You are on page 1of 12

Implementasi Teknik Motivasi Melalui Gugus Kendali Mutu PD Putra Jaya Food Industries

1. Pendahuluan Setiap Industri Kecil Menengah (IKM) menghadapi berbagai tuntutan dan harapan dari pelanggan yang meliputi : kualitas produk, harga, distribusi, dan layanan yang semakin baik. Oleh karena itu, IKM harus meningkatkan konsistensi proses produksi, efisiensi biaya, sistem dan prosedur kerja, dan motivasi serta sikap SDM. Setiap IKM harus membiasakan diri dengan perubahan termasuk menumbuhkan dan mengembangkan budaya perbaikan/penyempurnaan yang berkesinambungan. Salah satu budaya perbaikan/penyempurnaan dalam IKM adalah penerapan teknik motivasi. PD Putra Jaya Food Industries sudah dikenal oleh masyarakat Serang sebagai produsen kecap local merk KOKI yang pemasarannya sudah cukup luas.Toko-toko sembako di Pasar Rau (RTC) sebagai pasar utama produk ini dengan target para pemilik warung Bakso. Penjualan biasanya dilakukan langsung di pasar-pasar tradisional, dikirim ke warung-warung bakso langganan dan dijual ke luar daerah seperti Lampung dan Padang (Sumatera). Kondisi pembuatan kecap di pabrik ini memakai cara-cara tradisional. Akhir-akhir ini produksi kecap per hari sekitar 150 lusin, padahal kapasitas produksi sampai 300 lusin per hari. Pimpinan perusahaan mengatakan bahwa para pekerja seharusnya bisa lebih banyak produk kecap yang dihasilkan setiap harinya. Untuk meningkakan semangat kerja yang lebih tinggi; kelompok mengambil inisiatif sendiri dan melakukan tugas pemecahan persoalan yang dilakukan oleh manajemen agar hubungan hubungan manajemen dan buruh meningkat. Dari permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk membentuk tim GKM yang beranggotakan para pekerja dalam rangka memecahkan permasalahan yang terjadi. Setelah itu, kegiatan GKM dilaksanakan sebagai implementasi teknik motivasi untuk meningkatkan produksi kecap per hari. teknik motivasi di sini adalah cara terbaik yang dapat digunakan dalam pelaksanaan motivasi. Merupakan suatu perubahan nilai tambah dari hasil perbandingan antara Input dan Output dalam produk maupun jasa dengan akselerasi waktu yang optimal. GKM mengarahkan agar setiap karyawan dapat terlibat dalam suatu bentuk kerjasama kelompok yang dinamis daalm usaha untuk mencari pemecahan masalah dalam mutu pelayanan/produk/mutu kerja.

Implementasi Teknik motivasi kelompok melalui GKM

Langkah langkah pelaksanaan GKM teknik motivasi terdiri dari 5 langkah , yaitu : 1. Langkah 1 Menentukan Tema Temukenali hal-hal untuk penentuan tema, yaitu : Tema ditentukan oleh pimpinan, atau usulan bawahan yang disetujui pimpinan. Tema dari masalah yang sangat mendesak. Ditemukan dilapangan Tentukan tema yang menyangkut masalah yang akan diatasi. 2. Langkah II Analisa, Rencana Perbaikan, dan Target Analisa penyebab menggunakan diagram fishbone jika bersifat negatif dan Diagram pohon jika bersifat positif. Rencana perbaikan dibuat sesuai format kebutuhan. Target dapat ditentukan oleh pimpinan atau usulan bawahan yang disetujui pimpinan. Bandingkan target dengan perusahaan lain yang performance kerja lebih baik. Bandingkan dengan proses sejenis yang terbaik. 3. Langkah III Pelaksanaan Perbaikan Pelaksanaan perbaikan agar disesuaikan dengan rencana pelaksanaan & tampilkan. Jika ada pelaksanaan perbaikan dilakukan dengan membandingkan sebelum dan sesudah perbaikan. 4. Langkah IV Pemeriksaan Hasil Selama pelaksanaan perbaikan tetap dilakukan kontrol / check Hasil yang diperoleh dijelaskan menggunakan check sheet / process balancing sheet, grafik (lingkaran, balok atau garis), control chart, diagram pareto, histogram dan alat lainnya yang disesuaikan. 5. Langkah V Standardisasi Standarisasi diperlukan untuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan yang sama. Standarisasi yang telah ditetapkan sebagai standard kerja baru harus : 1) Disetujui dan ditandatangani oleh Pimpinan yang berwenang

2) Standarisasi ditempel ditempat kerja 3) Dilaksanakan sepenuhnya.untuk orang yang terlibat pada proses tersebut 1) Suatu ketentuan yang harus diikuti oleh setiap pelaku pelaksana dilapangan. 2) Hasil perbaikan di Monitor terus menerus dan ada catatan. 3) Menjadi SOP / WI Perusahaan.

