You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROBIOLOGI

Oleh SARIATI A1C2 09062

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup diperairan baik di sungai, waduk, danau maupun diperairan payau dan laut. Organisme ini baik dari segi jumlah dan jenisnya sangat banyak. Plankton merupakan salah satu komponen utama dalam sistem mata rantai makanan (food chain) dan jaring makanan (food web). Mereka menjadi pakan bagi sejumlah konsumen dalam sistem mata rantai makanan dan jaring makanan. Mikroorganisme (plankton) ini ada yang dapat bergerak aktif sendiri seperti bahwa hewan dan kita sebagai hewani (zooplankton) dan ada juga plankton yang dapat melakukan asimulasi (photosyntesis) seperti halnya tumbuhan. Kelompok ini disebut plankton nabati (phytoplankton). Plankton juga mempunyai kemampuan berkembang biak dengan cepat dan dapat dengan mudah dibudidayakan secara massal, sehingga tidak perlu dikhawatirkan mereka akan punah (Rizky,2009). Selain itu, plankton juga hidup di pesisir pantai dimana dia mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mancukupi. Ini penting untuk memungkinkan terus hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak heran bila ikan banyak di pesisir pantai. Itulah kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan dikawasan itu. Beberapa makluk hidup yang memakan plankton adalah seperti batu karang, kerang, dan ikan paus. Plankton tidak saja penting bagi kehidupan ikan langsung maupuan tidak langsung, aka tetapi penting juga bagi segala jenis hewan yang hidup didalamnya, baik air payau, tawar,

maupau air laut. Tanpa plankton khususnya fitoplankton sebagai produksi primer tidak akan mungkin terjadi kehidupan didalam laut dari permukaan sampai kedasarnya. Dasar ketergantungan zooplankton dan fitoplankton dalam melengkapi bahan-bahan organik menunjukkan suatu hubaungan yang kompleks sehingga terbentuk sebuah rantai makanan, sifaf khas rantai makanan mempunyai pengaruh yang penting dalam menentukan jumlah produksi ikan diberbagai daerah. Kelimpahan plankton pada suatu perairan dipengaruhi oleh faktor-faktor abiotik yaitu : suhu, kecerahan, kecepatan arus, salinitas, pH, DO (Kennish, 1990; Sumich, 1992; Romimohtarto dan Juwana, 1999). Sedangkan faktor biotik yang dapat mempengaruhi distribusi zooplankton adalah bahan nutrien dan ketersedian makanan (Kennish, 1990; Sumich, 1992). Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis ingin mengkaji lebih lanjut tentang plankton melalui suatu praktek lapang identifikasi plamkton di perairan sungai muara sampara B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum ini adalah jenis-jenis plankton apa sajakah yang terdapat di sungai Muara Sampara desa Muara Sampara, kota Kendari. C. Tujuan Praktikum Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis plankton yang terdapat di sungai Muara Sampara, desa Muara Sampara kota Kendari.

D. Manfaat Praktikum Manfaat dalam praktikum ini adalah sebagai berikut. 1. Sebagai bahan pembanding dan informasi bagi penulis selanjutnya dengan obyek penulisan yang relevan. 2. Sebagai tambahan bacaan dan pengayaan materi pelajaran Sains Biologi pada

tingkatSekolah Menengah Atas (SMA). 3. Melatih diri penulis dalam mengembangkan ide yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Plankton Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup diperairan baik di sungai, waduk, danau maupun diperairan payau dan laut. Organisme ini baik dari segi jumlah dan jenisnya sangat banyak. Plankton merupakan salah satu komponen utama dalam sistem mata rantai makanan (food chain) dan jaring makanan (food web). Mereka menjadi pakan bagi sejumlah konsumen dalam sistem mata rantai makanan dan jaring makanan. Mikroorganisme (plankton) ini ada yang dapat bergerak aktif sendiri seperti bahwa hewan dan kita sebagai hewani (zooplankton) dan ada juga plankton yang dapat melakukan asimulasi (photosyntesis) seperti halnya tumbuhan. Kelompok ini disebut plankton nabati (phytoplankton). Plankton juga mempunyai kemampuan berkembang biak dengan cepat dan dapat dengan mudah dibudidayakan secara massal, sehingga tidak perlu dikhawatirkan mereka akan punah (Rizky, 2009). Menurut Gusrina (2008) menyatakan bahwa plankton adalah organisme renik yang hidup melayang-layang mengikuti pergerakan air. Plankton di dalam perairan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu phytoplankton dan zooplankton. Phytoplankton adalah organisme renik yang hidup melayang-layang mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad nabati, sedangkan zooplankton adalah organisme renik yang hidup melayang laying mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad hewani. Sedangkan bentos adalah organisme air yang hidup di dasar perairan. Jadi dapat disimpulkan bahwa plankton adalah mikroorganisme yang hidup diperairan baik di sungai, waduk, danau maupun diperairan payau dan laut serta di pesisir pantai. B. Pengelompokkan Plankton

