Professional Documents
Culture Documents
S
: Densitas padatan ,gr.cm
-3
L
: Waktu sedimentasi ,s
DAFTAR GAMBAR
Hal
Grafik 1. Hubungan antara Z Vs pada tabung besar Co = 10 gr/lt
..20
Grafik 2. Hubungan antara Z Vs pada tabung kecil Co = 10 gr/lt
..21
Grafik 3. Hubungan antara Z Vs pada tabung besar Co = 20 gr/lt
..22
Grafik 4. Hubungan antara Z Vs pada tabung kecil Co = 20 gr/lt
..23
Grafik 5. Hubungan antara Z Vs pada tabung besar Co = 30 gr/lt
..24
Grafik 6. Hubungan antara Z Vs pada tabung kecil Co = 30 gr/lt
..25
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Hubungan antara tinggi batas bidang dening keruh ( z ) dengan waktu
sedimentasi () pada Co = 10 gr/lt
.16
Tabel 2. Hubungan antara tinggi batas bidang dening keruh ( z ) dengan waktu sedimentasi ()
pada Co = 20 gr/lt
.17
Tabel 3. Hubungan antara tinggi batas bidang dening keruh ( z ) dengan waktu sedimentasi ()
pada Co = 30 gr/lt
.18
Tabel 4. Hubungan antara Zi, Z
L
, 0
L
, pada konsentrasi 10 gr/lt, 20 gr/lt, 30 gr/lt
.19
Tabel 5. C
L
dan V
L
, pada konsentarasi 10 gr/lt, 20 gr/lt, 30 gr/lt
.19
INTISARI
Sedimentasi adalah cara pemisahan campuran dalam bentuk slurry berdasarkan
prinsip pengendapan oleh gaya berat menjadi cairan bening , cairan yang lebih pekat dan
endapannya.
Percobaan ini dilaksanakan dengan menggunakan zat padat CaCO
3
atau kapur dengan
konsentrasi tertentu yang berbeda dan menggunakan dua buah tabung dengan diameter yang
berbeda sebagai tempat pengendapan. Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi batas
bidang bening keruh ( Z ) setiap selang waktu () 1 menit. Percobaan dihentikan bila telah
tercapai endapan konstan. Kemudian diulang lagi dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu
pada Co=20 gr/ml , Co=40 gr/ml ,dan Co=60 gr/ml.
Dari pengamatan didapat grafik hubungan antara bidang batas bening keruh (Z)
dengan waktu () pada berbagai konsentrasi akan terlihat bahwa makin besar konsentrasi
suspensi, maka waktu pengendapannya akan semakin lama Semakin besar konsentrasi slurry,
kecepatan pengendapannya lambat, ini ditunjukkan dengan besarnya waktu yang dibutuhkan
untuk pengendapan semakin banyak. Sebaliknya semakin kecil konsentrasi slurry, kecepatan
pengendapannya cepat, ini ditunjukkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk pengendapan
semakin kecil. Berdasarkan grafik hubungan Z Vs kemudian dibuat grafik hubungan
kecepatan sedimentasi (V
L
) dengan konsentrasi padatan (C
L
) dimana semakin besar
konsentrasi padatan yang terbentuk maka semakin turun kecepatannya. Kemudian pengaruh
diameter tabung terhadap kecepatan sedimentasi didapat dari factor korelasi dinding untuk
aliran laminar dimana semakin besar diameter tabung maka semakin besar kecepatan
sedimentasinya
A. Latar Belakang
Didalam prakteknya banyak dijumpai proses yang melibatkan zat padat dengan cairan,
serta proses pemisahan zat padat dengan cairan tersebut. Salah satunya adalah proses
sedimentasi.
Sedimentasi dapat diartikan sebagai pemisahan suspensi menjadi cairan dan zat padat
yang lebih pekat, dimana prinsip pengendapannya berdasarkan gaya berat (gravitasi). Proses
sedimemtasi banyak digunakan dalam dunia industri, biasanya pada unit pemisahan. Pada
umumnya sedimentasi digunakan pada pengolahan air minum, pengolahan air limbah dan
pengolahan air limbah tingkat lanjutan. Proses sedimentasi banyak digunakan karena
prosedurnya yang sederhana dan hasilnya baik.
pelaksanaanya, sedimentasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara batch dan
kontinyu. Sedangkan untuk skala laboratorium dilakukan secara batch.
