You are on page 1of 2

10.

1 HIPOTESIS STATISTIK

EFINISI hipotesis statistik .Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi Benar atau salahnya suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan

pasti.kecuali bila kita memeriksa seluruh populasi.tentu saja,dalam kebanyakan situasi hal itu tidak mungkin dilakukan .oleh karena itu.kita dapat mengambil suatu contoh acak dari populasi tersebut dan mengandung informasi yang dikandung contoh itu untuk memutuskan apakah hipotesis tersebut kemungkinan besar benar atau salah.Bukti,dari contoh ,yang tidak konsisten dengan hipotesis yang dinyatakan tentu saja membawa kita pada penolakan hipotesis tersebut.sedangkan,bukti yang mengandung hipotesis akan membawa pada penerimaannya.Perlu ditegaskan disini bahwa penerimaan suatu hipotesis statistik adalah merupakan akibat tidak cukupnya bukti untuk menolaknya,dan tidak berimplikasi ,hipotesis itu benar.misalnya dalam pelemaran sekeping uang logam sebanyak 100kali ,kita mungkin ingin menguji hipotesis bahwa uang itu setimbang.Diucapkan dalam parameter populasi .kita ingin menguji hipotesis,proporsi munculnya sisi gambar adalah p=0,5 bila uang itu dilemparkan terus menerus tanpa henti-hentinya. Meskipun seandainya uang logam itu setimbang ,kejadian munculnya sisi gambar 48 kali bukanlah hal yang mengejutkan. Hal yang demikian itu tentu saja mendukung hipotesis bahwa p=0,5. Tetapi kita juga dapatmengatakan bahwa hasil yang demikian itu konsisten dengan hipotesis bahwa p=0,45. Jadi,dalam menerimahipotesis itu,satu-satunya yang dapat kita pastikan adalah bahwa proporsi munculnya sisis gambar yang sesungguhnya tidak terlalu jauh berbeda dari setengah. Bila ke-100 lemparan itu hanya menghasilkan 35 sisi gambar, maka kita mempunyai cukup bukti untuk menolak hipotesis itu.Mengingat bahwa peluang memperoleh 35 sisi gambar atau kurang dari itu dalam 100 lemparan uang yang setimbang kira-kira sebesar0,002 ,berarti telah terjadi suatu kejadian yang jarang sekali tejadi,atau kita benar dalam menyimpulkan bahwa p0,5. Meskipun kita akan sangat sering menggunakan istilah menerima dan menolak, tetapi perlu disadari bahwa penolakan suatu hipotesis berarti menyimpulkan bahwa hipotesisi itu salah, sedangkan penerimaan suatu hipotesis semata-mata mengimplikasikan bahwa kita tidak mempunyai bukti untuk mempercayai sebaliknya.

Karena pengertian ini, statistikawan atau peneliti sering mengambil sebagai hipotesisnya suatu pernyataan yang diharapkan akan ditolaknya. Misalnya saja, bila ia menaruh perhatian pada suatu vaksin influenza yang baru, ia harus mengansumsikan bahwa vaksin itu tidak lebih baik daripada yang beredar di pasaran, baru kemudian ia berusaha untuk menolak asumsi itu. Begitu pula, untuk membuktikan bahwa suatu teknik mengajar lebih baik daripada yang lain, kita harus menguji hipotesis bahwa tidak ada perbedaan antara kedua teknik mengajar tersebut. Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak membawa penggunaan istilah hipotesis nol. Sekarang ini istilah itu telah digunakan pada sembarang hipotesis yang ingin diuji dan dilambangkan dengan H0. Penolakan H0 mengakibatkan penerimaan suatu hipoteisi alternatif, yang dilambangkan dengan H1. Hipotesis nol mengenai suatu parameter populasi harus diucapkan sedemikian rupa sehingga menyatakan dengan pasti sebuah nilai bagi parameter itu, sedangkan hipotesis alternatifnyamembolehkan beberapa kemungkinan nilainya. Jadi bila H0 menyatakan hipotesis nol bahwa p=0.5 bagi suatu populasi binom, maka hipotesis alternatifnya H1 dapat berupa p > 0.5, p < 0.5 atau p0.5.

You might also like