Professional Documents
Culture Documents
Hukum Adat Minangkabau Wajib PK Hukum Kemasyarakatan 2 SKS Bachtiar Abna, SH.MH
3
Garis-garis Besar Perkuliahan Pokok Bahasan 1. Sub Pokok Bahasan A.
Pendahuluan
2.
3.
Asal usul dari nama Minangkabau B. Sejarah ringkas Minangkabau C. Pengertian Minangkabau dan Masyarakat Minangkabau D. Hukum, Adat, Hukum Adat dan Hk Adat Minangkabau Hukum adat dan A. Pengertian hukum adat Minangkabau hukum Islam B. Pengertian Syarak dalam masyarakat Minang- C. Kekuatan berlakunya hukum adat dan syarak di Minangkabau kabau Hukum keke- A. Sistim Matrillineal dalam masyarakat Minangkabau rabatan adat B. Suku paruik dan kaum sebagai persekutuan hukum Minangkabau adat Geneologis C. Keadaan suku paruik dan kaum dewasa ini
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 4. Nagari sebagaiA. Terbentuknya nagari di Minangkabau masyarakat hu-kumB. Pengertian nagari sebagai persekutuan hukum adat adat gene-alogisC. Tipe-tipe nagari di Minangkabau matrli-neal tritorial D.
E. F.
G.
H.
Nagari sebelum penjajahan Belanda Nagari pada zaman penjajahan Belanda Nagari Setelah Indonesia merdeka sampai 1979 Nagari sejak tahun 1979 sampai tahun 1999 Nagari setelah tahun 1999 sampai sekarang
5. Hukum
E.
Pengertian dan makna perkawinan dalam masyarakat Minangkabau Sistim perkawinan dalam masyarakat Minangkabau Prosedur pelaksanaan perkawinan di Minangkabau Perkembangan hak dan kewajiban urang sumando di Minangkabau Putusnya perkawinan dalam hukum adat Minangkabau
5
Pokok Bahasan 6. Hukum Sub Pokok Bahasan
adat kabau
Tanah A. MinangB. C. D. E.
adat Minangkabau
Pengertian tanah dan pentingnya tanah dlm hukum adat Minagkabau Jenis jenis hak atas tanah Transaksi tanah Transaksi yang berhubungan dengan tanah Keadaan hukum pertanahan di Minangkabau dewasa ini Macam macam kekayaan menurut hukum adat Minangkabau Mengenai sako dan pusako Harato bawaan dan harta tepatan Harato suwarang Harato pancarian Sistim kewarisan dalam masyarakat Minangkabau Pewarisan sako dan pusako Kedudukan harato suwarang Pewarisan harato pancarian
6
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 9. Hukum perjanji- A.
Azas perjanjian dalam hukum adat Minangkabau Ssyarat Perjanjian Jenis jenis perjanjian
7 DAFTAR KEPUSTAKAAN : Amir MS Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang Amir MS Masyarakat Adat Minangkabau Terancam Punah Prof. Mr. M.Nasrun Dasar Falsafah Adat Minangkabau Muchtar Naim Menggali hukum tanah dan hukum waris di Minangkabau Chaidir Ali SH Yurisprudensi Sumatera Barat Christine Dobbin Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam dan Gerakan Paderi Prof. Dr. Mr. Iskandar Kamal Sekitar Pemerintahan Nagari Minangkabau dan Perkembangannya Prof . Dr. Hamka Islam dan Adat Minangkabau M. Rasyid Manggis Dt Rj Pangulu Minangkabau Sejarah Ringkas Dan Adatnya Ibrahim . Dt Sanggono Dirajo Curai Paparan Adat Minangkabau Zenwen Pador SH Baganti baruak dengan Cigak Sistim pemerintahan nagari di Minangkabau AA Navis Runtuhnya Surau kami LC. Westenenk De Minangkabausche Nagarij Komnas HAM, MKRI, FH Unand, Seknas Masy. Hukum Adat Membangun Masa Depan Minangkabau Dari Perspektif HAM Basral Hamidy Harahap Greget Tuanku Rao Schrieke; BJO. Pergolakan Agama di Sumatera Barat : Sebuah Sumbangan Bibliografi
1. Pendahuluan
1. Drs . Zuber Usman : Kesusastraan lama Indonesia: dalam buku Tun Sri Lanang berjudul Hikayat Raja Raja Pasai : Patih Gajah Mada pergi menaklukkan pulau perca dengan membawa Seekor Kerbau Hikmat yang akan diadu dengan kerbau Patih sewatang perdana mentri kerajan Minangkabau. Patih sewatang menyediakan seekor anak kerbau yang kepalanya diberi tanduk dengan benda tajam dan runcing yang beberapa hari tidak diberi susu oleh induknya, waktu kerbau itu diadu anak kerbau tersebut menyeruduk ke perut kerbau besar sehingga perutnya tembus oleh tanduk yang dipasang pada anak kerbau sehingga saat itu orang orang minang bersorak manang kabau, sehingga disebutlah daerah itu dengan Manangkabau yang akhirnya berobah jadi Minangkabau. Dalam dongeng yang hidup di masyarakat Minangkabau, istilah minang itu adalah benda kecil runcing yang menyerupai tanduk yang dipasang pada kepala anak kerbau sehingga Minangkabau artinya Minang yang dipasang pada kepala anak kerbau, kemungkinan Tun Sri Lanang menuliskan dalam bukunya Legenda yang hidup dalam masyarakat Minangkabau sendiri.
