Professional Documents
Culture Documents
Dalam perjalanannya sebagai sebuah ilmu, Psikologi telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan organisasi atau perusahaan. Teori, hasil penelitian dan teknik-teknik atau metode tentang perilaku organisasi telah banyak diaplikasikan oleh perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas. Para lulusan Psikologi yang berkarir dalam dunia bisnis juga telah banyak menunjukkan peranan penting mereka dalam pengembangan sumber daya manusia di perusahaan-perusahaan tempat mereka bekerja.Psikologi dalam pengertian umum adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah-laku manusia. Bagi orang awam seringkali Psikologi disebut dengan ilmu jiwa karena berhubungan dengan hal-hal psikologis/kejiwaan. Sama seperti ilmu-ilmu yang lain, maka Psikologi memiliki beberapa sub bidang seperti Psikologi Pendidikan, Psikologi Klinis, Psikologi Sosial, Psikologi Perkembangan, Psikologi Lintas Budaya, Psikologi Industri & Organisasi, Psikologi Lingkungan, Psikologi Olahraga, dan Psikologi Anak & Remaja. Dari beberapa sub bidang tersebut Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) merupakan bidang khusus yang memfokuskan perhatian pada penerapan-penerapan ilmu Psikologi bagi masalahmasalah individu dalam perusahaan yang secara khusus menyangkut penggunaan sumber daya manusia dan perilaku organisasi. Dari tulisan yang dipaparkan ini nanti akan kita bahas lebih lanjut tentang perkembangan dari pada Psikologi Industri dan Organisasi itu sendiri berdasarkan awal perkembangan hingga sekarang menjadi sebuah disiplin ilmu baru bagian dari ilmu psikologi beserta sosok dibalik berlangsungnya perkembangan ilmu itu.
Tahun-tahun
dini Psikologi
industri
Relative ke sains-sains yang lain dan di bidang-bidang lain dalam lapangan psikologi, psilologi I/O mempunyai sejarah pendik. Seperti studi formal organisasi, ilmu ini baru smulai pada pergantian abad yang lalu (Wren,1987). Dalam hari-hari awal itu, cabang ilmu ini disebut semata-mata psikologi industri dan lingkupnya cukup jauh lebih sempit dari pada definisi dalam Specialty Guidelines (APA,1981). Induk psikologi industri dalam seprtiga pertama abad 20 mungkin disimpulkan oleh judul dari satu buku ajar terdini dalam bidang itu : Psychology of Industrial Efficiency (Psikologi Efisiensi Industri, Munsterberg.1931). seperti dusarankan oleh judul ini, psikolog jaman dulu sangat memprihatinkan efisiensi dalam tempat kerja. Mereka yakin bahwa merode seleksi karyawan, metode pelatihan, serta strategi desain pekerjaan dan tata letak kerja yang lebih baik merupakan kunci untuk mencapai efisiensi ini. Walter Dill Scott, seorang psikolog yang dilatih di Jerman dalam tradisi klasik, merupakan perintis dalam upaya-upaya ini (Lynch,1968). Scott melakukan riset psikologi dalam bidang perikalanan, dalam seleksi dan penempatan para juru jual, dan dalam menguji serta mengelompokkan calon-calon perwira Angkatan Darat (Scott,1911a,b) Penekanan mereka pada efisiensi berarti bahwa kerja dari psikolog industri dini cenderung bersilang dan dipengaruhi oleh kerja insinyur industri. Terutama relevan adalah asas-asas analisis waktu dan studi gerakan, yang dikembangkan dan dipercanggih oleh Frederick Taylor, Frank dan Lilian Gilbreth, dan yang lain-lain. Pamrih praktis dari psikolog industri dulu dipercepat oleh masuknya Amerika dalam Perang Dunia I pada tahun 1918. kebutuhan militer yang mendesak untuk mengelompokkan dan menugasi sejumlah besar personil baru ke kerja perang yang sesuai menuntut pengujian individu pada suatu skala baru. Data uji kecerdasan, psikomotor, dan kepribadian yang dikumpulkan selama waktu ini memberikan bahan untuk pengembangan uji coba untuk tahun-tahun berikutnya bagi mereka yang berminat dalam pengukuran karakteristik manusia.