B. Tujuan Percobaan
1. Mempelajariberbagaipengaruhkonsentrasipadatanterhadapkecepatansedimentasi pada
slurry CaCO
3
dalam air dengansedimentasisecara batch.
2. Mempelajarihubunganpengaruhantara diameter tabungdengankecepatansedimentasi.
C. Dasar Teori
Sedimentasi adalah pemisahan suspensi cairan yang jernih dan endapan yang mengandung
padatan dengan konsentrasi yang kebih tinggi (G.G Brown, 1956).Endapanadalahzat yang
memisahkandirisebagaisuatufasepadatkeluardarilarutan (Vogel,1979).
Proses sedimentasi yang dijalankan secara batch, seperti yang dijalankan di dalam
laboratorium, digunakan untuk kapasitas kecil. Sedangkan sedimentasi secara kontinyu biasa
digunakan di dalam industri dengan kapasitas besar.
Mekanisme sedimentasi secara batch dapat digambarkan sebagai berikut :
Gam
bar
1.
Mek
anis
me
sedimentasi secara batch
Keterangan gambar:
A. Cairanbeningataufluidabebasbutiran
B. Bagiandengankonsentrasiseragam
C. Bagian dengan distribusi berbagai ukuran partikel dan konsentrasi tidak seragam
D. Bagiantransisiatautitikkritis
E. Endapanpartikel-partikelpadat
Partikel mulai mengendap dan diasumsikan mencapai kecepatan maksimum dengan cepat.
Zona D yang terbentuk terdiri dari distribusi berbagai ukuran dan konsentrasi partikel yang tidak
seragam (c), bagian (b) adalah bagian dengan partikel - partikel yang berukuran hampir sama dan
mempunyai konsentrasi yang seragam.
Mekanisme sedimentasi dapat dijelaskan dengan teori gerak partikel padat dalam fluida. Jika
butir padat seberat M gram jatuh bebas dengan kecepatan V cm/s relatif terhadap fluida
dimana densitas padatan dan densitas fluida dicari, maka partikel tersebut mengalami tiga
macam gaya yaitu:
1. Gaya gravitasidenganarahkebawah
Fg = mg .................................................................................................... (1)
dimana :
Fg = gayagesek
m =massaparikel
g = kecepatangrvitasi
2. Gayaapungdenganarahkeatas
Fb = (m. .g)/
s
= V
s
. .g ................................................................... (2)
dimana :
Fb = gayaapung
m =massapartikel
g = kecepatangrvitasi
v
s
=kecepatanpadatan
= densitas
s
= densitas
3. Gaya gesekan/ drag force berlawanan arah dengan gerak benda
Fd = (Cd.V
2
. .A) / 2 .............................................................................. (3)
dimana :
Fd = gaya gesek
Cd = koefisien gaya gesek
v = kecepatanpadatan
A = luaspenampangaliran
= densitas
Ketiga gaya pada partikel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 2. Gerak jatuh partikel dalam fluida
Resultan gaya-gaya yang bekerja
(Fg Fb Fd) g
c
= m dv/d ................................................................... (4)
Dengan mendistribusikan persamaan (1), (2) , (3) ke dalam persamaan (4), maka :
dv/d0 = g (
s
/ ) g [(Cd.v
2
. .A)/2m] .......................................... (5)
dv/d = g (1 -
s
/ ) [(Cd.v
2
. .A)/2m] .......................................... (6)
Untuk partikel yang terbentuk bola, A = t .Dp
2
/ 4 dan m = ( t . Dp
3
/ 6), persamaan (6) menjadi
:
dv/d = g (1 -
s
/ ) [(3.Cd.v
2
. .A) /2m] .................................... (7)
Pada terminal velocity, dc/d = 0, sehingga :
(3.Cd.v
2
.
