You are on page 1of 15

http://oertiwi.wordpress.

com/2013/01/11/agroklimatologi/

Curah Hujan 2.4.1 Pengertian Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer

menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memilik ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil). Curah hujan harian adalah curah hujan yang diukur selama 24 jam. Masa 24 jam akan berakhir sesuai dengan tanggal yang tercantum pada waktu. Untuk curah hujan harian dari sumber yang tidak teratur, yaitu mereka yang laporan bulanan atau mingguan, kemudian jumlah hari dimana curah hujan diukur. Sekali lagi periode berakhir pada hari lain.

Satuan curah hujan adalah milimeter (mm), yang merupakan ketebalan air hujan yang terkumpul dalam tempat pada luasan 1 m2, permukaan yang datar, tidak menguap dan tidak mengalir.

1. Rata-rata curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun. 2. Normal curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun. 3. Standar normal curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan masingmasing bulan selama periode 30 tahun

2.4.2 Kriteria intensitas curah hujan :


Hujan sangat ringan : Intensitas < 5 mm dalam 24 jam Hujan ringan : Intensitas 5 20 mm dalam 24 jam Hujan sedang : Intensitas 20 50 mm dalam 24 jam Hujan lebat : Intensitas 50 100 mm dalam 24 jam Hujan sangat lebat : Intensitas > 100 mm dalam 24 jam

2.4.3 Kriteria distribusi curah hujan bulanan :


Rendah : 0 100 mm Menengah : 101 300 mm Tinggi : 301 400 mm Sangat Tinggi : > 400 mm

2.4.4 Pengukuran Curah Hujan

Metode yang dapat digunakan untuk merata-rata curah hujan dari suatu DAS adalah sebagai berikut : 1. Metode rata-rata hitung Metode ini ditentukan dengan cara menjumlahkan tinggi hujan dari semua tempat pengukuran selama kala tertentu, dibagi dengan jumlah pos pengukuran, metode ini sebaiknya dipakai pada daerah yang datar, pos hujan banyak dan sifat hujannya merata. 2. Metode thiesen Metode ini ditentukan dengan cara membuat poligon antar pos hujan pada suatu wilayah DAS kemudian tinggi hujan rata-rata daerah dihitung dari jumlah perkalian antara tiaptiap luas poligon dan tinggi hujannya dibagi dengan luas seluruh DAS, metode ini cocok untuk menentukan tinggi hujan rata-rata, apabila pos hujannya tidak merata. 3. Metode isohiet Metode ini ditentukan dengan cara menggunakan peta garis kontur hujan daerah dan tinggi hujan rata-rata DAS dihitung dari jumlah perkalian tinggi hujan rata-rata diantara garis isohiet dengan luas antara kedua garis isohiet tersebut dibagi luas seluruh DAS, metode ini cocok untuk daerah pegunungan dan yang berbukit-bukit.

2.4.5 Sifat Hujan

Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. Sifat hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu : 1. Atas Normal ( A ) Jika nilai perbandingan terhadap rata-ratanya lebih besar dari 115 % 2. Normal ( N ) Jika nilai perbandingan terhadap rata-ratanya antara 85 % 115 %

3. Bawah Normal ( BN ) Jika nilai perbandingan terhadap rata-ratanya kurang dari 85 %

2.4.6

NORMAL CURAH HUJAN

1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan Rata-rata Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun. 2. Normal Curah Hujan Bulanan Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun. 3. Standar Normal Curah Hujan Bulanan Standar Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masingmasing bulan selama periode 30 tahun, dimulai dari tahun 1901 s/d 1930, 1931 s/d 1960, 1961 s/d 1990 dan seterusnya.

2.4.7 Pola Hujan Berdasarkan distribusi data rata-rata curah hujan bulanan, umumnya wilayah Indonesia dibagi menjadi 3 (tiga) pola hujan, yaitu : Pola hujan monsun, yang wilayahnya memiliki perbedaan yang jelas antara

periode musim hujan dan periode musim kemarau kemudian dikelompokan dalam Zona Musim (ZOM). Pola hujan equatorial, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan

bimodial dengan dua puncak musim hujan maksimum dan hampir sepanjang tahun masuk dalam kreteria musim hujan. Pola hujan lokal, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan kebalikan

dengan pola monsun.


