You are on page 1of 28

TUGAS TERSTRUKTUR Kesehatan Reproduksi

Dosen Pembimbing : Lepita S.SiT M.Keb

Disusun Oleh :
LILIS MAULANINGRUM NINA IRMATIYA PUJI LESTARI SITI AISYAH 4.08.05.0500 4.08.05.0521 4.08.05.0535 4.08.05.0548

Kelompok 4

Tingkat I

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES PONTIANAK JURUSAN KEBIDANAN TAHUN 2009

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya lah maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dalam menyelesaikan makalah ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Pihak perpustakaan yang telah membantu menyedaikan referensi bagi penulis. 2. Teman-teman yamg telah membantu dalam pembuatan makalah ini. 3. Dosen pembimbing mata kuliah Kesehatan Reproduksi yang diampuh oleh ibu Lepita ,S.SiT, M.Keb Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi isi maupun segi teknik penulisan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pontianak, Maret 2009

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Jenis kelamin seseorang bergantung kepada banyak faktor termasuk genetika, hormonal, morfologi, dan identitas inti.identitas kelamin berbeda dengan peran kelamin dan berbeda pula dengan pilihan sasaran seksual kelamin. Peran kelamin adalah cara bagaimana orang berperilaku. Umumnya peran kelamin adalah perilaku yang dipelajari, pilihan sasaran seksual kelamin adalah jenis kelamin yang membuat seseorang individu tertarik secara seksual. Berbicara masalah seksual, dewasa ini semakin banyak ditemukan berbagai gangguan khususnya dalam hal kesenatan reproduksi. Gangguan ini bermacam-macam, meliputi infertilitas, gangguan haid, dan yang paling menakutkan adalah infeksi menular seksual.

B. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab infertilitas dan penanganannya, terjadinya gangguan haid, dan infeksi menular seksual.

BAB II PEMBAHASAN

A. Infertilitas Infertilitas tidak sama dengan kemandulan. Di bidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan.

Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x / mgg, tanpa mamakai matoda pencegahan selama 1 tahun. Sedangkan kemandulan atau sterilitas adalah perempuan yang rahimnya telah diangkat atau laki-laki yang telah dikebiri (dikastrasi).

Ada dua jenis infertilitas yaitu Infertilitas primer : bila pasangan tersebut belum pernah mengalami kehamilan sama sekali. Infertilitas sekunder : bila pasangan tersebut sudah pernah melahirkan namun setelah itu tidak pernah hamil lagi. Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 2540% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri. Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain : Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 2540% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri. Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain : a. Penyebab gangguan infertilitas wanita 1) Hormonal Kegagalan evolusi Kegagalan endometrium uterus untuk berprolasi dan sekresi.

Sekresi vagina dan cervix yang tidak menguntungkan bagi sperma.

Kegagalan gerakan (motilitas) tuba falopi yanh menghalangi spermatozoa mencapai uterus.

Sekarang diketahui bahwa kelainan fase luteal siklus menstruasi merupakan penyebab infertilitas yang penting. Walaupun semuanaya tampak baik, tetapi bila kadar hormonal diuji pada seluruh siklus menstruasi, maka kecepatan sekresi progesterone maupun kadar puncak tertingginya jauh lebih rendah dibandingkan dengan wanita subur (fertile). 2) Sumbatan Tuba fallopi yang tersumbat bertanggung jawab kira-kira sepertiga dari penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat disebabkan : Kelainan konginetal Penyakit radang pelvis umum, misalnya apendisitis dan peritonitis. Infeksi tractus genitalis yang naik, misalnya gonore.

3) Faktor lokal Keadaan seperti : Fibroid uterus yang menghambat implansi ovum. Erosi servix yang mempengaruhi PH sekresi sehingga merusak sperma.