Tahap-tahap Antara Perang Dunia : 1920-1940. Beberapa hal terjadi dalam dasawarsa 1920-an dan 1930-an yang mengubah dunia kerja dan akhirnya memperluas lingkup psikologi I/O. kurun waktu ini menyaksikan perkembangan yang cepat dari unionisme Amerika Serikat. Dalam kurun waktu itu juga terjadi Depresi Besar dan penerbitan studi-studi Hawthorne, meskipun dampak dari
peristiwa
ini
pada
Psikologi
I/O
tidak
segera
dirasakan.
Tahun 1924 dimulai suatu seri penelitian di Hawthirne, Illinois, di pabrik Western Elektric Company. Penelitian ini mulai dengan mempelajari akibat dari aspek-aspek fisik dari lingkungan kerja terhadap efisiensi pekerja. Para peneliti mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti : Apakah akibat terhadap produksi jika intensitas lampu penerangan ditingkatkan?, Apakah suhu panas udara dan kelembapan mempengaruhi produksi?, Apa yang terjadi jika diadakan jam -jam istirahat? Hasil dari kajian Hawthirne sangat menakjubkan para peneliti dan para manajer pabrik Hawthorne. Ditemukan bahwa kondisi social dan psikologik dari lingkungan kerja secara potensial mempunyai arti yang lebih penting daripada kondisi-kondisi kerja fisik. Misalnya : mengubah intensitas lampu penerangan dari sangat terang sampai hamper gelap tidak mengurangi taraf efisiensi dari kelompok pekerjanya. Ada factor-faktor subtil yang bekerja sehingga menyebabkan para pekerja dapat mempertahankan taraf produksinya yang asli dalam kondisi kerja yang hamper gelap. Hasil kajian tersebut membuka lapangan baru untuk dieksplorasi. Hal-hal yang diteliti, yang berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun, mencakup mutu dan corak penyeliaan (supervision), kelompok-kelompok informal antara pekerja, sikap para tenaga kerja terhadap pekerjaannya, komunikasi dan hal-hal lainnya yang sekarang diakui sebagai hal-hal yang mampu mempengaruhi, bahkan mampu menentukan, efisiensi, motifasi dan kepuasan kerja para pekrja. Sejak itu psikologi eksperimen mempelajari masalah-masalah hubungan antar manusia, semangat kerja dan motivasi secara lebih mendalam dan luas. Bahkan eksperimen-eksperimen Hawthorne, sejauh hasil-hasilnya ternyata menjangkau,tidak memperoleh perhatian yang meluas dari para psikolog kerika laporan pertamanya muncul dalam tahun 1939. Amerika serikat memasuki Perang Dunia II dalam tahun 1941 dan keprihatinan-keprihatinan yang sangat preaktis mendapatkan prioritas puncak. Psikologi Industri dan Perang Dunia II
Seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II memberikan suatu ketegangan yang sangat besar pada fungsi-fungsi personal militer. Orang-orang baru yang direkut dalam jumlah besar harus diberi tugas sedemikian sehingga mereka akan mampu
menunjukkan kinerja kerja yang memuaskan. Banyak yang harus dilatih dalam waktu yang sangat pendek untuk bisa menggunakan peralatan yang sangat canggih. Di dalam negeri wanita pergi bekerja untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh para suami, ayah, saudara laki-laki dan teman mereka, organisasi sipil berteriak minta tolong dalam pelatihan anggota angkatan kerja yang tidak berpengalaman ini. Perang dunia II menantang sumberdaya Psikologi industri, tantangan yang belum pernah ada sebelumnya. Masalah seleksi, penempatan dan pelatihan, baik sipil maupun militer, lebih besar, lebih rumit, dan lebih mendesak. Pada waktu yang sama, kemajuan teknologi menciptakan suatu tuntutan kritisbagi psikolog untuk mampu mengkoordinasikan kemampuan manusia dan kemampuan mesin. Tidak semua psikolog industri dalam paruh pertama abad 20 dilibatkan dengan masalah-masalah yang tercipta oleh terlibatnya personil militer Amerika Serikat dalam konflik dunia, namun tidaklah dapat disangkal bahwa masalah-masalah ini merupakan suatu rangsangan yang bermakna bagi pertumbuhan bidang itu dan bagi kemajuan pengetahuan. Dalam wawancara-wawancaranya dengan 13 psikolog I/O yang terkenal, Stagner (1981) mendapatkanbahwa perang merupakan pengaruh yang paling banyak disebut dalam pemilihan karir.