9 2. Prof Dr Purbacaraka : bukunya riwayat Indonesia : istilah Minangkabau berasal dari Minanga Kabawa / Minanga Tamwan artinya muara sungai , menurut informasi kerajaan minang kabau itu mulanya berpusat pada sebuah muara sungai. 3. M. Joustra : Yang mengutip laporan dari Prot van Der Tuuk, istilah minangkabau berasal dari Minangkhabu yang artinya tanah asal 4. St. M Zein : Berpendapat bahwa Minangkabau berasal dari kata Minanga Kanvar artinya muara kampar, pendapat M Zein berdasarkan pada catatan dari Chan Ju Kua yang pada abad ke 13 pernah berkunjung ke Muara Kampar yang merupakan pelabuhan paling ramai di Sumatra 5. Menurut Prasasti (Batu Bersurat) Kedukan Bukit di Barat Palembang : tertulis : Pada tujuh paro terang bulan yastha enam ratus lima saka yang dipertuan hiang marlapas dari minanga tamwan datang bersuka cita membuat kota Sriwijaya dengan perjalanan suci menyebabkan kemakmuran. Istilah minanga tamwan dalam prasasti itu adalah untuk menyebut minangkabau pada enam ratus
10 6. Prof Dr. M Husein Nainar Prof Dr. M.Husen Nainar, seorang Guru besar di Universitas Madras yang pernah datang ke Minangkabau berpendat bahwa istilah minangkabau berasal dari Menon Khabu, dalam bahasa Malajalam yang dipakai oleh suku Dravida yang hidup di Pegunungan Malabar di dataran tinggi Dekkan yang juga menganut sistim keturunan matrilineal seperti Minangkabau. Menonkhabu itu artinya tanah pangkal, tanah mulia atau tanah permai. Menurut Husein Nainar kemungkinan masyarakat Minangkabau berasal dari suku Dravida
11
Dari ma titiak palito; di baliak telong nan batali Dari ma datang niniak kito; dari puncak Gunuang Marapi Prof Dr. Hamka : 1. Dalam sejarah Melayu tullisan Tun Sri Lanang : Keturunan Sang Sapurba yang turun di Bukit Siguntang Mahameru (Palembang) dirajakan di Minangkabau 2. Maharajo dirajo turun dari puncak Gunung Merapi; seperti halnya Orang Jepang turunan dewa matahari; Pasemah : Sipahit Lidah turun dari Berombong Cahaya Matahari; 3. Tahun 453-464 Zaman Maharaja Hsian ke Cina datang utusan Maharaja Pulau Kandali, atau Andali yang ditulis dalam huruf Cina dengan Kandalaih atau Andalaih, yakni Pulau Andalas yang oleh Ibnu Batutah disebut Sumatera yang berpusat di Palembang 4. Tahun 502, 519 dan 520 datang pula utusan Maharaja sriwijaya ke Cina. Dari Sumatera itu disiarkan agama Budha ke Jawan dan Jepang. Di Palembang berdiri Asrama Budha yang besar yang dipimpin oleh Demang Lebar Daun.
