You are on page 1of 46

KEJANG DEMAM SEDERHANA

Oleh : DELIANA SAFITRI 110 2000 049 FK Yarsi

IDENTITAS
Nama Usia Jenis kelamin Agama Alamat Tanggal masuk

: : : : : :

An. F 8 bulan Laki-laki Islam Cibubur 13 Juli 2007

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Kejang. Keluhan Tambahan : Demam.

Riwayat Penyakit Sekarang


Kejang 2 kali dengan interval waktu 4 jam. Kejang pertama : - Terjadi 6 jam SMRS. - Sebanyak 1 kali. - Seluruh tubuh bergerak-gerak, mata mendelik ke atas, mulut terkatup rapat, busa (-). - Lama kejang 3-5 menit. - Berhenti sendiri. - Setelah kejang pasien tampak lemah, menangis sebentar kemudian tertidur.

Kejang kedua : - Serupa dengan kejang pertama. - Sebanyak 1 kali. - Selama kurang dari 1 menit. - Setelah kejang, pasien kembali menangis dan dapat beraktivitas seperti biasa. Kejang baru pertama kali dialami pasien.

Demam (+), tidak terlalu tinggi, timbul 1 hari SMRS, kira-kira 18 jam sebelum kejang, terus menerus, turun jika diberi obat panas. Tidak ada batuk pilek, muntah, mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah pada kulit, serta keluar cairan dari kedua telinga. BAB dan BAK dalam batas normal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat kejang demam disangkal. Riwayat kejang tanpa demam disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat kejang demam disangkal. Riwayat kejang tanpa demam pada kakak pasien.

Riwayat Kehamilan
Periksa kehamilan teratur di RSPAD. Tidak ada penyakit yang mengganggu selama kehamilan. Tidak ada trauma selama kehamilan. Tidak mengkonsumsi obat-obatan dan jamu-jamuan.

Riwayat Kelahiran

Lahir spontan tanpa tindakan, cukup bulan. Berat badan lahir 3500 gram. Panjang badan 51 cm. Apgar skor 8/9. Tidak ada kelainan fisik. Tidak ada Ketuban Pecah Dini. Setelah lahir, pasien tidak kuning dan langsung dirawat bersama ibunya.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis Panjang Badan : 96 cm Berat Badan : 10 kg Status Gizi : Baik Tanda-tanda Vital : - Frekuensi Nadi : 140 x/menit. - Frekuensi Nafas: 50 x/menit. - Suhu : 37,9 C Status generalis lain dalam batas normal.

Pemeriksaan Neurologis
Refleks fisiologis : (+) Refleks patologis : (-) Tanda rangsang meningeal : Kaku kuduk : (-) Brudzinsky I : (-) Brudzinsky II : (-) Kernig : (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Leukosit Trombosit MCV MCH MCHC

: : : : : : : :

12,3 g/dL 38 % 4,5 juta/uL 9500/uL 201000/uL 85 mEq/L 28 mEq/L 32 mEq/L

RESUME
Pasien anak laki-laki usia 8 bulan, BB 10 kg mengalami kejang-kejang sebanyak 2 kali. Kejang pertama terjadi 6 jam SMRS sebanyak 1 kali, seluruh tubuh bergerakgerak, mata mendelik ke atas, dan mulut terkatup, selama 3-5 menit, berhenti sendiri.

Kejang kedua 4 jam setelah kejang pertama, serupa dengan kejang pertama sebanyak 1 kali, selama < 1 menit. Kejang baru pertama kali dialami pasien. Demam (+), tidak terlalu tinggi, timbul 1 hari SMRS, kira-kira 18 jam sebelum kejang, terus menerus.

Tidak ada batuk pilek, muntah, mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah pada kulit, keluar cairan dari kedua telinga. BAB dan BAK dalam batas normal. Terdapat riwayat kejang tanpa demam pada kakak pasien. Pada pemeriksaan fisik ditemukan : keadaan umum tampak sakit sedang, suhu 37,9 C.

Pada pemeriksaan generalis dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan hematologi darah dalam batas normal.