Hasil Dan Pembahasan


LANGKAH 1 : MENENTUKAN TEMA Dalam menentukan tema, metode yang digunakan adalah metode Brainstorming atau lebih dikenal dengan sumbang saran. Dalam diskusi yang melibatkan beberapa karyawan produksi yang mana dari masing masing perwakilan memberikan masukan masukan atau permasalahan yang sering timbul. Masalah masalah yang timbul dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1 Inventarisasi masalah pada pabrik kecap PD. Putra Jaya No 1 2 2 Masalah Rasa jenuh karyawan karena sudah bekerja bertahun-tahun Tidak adanya kenaikan gaji yang signifikan Tidak adanya jaminan kesehatan

Berdasarkan 3 permasalahan yang telah teridentifikasi yang timbul pada perusahaan, tim GKM memutuskan Rasa jenuh karyawan karena sudah bekerja bertahun-tahun yang diangkat sebagai tema dalam GKM pada saat ini. Adapun jumlah produksi per hari rata-rata 175 lusin, sedangkan kapasitas produksi sebesar 300 lusin per hari. Pemilihan tema ini selain disetujui oleh seluruh tin GKM yang terdiri dari ketua dan anggotanya juga telah disetujui oleh pimpinan perusahaan. Kemudian pemilihan tema ini juga relevan berdasarkan prioitas pemasaran kecap yang sering kekurangan stok. Adapun judul yang disepakati oleh tim GKM adalah Pemberian Motivasi Kerja dengan Cara Menghilangkan Kejenuhan Karyawan .

LANGKAH 2 : ANALISA PENYEBAB, TARGET DAN RENCANA PERBAIKAN

Setelah dilakukan berbagai diskusi dengan metode brainstorming (sumbang saran) mengenai penyebab mengapa karyawan merasa jenuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2 Analisa Penyebab No 1 Faktor Kejenuhan bekerja Masalah Penyebab

Perusahaan tidak memiliki dana Perusahaan tidak pernah yang cukup untuk mengadakan mengadakan acara hiburan bagi acara hiburan. karyawan

Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan N o 1 Minggu III 1 2 3 4 5 6 Minggu IV 1 2 3 4 5 6

Jenis Pekerjaan Perubaha n corong kran Pengamb ilan botol dari dalam peti krat

3 Perubahan pola kerja Waktu pengisian kecap 4 bersamaan dengan mensortir botol 5 Pengisian kecap satu lintasan Rencana Perbaikan dan Target Tabel 4 Rencana perbaikan dan target No Faktor Why What Where When Who How How Much

Ming- KaryaAgar Memilih mulut Pabrik Kran gu III wan mempercepat corong kran Kecap 1 Pengisian yang proses pengisian dengan yang bagian bagian Tidak sesuai Sept kecap lebih besar produksi produk-si Ming2 Pengambilan Agar Memilih peti

Mengganti corong kran dengan yang 100 % lebih besar Mengganti karung 100 %

botol masih dari karung

mempermudah dalam pengambilan botol

krat sebagai tempat pengambilan botol

gu III Sept

dengan peti krat sebagai tempat penyimpanan botol. Mencoba kombinasi masing2 100 % pekerjaan dengan pekerja yang tersedia Memberlakukan kegiatan inspeksi sortir botol pada 100 % saat pencucian botol Membuat layout baru menjadi satu 100 % lintasan proses produksi kecap

Pola kerja 3 kurang tepat

Agar mengeta- Mencari pola hui pola kerja kerja yang yang terbaik terbaik Agar mempermudah karyawan dalam melakukan pengisian botol tanpa mensortir Agar mempermudah proses produksi pada kecap

Minggu IV Sept

Botol yang 4 belum siap dipakai Lintasan pengisian 5 botol yang kurang tepat

Memperbaiki kegiatan inspeksi pada saat pencucian botol Memperbaiki layout pabrik menjadi satu lintasan

Ming- Karyagu IV wan bagian pencuciSept an botol Ming- Karyagu IV wan bagian Sept produk-si

