenderal terkenal Yue Fei dalam pandangan mata pihak penguasa hanya merupakan aksi untuk mempertahankan kekuasaannya. Pada masa itu berkuasanya Dinasti Song, Tiongkok mencapai banyak prestasi di bidang iptek. Teknologi kompas dan cetak serta pembuatan mesiu. Buku Mengxibitan karya Shen Kuo mempunyai kedudukan tinggi dalam sejarah iptek dunia. Kegiatan kebudayaan pada waktu itu juga sangat makmur. Agama Dao, agama Budha dan agama lainnya yang berasal dari luar negeri sangat populer pada masa itu. Pada Zaman Dinasti Song dan Dinasti Jin kemudian, opera juga mengalami perkembangan yang sangat besar. Masa itu juga terkenal dengan lukisan yang mengutamakan isi pemandangan alam, burung dan bunga. Lukisan Qingming Shanghetu yang dari Zhang Zeduan adalah karya lukisan abadi dalam sejarah lukisan Tiongkok. 5. Dinasti Yuan Timuzhen dari Mongolia mendirikan negaranya pada tahun 1206, dan pada tahun 1271, Kublai-Khan menetapkan nama negaranya sebagai Yuan, dan pada tahun 1279, menetapkan ibu kotanya di Dadu ( Beijing sekarang ) setelah mengalahkan Dinasti Song.
5

Pandu Adi Saputra 2010230037

Politik Global Cina

Bangsa Mongol semula menetap di sebelah barat Gurun Pasir, Tiemuzhen mengalahkan berbagai marga, menyatukan Mongol dan mendirikan Negara Mongol, menamakan dirinya sebagai Genghis Khan. Pada Dinasti Yuan ( 1206-1368 ), utusan, pedagang yang timbal balik antara Timur dan Barat lebih banyak dari pada masa sebelumnya. Dinasti Yuan kerap berhubungan dengan Jepang dan berbagai negara Asia Tenggara. Pada tahun 1275, anak pedagang Venezia, Marco Polo mengikuti ayahnya berkunjung ke Tiongkok dan menetap selama 17 tahun. Marco Polo meninggalkan karyanya Perjalanan , salah satu dokumen penting bagi orang Barat untuk mengenal Tiongkok dan Asia. Di bidang budaya, Melodi Yuan paling mengagumkan, tokoh representatif, antara lain Guan Hanqin dan Wang Shifu, dan karya representatif, antara lain Dou E Yuan dan Xi Xiang Ji . Pada tahun 1333, pemberontakan kaum tani dengan agama dan persekutuan rahasia sebagai ikatan menyebar luas ke seluruh negeri. Pada tahun 1351, kaum tani buruh yang membenahi Sungai Kuning memicu pemberontakan dengan kain merah sebagai tandanya. Pada tahun 1341, Kepala Tentara Kain Merah Zhu Yuanzhang berhasil menggulingkan Dinasti Yuan dan mendirikan Dinasti Ming. 6. Dinasti Ming Dinasti Ming didirikan pada tahun 1368 dengan ibu kotanya di Nanjing. Kaisar Ming Taizu, yaitu kaisar pertama Dinasti Ming, bernama Zhu Yuanzhang. Selama 31 tahun berkuasanya, Kaisar Ming Taizu berupaya keras memperkuat kekuasaan pemerintah pusat. Untuk mengintensifkan kekuasaannya, Kaisar Ming Taizu berturut-turut menghukum mati banyak menteri yang pernah berjasa besar terhadap Dinasti Ming. Setelah Kaisar Ming Taizu meninggal dunia, cucunya Kaisar Jian Wendi naik takhta, namun pada hari kemudian pasukannya dikalahkan oleh pasukan pimpinan pamannya yang bernama Zhu Li. Setelah naik takhta, Zhu Li menganugerahi dirinya gelar Kaisar Ming Chengzu dan memindahkan ibu kota dari Nanjing ke Beijing pada tahun 1421. Walaupun Dinasti Ming memperkuat kekuasaan pemerintah pusat, namun banyak kaisar pada dinasti itu sangat bodoh atau berusia terlalu muda untuk menangani urusan negara dengan sebaik-baiknya sehingga kekuasaan berangsur-angsur dipegang oleh pejabat kasim. Pada