Plankton terdiri dari mahluk hidup yang hidupnya sebagai hewan (Zooplankton) dan sebagai tumbuhan (Fitoplankton) yang dapat berfotosintesis sehingga berperan sebagai produsen (http://sin9gih.wordpress.com/2010/11/02/plankton/). Plankton yang terdiri dari bermacam-macam jenis dapat diklasifikasikan menurut kategori seperti : fungsi, ukuran, daur hidup dan sifat sebaran (http://sin9gih.wordpress.com/2010/11/02/plankton/). 1. Pengelompokan Plankton Berdasarkan Ukurannya Ukuran plankton sangat beraneka ragam, dari yang sangat kecil hingga yang besar. Penggolongan di bawah ini diusulkan oleh Sieburth dkk. (1978) yang kini banyak digunakan. a. Makroplankton (2-20 mm); Plankton ini umumnya masih kasat mata. Contohnya adalah Pteropods; Chaetognaths; Euphausiacea (krill); Medusae; ctenophores; salps, doliolids and pyrosomes (pelagic Tunicata); dan Cephalopoda. b. Mesoplankton (0,2-2 mm); Sebagian besar zooplankton berada dalam kelompok ini, seperti metazoans; copepods; Medusae; Cladocera; Ostracoda; Chaetognaths; Pteropods; Tunicata; Heteropoda. c. Mikroplankton (20-200 m); Contohnya adalah: eukaryotic protist besar; kebanyakan phytoplankton; Protozoa (Foraminifera); ciliates; Rotifera; metazoans muda Crustacea (copepod nauplii). d. Nanoplankton (2-20 m); Plankton yang lolos dari jaring, tetapi lebih besar dari 2 m. Atau berukuran 2-20 m; Contohnya: eukaryotic protista kecil; Diatoms kecil; Flagellates kecil; Pyrrophyta; Chrysophyta; Chlorophyta; Xanthophyta. e. Picoplankton (0,2-2 m); Contohnya: eukaryotic protists kecil; bacteria; Chrysophyta. f. Femtoplankton (< 0.2 m); Contohnya: Virus laut. http://kelautan-atjeh.blogspot.com/2012/02/pengertian-plankton.html 2. Pengelompokan Berdasarkan Fungsinya

Menurut fungsinya plankton dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan utama, yaitu fitoplankton, Zooplankton, Bakterioplankton, dan virioplankton

(http://sin9gih.wordpress.com/2010/11/02/plankton/). a. Fitoplankton Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 200m (1 m = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai. Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut. Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer produser. Bahan organik yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang terkandund didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi-cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan. Contoh Fitoplankton

adalah Sargassum sp., Rhobomoas sp., dan Gymnodinium sp. b. Zooplankton Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya is sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton

yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik. Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar Taut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos. Contoh zooplankton adalah Sagitella sp. dan Tomopteris sp. c. Bakterioplankton Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Kini orang makin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan penting dalam lour hara (nutrient cycle) dalam ekosistem Taut. la mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < 1 m), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposes). Semua biota laut yang mati, akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses fotosintesis. d. Virioplankton

Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil (kurang dari 0,2 um) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Tetapi virus ini dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut 3. Pengelompokan Berdasarkan Sebaran Horizontal Plankton terdapat di lingkungan air tawar hingga tengah samudra. Dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Hampir tak ada tak ada permukaan laut yang tidak dihuni oleh plankton. Berdasarkan sebaran horizontalnya, plankton dibagi menjadi: a. Plankton Neritik Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas (kadar garam) yang relatif rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke perairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar 510 psu (practical salinity unit; dulu digunakan istilah /oo atau permil, g/kg). Akibat pengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat kompleks, bisa merupakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan tawar. Beberapa di antaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan estuaria (muara) yang payau, misalnya Labidocera muranoi. b. Plankton Oseanik Plankton oseanik (oceanic plankton) hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini. Penggolangan seperti di atas tidaklah terlalu kaku, karena ada juga plankton yang hidup mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga dapat disebut neritik-oseanik. 4. Pengelompokan Plankton Berdasarkan Sebaran Vertikal