4

2.5 KELEMBAPAN 2.5.1 Pengertian Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan

sebuah termometer dantermostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 C (86 F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 C (32 F). Istilah kelembapan biasanya digunakan dalam bahasa seharian untuk merujuk pada kelembapan bandingan. Kelembapan bandingan ditakrifkan sebagai jumlah wap airdalam satu sampel udara yang dibandingkan dengan jumlah maksimum wap air udara yang dapat dikandungkan pada sebarang suhu tertentu. Kelembapan juga dapat diungkapkan sebagai kelembapan mutlak dan kelembapan tentu. Kelembapan bandingan adalah metrik penting yang digunakan dalam ramalan cuaca. Kelembapan menunjukkan besar kemungkinan kerpasan, embun atau kabus. Kelembapan tinggi membuatkan orang berasa lebih panas di luar pada musim panas kerana ia mengurangkan keberkesananperpeluhan untuk menyejukkan tubuh badan dengan mencegah penyejatan peluh daripada kulit. Kesan ini dihitung dalam jadual indeks haba. Wap air yang panas mempunyai lebih tenaga haba berbanding wap air yang sejuk dan oleh itu lebih banyak wap air menyejat ke dalam udara panas berbanding udara sejuk.

2.5.2 Kelembapan Mutlak Kelembapan mutlak ialah kuantiti air dalam isipadu tertentu udara. Unit paling biasa adalah gram per meter padu, walaupun sebarang unit jisim dan unit isipadu dapat digunakan. Pound per kaki padu adalah biasa di AS, dan malahan kadang kala unit-unit lain yang mencampur baurkan sistem British dan metrik digunakan. Jika semua air dalam satu meter padu udara dipemeluapkan ke dalam sebuah bekas, bekas itu dapat ditimbang untuk menentukan kelembapan mutlak. Jumlah wap dalam kubus udara itu adalah kelembapan mutlak bagi meter padu udara itu. Lebih teknikal: Kelembapan mutlak AHsama dengan jisim wap air mw, per meter padu udara, Va . Bagaimana pun, kelembapan mutlak berubah apabila tekanan udara berubah. Ini sangat menyukarkan pengiraan kejuruteraan kimia, misalnya bagi pengering pakaianyang suhu dapat sangat berubah-ubah. Akibatnya, kelembapan mutlak pada umumnya ditakrifkan dalam kejuruteraan kimia sebagai jisim wap air per seunit jisim udara kering, juga dikenali sebagai jisim nisbah campuran, yang lebih rapi bagi pengiraan keseimbangan haba dan jisim. Jadi jisim air per seunit isipadu seperti dalam persamaan di atas dapat ditakrifkan sebagai kelembapan isipadu metrik. Disebabkan kekeliruan yang mungkin, Standard British BS 1339 (semakan 2002) mencadangkan penghindaran istilah "kelembapan mutlak". Unit-unit seharusnya selalu diperiksa. Kebanyakan cartacarta kelembapan diberikan dalam g/kg atau kg/kg, tetapi sebarang unit jisim dapat digunakan.

2.5.3 Kelembapan Udara Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam massa udara. Kelembaban udara dibedakan atas: 1. Kelembaban Spesifik Adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam 1 kilo gram udara.

2. Kelembaban Absolut/ Densitas uap air dalam udara Yaitu banyaknya uap air dalam setiap 3. unit volume udara. Kelembaban Relatif/ Kelembaban Nisbi

Kelembaban nisbi (RH) mempunyai dua pengertian, yaitu: a. Perbandingan jumlah uap air yang ada secara nyata (actual) dengan jumlah uap air maksimum yang mampu dikandung oleh setiap unit volume udara dalam suhu yang sama. b. Banyaknya tekanan uap yang ada secara nyata (actual) dengan tekanan uap maksimum pada suhu yang sama.