Pandu Adi Saputra 2010230037

Politik Global Cina

pertengahan masa Dinasti Ming terjadi beberapa kali pemberontakan petani, namun semuanya ditindas oleh pasukan Dinasti Ming. Pada masa Dinasti Ming terdapat seorang negarawan bernama Zhang Juzheng. Ia mengusulkan pemerintah mengadakan reformasi untuk meredakan kontradiksi sosial dan menyelamatkan kekuasaan Dinasti Ming. Berkat reformasi yang diprakarsai oleh Zhang Juzheng, penyelenggaraan pemerintahan berhasil dibenahi, pertanian dibangkitkan, irigasi diperbaiki dan bermacam-macam pajak dapat disatukan sehingga pada derajat tertentu meringankan beban rakyat. Pada masa Dinasti Ming, pertanian mengalami perkembangan yang lebih besar. Kegiatan ekonomi dan kebudayaan Dinasti Ming dengan luar negeri sangat berkembang. Yang patut disebut ialah Zheng He, pelayar terkenal Dinasti Ming. Ia berturut-turut untuk tujuh kali memimpin armada berlayar ke Samudera Barat, yaitu Pasifik Selatan dan Barat serta Samudera India. Selama pelayarannya, Zheng He dan armadanya pernah berkunjung ke 30 lebih negara dan daerah Asia dan Afrika. Pada masa Dinasti Ming, ekonomi komoditas mengalami perkembangan besar dan muncul benih kapitalisme. Pada awal masa Dinasti Ming, di masyarakat terdapat banyak tanah tandus tanpa pemilik. Untuk mengembangkan pertanian, Kaisar Ming Taizu memberikan tanah tandus kepada para pengungsi yang mengembara ke sana kemari supaya mereka menetap di suatu daerah. Selain itu, Kaisar Ming Taizu melaksanakan kebijakan peringanan dan pembebasan pajak pertanian sehingga jumlah petani yang memiliki tanahnya sendiri bertambah dengan besar-besaran. Pada waktu itu banyak jenis baru tanaman, antara lain, tembakau, kentang, jagung dan kacang tanah berturut-turut memasuki Tiongkok. Pada waktu itu, industri kerajinan tangan Tiongkok, antara lain, pembuatan porselin dan tekstil juga mencapai taraf yang cukup tinggi. Bahkan di Tiongkok muncul pemilik puluhan perkakas tenun dan buruh tenun yang khusus untuk dipekerjakan. Kesemua itu menyatakan bahwa kapitalisme sudah menunjukkan benihnya di Tiongkok. Pada masa akhir Dinasti Ming, gejala terpusatnya tanah garapan sangat serius; tanah garapan yang dimiliki oleh keluarga kekaisaran dan raja terdapat di mana-mana. Sementara itu, pajak pertanian yang dikenakan oleh pemerintah juga semakin bertambah sehingga kontradiksi sosial semakin meruncing. Sebagian pejabat berharap agar kontradiksi sosial dapat diredakan dan meminta pemerintah membendung kekuasaan istimewa yang dinikmati oleh pejabat orang kasim
7

Pandu Adi Saputra 2010230037

Politik Global Cina

dan keluarga ningrat. Pejabat yang berpandangan demikian sering memberi kuliah dan komentar tentang pemerintahan dan disebut sebagai Golongan Partai Donglin. Kemudian pejabat Golongan Partai Donglin mengalami persekusi oleh bangsawan dan pejabat orang kasim dan ini lebih-lebih meningkatkan ketidaktenteraman sosial. Sementara itu, perjuangan di pedesaan juga semakin menajam. Pada tahun 1627, di Propinsi Shaanxi Tiongkok Barat Laut terjadi bencana alam, tapi pemerintah setempat tetap mengenakan pajak berat terhadap rakyat sehingga penduduk di sana mengadakan pemberontakan. Pasukan pemberontakan petani kemudian berhasil mengalahkan pasukan Dinasti Ming dan menyerbu masuk ke Beijing pada tahun 1644. Kaisar Chongzhen yang berkuasa pada masa itu terpaksa gantung diri di Beijing, berakhirlah Dinasti Ming. 7. Dinasti Qing Dinasti Qing yang berkuasa antara tahun 1644 dan 1911 adalah dinasti terakhir dalam sejarah Tiongkok dengan sepuluh kaisar berturut-turut naik takhta di Beijing dengan masa berkuasanya berlangsung selama 268 tahun. Luas wilayah Dinasti Qing pada masa puncaknya pernah mencpai 12 juta kilometer persegi. Pada tahun 1644, pasukan pemberontakan pimpinan Li Zicheng menyerbu masuk ke Beijing dan menggulingkan pemerintahan Dinasti Ming. Kaisar terakhri Dinasti Ming, yaitu Kaisar Chongzhen gantung diri di sekitar istana. Pasukan Dinasti Qing menggunakan kesempatan runtuhnya pemerintah Dinasti Ming menyerbu masuk dari Benteng Shanghaiguan, tempat strategis yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan Dinasti Ming, dan mengalahkan pasukan pemberontakan petani Li Zicheng. Setelah itu, Dinasti Ming memindahkan ibu kotanya dari Shengjing (Shenyang sekarang) Tiongkok Timur Laut ke Beijing. Setelah itu, pasukan Dinasti Qing berangsur-angsur menindas pasukan pemberontakan petani dan kekuatan-kekuatan anti Dinasti Ming sehingga setapak demi setapak menyatukan Tiongkok. Pada awal masa berkuasanya, pemerintah Dinasti Qing mengambil kebijakan yang menganjurkan penggarapan tanah tandus serta mengurangi dan membebas pajak sehingga masyarakat dan ekonomi baik di pedalaman maupun di daerah perbatasan mengalami perkembangan tertentu. Sampai pada pertengahan abad ke-18, ekonomi feodal mencapai satu puncak yang baru dan masa itu dipuji sejarahwan sebagai Masa Makmur Kangxi, Yongzheng dan Qianlong. Pada waktu itu, sistem monarki pemerintah pusat berkembang lebih lanjut,