) / (4.Dp.
s
) = g (1-
s
/ ) .................................................. (8)
Persamaan (8) diselesaikanmenjadi :
( )
. . 3
. . 4
Cd
Dp g
Vt
s
= ............................................................................ (9)
Harga Cd dapatdicaridengangrafikDpvsN
Rc
padabuku Perrys Chemical Engineers Handbook
edisi 7.
( )
Rc
N V Dp
Cd
24
/ . .
24
= =
....................................................................... (10)
Persamaan (10) disubtitusikan ke persamaan (9):
( )
. 18
. .
2
Dp g
Vt
s
= ............................................................................ (11)
dimana :
g = percepatangravitasi (m/s
2
)
Cd = drager efisien
A = luas proyeksi partikel terhadap arah gerakan (m
2
)
s
= densitas padatan (kg/m
3
)
= densitas fluida (kg/m
3
)
m = massa padatan (kg)
Vt = kecepatan terminal (m/s)
Gerak partikel di dalam fluida, terbagi dalam 3 periode, yaitu :
1. Periode jatuh dengan percepatan karena gaya gravitasi.
2. Free Settling
Periode jatuh dengan kecepatan tetap, yang berpengaruh hanya gaya gravitasi.
3. Hindered Settling
Periode dimana kecepatan sedimentasi berkurang ketika terjadi kenaikan konsentrasi, yang
disebabkan karena kenaikan densitas dan viskositas.
Kecepatan pengendapan merupakan fungsi dari konsentrasi padatan dalam fluida dengan
pertolongan grafik hubungan antara tinggi bidang batas bening keruh (z) terhadap waktu ().
Gambar 3. Hubungan antara tinggi batas bening keruh (z) dan waktu ()
Kecepatan sedimentasi dapat dicari dari slope garis singgung kurva. Contoh pada gambar
(3).
Kecepatansedimentasi:
V
L
= slope = tg. o = y/x = (z
1
z
L
)/
L
.................................................. (12)
Hubungan antara konsentrasi dengan kecepatan sedimentasi dapat dilihat, sebagai berikut :
(v + dv + v
L
) C - dC
C, V + V
L
Gambar 4 . Hubungan kecepatan dengan konsentrasi pada lapisan batas
dimana :
C = Konsentrasi padatan pada lapisan
V
L
= kecepatan pengandapan dari partikel pada lapisan
(V+dV+V
L
) = kecepatan padatan masuk ke dalam lapisan dilihat dari permukaan
lapisan
(C dC) = konsentrasi padatan masuk ke dalam lapisan.
(V+V
L
) = kecepatan padatan ke luar lapisan dilihat dari permukaan
lapisan.
Daripersamaandiataslaludibuatneracamassaprosessedimentasi :
(C-dC)A (V+dV+V
L
) = CA (V+V
L
) .............................................. (13)
Untuk luas penampang (A) yang konstan, maka persamaan (13) menjadi:
V
L
= C dV/dC V dV ...................................................................... (14)
dV dapat diabaikan, karena kecil:
V
L
= C dV/dC V ............................................................................... (15)
Asumsi kecepatan adalah fungsi dari konsentrasi:
V
L
= f(C)
dV/dC = f (C)
Jika C tetap pada lapisan, maka f ( C ), f (C) dan V
L
, tetap. Harga V
L
yang tetap di dalam
kecepatan bidang batas dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi padatan pada lapisan dari
penyelesaian secara batch.
Jumlah padatan yang melewati lapisan sama dengan jumlah padatan total karena lapisan ini
mempunyai konsentrasi yang mulai terbentuk dari bawah dan menuju atas ke bidang batas,
sehingga :
C
L
.A
L
.
L
. (V+V
L
) = C
0
.z
0
.A ............................................................... (15)
dimana:
C
0
= konsentrasiawaldaripadatantersuspensi
z
0
= tinggiawaldaripadatantersuspensi
A = luassilinder
C
L
= kosentrasilapisan batas
L
= waktuuntukbergerakdaridasarkepermukaan batas
(V+V
L
) = kecepatan padatan keluar dari lapisan
Bila Z
L
adalah bidang batas saat
L
dengan V
L
konstan, maka:
L
L
L
Z
V
0
= .................................................................................................. (17)
Dari hasil plot dapat percobaan grafik z vs diperoleh V
L
sebagai slope dari kurva pada =
L
.