Kelainan congenital vagina, cervix atau uterus yang menghalangi pertemuan sperma atau ovum.

b. Penyebab gangguan infertilitas pria 1) Ganguan spermatogenesis Jumlah spermatozoa kurang dari 20 juta per ml cairan seminal. Jumlah spermatozoa yang abnormal lebih dari 40% berupa defek kepala (caput), bagian tengah (corpus) atau ekor (cauda) yang spesifik. apisiasi Keadaan sel ini mungkin karena adanya germinal,

pengelupasan, atau suatu defek congenital. Cairan seminalis yang diejakulasi kurang dari 2 ml. Kandungan kimia cairan seminalis tidak memuaskan, misalnya kadar glukosa, kolesterol, atau enzim hialuronidase abnormal dan PH nya terlalu rendah. 2) Obstruksi Sumbatan tubulus. Sumbatan duktus atau tubulus yang disebabkan oleh penyakit peradangan (inflamasi) akut atau kronis yang mengenai membrane basalis atau dinding tubulus seminuferus, misalnya orkitis, infeksi prostat, infeksi gonokokus. (okulasi) Konginetal duktus atau

Kelainan pathogen yang lain, misalnya tumor, penyakit densiensi nutrisi atau vitamin, radiasi, dan lain-lain.

3) Ketidakmampuan koitus (ejakulasi) Faktor deviasi fisik penis misalnya seperti hipospadia, epispadia, atau

padapriapismus,

mempertahankan ereksi. Alkoholisme.

4) Faktor sederhana Kadang-kadang faktor sederhana seperti memaki celana jeans ketat, mandi dengan air terlalu panas atau bergantialingkunan ke iklim tropis dapat menebabkan keadaan luar (panas) yang tidak menguntungkan untuk produksi sperma sehat.

SKENARIO KASUS

Ibu usia 27 tahun, datang ke klinik bersalin, G3P2A0, usia kehamilan 32 minggu. Jarak kehamilan dengan persalinan lalu 2 tahun.

I. IDENTIFIKASI MASALAH

Klarifikasi istilah dan konsep a. Ibu : Seorang wanita yang sudah menikah. b. Usia 27 tahun: Usia matang seorang wanita untuk mempunyai anak lebih dari satu. c. Hamil : Suatu proses dimana sperma telah membuahi sel telur setelah proses koitus dimana terjadi pada seorang wanita yang berlangsung selama kurang lebih 40 minggu atau 280 hari. d. G3P2A0 : Gravida 3 (kehamilan ketiga). Partus 2 (telah melahirkan untuk kedua kalinya). Abortus 0 (belum pernah terjadi abortus). e. Infertilitas : Ketidakmampuan pasangan suami istri untuk menghasilkan konsepsi atau kehamilan cukup umur, setelah satu tahun atau lebih perkawinannya. f. Klinik bersalin:

Suatu tempat yang berfungsi untuk melayani ibu hamil, diantaranya: pemeriksaan kehamilan, konsultasi kehamilan, dan tempat melahirkan

Mengidentifikasi Masalah a. Masalah: Gangguan kehamilan. Masalah berat karena bisa mengakibatkan perdarahan dan infeksi yang merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab kematian perinatal yang tinggi. b. Penatalaksanaan Medis

II. ANALISA MASALAH a. Kehamilan diatas usia 27 tahun (resiko tinggi) : G3P2A0. Resiko kematian ibu dan janin. Resiko perdarahan.

III. TINJAUAN TEORI

1. Definisi 2. Klasifikasi 3. Etiologi 4. Tanda dan Gejala 5. Komplikasi Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin. Komplikasi antara lain :

a. Sulotio Placentae.