12
5. Tahun 671 : I Tsing melawat ke kerajaan Sriwijaya yang berdiri di pinggir sungai Mo-shi. Raja sedang pergi perang ke negeri Melayu, Indragiri, Kampar dan Siak. 6. Tahun 1005 ada tulisan yang menyebut Maharaja Palembang itu Maharaja Gunung yang melebarkan sayapnya sampai ke India dan Sailon. 7. Tahun 1275 Karena pertikaian Aliran Budha Hinayana yang berpusat di Palembang dengan Mahayana yang berpusat di Jawa Raden Wijaya dari Singosari menyerang Sriwijaya. Raja Sriwijaya pindah ke utara (antara Jambi dan Sumbar sekarang) dan mendirikan kerajaan Dharmasraya (Jiwa yang bebas). Raden Wijaya memberikan perlindungan atas Dharmasraya dan membawa dua putrinya ke Jawa, Dara Petak (yang tua) bergelar Sri Indrahwari dan Dara Jingga (yang muda) dijadikan permaisuri oleh Raja Maja Pahit bernama Sri Marmadewa. Turunannya nanti menjadi raja di Minangkabau turun temurun (Aditiawarman). 8. Tahun 1286 : Kertanegara mengirim patung Budha ke Minangkabau sebagai tanda hubungan baik, dan kerajaan yang berdiri sendiri dalam lingkungan Majapahit. Patung itu dibawa ke Gedung Arca
13
9. Tahun 1343, yang menjadi raja Minangkabau adalah Aditiawarman, membuat patung nenek moyangnya Manju Shri (Manja Sari) = yang maha suci, dari emas. Patung di Gedung Arca Berlin. Menurut Catatan Ibnu Bathuthah yang datang ke Pasai Aceh, raja Al Malikus Shalih mengirim utusan ke Muljawa untuk mengajak masuk Islam. Aditiawarman dan Malikus Shalih sezaman, mungkin Muljawa itu ialah Minangkabau, berasal dari kata Melayu-Jawa. Masuknya agama Islam merubah sistem pemerintahan, yaitu rajo tigo selo, rajo alam, adat, dan ibadat. Basa ada Apek Balai, Indomo di Saruaso dan Bandaro atau Titah di Sungai Tarab menjaga adat istiadat lama, sedangkan Tuang Kadi di Padang Gantiang dan Makhudum di Sumaniak menunjukkan negeri telah Islam bertgugas mengadakan hubungan dengan negeri Islam. 10. Tahun 1604 di Pantai Barat (Singkil, Barus, Tiku, Pariaman, Padang, Salido sampai Indopuro terjadi perebutan kekuasaan perdagangan antara Aceh dengan Portugis, ingat Nan Tongga Magek Jabang melawan Sipatokah (Portugis). Raja Pagaruyung tidak lagi mampu mengusai pantai barat sehingga jatuh ke tangan Aceh, sekaligus membawa ajaran Islam.
14
11. Shech Burhanudin, Murid Abdurrauf dan Nurudin Arraniri, penganut faham Ahlussunnah, Wihadatussuhud, alam itu bekas kuasa Tuhan datang ke Ulakan Pariaman karena mendengar bahwa Pengaruh Hamzah Fanshuri dan Syamsuddin Samatrani, panganut faham Wihdatul Wujud bahwa alam adalah sebagian dari Tuhan, laksana buih lautan itu sebagian dari ombak, yang berpusat di Cangking. 12. Tahun 1801 (Permulaan abad 19) datang gerakan baru yang amat hebat yang menggoyahkan batu sandi adat istiadat yang disebut Paderi yang datang dari Mekah dimulai oleh Haji Miskin di Pandai Sikek, yang merupakan pengikut kaum Wahabi yang memandang orang Islam yang tidak sealiran dengannya sebagai musuh karenamemperserikatkan Tuhan dengan yang lain. Maka terjadilah Perang Paderi 1801-1826 dan 1826-1837 sampai Bonjol jatuh ke tangan Belanda
15