Garis singgung kurva pada
L
memotong ordinat pada z
i
. slope dari garis singgung ini adalah :
L
L i
L
Z Z
V
0
= .......................................................................................... (18)
Sedangkan harga C
L
dapat dicari dengan persamaan (16)
C
L
.A
L
.
L
.(V+V
L
) = C
0
.Z
0
.A
Karena A
L
= A, maka :
C
L
.A
L
.
L
.(V+V
L
) = C
0
.Z
0
.A .................................................................. (19)
) (
L L
o o
L
V V
Z C
C
+
=
0
................................................................................... (20)
L L L
o o
L
V V
Z C
C
0 0 +
= .................................................................................. (21)
L
L
L i
L
o o
L
Z
Z Z
Z C
C
+
|
.
|
\
|
=
0
0
....................................................................... (22)
L L i
o o
L
Z Z Z
Z C
C
+
=
) (
............................................................................. (23)
i
o o
L
Z
Z C
C
= ......................................................................................... (24)
Dari data konsentrasi (C
L
) dan kecepatan sedimentasi (V
L
) dapat dibentuk sebuah grafik
V
L
= f (C
L
) sebagai berikut:
V
L
V
L
= f (C
l
)
C
L
Gambar 5. Grafik hubungan C
L
vs V
Didalam sedimentasi secara kontinyu memakai alat yang disebut thickener. Sedimentasi
secara batch memakai alat yang disebut silinder, maka suspense dimasukkan di atas, kemudian
cairan bening dan padatannya dikeluarkan lewat bawah.
Proses sedimentasi secara kontinyu juga akan terdapat bagian-bagian yang sama dengan
sedimentasi secara batch, tetapi pada saat keadaan steady state umpan suspense ke dalam
penampungan sama tiap satuan waktu dengan sludge (lumpur) dan cairan bening yang
dikeluarkan dari penamnpungan, sehingga tinggi masing-masing bagian akan konstan.
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A .Bahan yang digunakan :
- CaCO
3
- Air
- Methyl Orange
B. Alat yang digunakan :
a. Tabungkacabesar e.Stop watch
b. Tabungkacakecil f.Timbangan
c. Beker glass g.Corong
d. Gelasukur h.Pengaduk
C.Rangkaianalatpercobaan :
1 2
Keterangan gambar :
1. Tabung besar
2. Tabung kecil
D. CARA KERJA
1. Diukur volume tabung (besardankecil) dengan dimasukkan air kedalamnya sampai
ketinggian tertentu, kemudian air dikeluarkan dan ditampung dengan beker glass,
kemudiandiukurdengangelasukur.
2. Dibuat slurry (CaCO
3
+ Air) dengan konsentrasi (10gr/L;20gr/L;30gr/L ,dicampur /
diaduk sampai homogen dengan metyl orange (1% berat).
3. Dimasukkan slurry kedalam tabung besar dan kecil bersama-sama sehingga tinggi
permukaan keduanya sama (z
o
).
4. Diamati tinggi bidang batas bening keruh pada kedua tabung pada setiap selang
waktu 4 menit.
5. Dihentikan percobaan setelah ketinggian konstan.
6. Diulangi percobaan untuk konsentrasi slurry yang berbeda.
E. ANALISA PERHITUNGAN
Dari percobaan diperoleh hasil tinggi batas atas bidang bening keruh (ZL) dari
pembacaan skala dan harga waktu () pada percobaan dengan selang waktu yang ditentukan,
sehingga dari data yang diperoleh dapat digunakan untuk mencari Zi, ZL, dan L. Dari data
harga Zi, ZL, dan L dapat dicari harga v
L
dan c
L
dengan rumus :
L
L i
L
i
o o
L
z z
v
z
z c
c
u
=
=
.
dimana : C
0
= Konsentrasi slurry mula-mula
Zo = Tinggi slurry mula-mula
Z
i
= Perpotongan garis singgung kurva Z vs 0 dengan ordinat
C
L
= Konsentrasi slurry pada bidang batas
Z
L
= Tinggi bidang batas bening keruh pada 0 = 0
L
0
L
= Waktu sedimentasi
V
L
= Kecepatan sedimentasi
Persamaan hubungan V
L
dan C
L
dapat dicari dengan metode least square dan kemudian
dibuat grafik hubungan V
L
vs C
L
.