Bidang kegiatan lain di industri dimana teori, aturan dan prinsip psikologi umum diterapkan adalah bidang pelatihan dan pengembangan. Bidang pelatihan dan pengembangan menjadi penting artinya sewaktu Perang Dunia II berlangsung. Kekurangan akan tenaga terampil menyebabkan perusahaan menggalakkan pelatihan dalam industri. Penerapan dari prinsip-prinsip belajar sangat mempengaruhi efektivitas program-program pelatihan.
Pada tahun 1960-an mulai penerapan psikologi di bidang penjualan berkembang dengan pesat. Perilaku manusia sebagai konsumen diteliti. Kebiasaan membeli dan proses pengambilan keputusan untuk membeli dikaji dan dicarikan aturan-aturan umum. Industri melalui kegiatan promosinya dengan menggunakan berbagai ragam media kegiatan promosinya dengan menggunakan berbagai ragam media massa seperti media cetak (harian, majalah), media pendengaran (radio), media penglihatan dan pendengaran (TV,film), berusaha untuk mengambil hati konsumen. Penerapan teori, aturan dan prinsip-prinsip psikologi besar pengaruhnya dalam perencanaan kegiatan promosi tersebut. Akhirnya pada waktu bersamaan para sarjana psikologi sebagai kelanjutan
mendalami hubungan antamanusia dalam industri mulai mempelajari organisasi sebagai suatu keseluruhan. Mereka mempelajari struktur, iklim dan budaya dari berbagai macam organisasi., pola dan gaya dari komunikasinya, struktur social formal dan informal yang ditimbulkan, untuk menentukan pengaruh dan akibatnya terhadap Psikologi perilaku I/O tenaga Dewasa kerja. Ini
Ketiga akar psikologi I/O telah berkembang dengan agak terpisah menjelang Perang Dunia II, namun sejak waktu itu ketiganya menjadi bersatu untuk menciptakan suatu disiplin dengan suatu pangkalan luas. Kepada efisiensi industri dan masalahmasalah seleksi/penempatan yang terkait telah ditambahkan rekayasa factor-faktor manusia dan kepedulian psikologis yang dijadikan menonjol oleh eksperimen Hawthorne. Kepedulian ini mencakup motivasi pekerja, kepuasan kerja, kepemimpinan dan pengaruh kelompok pada perilaku pekerja secara individu. Dewasa ini hanya terdapat sedikit bidang yang menyentuh perilaku manusai atau memprihatinkan organisasi-organisasi yang tidak diminati oleh psikolog I/O. di samping masalah-masalah tradisional, mereka mempelajari penyalah gunaan obat oleh pekerja, perilaku konsumen, jalan setapak karir masalah-masalah khusus dari pekerjaan meinoritas dan organisasi yang dimiliki minoritas, dan sejumlah besar pertanyaan dan masalah lain. Banyak psikolog I/O dewasa ini melakukan riset mereka yang berkaitan dengan suatu lembaga akademis, suatu pilihan yang telah menjadi makin lazim sejak akhir Perang Dunia II. Bekerja dalam suatu lingkungan akademis memberikan rangsangan dari minat teoritis dari rekan-rekan yang memburu jalur-jalur riset lain maupun dari masalah-masalah praktis organisasi. Rangsangan ini telah membantu maupun memperkuat Psikologi sifat dasar mendua dan teoritis terapan dari di psikologi I/O.