1. C. Pengertian Minangkabau dan Masyarakat Minangkabau Menurut Van Volenhoven yang terkenal sebagai Bapak Hukum Adat wilayah Hindia Belanda dahulu terdiri dari 19 adat Rechtkringen/ wilayah hukum adat yaitu : 1. Aceh 2. Gaya Alas, Batak, Nias 3. Minangkabau dan Mentawai 19. Jawa Barat Wilayah Hukum adat adalah : Suatu wilayah yang didiami oleh sekelompok orang yang corak corak kehidupan termasuk hukum adat mereka yang hampir bersamaan ditandai oleh : 1. Sistim garis keturunan yang sama 2. Pola pola perkawinan yang sama 3. Bahasa pengantar / Bahasa daerah yang sama 4. Struktur kemasyarakatan yang sama
16
1. C. Pengertian Minangkabau dan Masyarakat Minangkabau Dari penjelasan Van Volenhoven itu terlihat Minangkabau adalah salah satu adatrechkring (wilayah hukum adat) yang terdapat di wilayah Hindia Belanda yaitu suatu wilayah yang terletak di Sumatera Tengah bagian Barat, sistem kemasyarakatan Matrilineal, mempunyai bahasa pengantar bahasa Minang, sistim perkawinannya sistim sumando, eksogami dan matrilokal; sedangkan susunan kemasyarakatannya terdiri dari persekutuan hukum adat geneologis berbentuk suku, paruik, kaum yang terhimpun menjadi persekutuan hukum adat territorial yang disebut dengan nagari yang terhimpun pula kedalam Luhak dan Rantau Di samping itu Minangkabau digunakan untuk menyebut salah satu etnis dari masyarakat Indonesia, yaitu etnis Minangkabau. Wilayah Minangkabau pada mulanya didiami oleh masyarakat Minangkabau yang menyebut dirinya sebagai urang awak Sekelompok orang laki laki dan perempuan yang ibunya merupakan anggota salah satu suku yang keberadaanya diakui pada salah satu nagari yang ada di Minangkabau.
17
1. C. Pengertian Minangkabau dan Masyarakat Minangkabau Untuk mengetahui apakah seorang itu urang awak perlu diketahui hal hal sbb : Nama nagari asalnya yang harus dapat menunjukkan salah satu dari nama nagari di Minangkabau. Mempunyai suku yang diakui keberadaannya di nagari yang bersangkutan Mengetahui nama pangulu paruik , dari mana ibunya berasal Masyarakat Minangkabau Terdiri dari : Rang Kampuang : Masyarakat Minang yang menetap dinageri asalnya Rang Rantau : Masyarakat Minangkabau yang menetap di Nagari lain 1. Rantau Dakek : Masih diwilayah Minangkabau 2. Rantau Jauh : Diluar Minangkabau 3. Rantau Cino : Masyarakat minang yang tidak tahu lagi asal usulnya
18
Penggunaan Hukum Dalam Masyarakat Teori Fisika, hukum archemides, mata hari terbit di timur Tata Bahasa -> nun mati disambut dal hukumnya ekhfa Tidak ada hukum -> hukum rimba Teori ekonomi -> hukum ekonomi Norma agama -> shalat lima waktu hukumnya wajib Norma Kesusilaan -> orang dilarang dengki Norma Kesopanan -> setop mobil pakai tangan kanan, di Jawa harus menjempol Norma Hukum -> mencuri masuk penjara, tidak bayar hutang dapat dipaksakan lewat penegak hukum
19
Sebagai norma hukum, hukum adalah setiap kesepakatan antara dua atau lebih manusia tentang apa yang boleh, wajib atau dilarang dilakukan di antara mereka serta padahan yang ditimpakan secara nyata kepada orang yang melanggarnya.