Target yang ingin dicapai oleh tim GKM Maju Jaya adalah 225 lusin pengisian kecap per hari sesuai dengan pesanan rata-rata per hari dari bagian pemasaran LANGKAH 3 : PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN Tabel 5 Pelaksanaan tindakan perbaikan No. 1. 2 Masalah Kran Pengisian yang Tidak sesuai. Pengambilan botol masih dari karung Tindakan Perbaikan Mengganti corong kran untuk mengisi botol kecap dengan yang lebih besar Mengganti karung dengan peti krat sebagai tempat penyimpanan botol. Mencoba kombinasi masing2 pekerjaan dengan pekerja yang tersedia Memberlakukan kegiatan inspeksi sortir botol pada saat pencucian botol Membuat layout baru menjadi satu lintasan proses produksi kecap

3 Pola kerja yang kurang tepat 4 Botol yang belum siap dipakai 5 Lintasan pengisian botol yang kurang tepat Melaksanakan Perbaikan

1. Penggunaan kran pengisian botol kecap yang sesuai

Faktor yang diperbaiki Sasaran/tujuan perbaikan Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan) Pelaksanaan perbaikan Cara pelaksanaan

: : : : : :

Penggunaan kran pengisian botol kecap yang sesuai. Agar dapat mempercepat proses pengisian botol kecap. PD. Putra Jaya Food Industies September 2007. Minggu ke-3 September 2007 Mengganti corong kran untuk mengisi botol kecap dengan yang lebih besar agar dapat mengisi dengan lebih cepat.

2.Pengambilan botol kecap dari peti krat yang sesuai Faktor yang diperbaiki Sasaran/tujuan perbaikan Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan) Pelaksanaan perbaikan Cara pelaksanaan : : : : : : Pengambilan botol kecap dari peti krat yang sesuai Agar mempermudah dalam pengambilan botol pada saat akan atau sedang melakukan pengisian kecap. PD. Putra Jaya Food Industies September 2007. Minggu ke-3 September 2007 Mengganti karung dengan peti krat sebagai tempat penyimpanan botol yang sesuai.

3.Menentukan pola kerja yang tepat dan sesuai Faktor yang diperbaiki Sasaran/tujuan perbaikan : : Pola kerja yang tepat dan sesuai Agar karyawan mengetahui cara kerja

Lokasi perbaikan Pelaksanaan : (Periode kegiatan) : Pelaksanaan perbaikan : Cara pelaksanaan :

yang terbaik. PD. Putra Jaya Food Industies September 2007. Minggu ke- 4 September 2007 Mencoba kombinasi masing-masing pekerjaan denga pekerja yang tersedia

4.Penyediaan botol kecap yang siap untuk digunakan Faktor yang diperbaiki Sasaran/tujuan perbaikan Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan) Pelaksanaan perbaikan Cara pelaksanaan : : : : : : : Penyediaan botol kecap yang siap untuk digunakan pada proses pengisian. Agar mempermudah karyawan dalam melakukan pengisian botol tanpa harus mensortir terlebih dahulu. PD. Putra Jaya Food Industies September 2007. Minggu ke- 4 September 2007 Memberlakukan kegiatan inspeksi sortir botol pada saat pencucian botol kepada para pekeja ditempat pencucian botol.

5.Lintasan pengisian botol yang tepat dan sesuai Faktor yang diperbaiki Sasaran/tujuan perbaikan Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan) Pelaksanaan perbaikan Cara pelaksanaan : : : : : : Lintasan pengisian botol yang kurang tepat dan sesuai sehingga menghambat proses produksi kecap secara keseluruhan. Agar mempermudah dalam melakukan proses produksi pada pabrik kecap PD. Putra Jaya Food Industies September 2007.

Minggu ke- 4 September 2007 Membuat layout baru dimana layout tersebut menjadi satu lintasan proses produksi kecap

LANGKAH 4 : PENGECEKAN HASIL DAN EVALUASI Tabel 6 Pengecekan hasil dan evaluasi N Masalah o. Kran pengisian botol yang tidak tepat dan tidak sesuai 1 Gb. Sebelum Perbaikan Gb. Sesudah Perbaikan

Waktu pengisian botol kecap pada pabrikWaktu pengisian botol kecap pada pabrik kecap sebelum kran diganti cenderung kecap setelah kran diganti menjadi lebih cepat, lambat. 2 Pengamb i-lan botol kecap yang masih berasal dari karung

- Proses pengambilan botol kecap yang berasal dari karung cenderung lebih menyulitkan pekerja ketika mengambi botol kecap - Ketika botol kecap yang akan diisi ditempatkan pada peti krat, maka pekerja dengan mudah mengambil botol kecap . -

Pola kerja 3. yang kurang tepat Pola kerja serabutan, kadang-kadang pengisian kecap 3 orang, ditumpuk dulu, kemudian di-cap (ditutup) dan di-label. Pola kerja yang teratur, 1 orang dengan 1 pekerjaan sehingga tidak ada penumpukan dan lebih cepat 4. Botol yang tidak siap untuk digunaka n

- Botol siap untuk digunakan tanpa - Botol yang tidak siap digunakan disortir dulu sehingga mempercepat menyebabkan pekerja yang harus pengisian kecap. kembali memeriksa bagian botol yang layak atau tidak sehingga

memperlambat pengisian kecap.