Industri
Organisasi
Indonesia
Psikologi sebagai ilmu baru dikenal dan dikembangkan di Indonesia sekitar tahun 1950-an. Ketika kemerdekaan Indonesia diakui secara resmi oleh belanda akhir tahun 1949, terdapat kegiatan-kegiatan psikologis dengan menggunakan ts-tes psikologik yang dilakukan oleh : a. Balai Psychototechnick dari Kementrian Pendidikan Pengajaran & Kebudayaan RI yang emngadakan seleksi siswa untuk masuk ke sekolah menengah kejuruan teknik
serta
pengukuran bagi
psikometris para
untuk
keperluan
penjurusan
sekolah.
b. Pusat Psikologi Angkatan Darat Di Bandung yang menyelenggarakan seleksi dan penjurusan anggotanya berdasarkan pengukuran psikomertis Pada tanggal 3 Maret 1953, dibawah pimpinan Prof.Dr.Slamet Imam Santosso, didirikan Lembaga Pendidikan Asisten Psikologi, dan Balai Psychotechniek dari Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI dilebur ke dalamnya manjadi bagian Psikologi Kejuruan dan Perusahaan. Lembaga Pendidikan Psikologi Berkembang menjadi Jurusan Psychologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan tahun 1960 menjadi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Bagian Psikologi Kejuruan dan Perusahaan sekarang menjadi Bagian Psikologi Industri dan Organisasi. Psikologi Industri yang merupakan cabang dari psikologi yang ketika itu hanya menerapkan penggunaan tes dalam rangka seleksi dan penjurusan sekolah sejak itu berubah menjadi ilmu yang dapat dikembangkan teorinya melalui penelitian-penelitian. Secara umum dapat dikatakan bahwa belum kemungkinan-kemungkinan dapat dilakukan untuk mengembangkan psikologi dan industri di Indonesia sebagai ilmu telah dikenal dan dipahami, tetapi pelaksanaanya sepenuhnya. Psikologi dan Industri di Indonesia dewasa ini masih merupakan ilmu terapan dengan kegiatan utamanya pada pelaksanaan pemeriksaan psikologis (yang secara popular dikenal dengan psikotes) dengan tujuan seleksi dan penempatan, penyuluhan dan bimbingan kejuruan dan pengembangan karir.
http://www.masbow.com/2009/11/perkembangan-psikologi-industri-dan.html MINGGU, 26 SEPTEMBER 2010 KECELAKAAN AKIBAT KERJA PENDAHULUAN Pada kesempatan safety talk kali ini, kami akan membahas tentang kecelakaan akibat kerja. Kecelakaankecelakaan akibat kerja yang sering terjadi banyak disebabkan oleh faktor manusia dan sedikit yang dipengaruhi oleh faktor alat. Adapun faktor manusia banyak dipengaruhi oleh : a) Latar belakang pendidikan b) Psikologis.
c) Ketrampilan d) Fisik
Sedangkan
faktor
alat
sendiri
banyak
dipengaruhi
oleh
Kondisi
alat.
Selanjutnya mari kita coba membahas faktor-faktor tersebut satu persatu : 1. FAKTOR MANUSIA a)Latar belakang pendidikan. Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi tindakan seseorang dalam bekerja. Orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung berpikir lebih panjang atau dalam memandang sesuatu pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi keamanan alat atau dari segi keamanan diri. Lain halnya dengan orang yang berpendidikan lebih rendah, cenderung akan berpikir lebih pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam bertindak. Misalnya Ketika kita melakukan pekerjaan yang sangat beresiko terhadap kecelakaan kerja tetapi kita tidak memakai peralatan safety dengan benar. Hal ini yang tentunya dapat menimbulkan kecelakaan.