Hukum Sebagai Sistem Sosial : Hukum adalah semua proses dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai kedamaian dalam kehidupan bersama (peaceful living together)
Input Proses Output Antara Aturan Hukum Obyektif Output Akhir
20
Aplikasi
21
Cicero : (Zaman Yunani Kuno) ubi societas ibi ius Masyarakat = dua atau lebih manusia yang hidup berdampingan ditandai oleh adanya komunikasi di antara mereka sehingga mampu mengadakan kesepakatan (deal) yang dapat melahirkan hukum Cara Lahirnya Hukum: 1. Otonom : Melalui gejala sosial (prilaku nyata) wara masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,->hukum adat 2. Aeteronom : Melalui ketetapan penguasa masyarakat dengan sengaja membuat peraturan hukum, ->UU
22
1. Snouck Hurgronje : Hukum adat ialah seluruh hukum yang ditemukan Belanda di Hinda Belanda (De Atjehers) 2. Van Vollenhoven : Hukum adat adalah hukum yang tidak bersumber kepada peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda dahulu atau alat-alat kekuasaan lainnya yang menjadi sendinya dan diadakan sendiri oleh kekuasaan Belanda dahulu (Het adat recht van Ned. Indie) (Thn 1596 Ind sudah ada hukum, Staatrecht Overzee H.Adat=Hk yang ditemukan Bld di HB)) Unsur Hukum Adat : - Bagian yang tertulis berupa surat perintah raja atau keputusan musyawarah - Usur Asli -> hk masy Malayo Polinesia - Unsur Asing hukum agama dan hk adat orang asing yang bedomisili di Hindia Belanda - Bagian Tidak tertulis
23 3. Ter Haar (Beslissingen leer): Hukum adat lahir dan dipelihara oleh keputusan-keputusan warga masyarakat hukum, terutama keputusan berwibawa dari kepala2 rakyat yang membantu pelaksanaan perbuatan2 hukum; atau dalam hal bertentangan kepentingan keputusan para hakim yang bertugas mengadili sengketa sepanjang tidak bertentangan dengan keyakinan hukum rakyat; mealinkan senapas seirama dengan kesadaran itu, diterima/diakui atau setidaknya ditoleransinya. (Peradilan Landraad Berdasarkan Hukum Tidak Tertulis, 1930) Dengan mengabaikan bagiannya yang tertulis yang terdiri dari peraturan2 desa, surat perintah raja, hukum adat adalah keseluruhan peraturan yang terjelma dalam keputusan para fungsionaris hukum yang berwibawa dan berpengaruh yang dalam pelaksanaannya berlaku serta merta (spontan) dan dipatuhi sepenuh hati. Hukum adat yang berlaku dapat diketahui dari keputusan hakim, kepala adat, rapat desa, wali tanah, petugas agama dan petugs desa lainnya. Bukan hanya mengenai sengketa, tetapi juga kpts kerukunan yang berdasarkan nilai2 yang hidup sesuai alam rohani dan hidup kemasyarakatan anggota2 persekutuan (Hukum Adat Hindia Belanda di dalam Ilmu, praktek dan pengajaran 1937)
24 4. Prof.Dr. Supomo, SH : Hukum adat ialah hukum yang tidak tertulis dalam peraturan2 legislatif (unstatutory law) meliputi peraturan2 hidup yang walaupun tidak ditetapkan oleh yang berwajib, toh ditaati dan didukung oleh rakyat berdasarkan atas keyakinan bahwa peraturan itu mempunyai kekuatan hukum. Dalam tata hukum bari Indonesia, untuk menghindari kesalahfahaman, istilah hukum adat dipakai sebagai sinonim dari hukum yang tertulis dalam peraturan legislatif (unstatory law), hukum yang hidup sebagai konvensi pada badan-badan hukum negara (Parlemen, Dewan Propinsi, dsb), hukum yang timbul karena putusan hakim (Judge made law), dan hukum yang hidup sebagai pertguran kebiasaan yang dipertahankan dalam pergaulan hidup, baik di kota maupun desa2 (Customary Law). Beberapa Catatan Mengenai Kedudukan Hukum Adat
Unstatutory Law
Conventie
Customary Law
25 4. Dr. Sukanto, SH : Hukum adat ialah kompleks adat2 yang tidak dikitabkan, tidak dikodifisir, dan bersifat paksaan, mempunyai sanksi, jadi mempunyai akibatg hukum. Meninjau Hukum Adat Indonesia 5. Prof. Mr. M.M.Djojodigoeno : Hukum adat ialah hukum yang tidak bersumber kepada peraturan-peraturan. Azas-azas Hukum Adat, 1958
6. Mr. JHP. Bellefroid : Hukum adat ialah peraturan2 hidup yang meskipun tidak diundangkan oleh penguasa, toh dihormati dan ditaati oleh rakyat dengan keyakinan bahwa peraturan tersebut berlaku sebagai hukum. (Inleiding tot de rechtwetenschap in Nederland 7. Seminar Hukum Adat 1975 di Yogyakarta : Hukum adat ialah hukum asli bangsa Indonesia yang di sana sini dipengaruhi oleh unsur agama.