Komplikasi ini biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada pre eklampsia. b. Hipofibrinogenemia. c. Hemolisis Penderita dengan pre eklampsi berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal karena ikterus. d. Perdarahan Otak. Merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia. e. Kelainan Mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu, dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang dapat terjadi pada retina. Hal ini merupakan tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri. f. Edema Paru-paru. g. Nekrosis Hati. Nekrosis periportal hati pada pre eklampsi-eklampsi merupakan akibat vasopasmus arteriol umum. Kelainan ini di duga khas untuk eklampsi, tetapi ternyata juga ditemukan pada penyakit lain. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama pada penentuan enzim-enzimnya. h. Sindroma HELLP. Haemolysis, Elevated Liver Enzymes, dan Low Platelet. i. Kelainan Ginjal. Kelainan ini berupa endoteriosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel endotelia tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. j. Komplikasi Lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang dan pneumonia aspirasi, dan DIV (Dissaminated Intravascular Coogulation). k. Prematuritas, Diamaturitas dan Kematian Janin Intra Uterin. 6. Diagnosis.

Diagnosis dini harus diutamakan bila diinginkan angka morbiditas dan mortalitas rendah bagi ibu dan anaknya. 7. Patologi 8. Pencegahan Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre eklampsi, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestinya. Kita perlu lebih waspada akan timbulnya pre eklampsi dengan adanya faktor-faktor predisposisi. Walaupun timbulnya pre eklampsi tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita hamil. Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi. Dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan. Mengenal secara dini pre eklampsi dan segera merawat penderita tanpa memberikan diuretika dan obat anti hipertensif, memang merupakan kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal yang baik.

ASUHAN KEBIDANAN INFERTILITAS

A. PENGKAJIAN FOKUS 1. RIWAYAT KEHAMILAN a) Usia kehamilan b) Kehamilan ke c) Riwayat persalinan d) Jarak kelahiran anak e) Keluhan penyerta 2. PEMERIKSAAN PENUNJANG a) Pemeriksaan Fisik. Inspeksi: adanya edema /tidak Palpasi : adanya cekungan setelah ditekan :Nyeri muntah, nyeri epigastrium. : 32 minggu :3 : normal : 2 tahun kepala, gangguan visus, muntah-

b) Vital Sign. Tekanan darah Nadi : 92x/mnt Suhu : 36,2 Respirasi : 22x/mnt : tekanan darah sistolik 160 mmhg / diastolik 120 mmhg.

c) Pemeriksaan Laboratorium. Urin Darah USG. : Protein, reduksi, bilirubin, sediment urin. : trombosit, ureum, kreatinin, SGOT, LDH dan bilirubin.

B. Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual relative sering terjadi pada kehamilan,.terutama pada penduduk perkotaan yang mampu, dimana terdapat tempat penyalahgunaan obat dan prostitusi mewabah. Penapisan,identifikasi,edukasi dan terapi merupakan komponen penting pada perawatan prenatal wanit yang beresiko tinggio mengidap penyakit-penyakit ini. Karena itu sebagai bagian dari perawatan prenatal rutin, ada banyak jenis penyakit menular seksual. Yang paling umum dan paling penting untuk diperhatikan adalah Gonore, Klamidia, Herpes Kelamin, Sifilis, dan HIV/AIDS.
a. Gonore

Gonore adalah PMS yang paling sering ditemukan dan paling mudah ditegakkan diagnosisnya. Nama awam penyakit kelamin ini adalah "kencing nanah". Masa inkubasi 3-5 hari.

Kuman : Neisseria gonorrhoea Perantara : manusia tempat kuman keluar : penis, vagina, anus, mulut cara penularan : kontak seksua langsung tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut yang bisa terkena : orang yang berhubungan seks tak

aman Gejala : Penderita pria biasanya mengeluhkan sakit pada waktu kencing. Dari mulut saluran kencing keluar nanah kental berwarna kuning hijau. Setelah beberapa hari keluarnya nanah hanya pada pagi hari, sedikit dan encer serta rasa

