You are on page 1of 4

Butuh waktu sekitar 3 minggu untuk menyelesaikan sampai habis buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong.

. Setelah selesai membacanya, saya kagum sekali dengan prestasi dan karakter beliau. Seorang Chaerul Tanjung (CT) yang lahir dari keluarga miskin bisa tumbuh menjadi seorang pengusaha sukses dan membuatnya masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Ini adalah tulisan pertama dari dua tulisan.

Dari kisah hidup beliau, berikut adalah beberapa karakter beliau yang saya kagumi dan saya anggap memberi kontribusi pada kesuksesannya: 1. Pemurah Semasa kuliah, CT yang sukses membangun bisnis fotokopi tidak pernah perhitungan dalam mentraktir rekan-rekannya. Bahkan salah satu sayap usahanya, usaha alat-alat kesehatan, terpaksa bangkrut karena pengeluaran yang terlalu besar untuk konsumsi teman kuliahnya yang bermain ke tokonya dibanding pendapatannya ketika itu. Namun, kebangkrutan yang dialami nya tidak membuatnya dendam kepada teman-temannya itu.

Ketika kuliahnya sudah memasuki tingkat akhir CT juga melakukan aktivitas sosial yang didasari atas dasar tolong-menolong. Ia berhasil menggalang dana untuk penyandang thalassemia yang kemudian dari apa yang dia prakarsai berhasil dibangun sebuah klinik khusus penyakit ini di RSCM meski harus menghadapi banyak rintangan seperti dari Kepala RSCM sendiri.

Setelah lulus kuliah dan mulai berbisnis sendiri di Para Group, CT yang pernah sukses mengkoordinir sebuah bakti sosial di Bengkulu dan Sumatra Barat pun rela untuk membantu kolega-nya, Pak Boy, dengan mengkoordinir sebuah bakti sosial di Timor Timur bersama para mahasiswa UI. Ia kembali turun tangan memimpin sebuah tim di sela-sela bisnisnya mengerjakan sesuatu yang non-profit secara langsung bagi bisnisnya.

Ketika sudah mapan, dia pun tidak menanggalkan kedermawanannya. CT dengan bisnisnya membangun sekolah bagi penduduk Aceh yang terkena bencana Tsunami dengan istrinya sendiri yang memimpin sekolah tersebut.

Banyak hal lain yang ia kerjakan semata bukan karena faktor bisnis belaka. Seperti, advokasi yang ia berikan kepada teman-teman kuliahnya. Atau niat baik yang kemudian berbuah

keuntungan seperti berbisnis alat kesehatan yang diawali dengan niat untuk membantu rekanrekannya agar bisa praktikum dengan alat kesehatan yang terjangkau.

2. Senang bergaul a. Memiliki banyak kenalan Saya takjub dengan ilmu bergaulnya. Entah takdir yang mempertemukan CT dengan para pejabat atau memang murni kepiawaiannya dalam bergaul. Sejak kuliah, CT berhasil berkenalan dengan pejabat-pejabat yang kemudian memperlancar rencana kerjanya. Contoh ketika ia berencana membantu rekan-rekannya yang kesulitan membeli alat kesehatan untuk praktikum. Ia berhasil menemui salah seorang pejabat di lingkungan militer yang berani menjadi penjamin bagi usaha yang dilakukan CT. Memang pejabat tersebut adalah orang tua salah seorang temannya. Namun, keberaniannya untuk berkenalan dan meyakinkan pejabat tersebut adalah sesuatu yang istimewa.Ketika mengurus bakti sosial, ia berkenalan dengan pejabat gubernur Sumatra Barat ketika itu. Ia juga dekat dengan professor-nya yang kemudian membukakan jalan untuk bisa mengenal pejabat setingkat menteri. b. Aktif berorganisasi Dikisahkan sejak SD dia sudah aktif dalam pramuka hingga dilanjutkan ketika SMP. Satu kegiatan yang banyak memberikan pengaruh kepada CT adalah ketika ia aktif dalam teater. Terlihat di teater ini terbangun karakter nasionalis, kritis dan kemampuan analitis-nya. Di teater ini, CT belajar mengolah pikiran yang kemudian banyak memberikannya bantuan dalam belajar dan mengingat pelajaran dengan baik. Cara pandang-nya terhadap aspek sosial dan politik juga terbangun dari diskusi yang dilakukan dalam kelompok teaternya. Ketika di bangku kuliah pun ia aktif dalam banyak kegiatan kemahasiswaan. Bahkan ketika masih menjadi mahasiswa baru Ia ikut dalam gerakan yang menentang militer masuk kampus dan bertanggung jawab mengkoordinir teman-temannya. Hal yang mengagumkan lagi adalah dengan kepadatan organisasi dan bisnisnya, CT tetap menjadi mahasiswa yang berprestasi secara akademik. Ia bahkan pernah menyandang mahasiswa teladan tingkat nasional, meski ada salah satu tugasnya berupa slide presentasi yang dikerjakan oleh temannya.