b.Psikologis Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan dilakukan ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi. Contoh faktor psikologis yang dapat mempengaruhi konsentrasi adalah : - Masalah-masalah di rumah yang terbawa ke tempat kerja. - Suasana kerja yang tidak kondusif. - Adanya pertengkaran dengan teman sekerja. - Dan lain lain
c.Faktor Keterampilan Keterampilan disini bisa diartikan pengalaman seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Misalnya melakukan start / stop pada sebuah peralatan, memakai alatalat keselamatan, dan ain-lain. Pengalaman sangat dibutuhkan ketika melakukan pekerjaan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang berakibat timbulnya kecelakaan kerja.
d. Faktor Fisik Lemahnya kondisi fisik seseorang berpengaruh pada menurunnya tingkat
konsentrasi dan motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan motivasi sangat dibutuhkan ketika bekerja. Bila sudah terganggu, kecelakaan sangat mungkin terjadi. Contoh faktor fisik ini adalah : - Kelelahan dan Menderita Suatu Penyakit. 2. FAKTOR ALAT Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada. Apabila alat itu sudah rusak, tentu saja dapat mengakibatkan kecelakaan. Contohnya adalah : - Unit alat berat yang sudah tua. - Alat-alat safety yang sudah rusak. Setelah kita mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan suatu kecelakaan kerja, kita dapat mencegahnya yaitu dengan cara :
- Jangan mencampur adukkan masalah di rumah dan di tempat kerja. - Sering membaca buku-buku pengetahuan agar wawasan kita bertambah. - Selalu menjaga kebugaran dan kesehatan dengan teratur berolahraga. Menambah pengalaman dalam suatu pekerjaan.
B. FAKTOR ALAT Melakukan Melakukan peremajaan kualitas kontrol pada pada alat-alat alat-alat berat yang yang ada di sudah tempat tua. kerja.
PENUTUP Demikianlah Safety Talk kali ini kami buat, semoga dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua. http://k3pelakan.blogspot.com/2010/09/kecelakaan-akibat-kerja.html
Pengenalan Bahaya Di Lingkungan Kerja Posted: Mei 23, 2008 by Bung okleqs in IDENTIFIKASI BAHAYA 18
Klasifikasi
Bahaya
Bahaya di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala kondisi yang dapat memberi pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan atau kesejahteraan orang yang terpajan.
Faktor bahaya di lingkungan kerja meliputi faktor Kimia, Biologi, Fisika, Fisiologi dan Psikologi BAHAYA KIMIA
Jalan
masuk
bahan
kimia
ke
dalam
tubuh:
Pernapasan
inhalation
),
Kulit
(skin
absorption
Tertelan
ingestion
Racun
dapat
menyebabkan
efek
yang
bersifat
akut,kronis
atau
kedua-duanya.
Korosi
Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang paling umum terkena.
Contoh
konsentrat
asam
dan
basa
fosfor.
Iritasi
Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema ( bengkak )
Contoh
Kulit
asam,
basa,pelarut,
minyak
Pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene, chlorine ,bromine, ozone.
Reaksi
Alergi
Bahan kimia alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit atau organ pernapasan
Contoh
Kulit : colophony ( rosin), formaldehyde, logam seperti chromium atau nickel, epoxy hardeners, turpentine.
Pernapasan
isocyanates,
fibre-reactive
dyes,
formaldehyde,
nickel.
Asfiksiasi
Asfiksian yang sederhana adalah inert gas yang mengencerkan atmosfer yang ada, misalnya pada kapal, silo, atau tambang bawah tanah. Konsentrasi oksigen pada udara normal tidak boleh kurang dari 19,5% volume udara.
Asfiksian kimia mencegah transport oksigen dan oksigenasi normal pada darah atau mencegah oksigenasi normal pada kulit.
Contoh
Asfiksian
sederhana
methane,
ethane,
hydrogen,
helium
Kanker
Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah terbukti pada manusia.
Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas sudah terbukti menyebabkan kanker pada hewan .