Plankton yang hidup di laut mulai dari lapisan tipis di permukaan sampai pada kedalaman yang sangat dalam. Menurut sebaran vertikal plankton dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu Epiplankton, Mesoplankton dan Hipoplankton. a. Epiplankton Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epiplankton ini ada juga yang hanya hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semcam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium, yang merupakan sianobakteri berantai panjang yang hidup di permukaan dan mempunyai keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10 cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi jenis yang kompleks. b. Mesoplankton Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m (jangan dikelirukan dengan ukuran plankton yang istilahnya sama). Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu, di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa kopepod seperti Eucheuta marina tersebar secara vertikal sampai ke lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak yang terdapat di lapisan ini, misalnya Thysanopoda, Euphausia, Thysanoessa, Nematoscelis. Tetapi eufausid ini juga dapat melakukan migrasi vertikal sampai ke lapisan di atasnya. c. Hipoplankton Hipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400 m. Termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton (bathyplankton) yang hidup pada kedalaman > 600 m, dan abisoplankton (abyssoplankton) yang hidup di lapisan yang paling

dalam, sampai 3000-4000 m. Sebagai contoh, dari kelompok eufausid, Bentheuphausia ambylops dan Thysanopoda adalah jenis tipikal laut-dalam yang menghuni perairan pada kedalaman lebih dari 1500 m. Kelompok kaetognat Eukrohnia hamata, dan Eukrohnia bathypelagica termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000 m. 5. Pengelompokan Plankton Berdasarkan Daur Hidupnya Menurut daur hidup plankton dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu Holoplankton, Meroplankton dan Tikoplankton a. Holoplankton Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya : kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton. b. Meroplankton Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara. Pada umumnya ikan menjalai hidupnya sebagai plankton ketika masih dalam tahap telur dan larva kemudian menjadi nekton sstelah dapat berenang bebas. Kerang dan karang adalah contoh hewan yang pada awalnya hidup sebagai plankton pada tahap telur hingga larva, yang selanjutnya akan menjalani hidupnya sebagai bentos yang hidup melekat atau manancap didasar laut. Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva yang bertingkat-tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak menunjukkan persamaan dengan bentuk yang dewasa. Pengetahuan mengenai

meroplankton ini menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan upaya buidaya udang, crustacea, mollusca, dan ikan. c. Tikoplankton Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup didasar laut sebagai bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton (http://sin9gih.wordpress.com/2010/11/02/plankton/). BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Praktikum Praktikum ini dilaksanakan di sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari pada tanggal 2 September 2012, kemudian dilanjutkan di Laboratorium Pendidikan Unit Biologi Universitas Haluoleo Kendari. B. Variabel, Definisi Operasional dan Indikator Praktikum 1. Variabel Praktikum a. Variabel bebas, yaitu komposisi pada air tawar perairan sungai Muara Sampara b. Variabel terikat, yaitu keanekaragaman plankton pada perairan sungai Muara Sampara 2. Definisi Operasional a. Komposisi substrat adalah komponen-komponen yang menyusun suatu substrat yang didasarkan atas klasifikasi menurut USDA. b. Air tawar di sungai Muara sampara adalah penyusun dasar perairan yang paling dominan adalah pasir. c. Indikator Praktikum a. Komposisi substrat meliputi air tawar di perairan muara sampara b. Hewan plankton meliputi kerapatan, status spesies, dan keanekaragaman. c. Bagian air tawar meliputi bagian sungai yang substrat dasarnya berupa pasir. d. Bagian air payau yang substrat dasarnya adalah lumpur.

C. Populasi dan Sampel a. Populasi dalam praktikum ini adalah plankton yang hidup di sungai Muara Sampara b. Sampel dalam praktikum ini adalah hewan plankton yang terdapat di sepanjang sungai muara sampara. D. Metode Praktikum Metode praktikum yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi melalui teknik wawancara dan jelajah terwakili. Wawancara dilakukan dengan asistem pembimbing yang telah berpengalam dalam praktikum ini, untuk memperoleh informasi langsung mengenai plankton yang terdapat di Sungai Kambu. E. Instrumen Praktikum dan Prosedur Pengumpulan Data 1. Instrumen Praktikum a. Alat Alat yang digunakan dalam praktikum ini disajikan dalam tabel berikut. Tabel 1. Alat-alat yang Digunakan Dalam Praktikum No. Nama Alat Fungsi Menyimpan sampel yang ditemukan dalam 1. Botol Film pengamatan. 2. Thermometer Mengukur suhu lingkungan pengamatan Mengukur salinitas air lingkungan 3. Endrefraktoslinometer pengamatan. Menyaring sampel dalam pasir atau 4. Saringan lumpur. Memberi label pada botol film tempat 5. Kertas Label penyimpanan sampel. 6. Tali Rafia Membuat transek. 7. Mengukur kelembaban lingkungan 8. Higrometer pengamatan. 9. Kantung Kresek Menyimpan sampel yang ditemukan. Membantu dalam menandai dan mencatat 10. Alat Tulis sampel yang ditemukan.