Dengan persamaan eksponensial:
Y = a.e
bX
ln Y = ln a + bX
Y
1
= c + bX
Lalu dengan pendekatan Least Square,didapat :
X b c n Y E + = E .
1
2 1
X b X c XY E + E = E
Setelah diperoleh c dan b maka persamaan yang didapat :
Y = a.e
bX
C
L
= a.e
) (VL b
BAB IV
PERHITUNGAN
1.Hasil pengamatan percobaan
Volume tabung besar : 500 ml
Volume tabung kecil : 250 ml
t pengamatan tinggi bidang batas : 2 menit
A.Ca = 10 gr/liter
Tabung besar
Tabel 1.Hubungan waktu (t) dengan tinggi batas bening keruh
No Waktu Tinggi batas bening keruh
1 2 25.2
2 4 25
3 6 24.9
4 8 24.9
5 10 24.9
6 12 24.9
Grafik 1.Hubungan waktu (t) dengan tinggi batas bening keruh dengan konsentrasi
y = 0.0062x
2
- 0.1132x + 25.38
24.85
24.9
24.95
25
25.05
25.1
25.15
25.2
25.25
0 5 10 15
t
i
n
g
g
i
b
a
t
a
s
b
e
n
i
n
g
k
e
r
u
h
waktu
Tinggi batas bening keruh
Poly. (Tinggi batas bening
keruh)
Tabel 2.Hubungan antara konsentrasi (CL) dengan kecepatan (VL)
No Co Zi ZL L Zo CL VL
1 10 25,156 24,98 5,7 26 10,33551 0,030877
2 10 25,058 24,92 6,6 26 10,37593 0,020909
3 10 25 24,856 7,8 26 10,4 0,018462
Grafik 2.Hubungan antara konsentrasi (CL) dengan kecepatan (VL)
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
10.32 10.34 10.36 10.38 10.4 10.42
V
L
CL
VL
Tabung kecil
Tabel 3.Hubungan waktu (t) dengan tinggi batas bening keruh
No Waktu Tinggibatasbeningkeruh
1 2 25.8
2 4 25.6
3 6 25.5
4 8 25.5
5 10 25.5
6 12 25.5
Grafik 3.Hubungan waktu(t) dengan tinggi batas bening keruh dengan konsentrasi
y = 0.0062x
2
- 0.1132x + 25.98
25.45
25.5
25.55
25.6
25.65
25.7
25.75
25.8
25.85
0 5 10 15
t
i
n
g
g
i
b
a
t
a
s
b
e
n
i
n
g
k
e
r
u
h
waktu
Series1
Poly. (Series1)
Tabel 4.Hubungan antara konsentrasi (CL) dengan kecepatan (VL)
No Co Zi ZL L Zo CL VL
1 10 25,81 25,58 5,1 26 10,07361 0,045098
2 10 25,71 25,51 6,1 26 10,1128 0,032787
3 10 25,595 25,48 7,8 26 10,15823 0,014744
Grafik 4.Hubungan antara konsentrasi (CL) dengan kecepatan (VL)
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0.04
0.045
0.05
10.06 10.08 10.1 10.12 10.14 10.16 10.18
V
L
CL
VL
B.Ca = 20gr/liter
Tabung besar
Tabel 5.Hubungan waktu (t) dengan tinggi batas bening keruh
No Waktu Tinggibatasbeningkeruh
1 2 25.3
2 4 25.1
3 6 24.8
4 8 24.8
5 10 24.8
6 12 24.8
Grafik 5.Hubungan waktu(t) dengan tinggi batas bening keruh dengan konsentrasi
y = 0.0098x
2
- 0.1861x + 25.64
24.7
24.8
24.9
25
25.1
25.2
25.3
25.4
0 2 4 6 8 10 12 14
t
i
n
g
g
i
b
a
t
a
s
b
e
n
i
n
g
k
e
r
u
h
waktu
Tinggi batas bening keruh
Poly. (Tinggi batas bening
keruh)
Tabel 6.Hubungan antara konsentrasi (CL) dengan kecepatan (VL)
No Co Zi ZL L Zo CL VL
1 20 25,38 24,94 5,2 26 20,48857 0,084615
2 20 25,22 24,88 6,4 26 20,61856 0,053125
3 20 25,2 24,78 7,8 26 20,63492 0,053846
Grafik 6.Hubungan antara konsentrasi (CL) dengan kecepatan (VL)
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