Lintasan pengisian botol kecap 5 yang tidak tepat sesuai - Lintasan yang tidak tepat dapat membuat proses pengisian kecap berjalan semakin lama. -Proses pengisian kecap dalam 1 Lintasan sehingga mempercepat pengisian kecap

Dengan 5 perbaikan diatas dan dilakukan secara bersamaan , maka dihasilkan jumlah pengisian kecap sebesar 250 lusin per hari dari target 225 lusin per hari atau melebihi target dengan tingkat keberhasilan sebesar 150 %

LANGKAH 5 : STANDARDISASI DAN SOSIALISASI Uraian standardisasi 1. Gunakan corong kran pengisian kecap dengan mulut corong lebih lebar atau disompal sedikit ujungnya. 2. Simpan botol kecap yang akan diisi dalam krat dengan jumlah yang cukup 3. Gunakan pola kerja 1 orang pekerja untuk 1 pekerjaan, yaitu masing-masing orang untuk pengisian, penutupan, pencelupan segel, dan penempelan label.

4. Lakukan pemeriksaan (sortir) botol kecap setelah dicuci oleh bagian pencucian botol 5. Susun lay out pekerjaan dengan 1 lintasan secara teratur sampai pengepakan. 6. Jumlah kecap yang dapat diisi sebanyak 250 lusin per hari atau 6 tumpuk per jam (1 tumpuk 3 krat @ 2 lusin) 4. Simpulan Penerapan GKM 3P di pabrik kecap PD Putrajaya Food Industries telah berhasil meningkatkan produktivitas pengisian kecap sebesar 250 lusin perhari dari 175 lusin per hari atau keberhasilan tim GKM sebesar 150% dari target 225 lusin per hari. GKM 3P lebih sesuai untuk Industri Kecil Menengah (IKM) karena lebih fleksibel dalam penggunaan alat (tools), lebih cepat penyelesaiannya, dan sedikit investasi. Ucapan Terimakasih Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pimpinan perusahaan beserta manajemen Pabrik Kecap PD Putra jaya, yaitu Bapak Husen Oktodinata dan Bapak Widodo, atas bantuannya dalam memfasilitasi pembentukan dan pelaksanaan GKM 3P. Selain itu, kami menghaturkan terimakasih kepada Aparat Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Serang , yaitu Bapak M. Eka Jaya dan Bapak Armani, yang telah membantu pelaksanaan pengabdian masyarakat di Kabupaten Serang. Daftar Pustaka Anonimous, 2006, Buku Panduan Pelaksanaan GKM 3P Percepatan Peningkatan Produktivitas, Pillar Utama Management Development, Jakarta. Anonimous, 2007, Pemberdayaan IKM Untuk Meningkatkan Daya Saing Dengan GKM Model Percepatan Peningkatan Produktivitas (3P), Pillar Utama Management Development, Jakarta. Anonimous, 2007, Inplementasi 5K+2S, Pillar Utama Management Development, Jakarta. Anonimous, .2007, Pengantar Model GKM : TOT Fasilitator GKMIKM, Direktorat Jenderal IKM,, Jakarta.

Ishikawa, Kaoru, 1986, Gugus Kendali Binaman Teknika Aksara, Jakarta.

Mutu

dalam

Realita,

JUSE, 1980, General Principles of the QC Circle, QC Circle Headquarter, Tokyo. L. Crocker, Olga et. Al, 2004, Gugus Kendali Mutu: Pedoman, Partisipasi, dan Produktivitas, Bumi Aksara, Jakarta M. Hill, Francis, 1996, Organization learning for TQM through quality circles, The TQM Magazine 6(2):53-57. [PMMI] Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia, 2000, Pelatihan Tulta: Metoda Pemecahan Masalah dalam Tujuh Langkah Tujuh Alat, Jakarta Ridwan, A., 2007, Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) Dengan Delapan Langkah Dan Tujuh Alat (DELTA), Cilegon: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas ... Ridwan, A., 2007, Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) Dengan Lima Langkah Kesesuaian Alat, Jurusan Teknik Industri FT UNTIRTA, Cilegon.

You might also like