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol 2% yang berfungsi untuk pengawetan sampel. 2. Prosedur Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data 1) Melakukan observasi daerah praktikum 2) Menentukan stasiun, yaitu pada air tawar 3) Melakukan pengambilan sampel pada setiap stasiun dengan menggunakan botol film. b. Kegiatan mengidentifikasi Sampel yang telah diambil itu dilakukan pengidentifikasian spesies bentos di Laboratorium Pengembangan Pendidikan Biologi dengan menggunakan buku identifikasi Dharma (1988 dan 1992), Dance (1992), Hyman (1995) dan Allen (1997). A. Pembahasan 1. Sampel Stasiun Pertama (I) a. Notholca striata

Kingdom : Animalia Phylum : Rotifera Classis : Eurotatoria Ordo : Ploima Familia : Brachionidae Genus : Notholca Species : Notholca striata (www.ifis.gw/serulet/singlopert/sng.)

Klasifikasi

Klasifikasi Deskripsi Notholca striatamerupakan salah satu jenis zooplankton dengan phylum rotifera. Memiliki ukuran tubuh yang mikroskopis berbentuk hampir seperti lingkarandan.Jenis organisme ini hidup bebas di perairan tawar. 2. Warnowia schulli

Klasifikasi: Kingdom Divicio Classis Ordo Familia Genus Species : Algae : Chrysophyta : Bacillariophyceae : Bacillariales : Bacillariaceae : Warnowia : Warnowia schulli (Edmondson, 1959: 149)

Warnowia schulliadalah jenis Alga dari kelas Bacillariophyceae yang bersifat uniseluler.
Alga ini memiliki bentuk serupa cakram pipih. Di bawah mikroskop cahaya, Alga ini berwarna kuning kecoklatan akibat adanya pigmen dominan berupa karoten. Warnowia

schulli bersifat autotrof dan mampu berfotosintesis dengan bantuan cahaya matahari.
3. Closterium cornu

Klasifikasi Phylum Kelas Ordo Famili Genus Species 4. Ceratium exentum : Chlorophyta : Chlorophycea : Zygmematales : Desmidiace ; Closterium : Closterium cornu

5. Navicula sp

Klasifikasi:

Kingdom Divicio Classis Ordo

: Algae : Chrysophyta : Bacillariophyceae : Pennales

Familia Genus Species

: Naviculaceae :Navicula : Navicula sp. (Bold, 1985: 452)

Deskripsi Navicula sp.adalah jenis Alga dari kelas Bacillariophyceae.Ciri utama dari Alga ini sebagaimana anggota kelas Bacillariophyceae lainnya adalah adanya penyisipan substansi kersik pada dinding sel sehingga bentuk sel relative tetap dan umumnya berbentuk batang atau silindris.Navicula sp. memiliki bentuk sel serupa gelondong dengan sedikit penebalan pada ujung-ujung sel. Kloroplas padaNaviculasp. terkonsentrasi pada bagian sentral sel. Alga ini memiliki tipe reproduksi secara aseksual dengan membelah diri. 6. Ceratium belone

Kingdom Divicio Classis Ordo Familia Genus Species

: Chromista : Pyrrophyeophyta : Dinophyceae : Gonyaulacales : Ceratiaceae : Ceratium : Ceratium belone (www. Sith.Itb.ac.ia)

Deskripsi Ceratium bulonemerupakan salah satu jenis alga hijau memiliki pigmen warna hijau dalam tubuhnya, yang termasuk dalam plankton. Memiliki ukuran tubuh yang mikroskopis, bentuk tubuhnya memanjag dan tidak beraturan.Jenis alga ini hidupbebas di perairan tawar. 7. Streplotherca indica

Klasifikasi:

Kingdom Divicio Classis Ordo Familia Genus Species


Deskripsi

: Algae : Chrysophyta : Bacillariophyceae : Bacillariales : Bacillariaceae : Streplotherca : Streplotherca indica

Streplotherca indica merupakan salah satu jenis alga keemasan yang termasuk dalam plankton. Spesies ini memiliki bentuk tubuh silinder memanjang, dan permukaan tubuhnya membentuk suatu pola garis atau filament-filamen yang sejajar.Alga ini memiliki pigmen karoten yang dominan, sehingga pigmen klorofilnya tertutupi.Jenis alga ini hidup secara soliter, hidup di perairan tawar dan payau.

You might also like