You are on page 1of 15

Case Report Kelainan Kulit Pada Pekerja Pabrik Karet

Oleh : Yoga Karsenda (0818011104)

Penyelia : dr. Mujiarto Winarji

PT. Perkebunan Nusantara Perkebunan Karet

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Untuk melindungi pekerja maka diperlukan upaya pencegahan baik primer (penyuluhan), sekunder (pengendalian), maupun tersier (diagnosis, pengobatan, rehabilitasi).

Pengenalan dini oleh dokter terhadap bahaya potensial kerja menimbulkan kewaspadaan bagi petugas kesehatan dan bagi perusahaan dengan meningkatkan tindakan perlindungan bagi para pekerja.

BAB II ILUSTRASI KASUS


2.1. Identitas

Nama
Usia Agama Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan

: Tn. S : 47 tahun : Islam : Laki-laki : SD : Pekerja Bagian Penggilangan


: 25 tahun : Menikah

Basah Lama Bekerja Status

2.2. Anamnesis Penyakit


Keluhan utama : Kulit tangan kiri dan kanan

mengelupas dan gatal. Keluhan tambahan : Bercak-bercak putih pada kulit yang gatal.

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke puskes pabrik karet dengan keluhan gatalgatal pada kulit tangan kiri dan kanan mengelupas.

Keluhan tersebut mulai dirasakan pasien sejak sekitar 1 tahun yang lalu.

Awalnya pasien mengeluh terdapat ruam kemerahan yang terasa gatal pada kulit tangan, kemudian semakin lama timbul semacam bintik-bintik kecil berwarna keputihan yang cukup banyak pada area kulit yang sakit tersebut.

Pasien telah mencoba berobat ke klinik pengobatan. Rasa gatal hilang sementara, namun kemudian keluhan timbul kembali setelah beberapa minggu obat habis.

2.3. Anamnesis Okupasi Tabel 1

Jenis Pekerjaan Pekerja bagian

Bahaya potensial Pajanan Kimia : As. Amoniak

Tempat Kerja Pekerja pabrik

Lama Kerja + 25 tahun

penggilinga
n basah

karet

Uraian tugas/pekerjaan

Datang ke unit pabrik karet pewa PTPN pada pukul 6 pagi. Pekerjaan ini dilakukan 8 jam sehari, dari hari Senin hingga Sabtu.

Pekerja menghabiskan waktu kerja di area pengolahan bagian penggilingan basah dengan melakukan penggilingan karet yang baru datang.

Dalam melakukan pekerjaannya, pekerja selalu bersentuhan dengan bahan-bahan kimia yang berpotensial menyebabkan iritasi pada organ-organ tubuh, antara lain berupa as. amoniak.

Dalam melakukan pekerjaannya, pekerja turut berkoordinasi dengan pekerja lain. Pengontrolan dilakukan oleh mandor yang pada masingmasing bagian.

Pasien mengeluhkan penyakit ini sejak 20 tahun yang lalu.

2.4. Pemeriksaan Fisik


Status Present Keadaan umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Compos mentis Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 84 x/menit Pernafasan : 20x/menit Suhu : 36,5 C

Status Generalis : Dalam Batas Normal

EKSTREMITAS Superior : tampak lesi hipopigmentasi pada regio manus dekstra et sinistra dan dekstra et sinistra, dan tepi tak rata dan batas tidak tegas, ukuran diameter terkecil < 0,1cm dan terbesar < 0,5cm. Inferior : t.a.k
STATUS LOKALIS : Regio manus dekstra et sinistra Tampak lesi hipopigmentasi, tepi tak rata dan batas tak tegas, ukuran diameter terkecil < 0,1 cm dan terbesar < 0,5 cm, sebagian lesi tampak berkrusta.

Diagnosa kerja Dermatitis Kontak Iritan Diagnosis Banding Dermatitis Kontak Alergika

Diagnosa Okupasi
Dermatitis Kontak Iritan Regio manus dekstra et sinistra akibat proses kerja ec zat kimia as. Amoniak.

Penatalaksanaan
Medikament osa
Dexamethason tab Cetrizin tab 3x1 3x1

Anjuran

Hindari bahan iritan dengan menggunakan APD yang aman. Segera membersihkan bagian-bagian tubuh bila terkena bahan iritan. Hindari garukan pada daerah sekitar lesi untuk mencegah bertambah parahnya lesi kulit. Melakukan subtitusi atau oergantian kerja dalam tiap satu waktu untuk menghindari pajanan terus menerus.

2. 10. Prognosa Qua ad vitam Qua ad fungsionam

: ad bonam : ad bonam

PEMBAHASAN
Apakah diagnosa kasus ini sudah tepat? 2. Apakah diagnosa kasus ini sudah tepat sebagai suatu PAK? 3. Analisis hubungan pekerjaan dengan keluhan penyakit pasien? 4. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?
1.

A.

KESIMPULAN
Hal yang dialami oleh pekerja ini merupakan suatu penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh kontak dengan bahan kimia, berupa as. amonia.

B. SARAN
Peningkatan pengetahuan pekerja tentang adanya bahaya potensial dalam pekerjaannya meliputi bahaya potensial fisik, kimia, biologi, dan psikologi terutama ergonomi,yang kita lihat di lapangan terlihata dapat mengakibatkan terjadinya penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau kecelakaan kerja. Penanaman kesadaran mengenai pentingnya menggunakan alat pelindung diri (APD), dalam kasus ini terutama penggunaan sarung tangan serta baju kerja.
Pihak perusahaan sebaiknya rutin mengontrol dan mengawasi kegiatan atau proses kerja secara rutin untuk meghindari perilaku karyawan yang buruk. Sebaiknya perusahaan memberikan kebijakan berupa reward sekaligus punishment untuk setap karyawan yang disiplin dan yang tidak disiplin.

Bahaya potensial yang dihadapi pekerja adalah faktor fisik (cuaca/ kelembaban), faktor kimia (herbisida), faktor biologi, faktor ergonomi (posisi kerja, kesesuaian APD dengan anatomi tubuh, dll) dan faktor psikis.

Pada kasus ini bahaya potensial yang paling berperan adalah bahaya potensial kimia, dimana pasien sering terpapar cairan as. amonia.

Kesadaran karyawan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja terbilang kurang, terutama dalam hal penggunaan APD dan mekanisme kerja dalam melakukan aktivitas.

Penyediaan APD yang tepat dan sesuai bagi pekerjaan yaitu pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan bahan kimia maka digunakan pakaian serta sarung tangan yang berbahan dasar karet

TERIMA KASIH

You might also like