Pandu Adi Saputra 2010230037

Politik Global Cina

kekuatan negara meningkat, tata tertib sosial stabil. Pada akhir abad ke-18, jumlah penduduk di Tiongkok sudah mencapai 300 juta jiwa kurang lebih. Tahun 1661, Zheng Chenggong memimpin armada menyeberangi Selat Taiwan dan mengalahkan kolonialis Belanda yang sudah bercokol di Taiwan selama 38 tahun. Pada awal tahun kedua, kolonialis Belanda menyerah diri dan Taiwan kembali ke pangkuan tanah air. Pada akhir abad ke-16, Rusia Tsar mengadakan ekspansi ke timur. Pada waktu tentara Dinasti Qing menyerbu masuk ke pedalaman, pasukan Rusia Tasar dengan menggunakan kesempatan itu menduduki Yaksa dan Nibuchu. Pemerintah Dinasti Qing berkali-kali menuntut agresor Rusia Tasar menarik diri dari wilayah Tiongkok. Tahun 1685 dan 1686, Kaisar Kangxi memerintahkan tentara Dinasti Qing dua kali menyerbu pasukan Rusia Tsar di Yaksa. Tentaran Rusia terpaksa menyetujui mengadakan perundingan untuk menyelesaikan masalah perbatasan sektor timur Tiongkok-Rusia. Tahun 1689, wakil-wakil Tiongkok dan Rusia mengadakan prundingan di Nichersink. Dan secara resmi menandatangani perjanjian perbatasan pertama, yaitu Perjanjian Nibuchu. Pada masa pertengahan berkuasanya Kaisar Qianlong, tentara Dinasti Qing menaklukkan kekuatan-kekuatan separatis di Xinjiang Tiongkok Barat Laut dan berhasil menyatukan daerah tersebut. Sementara itu, pemerintah Dinasti Qing mengambil serentetan kebijakan untuk mengembangkan ekonomi, kebudayaan dan hubungan lalu lintas di daerah perbatasan. Pada masa Dinasti Qing, pemerintah tetap menjunjung kebijakan pengembangan pertanian sebagai kebijakan pokoknya, tapi dalam hubungan dengan luar negeri, Dinasti Qing sangat terisolasi karena cenderung menutup diri. Setelah masa pertengahan, berbagai kontradiksi masyarakat Dinasti Qing mulai meruncing, sementara itu perjuangan pemberontakan juga kerap kali terjadi, di antaranya pemberontakan Balianjiao mengakhiri masa emas pemerintahan Dinasti Qing. Akibat Perang Opium pada tahun 1840 dan agresi imperialisme setelah itu, pemerintah Dinasti Qing terpaksa menandatangani serentetan perjanjian pincang dengan agresor. Berdasarkan perjanjian-perjanjian pincang tersebut, Tiongkok berangsur-angsur terjerumus ke dalam sosial semi feodal dan semi kolonial. Pada akhir masa Dinasti Qing, pemerintahannya sangat bobrok dan pikirannya kaku. Tiongkok pada waktu kelihatannya seperti pengecut yang penuh rasa rendah diri sehingga setapak demi setapak memasuki masa bangkrut dan rakyatnya hidup dalam kesengsaraan. Dengan demikian di Tiongkok meletuslah serentetan gerakan anti
9

Pandu Adi Saputra 2010230037

Politik Global Cina

imperialisme dan feodalisme, antara lain, pembeorntakan Taiping Tianguo dan Nianjun. Untuk menyelamatkan kekuasaannya, kelas pengusasa juga mengadakan sebagian kegiatan reformasi di tubuh intern, misalnya Gerakan Belajar Ilmuwan Barat dan Reformasi Wuxu, dengan tujuan membawa Tiongkok ke jalan makmur dan merdeka, tapi upaya itu semuanya berakhir dengan kegagalan. Pada waktu itu tak terbilang banyaknya tokoh berjuang bermandi darah untuk menyelamatkan bangsa dari krisis. Sejarah modern Tiongkok merupakan suatu masa yang penuh patriotisme. Tahun 1911, kekuasan Dinasti Qing digulingkan oleh Revolusi Xinhai. Dengan demikian berakhirlah sistem kekaisaran feodal yang sudah berlangsung selama dua ribu tahun lebih. Tiongkok pun mulai maju ke satu periode yang baru.

10

You might also like