2.5.4 Kelembapan absolut Kelembapan absolut mendefinisikan massa dari uap air pada volume tertentu

campuran udara atau gas, dan umumnya dilaporkan dalam gram per meter kubik (g/m3). 2.5.6 Kelembapan spesifik Kelembapan spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara dengan rasio terhadap uap air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio kilogram uap air, mw, per kilogram udara, ma .

2.6 SIKLUS HIDROLOGI 2.6.1 Pengertian Hidrologi adalah ilmu tentang air yang ada di bumi, yaitu keterdapatannya, sifatsifat fisis dan kimiawinya, sirkulasi dan penyebarannya, serta reaksinya terhadap lingkungan, termasuk hubungannya dengan kehidupan. (Sianawati, 2009) Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmofer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas beberapa gunung serta gurun sampai empat persen di

atas samudera dan laut. Bila seluruh uap air berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm. Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk: dalam bentuk uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butir cairan dan hablur es. Kedua bentuk yang terakhir merupakan curahan yang kelihatan, yakni hujan, hujan es, dan salju. (lablink). Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Siklus hidrologi adalah fenomena yang terutama terjadi di atmosfer dan digerakkan oleh panas dari Matahari yang menguapkan air dari samudera dan daratan. Uap air yang dihasilkan bergerak naik masuk ke atmosfer dan kemudian bergerak bersama aliran udara. Dalam perjalanannya bersama aliran udara, beberapa bagian uap air mengalami kondensasi dan kemudian mengalami presipitasi dalam bentuk hujan atau salju dan kembali ke samudera atau daratan. Air hujan yang jatuh ke daratan dapat mengalir masuk kedalam aliran sungai, meresap ke dalam tanah, atau menguap kembali ke udara untuk bergerak kembali dalam siklus. Sebagian air yang di dalam tanah diserap oleh tanaman, dan kemudian mengembalikan air itu ke atmosfer melalui daun dengan proses transpirasi. Salju dapat tetap berada di daratan selama satu atau dua musim dan bisa lebih lama hingga mencair dan airnya mengalir meninggalkan salju. siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celahcelah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

2.6.2 Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi: A. 1. 2. Air Siklus laut Terjadi menguap Pendek menjadi uap dan / gas Siklus karena panas Kecil matahari awan

kondensasi

pembentukan

3. Turun hujan di permukaan laut B. 1. 2. 3. 4. 5. Turun hujan Uap bergerak Air laut menguap Siklus menjadi Terjadi oleh tiupan angin ke uap gas karena panas Sedang matahari kondensasi darat awan permukaan daratan

Pembentukan di

6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali

C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Air

Siklus laut menguap Uap Pembentukan Awan

Panjang menjadi air awan yang oleh uap

/ gas

Siklus karena panas

Besar matahari sublimasi kristal ke es darat awan salju gletser

mengalami mengandung tiupan angin

bergerak

Pembentukan Turun Pembentukan Gletser mencair membentuk aliran

sungai

9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut 2.6.3 Unsur-Unsur Siklus Hidrologi Unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi : * * * * Evaporasi Transpirasi Respirasi ( ( penguapan air air dari yang dari badan air secara dalam dan langsung tumbuhan) manusia) )

(penguapan pengupan (

terkandung tubuh evaporasi

hewan dan

Evapotranspirasi

perpaduan

transpirasi

* Kondensasi (proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titikair sebagai hasil pendinginan) * Presipitasi (segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, hujan salju)

* Infiltrasi (air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap kedalam tanah) * Perkolasi (air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga mencapai air tanah atau Groundwater)

* Run off ( air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut)

Proses terjadinya siklus hidrologi:

10

Air menguap dari permukaan laut atau samudera akibat sinar matahari, laju dan jumlah penguapan bervariasi, bagian terbesar adalah terjadi pada daerah dekat equator, dimana radiasi matahari memancar lebih kuat.

Uap air adalah murni, karena pada saat dibawa naik ke atmosfer kandungan garam akan ditinggalkan.

Uap air yang dihasilkan akan dibawa oleh udara yang bergerak, dan mengalami kondensasi kemudian membentuk butiran air yang jatuh sebagai presipitasi yaitu berupa hujan atau salju.