Contoh
Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia); vinylchloride ( liver angiosarcoma); 2-naphthylamine, benzidine (kanker kandung kemih ); asbestos (kanker paru-paru , mesothelioma);
Kemungkinan dichromates,
karsinogen
pada manusia :
formaldehyde,
carbon
tetrachloride, beryllium
Efek
Reproduksi
Bahan-bahan beracun mempengaruhi fungsi reproduksi dan seksual dari seorang manusia.
Perkembangan bahan-bahan racun adalah faktor yang dapat memberikan pengaruh negatif pada keturunan orang yang terpapar, sebagai contoh :aborsi spontan.
Contoh
Manganese, carbondisulphide, monomethyl dan ethyl ethers dari ethylene glycol, mercury. Organic mercury compounds, carbonmonoxide, lead, thalidomide, pelarut.
Racun
Sistemik
Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem tubuh.
Contoh
Otak
pelarut,
lead,mercury,
manganese
Sistem
syaraf
peripheral
n-hexane,lead,arsenic,carbon
disulphide
Sistem
pembentukan
darah
benzene,ethylene
glycol
ethers
Ginjal
cadmium,lead,mercury,chlorinated
hydrocarbons
Paru-paru
silica,asbestos,
debu
batubara
pneumoconiosis
BAHAYA BIOLOGI
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi.
Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.
Bahaya
infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang potensial mengalaminya a.l.: pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga binatang, dokter hewan dll.
Organisme
viable
dan
racun
biogenic.
Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll.
Contoh
Byssinosis,
grain
fever,Legionnaires
disease
Alergi
Biogenik
Termasuk
didalamnya
adalah:
jamur,
animal-derived
protein,
enzim.
Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari bulu dan protein dari urine dan feaces binatang.
Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat, bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi ( enzim, vaksin dan kultur jaringan).
Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau asma.
Contoh
Occupational
asthma
wool,
bulu,
butir
gandum,
tepung
bawang
dsb.
BAHAYA FISIKA
Kebisingan
Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun suatu populasi.
Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara lain : jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan lama pajanan.
Kebisingan dapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya konsentrasi, yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja.
Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapat menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis.
Tuli permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim .
Contoh
Pengolahan
kayu,
tekstil,
metal,
dll.
Getaran
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti: frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau intermitten.
Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan powered tool berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai Raynauds phenomenon atau vibration-induced white fingers(VWF).
Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit tulang belakang.
Contoh
Loaders,
forklift
truck,
pneumatic
tools,
chain
saws.
Radiasi
Non
Mengion
Radiasi non mengion antara lain : radiasi ultraviolet, visible radiation, inframerah, laser, medan elektromagnetik (microwave dan frekuensi radio) .
Radiasi
infra
merah
dapat
menyebabkan
katarak.
Laser
berkekuatan
besar
dapat
merusak
mata
dan
kulit.
Medan
elektromagnetik
tingkat
rendah
dapat
menyebabkan
kanker.
Contoh
Radiasi
ultraviolet
pengelasan.
Radiasi
Inframerah
furnacesn/
tungku
pembakaran
Laser
komunikasi,
pembedahan
Pencahayaan
Illuminasi
Tujuan
pencahayaan
Memberi
kenyamanan
dan
efisiensi
dalam
melaksanakan
pekerjaan
Memberi
lingkungan
kerja
yang
aman
Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala, berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan.
Keuntungan pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja, produktivitas, mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping, kenyamanan lingkungan kerja, mengurangi kecelakaan kerja.
BAHAYA PSIKOLOGI
Stress
Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini dinamakan stress.
Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.
Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial, penyakit kulit seperti eksim,dll.
BAHAYA FISIOLOGI
Pembebanan
Kerja
Fisik
Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim, sosial ekonomi dan derajat kesehatan.
Pembebanan tidak melebihi 30 40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam jangka waktu 8 jam sehari.
Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia adalah 40 kg. Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka beban maksimum tersebut harus disesuaikan.