DIAGNOSIS KERJA
Kejang demam sederhana

DIAGNOSIS BANDING

Suspek epilepsi. Kejang demam kompleks. Febris ec Suspek ISK.

PENATALAKSANAAN
IVFD D5 Saline 1000 cc/24 jam = 40 tetes/menit (mikro) Paracetamol 3 x 120 mg per oral Diazepam 3 x 2,5 mg per oral

RENCANA PEMERIKSAAN
Urin lengkap. Gula darah. Elektrolit. EEG.

FOLLOW UP
14/07/07 S Demam (+), Kejang (-), Mual muntah (-), BAB+BAK normal 15/07/07 Demam (+), Kejang (-), Tangan tempat infus bengkak, BAB+BAK normal 16/07/07 Demam (-), Kejang (-), Nafsu makan baik

Ku : Sakit sedang Kes : CM HR : 130 x/menit RR : 40 x/menit S : 38 C Status gen lain dbn Observasi kejang demam IVFD D5 Saline 40 tpm mikro Paracetamol 3 x 120 mg Diazepam 3 x 2,5 mg

Ku : Sakit sedang Kes : CM HR : 140 x/menit RR : 50 x/menit S : 37,9 C Status gen lain dbn Observasi kejang demam Infus bengkak aff Paracetamol 3 x 120 mg Diazepam 3 x 2,5 mg

Ku : Tampak baik Kes : CM HR : 128 x/menit RR : 40 x/menit S : 36,4 C Status gen lain dbn Kejang demam teratasi Paracetamol 3 x 120 mg Diazepam 3 x 2,5 mg Pasien diperbolehkan pulang

PROGNOSIS
Ad Vitam Ad Fungsionam Ad Sanationam

: Ad bonam : Ad bonam : Dubia ad bonam

PREVENTIF
Edukasi orang tua : bila pasien kembali demam secepatnya beri pasien penurun panas. Jaga jangan sampai anak kejang. Bawa ke dokter atau rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

KEJANG DEMAM
Tinjauan Pustaka

Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rectal diatas 38C ) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium dan tidak terbukti adanya penyebab tertentu.

Patofisiologi
Demam Kenaikan suhu 1C Kenaikan metabolisme basal 10%-15% dan Kebutuhan O2 20% Perubahan keseimbangan dari membran otak Difusi dari ion K maupun ion Na Lepasnya muatan listrik Meluas ke seluruh sel / membran sel Neurotransmiter Kejang.

Kriteria Livingstone
1.

2.
3. 4.

5.
6. 7.

Umur anak 6 bulan - 4 tahun. Kejang tidak lebih dari 15 menit. Kejang bersifat umum. Kejang timbul 16 jam pertama setelah demam. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal. EEG sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan. Frekuensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.

Klasifikasi
Kejang Demam Sederhana

Kejang Demam Kompleks


Kejang berlangsung lama, lebih dari 15 menit. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial. Berulang atau lebih dari 1x dalam 24 jam.

Berlangsung singkat, kurang dari 15 menit. Berhenti sendiri. Berbentuk umum, tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Tidak berulang dalam waktu 24 jam.

Diagnosis
Anamnesis : Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama kejang, suhu sebelum atau saat kejang, frekuensi, interval, pasca kejang, penyebab demam di luar susunan saraf pusat. Riwayat perkembangan, kejang demam dalam keluarga, epilepsi dalam keluarga. Singkirkan penyebab kejang lainnya.

Pemeriksaan Fisik Kesadaran. Suhu tubuh. Tanda rangsang meningeal. Tanda peningkatan tekanan intracranial. Tanda infeksi di luar SSP.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dapat meliputi darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit, kalsium serum, urinalisis, dan biakan darah, urin atau feses. Pungsi lumbal. Pemeriksaan imaging ( CT scan atau MRI ). Pemeriksaan elektroensefalografi ( EEG ).

