You are on page 1of 5

PEMBAHASAN UU No.

2 Tahun 2004 MENGENAI PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL *)


Oleh : Sony Nugraha

Pengertian Perselisihan hubungan industrial yaitu perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan. 1. Perselisihan Hak Pengertian Yaitu perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhi hak akibat adanya perbedaan pendapat tentang pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuanketentuan yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Perselisihan ini sering disebut juga sebagai perselisihan yang bersifat normatif yaitu perselisihan terhadap permasalahan yang sudah ada dasar hukumnya Misalnya : perselisihan mengenai perhitungan lembur, hak cuti, jamsostek dll. Para pihak yang terlibat dalam perselisihan ini dapat menyelesaikan masalahnya secara bipartite. Jika pihak yang terlibat dalam perselisihan ini tidak sepakat maka permasalahn dapat diajukan kepada lembaga mediasi. Jika anjuran dari lembaga mediasi tidak disetujui maka permasalahan tersebut dapat diajukan kepada Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) di Pengadilan Negeri. Bagi pihak yang keberatan dengan putusan pengadilan negeridapat mengajukan upaya hukum melalui kasasi di Mahkamah Agung, keputusan Mahkamah Agung merupakan keputusan final dan pihak yang dikalahkan wajib menjalankan isi putusan tersebut.

Sebagai catatan untuk perselisihan hak tidak dapat diselesaikan melalui lembaga konsiliasi dan arbitrase Sepakat Perselisihan Hak Perjanjian Bersama (PB)
Daftar

PPHI

Bipartit

Tidak Sepakat Mediasi Sepakat (PB)


Gugat Daftar

PPHI

Tidak Sepakat

PPHI

Kasasi

Mahkamah Agung

Skema Penyelesaian Perselisihan Hak

2. Perselisihan Kepentingan Pengertian Yaitu perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan perubahan mengenai syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja/peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama. Artinya perselisihan tersebut belum ada pengaturannya dalam perjanjian kerja/peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama. Sehingga perselisihan ini disebut juga perselisihan yang bersifat tidak normatif. Misalnya : penyediaan masker, sarung tangan, seragam dll. (selama belum ada pengaturannya) Mengenai perselisihan kepentingan, para pihak yang berselisih dapat menyelesaikan permasalahan secara bipartit, lembaga mediasi atau lembaga konsiliasi atau lembaga arbitrase dan apabila pihak yang berselisih merasa tidak puas dapat mengajukan ke Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) di Pengadilan Negeri. Keputusan di Pengadilan Negeri ini bersifat final dan pihak yang kalah wajib menjalankan isi putusan tersebut.

sepakat Perselisihan Kepentingan Bipartit Tidak Sepakat

Perjanjian Bersama

Daftar

PPHI

PPHI
Daftar

sepakat

Mediasi

Konsiliasi

Arbitrase Tidak Setuju Mis : Pemalsuan Mahkamah agung

Tidak Sepakat
Gugat

PPHI

Skema Penyelesaian Perselisihan Kepentingan 3. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Pengertian Yaitu perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja oleh salah satu pihak atau perselisihan yang terjadi akibat pemutusan hubungan kerja (PHK). Para pihak yang berselisih dapat menyelesaikannya secara bipartit dan melalui lembaga mediasi atau lembaga konsiliasi dan apabila ada pihak yang tidak puas dapat mengajukan permasalahannya ke Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) di Pengadilan Negeri. Apabila masih ada pihak yang belum puas dengan keputusan tersebut, maka pihak yang berkeberatan masih dapat melakukan upaya hukum melalui kasasi di Mahkamah Agung. Keputusan Mahkamah Agung merupakan keputusan final dan pihak yang dikalahkan wajib menjalankan isi putusan tersebut.

sepakat Perselisihan PHK Bipartit Tidak Sepakat

Perjanjian Bersama

PPHI

Daftar

PPHI
Daftar

sepakat

Mediasi Tidak Sepakat

Konsiliasi

sepakat

PPHI

PPHI Tidak Setuju


Kasasi

Mahkamah agung Skema Penyelesaian Perselisihan PHK

4. Perselisihan antara serikat pekerja dalam satu perusahaan Pengertian Sesuai UU No 21 tahun 2000tentang serikat pekerja yang memberikan kemudahan untuk mendirikan serikat pekerja dalam satu perusahaan, dimana denganhanya beranggotakan 10 orang sajas udah dapat mendirikan serikat pekerja sehingga hal ini dapat memungkinkan terjadinya perselisihan antar serikat pekerja di dalam satu perusahaan. Mengenai perselisihan antar serikat pekerja, maka pihak yang berselisih dapat menyelesaikan secara bipartit melalui lembaga mediasi atau lembaga konsiliasi atau lembaga arbitrase. Apabila ada pihak yang tidak puas dapat mengajukan permasalahannya ke Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) di

Pengadilan Negeri. Keputusan di Pengadilan Negeri ini bersifat final dan pihak yang kalah wajib menjalankan isi putusan tersebut. Perjanjian Bersama
Daftar

sepakat Perselisihan Antar SP Bipartit Tidak Sepakat

PPHI

PPHI
Daftar

sepakat

Mediasi

Konsiliasi

Arbitrase Tidak Setuju

Tidak Sepakat
Gugat

PPHI

Mahkamah agung

Skema Penyelesaian Perselisihan Antar Serikat Pekerja Beberapa kekhususan dari UU No. 2 th 2004 yaitu : 1) Waktu penyelesaian kasus di PPHI lebih cepat (maksimum 50 hari) dibandingkan dengan P4D (6 bulan) dan P4P (6 bulan) 2) Tidak dipungut biaya pada pengajuan gugatan dan eksekusi 3) Pada saat pengajuan gugatan harus dilampirkan risalah perundingan (baik secara bipartit, mediasi/konsiliasi/arbitrase) sesuai dengan hukum beracara 4) Masa pemerikasaan di pengadilan ditentukan waktunya (50 hari di PPHI dan 30 hari di Mahkamah Agung) 5) Jumlah majelis hakim lebih sedikit yaitu 3 orang hakim (2 hakim Ad Hoc dan 1 hakim karir) *) Dirangkum dari Buku Petunjuk Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Berdasarkan Undang Undang No. 2 Tahun 2004 DPP KSPSI

You might also like