nyeri berkurang. Bila penyakit ini tidak diobati dapat timbul komplikasi berupa peradangan pada alat kelamin. Pada wanita, penyakit ini tidak menunjukkan gejala yang jelas atau bahkan tidak menimbulkan keluhan sama sekali, sehingga wanita mudah menjadi sumber penularan GO. Kadang penderita mengeluh keputihan dan nyeri waktu kencing. Dapat timbul komplikasi berupa bartolitis, yaitu membengkaknya kelenjar Bartholin sehingga penderita sukar jalan karena nyeri. Komplikasi dapat ke atas menyebabkan kemandulan, bila ke rongga perut menyebabkan radang di perut dan usus. Selain itu baik pada wanita atau pria dapat terjadi infeksi sistemik (seluruh tubuh) ke sendi, jantung, selaput otak dan lain-lain. Pada ibu hamil, bila tidak diobati, saat melahirkan mata bayi dapat terinfeksi, bila tidak cepat ditangani dapat menyebabkan kebutaan

b. Klamidia

Klamidia adalah infeksi bakteri di alat kelamin atau dubur. Klamidia hubungan seseorang dalam tanpa memakai waktu seseorang beberapa diketahuinya. bisa bulan dapat yang menular sudah kondom. 2-14 hari kalau seseorang melakukan atau dubur dengan infeksi tersebut muncul Namun, selama seks vaginal

mengalami

Gejala-gejala dapat setelah terinfeksi. klamidia

mengalami infeksi

ataupun beberapa tahun tanpa

Seandainya gejalanya, pengeluaran bagian Seorang pada

seorang mungkin

perempuan meliputi

mengalami perubahan yang akan nyeri

gejaladalam

dari vagina, perasaan atau perdarahan mungkin atau dari saluran kencing, kencing, perasaan kencing uretritis saluran disebut ringan

sakit di perut tidak biasa. mengalami sakit saluran yang tidak tidak di

bawah, Laki-laki

pengeluaran saat kencing. Radang

perasaan laki-laki yang

disebabkan klamidia Infeksi dubur

spesifik. Radang leher rahim perempuan disebut cervicitis. biasanya tetapi dan mungkin dapat diketahui, terkadang menyebabkan

perasaan sakit dubur atau pengeluaran dari dubur. Kalau seorang perempuan yang mengalami infeksi diobati dengan panggul dapat rahim), radang PID di

klamidia atau gonore tidak diobati atau tidak baik, dia dapat mengalami penyakit (PID). reproduksi yang menyebabkan berkembang di infertilitas/kemandulan terletak saluran di telur (kalau

Penyakit tersebut adalah peradangan di organ panggul. ektopik dari pada saluran juga kehamilan (kehamilan telur dirusak dapat

oleh jaringan bekas luka), atau perasaan sakit panggul yang terus-menerus. Seorang laki-laki mengalami peradangan di alat kelamin bagian atas. Klamidia diobati dengan akan dosis hari.
c. Herpes Kelamin

antibiotik antibiotik satu

yang yang

sesuai. Mungkin terdiri dari satu

membutuhkan tunggal atau

seri antibiotik selama sepuluh

Kejadian penyakit ini sangat cepat akhir-akhir ini. Penyakit ini tak dapat diberantas secara tuntas dan sering kumatkumatan, dan dapat menimbulkan komplikasi pada saat hamil dan persalinan. Herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 dan tipe 2.

tipe 1 : keganasan rendah, menyerang terutama sekitar mulut tipe 2 : ganas, menyerang alat kelamin penyebab : virus Herpes Simpleks perantara : manusia, bahan yang tercemar virus tempat virus keluar : penis, vagina, anus, mulut cara penularan : kontak langsung tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut Pada wanita penyakit ini biasanya tanpa gejala, tapi dapat menularkan penyakit. Penularan hampir selalu terjadi melalui hubungan seksual. masa inkubasi 3-5 hari, kemudian pada daerah kemaluan timbul gerombolan vesikel, di atas kulit kemerahan dan dirasakan nyeri, bila pecah meninggalkan bekas. Sering disertai pembesaran kelenjar yang nyeri. Penyakit sembuh dalam 2-3 minggu. Penyakit sering kumat, timbul pada tempat yang sama dan biasanya lebih ringan dari gejala infeksi pertama. Faktor yang mempengaruhi kekambuhan biasanya adalah kelelahan fisik dan stress mental, atau infeksi sistemik lainnya. Hubungan seksual yang berlebihan dengan banyak pasangan meningkatkan kemungkinan berhubungan dengan orang yang sudah kena. Komplikasi pada wanita hamil dapat ditularkan melalui ari-ari atau pada saat melahirkan, dapat menyebabkan keguguran,