Oleh karena penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit, parameter praktis yang digunakan adalah pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40 permenit di atas denyut nadi sebelum bekerja http://okleqs.wordpress.com/2008/05/23/pengenalan-bahaya-di-lingkungan-kerja/ Bahaya Menahan Amarah di Tempat Kerja ARTIKEL, Info & Tips, Psikologi 03 Jan 2010
Cek Harga HANDPHONE, MOTOR dan Harga Lainnya di www.harganya.com! DAPATKAN BUKU GRATIS DARI BUKUKITA.COM, CARANYA KLIK DISINI!!!
Pria yang sering menahan amarah di tempat kerja berisiko tinggi terkena serangan jantung hingga menimbulkan kematian. Risiko serangan jantung juga lima kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang memperlihatkan emosinya saat dalam keadaan marah. Hal itu diketahui dari penelitian yang dilakukan oleh tim dari Stress Research Institute of Stockholm University, di Swedia. Tim meneliti 2.755 pekerja pria yang tidak pernah mengalami serangan jantung antara 1992 hingga 2003.
Pada penelitian ditemukan sebanyak 47 pekerja mengalami serangan jantung dan meninggal karena penyakit jantung. Penyebabnya ternyata adalah tekanan dan perlakukan tidak adil di tempat kerja yang tidak terlampiaskan. Setelah menyesuikan diri dengan usia, keadaan sosial dan ekonomi, risiko perilaku, ketegangan pekerjaan, ada respon yang dekat antara membiarkan segala tekanan dan perlakuan tidak adil dengan serangan jantung, kata salah satu peneliti dalam Journal of Epidemiology and Community Health, seperti VIVAnews kutip dari MSNBC. Pria seringkali diam dan menahan amarah saat mendapat perlakuan tidak adil dan tekanan di tempat kerja. Hal itu memicu terjadinya serangan jantung yang bisa menimbulkan stroke dan kematian. Mengungkapkan perasaan dan emosi akan lebih baik dibandingkan diam saja dan memendamnya bertahun-tahun. Jika Anda dalam posisi yang tertekan atau diperlakukan dengan tidak adil di tempat kerja lebih baik bicarakan dengan orang yang tepat. vivanews.com http://www.untukku.com/artikel-untukku/bahaya-menahan-amarah-di-tempat-kerjauntukku.html
Bahaya Psikologi
Stress Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh ituberlebihan, maka hal ini dinamakan stress. Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguankepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika. Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanandarah tinggi, gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan,asma bronkial, penyakit kulit seperti eksim,dll
4. Tanggung Jawab Perusahaan Berdasarkan Peraturan Perundangan Materi Undang-undang No.1 Tahun 1970 lebih dominan berisi mengenaihak dan atau kewajiban tenaga kerja dan pengusaha/pengurus dalam pelaksanaanK3, dan
kewajiban pengusaha/pengurus adalah :Pasal 3 ayat 1 : Melaksanakan syarat-syarat keselamatan untuk :a.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. Peraturanpelaksananya Kepmenaker RI No. Kep.186/Men/1999 tentang UnitPenanggulangan Kebakaran di Tempat Kerjac.
d. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktukebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahayae.
f. Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja. Peraturanpelaksananya Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.Ins.2/M/BW/BK/1984tentang Pengesahan Alat Pelindung Diri. Instruksi Menteri Tenaga KerjaRI No.Ins.05/M/BW/97 tentang Pengawasan Alat Pelindung Diri. SuratEdaran Dirjen Binawas No.SE.05/BW/1997 tentang Penggunaan Alat g. Pelindung Diri. Dan Surat Edaran Menteri Dirjen BinawasNo.SE.06/BW/1997 tentang Pendaftaran Alat Pelindung Diri.g.
h. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, dan hembusanh.
i. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularani.
j. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. Peraturan pelaksananyadiatur dalam Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 tentangSyarat Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja. j.