20.45 20.5 20.55 20.6 20.65
V
L
CL
VL
Tabung kecil
Tabel 7.Hubungan waktu(t) dengan tinggi batas bening keruh
No Waktu Tinggibatasbeningkeruh
1 2 25.9
2 4 25.8
3 6 25.6
4 8 25.6
5 10 25.6
6 12 25.6
Grafik 7.Hubungan waktu(t) dengan tinggi batas bening keruh dengan konsentrasi
y = 0.0058x
2
- 0.1112x + 26.11
25.55
25.6
25.65
25.7
25.75
25.8
25.85
25.9
25.95
0 2 4 6 8 10 12 14
t
i
n
g
g
i
b
a
t
a
s
b
e
n
i
n
g
k
e
r
u
h
waktu
Tinggi batas bening keruh
Poly. (Tinggi batas bening
keruh)
Tabel 8.Hubungan antarakonsentrasi (CL) dengan kecepatan (VL)
No Co Zi ZL L Zo CL VL
1 20 25,93 25,68 5,3 26 20,05399 0,04717
2 20 25,82 25,62 6,8 26 20,13943 0,029412
3 20 25,71 25,59 8,1 26 20,22559 0,014815
Grafik 8.Hubungan antarakonsentrasi (CL) dengankecepatan (VL)
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0.04
0.045
0.05
20 20.05 20.1 20.15 20.2 20.25
V
L
CL
VL
C.Ca = 30 gr/liter
Tabung besar
Tabel 9.Hubungan waktu (t) dengan tinggi batas bening keruh
No Waktu Tinggibatasbeningkeruh
1 2 25.3
2 4 25.1
3 6 24.8
4 8 24.8
5 10 24.8
6 12 24.8
Grafik 9.Hubunganwaktu(t) dengantinggibatasbeningkeruhdengankonsentrasi
y = 0.0098x
2
- 0.1861x + 25.64
24.7
24.8
24.9
25
25.1
25.2
25.3
25.4
0 2 4 6 8 10 12 14
t
i
n
g
g
i
b
a
t
a
s
b
e
n
i
n
g
k
e
r
u
h
waktu
Tinggi batas bening keruh
Poly. (Tinggi batas bening
keruh)
Tabel 10.Hubungan antara konsentrasi (CL) dengan kecepatan (VL)
No Co Zi ZL L Zo CL VL
1 30 25,35 24,95 5 26 30,76923 0,08
2 30 25,2 24,85 6,4 26 30,95238 0,054687
3 30 25,05 24,79 7,6 26 31,13772 0,034211
Grafik 10.Hubungan antara konsentrasi (CL) dengan kecepatan (VL)
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
30.7 30.8 30.9 31 31.1 31.2
V
L
CL
VL
Tabungkecil
Tabel 9.Hubungan waktu (t) dengan tinggi batas bening keruh
No Waktu Tinggi batas bening keruh
1 2 25.9
2 4 25.8
3 6 25.8
4 8 25.8
5 10 25.8
6 12 25.8
Grafik 11.Hubungan waktu(t) dengan tinggi batas bening keruh dengan konsentrasi
y = 0.0022x
2
- 0.0384x + 25.95
25.76
25.78
25.8
25.82
25.84
25.86
25.88
25.9
25.92
0 2 4 6 8 10 12 14
t
i
n
g
g
i
b
a
t
a
s
b
e
n
i
n
g
k
e
r
u
h
waktu
Tinggi batas bening keruh
Poly. (Tinggi batas bening
keruh)
Tabel 12.Hubungan antara konsentrasi (CL) dengan kecepatan (VL)
No Co Zi ZL L Zo CL VL
1 30 25,912 25,83 4 26 30,10188 0,0205
2 30 25,87 25,8 6 26 30,15075 0,011667
3 30 25,836 25,79 7 26 30,19043 0,006571
Grafik 12.Hubungan antara konsentrasi (CL) dengan kecepatan (VL)
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
30.08 30.1 30.12 30.14 30.16 30.18 30.2
V
L
CL
VL
PEMBAHASAN
Berdasarkan data percobaan grafik dapat diamati bahwa semakin lama waktu
pengendapan , semakin berkurang kecepatan pengendapan ini ditunjukkan dengan perubahan
tinggi bidang batas bening keruh tiap selang waktu semakin turun hingga didapat tinggi
bidang batas bening keruh yang konstan .