kematian janin atau cacad permanen. Di samping itu, dapat pula menyebabkan kanker serviks.

d. Sifilis

Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai lues, Raja Singa.

Kuman penyebab : Treponema pallidum Perantara : Manusia Tempat kuman keluar : Penis, vagina, mulut dan ibu hamil kepada bayinya

Cara penularan : kontak seksual, ibu kepada bayinya Tempat kuman masuk :Penis, vagina, anus, mulut, transfusi. Berdasarkan penyebarannya sifilis dibagi menjadi 2 tahap:

1. Tahap dini, sangat menular karena pada kelainan kulit dan selaput lendir dijumpai kuman. Termasuk di sini adalah sifilis stadium I dan II. 2. Tahap lanjut daya tular penyakit rendah. Gejala:

Sifilis mempunyai masa tunas yang berkisar 3 minggu. Pada tempat masuk kuman timbul suatu ulkus (luka) yang bulat lonjong, dasar bersih, merah, kulit di sekitar terang, pada perabaan keras dan tidak nyeri, keadaan ini disebut efek primer stadium I. Sering disertai pembengkakan kelenjar getah bening di daerang sekitar tempat infeksi yang padat, kenyal, pada perabaan tikdak sakit. Dalam 3-6 minggu kelainan ini dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Setelah efek primer, 6-8 minggu kemudian penyakit masuk ke dalam stadium II, biasanya didahului gejala panas, sakit kepala, sakit tulang dan sebagainya. Tanda-tana pada kulit dan selaput lendir dapat menyerupai semua penyakit kulit yang lain (the great imitator) dan kelainan pada kulit tersebut tidak gatal. Lesi pada tempat yang lembab pada lipatan kulit disebut kondiloma lata. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening yang menyeluruh (limfadenitis generalisata). Kelainan kulit dapat menghilang tanpa pengobatan kemudian dapat muncul lagi tapi tidak simetris. Sifilis laten adalah penderita sifilis tanpa gejala dan hanya ditemukan hasil tes yang positif. Sifilis stadium III muncul setelah 3-10 tahun stadium I. Keadaan ini tidak menular, tapi dapat menyerang semua organ tubuh. Kelainan yang khas adalah suatu nodus yang kemudian melunak, pecah dan membentuk ulkus. Di samping itu juga dapat menyerang sistem peredaran darah dan saraf
e. HIV AIDS

HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau

cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :

Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian

Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI) Penularan HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS. Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa

tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejalagejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS : 1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan 2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan 3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan 4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis 5. Dimensia/HIV ensefalopati Gejala minor : 1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan 2. Dermatitis generalisata yang gatal 3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang 4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu : 1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom 2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama 3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik 4. Bayi yang ibunya positif HIV

HIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu ; menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko,tidak menggunakan jarum suntik secara bersamsama, dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS, tetapi yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA tersebut meningkat. Obat ini harus diminum sepanjang hidup.

C. Gangguan Haid dan Siklusnya 1. Hypermenorhoe Adalah perdarahan haid yang jumlahnya banyak hingga 67 hari, ganti pembalut 5-6 kali perhari. Penyebabnya adalah kelainan pada uterus (mioma, uterus hipoplasia atau infeksi genetalia interna), kelainan darah, dan kelainan fungsional.