26
8. Prof Dr. Hazairin: Kesusilaan dan Hukum, 1952 Seluruh lapangan hukum berhubugnan dengan kesusilaan, langsung atau tidak langsung. Dalam sistem hukum yang sempurna tidak ada tempat bagi hukum yang tidak selaras dengan kesusilaan. Istimewa dalam hukum adat, terdapat persesuaian yang langsung antara hukum dengan kesusilaan, pada akhirnya antara hukum dan adat demikian langsung sehingga istilah hukum adat tidak dibutuhkan oleh rakyat biasa, cukup dipakai istilah adat saja. Hukum adat ialah endapan(renapan) kesusilaan dalam masyarakat, artinya kaedah-kaedah adat berupa kaedah kesusilaan yang kebenarannya telah mendapat pengakuan umum dalam masyarakat. Walau ada beda kaedah kesusilaan dan kaedah hukum, namun perbuatan yang dilarang atau disuruh menurut hukum juga dicela dan dianjurkan oleh kesusilaan. Apa yang tidak dapat dipelihara oleh kesusilaan diusakan pemeliharaannya melalui kaedah hukum, yang tidak hanya didasarkan kepada kebebasan pribadi, tetapi serentak mengekang kebebasan itu dengan suatu gertakan, ancaman paksaan, ancaman hukum atau penguatan hukum. Hukum adat adalah kaedah kesusilaan yang diberi gertakan, ancaman paksaaan, ancaman hukum atau penguatan hukum.
27
Hukum Adat dan Hukum Agama A. Van Den Berg, Receptio in Comlexu B. Snouck Hurgronje, Receptie Theorie C. Ter Haar, Beslissingen leer D. Hazairin, Receptio contrario E. Seminar Hukum Adat di Yogyakarta, 1975 Van Den Berg, Receptio in Complexu Hukum pribumi adalah hukum agama yang mereka anut, karena jika memeluk agama harus juga mengikuti hukum-hukum agama yang dipeluknya. Jika ada yang bukan hukum agama, hanyalah merupakan penyimpangan sajha dari hukum agama yang in comlpexu gerecipieerd Snouck Hurgronje, Receptie Theorie Hukum agama yang berlaku bagi masyarakat adat penganutnya hanyalah sepanjang telah diterima (gerecipieerd) ke dalam hukum adat mereka. Ter Haar, Beslissingen leer Di samping keputusan hakim, kepala adat, dan kerukunan, hukum adat juga dapat berupa keputusan petugas-petugas di lapangan agam
28
Hazairin, Receptie Contrario Teori resepsi adalah teori iblis kaena memilah berlakunya hukum agama. Berlakunya hukum agama bukan atas dasar hukum adat, tetapi berdasarkan hukum agama itu sendiri Seminar Hukum Adat di Yogyakarta, 1975 Hukum adat ialah hukum Indonesia Asli yang di sana sini dipengaruhi oleh unsur agama Hukum Islam di Minangkabau Alah Bakarih samparono, bingkisan rajo mojopahik, Tuah Basabab Bakarano, Pandai Batenggang di nan rumik. Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Adat jo syarak, bak tabiang jo aua, tabiang ndak runtuah, aua ndak taban; bak mansiro dalam lapiak, salo manyalo kaduonyo Sandi tidak sama dengan fondasi. Sandi adalah batu yang diselipkan kemudian di bawah tiang setelah tiang berdiri Adat diperkuat oleh syarak, syarak diperkuat oleh kitabullah Sepanjang menyangkut haram dan dosa digunakan hukum Islam, selebihnya tetap digunakan hukum adat Baca Makalah ABSSBK
29
Hukum Adat Minangkabau adalah hukum yang lahir, tumbuh, berkembang dan dipertahankan dalam kehidupan nyata masyarakat Minangkabau, mempunyai padahan hukum yang akan dilaksanakan secara nyata. Padahan Hukum : Pidana; Perdata; Administrasi Berlakunya : Bagi Masyarakat MInang, baik di kampung maupun di rantau Ciri : Pada umumnya tidak tertulis, dinamis, magis religius, komunal, tunai, terang Sumber Pengenal : Prilaku nyata, pepatah adat, keputusan fungsionaris hukum, kitab hukum, laporan penelitian
Genealogis