Penatalaksanaan
1.Pengobatan fase akut. 2.Mencari dan mengobati penyebab. 3.Profilaksis : - Profilaksis Intermitten - Profilaksis jangka panjang

Algoritma tatalaksana status kovulsivus


Kejang ( 5 menit ) Kejang (+) Diazepam rektal Diazepam rektal 0,5 mg/kgBB atau BB < 10 kg : 5 mg BB > 10 kg : 10 mg

( 5 menit ) -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------10-20 menit Di Rumah Sakit Pencarian akses vena Laboratorium: darah tepi, gula darah, natrium, kalsium, magnesium, ureum, kreatinin Kejang (+) Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB Kecepatan 0,5-1 mg/menit ( 3-5 menit ) Kejang (-) Kejang (+) Fenitoin IV 10-20 mg/kgBB Kecepatan 0,5-1 mg/kgBB/menit

Kejang (-) Rumatan Fenitoin IV 5-7 mg/kgBB/hari 12 jam kemudian -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Status Konvulsivus Kejang (+) Transfer ke ruang perawatan intensif Phenobarbital 5-15 mg/kgBB/hari IV Dilanjutkan dgn dosis 1-6 mg/kg/menit drip Atau Midazolam 0,2 mg/kg dilanjutkan Dengan 0,1-0,4 mg/kg/jam ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pengobatan Profilaksis
ProfilaksisIntermiten
1.Antipiretik : PCT/Asetaminofen 10-15 mg/kg/kali Ibuproven 5-10 mg/kg/kali 2.Antikonvulsan: Diazepam rektal 0,5 mg/kgBB/8 jam. Diazepam oral 0,3-0,5 mg/kgBB/8 jam.

Profilaksis Jangka Panjang


1.Fenobarbital 4-5 mg/kgBB/hari 2.Asam Valproat 15-40 mg/kg/hari Antikonvulsan profilaksis terus menerus, selama 1-2 tahun setelah kejang terakhir, kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan.

Prognosis
Faktor resiko berulangnya kejang demam adalah: Riwayat kejang demam dalam keluarga. Usia kurang dari 12 bulan. Temperatur yang rendah saat kejang. Cepatnya kejang setelah demam.

Faktor resiko menjadi epilepsi adalah: Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama. Kejang demam kompleks. Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung.

KEJANG DEMAM
Analisa Kasus

Pada anamnesis diperoleh : Usia pasien 8 bulan. Kejang bersifat umum. Berlangsung selama kurang dari 15 menit. Kejang pertama kali terjadi kurang dari 24 jam sejak mulainya demam. Setelah serangan kejang pasien sadar. Kejang baru pertama kalinya dialami pasien.

Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan suhu 37, 9 C Pasien masih dalam keadaan demam. Pemeriksaan generalis lain tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan.

Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan adalah pemeriksaan Lab, yang hasilnya dalam batas normal.
Rencana pemeriksaan : Pemeriksaan urin lengkap Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) ?

Diagnosa Kerja
Kejang demam sederhana dengan 2 kali serangan kejang dalam 1 episode kejang.

Diagnosa Banding
Suspek Epilepsi. Kejang Demam Kompleks.

Suspek Epilepsi
Terdapat riwayat kejang tanpa demam yang dialami oleh kakak pasien. Perlu dipantau apakah akan terjadi kejang berulang yang berkala atau tidak di kemudian waktu. Diperiksakan EEG karena pada seseorang yang pernah mendapatkan serangan klinis epilepsi terdapat pola EEG yang bersifat khas epileptik.

Kejang Demam Kompleks


Terdapat 2 kali kejang dalam waktu 24 jam. Dianjurkan pemeriksaan EEG, sesuai dengan kriteria Livingston untuk diagnosis kejang demam sederhana yaitu pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan.

Penatalaksanaan
Pemberian Paracetamol dan Diazepam dimaksudkan sebagai profilaksis intermiten agar tidak terjadi kejang berulang.

Prognosis
Resiko terjadinya kejang berulang cukup besar karena : Usia kurang dari 12 bulan. Temperatur yang tidak terlalu tinggi ketika terjadinya kejang. Cepatnya kejang dihitung dari permulaan demam.

Resiko terjadinya epilepsi : Riwayat epilepsi pada keluarga.

You might also like