o. Mengamankan
dan
memperlancar
pekerjaan
bongkar
muat,
perlakuan
danpenyimpanan barango. p. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya q. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yangbahaya kecelakaan menjadi bertambah tinggi
Pasal 8Ayat 1 : Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan, kondisi mental, dankemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akandipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Peraturan pelaksananya Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan TransmigrasiNomor Per02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja DalamPenyelenggaraan Keselamatan Kerja. Ayat 2 : Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusahadan dibenarkan oleh direktur. Peraturan pelaksananya Peraturan Menteri TenagaKerja dan Transmigrasi Nomor Per-03/Men/1982 tentang Pelayanan KesehatanKerja. Selain itu ada juga Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-01/Men/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan
Bagi TenagaKerja Dengan Manfaat Lebih Baik Dari Paket Jaminan Pemeliharaan KesehatanDasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Pasal 9Ayat 1 : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenagakerja baru tentang :a. a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempatkerjab. b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalamtempat kerjac. c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutand. d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya Ayat 2 : Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutansetelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarattersebut diatas.
Ayat 3 : Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenagakerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan danpemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan. Ayat 4 : Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat danketentuanketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.Pasal 10 ayat 1 : Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia PembinaKeselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) guna mengembangkan kerjasama,saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenagakerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas kewajiban bersama dibidang K3, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi. Peraturan pelaksananyaadalah Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-125/MEN/82 tentang DewanKeselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina Keselamatan danKesehatan Kerja, yang disempurnakan dengan Keputusan Menteri Tenaga KerjaNo. KEP155/MEN/84. Dan juga Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP-04/MEN/87 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta TataCara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.Pasal 11 ayat 1 : Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadidalam tempat kerja yang dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk oleh MenteriTenaga Kerja.
Peraturan pelaksananya Permenaker RI No. Per.03/Men/1998tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan. Permenaker RI No.Per.04/Men/1993 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja.Pasal 14 pengurus diwajibkan : . Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semuasyarat-syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai undang-undangini dan semua peraturan pelaksananya yang berlaku bagi tempat kerja yangbersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca danmenurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kselamatan kerja.b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya semua gambarkeselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya,pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yangdiwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah pimpinannya danmenyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja.Peraturan pelaksana dari ketentuan pasal-pasal UU RI No.1 Tahun 1970 (pasal 15 ayat 1 UU RI No.1 Tahun 1970). UU RI No.1 Tahun 1970 masihbersifat umum ( lex generalist) , peraturan pelaksananya dijabarkan secara teknisdan rinci dalam bentuk PP, Keppres, Permenaker, Kepmenaker, SE Menaker danKepdirjen Binwasnaker Depnakertrans RI.Pelanggaran terhadap peraturan pelaksana UU No.1 Tahun 1970(peraturan perundangan K3) dapat memberikan ancaman pidana dengan hukumankurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginyaRp.100.000,00 (seratus ribu rupiah) sebagaimana ditetapkan pada pasal 15 ayat 2UU RI No.1 Tahun 1970. Ancaman pidana ini tidak akan membuat efek jera bagi pengusaha yang melanggar UU No.1 Tahun 1970 (termasuk peraturanpelaksananya) dilihat dari masa hukuman kurungan begitu singkat dan denda uangyang dikenakan terlalu sedikit mengingat dimungkinkan banyak tenaga kerja padasatu tempat kerja (perusahaan) yang mengalami cidera berat bahkan kematianserta menderita penyakit akibat kerja. Tidak adil apabila masalah K3 ini hanya dilimpahkan kepada perusahaan / pengusaha saja. Karena masalah K3 juga merupakan tanggung jawab pekerjasebagai objek dari K3 ini. Untuk itu pekerja juga memiliki hak dan kewajibanterkait dengan K3 ini yaitu : a. Memberikan keterangan apabila diminta oleh Pegawai Pengawas / Ahli K3b. b. Memakai alat-alat pelindung diric. c. Mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkand. d. Meminta pengurus untuk melaksanakan syarat-syarat K3 yang diwajibkane.
e. Menyatakan keberatan terhadap pekerjaan dimana syarat-syarat K3 danalat-alat pelindung diri tidak menjamin keselamatannya
http://www.scribd.com/doc/64493258/9/b-Pengenalan-Bahaya-Di-Lingkungan-Kerja