Genealogis Teritorial Genealogis Matrilineal Teritorial Nagari di MK Genealogis Patrilineal Teritorial Huta dan Kuria di Batak
Rang Gari Mangarek Kuku; Dikarek dengan sirauik; Parauik Batuang Tuo; Tuonyo Elok Ka Lantai Nagari Baampek Suku; Suku Babuah Paruik; Kampuang Batuo; Rumah Batungganai
31
Nagari adalah sekelompok besar orang (perempuan, lelaki, tua, muda) yang terdiri dari beberapa kelompok genealogis (suku dan paruik) yang menyatukan diri sebagai kelompok teritorial Anak Nagari : setiap orang yang ibunya mempunyai suku yang diakui keberadaannya dalam masyarakat hukum adat yang bersangkutan Rang Kampuang Anak nagari yang tinggal di wilayah nagari Rang Rantau Anak nagari yang tinnggal di luar wilayah nagari Rantau Dakek : Masih dalam Wilayah Minangkabau Rantau Jauah : Ke Luar Wilayah Minangkabau Rantau Cino : Putus Hubungan dengan nagarinya
Syarat Nagari : 1. Minimal empat suku 2. Setiap suku punya buah paruik 3. Babalai dan musajik 4. Bakorong bakampuang 5. Labuah nan goloang, pasa nan rami 6. Tapian tampek mandi Definisi Nagari :
Menurut Perda Sumatera Barat No. 9/2000 angka (7), Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat dalam Daerah Propinsi Sumatera Barat yang terdiri dari himpunan beberapa suku yang mempunyai wilayah tertentu batas-batasnya, mempunyai harta kekayaan sendiri, berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya, dan memilih pimpinan pemerintahannya.
32
Definisi Nagari :
Perda Sumbar No. 2 Tahun 2007 angka 7, nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang memiliki batas-batas wilayah tertentu, dan berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan filosofi adat Minangkabau (Adat Basandi Syarak, Syarak BasandiKitabullah) dan atau berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat dalam wilayah Propinsi Sumatera Barat
Pertumbuhan Nagari
33
Taratak Mulo Dibuaek; Dari taratak manjadi kampuang, kampuang manjadi koto, koto manjadi nagari Model 1 Integrasi
Koto K Koto L Kampuang E Taratak A Taratak C Taratak B Kampuang F Koto M
Nagari X
Pertumbuhan Nagari
34
Taratak Mulo Dibuaek; Dari taratak manjadi kampuang, kampuang manjadi koto, koto manjadi nagari
35
Padang Subarang Padang Muaro Pasa Mudiak Koto Tangah Bungus Tekab Nanggalo Pauah Palinggam Aia Tawa
Tipe Nagari
Budi Caniago (Budi Cando Iko) Dt. Parapatiah Nan Sabatang Koto Piliang (Kato Pilihan) Dt. Katumanggungan 1. Turun dari langik 2. Aristoktrasi (Musayawarah untuk mengusulkan, Keputusan diambil oleh pimpinan tertinggi) 3. Lantai Balerong Bertingkat 4. Suku=MHA, dipimpin pangulu pucuak 5. Paruik=MHA, dipimpin pangulu andiko
36
1. Mambusek Dari Bumi 2. Demokratis (Musyawarah Mufakat) 3. Lantai Balerong Datar 4. Suku= hanya nama keturunan 5. Paruik = MHA, dipimpin pangulu
Pisang Sikalekkalek Hutan; Pisang timbatu nan bagatah, Bodi Caniago inyo bukan, Koto Piliang inyo antah
37
1. Pra Islam (Nagari Merupakan Negara mandiri diatur berdasarkan hukum adat ) 2. Pra Kolonial Belanda (Nagari Merupakan Negara mandiri diatur
berdasarkan hukum adat dan Hukm Islam)
3. Zaman HIndia Belanda (Nagari merupakan pelaksanaan Pemerintahan dan digunakan untuk membantu pemerintahan Belanda 4. 1945- 1979 (Nagari tetap pelaksana pemerintahan terendah dalam NKRI) 5. 1980 2000 (Pemerintahan terendah adalah Desa, Nagari hanya sebagai MHA Perda 13-1983) 6. 2000 2007 (Perda 9 2000 Sistem Pemerintahan Nagari di Kabupaten) 7. 2007-kini (Perda 2/2007 Kabupaten Kota) Baca Makalah Pengelolaan dan Pemberdayaan Nagari