2. Hypomenorhoe

Adalah perdarahan haid dengan jumlah darah sedikit, ganti pembalut 1-2 kali/hari dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen maupun progesteron, stenosis hymen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom Asherman).

3. Polimenorhoe Pada polimenorhoe siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Dapat disebabkan karena gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis dan sebagainya

4. Oligomenorhoe Pada oligomenorhoe siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah dinamakan amenorhoe. Perdarahan pada oligomenorhoe biasanya berkurang

5. Amenorhoe Keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. hipotalamus, Penyebabnya hipofisis, dapat berupa (folikel), gangguan uterus ovarium

(endometrium), dan vagina.

6. Perdarahan Bukan Haid Mestoragia adalah perdarahan dari vagina pada seorang wanita tanpa ada hubungan dengan suatu siklus haid. Perdarahan terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organic (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional, serta penggunaan estrogen eksogen.

7. Pseudoamenore/kriptomenore : Tidak dapat haid karena darah haid tersumbat

8. muda

Menstruasi Prekoks : Haid dimulai pada usia sangat

9. Menoragi : Haid teratur, darah banyak haid lebih lama

10. Metroragi : Perdarahan dari rahim di luar daur

11. Dismenore : Nyeri haid

Jenis-jenis

gangguan

haid

yang

umum

dijumpai

pada

periode

kehidupan wanita : Masa remaja : dismenore, perdarahan antarhaid/haid tak teratur, perdarahan uterus disfungsi

Masa reproduksi Menoragi, metroragi, perdarahan uterus disfungsi, amenore, oligomenore

Masa pramenopause Perdarahan tak teratur, amenore, oligomenore, perdarahan uterus disfungsi

Kelainan daur haid terjadi karena adanya gangguan atau penyakit pada satu atau lebihkomponen poros hipotalamus hipofise ovarium dan endometrium/uterus yang dapat disebabkan oleh karena penyakit sistemik/metabolik (TBC, diabetes melitus, penyakit tiroid), degeneratif (penuaan, degenerasi sel/jaringan), gangguan psikologi (stress, depresi), tumor/kanker, kelainan kongenital, obat-obatan, radiasi, kelainan gizi, gangguan/penyakit darah.

Keadaan-keadaan ini dapat mengganggu fisiologi sel atau jaringan yang bersangkutan baik itu mengganggu reseptor hormon dari sistem poros tersebut maupun dapat menimbulkan gangguan dari sistem neurotransmiter serta neurohormonal sehingga terjadi hambatan atau gangguan dalam proses keluarnya darah haid dalam daur, lama, nyeri maupun jumlah darah.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x / mgg, tanpa mamakai matoda pencegahan selama 1 tahun.

Penyakit menular seksual relative sering terjadi pada kehamilan,.terutama pada penduduk perkotaan yang mampu, dimana terdapat tempat penyalahgunaan obat dan prostitusi mewabah. Penapisan,identifikasi,edukasi dan terapi merupakan komponen penting pada perawatan prenatal wanit yang beresiko tinggio mengidap penyakitpenyakit ini. Ada banyak jenis pemyakit menular seksual, tapi yang utama adalah:

o Gonore o Klamida o Herpes Kelamin o Sifilis o HIV AIDS

Gangguan haid adalah perubahan dari daur, lama berdarah, jumlah darah, nyeri dari haid yang biasa terjadi. Kelainan daur haid terjadi karena adanya gangguan atau penyakit pada satu atau lebihkomponen poros hipotalamus hipofise ovarium dan endometrium/uterus.

DAFTAR PUSTAKA Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Rumah Sakit DR.Hasan Sadikin Bandung.1998.Ilmu Kesehatan Reproduksi:Bandung http://www.depkes.go.id/. Fakta Tentang HIV dan AIDS. 05 Dec 2006. http://www.depkes.go.id/. Kumulatif Kasus HIV/AIDS di Indonesia. 2006. http://www.hivtest.org/. Frequently Asked Question on HIV/AIDS. 2007.

You might also like