Presipitasi ada yang jatuh kembali ke laut atau samudera, daratan, dan sebagian lagi akan kembali menguap sebelum mencapai permukaan bumi.Presipitasi yang jatuh ke permukaan bumi, akan menyebar ke berbagai arah dengan berbagai cara pula.

Sebagian akan tertahan sementara di permukaan bumi sebagai genangan air, es atau salju, yang dikenal sebagai simpanan depresi.

Sebagai

air

hujan

akan

mengalir

ke

sungai

atau

saluran

yang

disebut aliran ataulimpasan permukaan. Jika permukaan tanah porous, maka sebagian air akan meresapke dalam tanah melalui peristiwa yang

disebut infiltrasi.

Sebagian lagi akan kembali ke atmosfer melalui penguapan dan transpirasi oleh tanaman (evapotranspirasi). Di bawah permukaan tanah, pori-pori tanah berisi air dan udara. Daerah ini dikenal sebagai zona kapiler (vadoze zone) atau zona aerasi.

Air yang tersimpan di zona kapiler disebut kelengasan tanah (soil moisture) atau air kapiler.

Pada kondisi tertentu, air dapat mengalir secara lateral pada zona kapiler, proses ini disebut interflow.

11

Uap air pada zona kapiler dapat juga kembali ke permukaan tanah, kemudian menguap. Kelebihan kelengasan tanah akan ditarik masuk oleh gravitasi dan disebut proses drainase gravitasi.

Pada kedalaman tertentu, pori-pori tanah atau batuan akan jenuh air. Batas atas zona jenuh air disebut muka air tanah (water table).Air yang tersimpan dalam zona jenuh air disebut air tanah.

Air tanah ini bergerak sebagai aliran air tanah melalui batuan atau lapisan tanah sampai akhirnya keluar ke permukaan sebagai sumber air (spring) atau sebagai rembesan ke danau, sungai atau laut.

Air yang mengalir ke dalam saluran atau sungai dapat berasal dari aliran permukaan atau air tanah yang merembes di dasar sungai.

Kontribusi

air

tanah

pada

aliran

sungai

disebut aliran

dasar

(base

flow),sementara total aliran disebut debit (runoff)

Air yang tersimpan di danau, waduk atau sungai disebut air permukaan (surface water).

Kata kunci: Evaporation (Penguapan) Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.

12

Transpiration (penguapan dari tanaman) Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak air yang dapat ditahan. Condensation (pengembunan) Ketika uap air mengembang, mendingin dan kemudian berkondensasi, biasanya pada partikel-partikel debu kecil di udara. Ketika kondensasi terjadi dapat berubah menjadi cair kembali atau langsung berubah menjadi padat (es, salju, hujan batu (hail)). Partikelpartikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan.

Precipitation (presipitasi) Presipitasi pada pembentukan hujan, salju dan hujan batu (hail) yang berasal dari kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.

Infiltration (perkolasi) Beberapa presipitasi dan salju cair bergerak ke lapisan bawah tanah, mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

13

3.1 Kesimpulan Agroklimatologi merupakan ilmu yang sangat sangat berguna bagi setiap kalangan baaik dari yang terkecil hingga kalangan besar karena klimatologi sangat menpengaruhi semua makhluk hidup yang ada dibumi. agroklimatologi sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan keadaan struktur dalam bumi. Dari hasil tersusun makalah ini maka dapat di simpulkan bahwa agroklimatologi menpumyai peran dan manfaat yang sangat tergantung pada keadaan, susunan, struktur, lapisan dan isi yang ada di dalam bumi. 3.2. Saran Saran yang dapat saya berikan adalah pergunakanlah agroklimatologi dengan baik karena agroklimatologi merupakan salah satu penyusun struktur bumi. Oleh karena itu mari kita perdayakan sebaik mungkin.
http://hot1991.blogspot.com/2011/11/agroklimatologi.html

14

KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Radiasi matahari . Saya juga mengucapkan ribuan rasa terima kasih kepada dosen mata kuliah dan dan teman teman sekalian yang ikut mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan-demi-kesempurnaanMakalah-ini. Akhir kata, saya sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

15

You might also like