3. Sensitif terhadap lingkungannya

Awareness-nya sejak awal sudah terlihat ketika sang Ibu memberitahu bahwa keluarga mereka tidak memiliki dana yang berlebih untuk membiayai kuliah CT. Hal ini lah yang kemudian menggerakannya untuk bisa mencari dana tambahan dan tidak menyiakan

kuliahnya. Hal lain yang menunjukkan CT tidak berorientasi pada keuntungan dalam pergaulannya adalah ketika ia mau membantu anak salah seorang dosennya tanpa pamrih. Diawali dari niat baik tersebut kemudian berdirilah sebuah Yayasan dan klinik thalassemia.

4. Bekerja keras, bersungguh-sungguh dan jeli

Kerja keras disini saya sorot pada waktu yang ia berikan untuk mengerjakan tugasnya. Ia rela menghabiskan waktu-nya hingga larut malam untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ini pun ia lakukan hingga berkeluarga dan memiliki bisnis yang sudah besar. Ia menganggap apa yang ia kerjakan adalah bagian dari amanah yang ALLAH swt telah berikan kepadanya dan harus ditunaikan. Ketika ia harus menyelamatkan sebuah bank yang hampir di likuidasi, ia rela untuk terjun langsung dan menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan permasalahan dari bank tersebut satu persatu hingga bank tersebut mampu kembali sehat dan Berjaya menghadapi krisis 1998. Ia juga jeli menangkap peluang-peluang dalam membuka bisnisnya. Saya tidak membaca dari mana ia belajar mencari peluang ini. Tapi yang saya lihat dalam beberapa bisnisnya ada yang diawali dari keinginan untuk membantu sesama seperti usaha foto kopi dan alat kesehatan. Prinsipnya dalam menjalankan bisnisnya: hanya orang yang ahli yang bisa dipercaya untuk menjalankan satu tanggung jawab. Dan jika ia melihat sebuah bisnis tidak pantas lagi untuk dilanjutkan, Ia cepat mengambil tindakan untuk menutupnya.

5. Tidak melupakan sang Pencipta

Dalam beberapa kesempatan saya melihat ada kedekatan rohani yang terjalin antara apa yang CT lakukan dengan kedekatannya dengan Sang Pencipta. Hormatnya Ia kepada sang Ibu adalah salah satu bentuknya, perjalanan rohaninya terlihat ketika ia naik haji bersama sang Ibu. Bentuk lainnya adalah ketika ia tergerak untuk membuka Bank Syariah. Ia tidak melupakan konsultasi dengan sang ustad sebagai ahli dalam perbankan syariah. Kedekatan dengan sang ustad ini mungkin juga memberikan suasana ruhiyah tambahan kepada CT.

Menarik sekali semua yang diceritakan di buku ini. Hanya terkadang ada bagian yang di ulang-ulang dan sedikit mengganggu terlepas dari kemungkinan ini adalah sebuah strategi agar pembaca teringat terhadap informasi yang di ulang-ulang tadi.

Ada pertanyaan dibenak saya mengenai kesuksesan seperti CT ini: 1. Apakah seseorang harus extra susah pada masa lalunya untuk menjadi ultra-sukses? 2. Apakah sang anak bisa menduplikasi kesuksesan bapaknya? Untuk pertanyaan ini, saya sungguh penasaran dengan apa yang dilakukan orang seperti CT untuk bisa mewariskan kesuksesannya kepada generasi-generasi sesudahnya.

Sejauh ini, saya menduga jawaban nomer 1 adalah tidak (tapi kebanyakan memang harus dimulai dari bawah) dan jawaban nomer 2 adalah tidak (mungkin sangat jarang sekali dan saya perlu referensi jika memang ada). Ada opini lain?

Semoga bermanfaat.

You might also like