Semakin besar konsentrasi slurry, kecepatan pengendapannya lambat, ini ditunjukkan
dengan besarnya waktu yang dibutuhkan untuk pengendapan semakin banyak. Sebaliknya
semakin kecil konsentrasi slurry, kecepatan pengendapannya cepat, ini ditunjukkan dengan
waktu yang dibutuhkan untuk pengendapan semakin kecil.
Pada grafik diatas juga terlihat perbedaan kurva pada konsentrasi yang sama pada
tabung besar dan tabung kecil. Pada tabung yang besar penurunan tinggi bidang batas tiap
selang waktu lebih kecil daripada tabung yang kecil, sehingga kecepatan pengendapan pada
tabung besar lebih cepat daripada tabung kecil. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
densitas massa pada volume tabung yang mempengaruhi gaya gesekan antar partikel.
Semakin besar densitas massa pada volume tabung maka semakin besar pula gaya gesekan
antar partikel sehingga kecepatan pengendapan semakin lambat, penurunan tinggi bidang
batas bening keruh kecil, waktu yang dibutuhkan untuk pengendapan besar. Begitu pula
sebaliknya
Persen kesalahan yang terjadi disebabkan karena :
1. Selang waktu pembacaan pada saat percobaan lama, sehingga didapatkan pembacaan
yang kurang akurat.
2. Ketidaktepatan pembacaan tinggi bidang batas bening keruh.
3. Ketidaktepatan penimbanagan CaO dan methyl orange.
4. Alat yang kurang sempurna.
KESIMPULAN
1. Kecepatan sedimentasi dipengaruhi oleh konsentrasi, dimana makin besar konsentrasi
maka kecepatan sedimentasi semakin lambat.
2. Semakin lama waktu sedimentasi maka kecepatan sedimentasi semakin lambat.
3. Semakin besar diameter tabung, maka kecepatan sedimentasi akan semakin cepat, dan
waktu pengendapannya akan semakin lama.
4. Dari hasil percobaan diperoleh hubungan antara waktu dengan tinggi bidang batas bening
keruh yang dinyatakan dengan persamaan untuk masing-masing konsentrasi dan jenis
tabung.
Co (gr/ml) V tabung besar Vtabung kecil
10 0,020909
0,032787
20 0,053125
0,029412
30 0,054687 0,011667
DAFTAR PUSTAKA
Brown,G.G,Unit Operation hal 110-114
Foust,A.S,Principles of Unit Operation hal 629-63
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Arya Irmansyah (121100040)
Apa yang dimaksud hindered settling pada percobaan sedimentasi yang dilakukan ini?
Jawaban:
Periode dimana kecepatan sedimentasi berkurang ketika terjadi kenaikan konsentrasi,
yang disebabkan karena kenaikan densitas dan viskositas
2. Affan Fajar Hamdani (121100052)
Hal apa yang paling mempengaruhi terhadap persentase kesalahan di percobaan ini,
jelaskan?
Jawaban:
Ketidaktepatan pembacaan tinggi bidang batas bening keruh, karena setiap waktu yang
berbeda ketinggian bias sangat cepat berubah.