You are on page 1of 11

Pendahuluan Didalam tubuh manusia tersusun oleh bermacam-macam tulang, organ, dan otot.

Pada saat kita bergerak pergerakan itu dibantu dengan adanya otot yang mampu membantu kita menggerakan setiap anggota tubuh kita. Tanpa otot tidak mungkin kita dapat bergerak seperti sedia kalanya, bahkan apabila kita tidak memiliki otot, tulang-tulang pada tubuh kita tidak dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu setiap tulang, organ, dan otot yang terdapat didalam tubuh kita bekerja dengan fungsinya masing-masing dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya, agar kita dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan normal. Otot jaringan otot itu sendiri ditandai oleh adanya miofibril yang dibentuk dari miofilamen pada sel-sel yang memanjang. Miofibril ini berperan terhadap kontraksi sel-sel otot. Ada tiga jenis jaringan otot yang dapat dibedakan atas dasar strukturnya dan cirri fisiologis yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.1

Otot Otot itu sendiri terdiri dari tiga jenis yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.1

Otot Polos Otot polos, otot polos itu sendiri terdiri dari sel-sel panjang yang berbentuk gelondong yang tersusun dalam berkas atau lembaran. Otot polos mengandung sel yang berbentuk spindel dengan panjang 40-200 m dan tebal 4-20 m dengan inti terletak ditengah. Miofibril ini sukar diperlihatkan dan tidak mempunyai corak melintang. Serabut reticular transversa menghubungkan sel-sel otot yang berdekatan dan membentuk suatu ikatan sehingga membentuk unit fungsional. Otot polos tidak dibawah pengaruh kehendak. Hubungan sinaptik dengan akson-akson terjadi melalui sel-sel otot. Dengan pengaruh hormonal otot polos dapat bertambah panjang dan berproliferasi, terbukti tidak hanya bertambah ukuran selnya tetapi juga membentuk sel-sel yang baru.1 Otot yang ada pada saluran-saluran didalam tubuh berfungsi mendorong isi saluran keluar. Pada system pencernaan, otot polos juga menyebabkan makanan dapat bercampur seluruhnya dengan enzim pencernaan. Kontraksi ritmik dari serabut-serabut sirkular yang ada sepanjang saluran memeras isi saluran keluar. Kontraksi serabut-serabut longitudinal membawa dinding saluran menjauhi isi saluran ke arah proksimal. Gerakan mendorong dengan cara seperti ini disebut peristalsis.2

Pada organ lain seperti organ penyimpanan seperti vesica urinaria atau uterus, serabutserabut tersusun tidak beraturan dan saling berkaitan satu dengan yang lain. Kontraksi lambat, terus menerus, dan menyebabkan isi organ terdorong keluar. Pada dinding pembuluh darah, serabut-serabut otot polos tersusun sirkular dan berperan mengubah diameter lumen. Tergantung pada organ, serabut otot polos mungkin dapat berkontraksi akibat regangan lokal serabut, impuls saraf ototnom, atau stimulasi hormon.2 Sel otot polos memiliki deretan filament intermediat berukuran 10 nm, yang berjalan dalam sitoplasma. Desmin(skeleton) telah diidentifikasi sebagai protein utama dari filament intermediat dari semua otot polos, dan vimentin adalah unsur tambahan dalam otot polos vaskular. Dua jenis badan padat terdapat dalam sel otot polos. Satu berhubungan dengan membran, yang lainnya berhubungan dengan sitoplasma. Keduanya mengandung -aktin dan dengan demikian serupa dengan garis intermediat dari otot lurik. Filament tipis dan intermediat berinsersi ke dalam badan padat yang meneruskan kekuatan kontraksi ke sel otot polos yang berdekatan dan jalinan serat retikulim di sekelilingnya.3 Derajat inervasi pada berkas otot polos tertentu bergantung pada fungsi dan besar otot tersebut. Otot polos dipersarafi dengan saraf simpatis dan parasimpatisdari susunan saraf otonom. Taut otot saraf yang rumit seperti taut di otot lurik, tidak terdapat di otot polos. Seringkali, akson saraf otonom berakhir pada sederetan pelebaran di jaringan ikat endomisium.3 Pada umumnya, otot polos dijumpai berupa lembaran lebar seperti yang terdapat dalam dinding visera berongga, misalnya usus, uterus, dan ureter. Sel-selnya memiliki banyak taut rekah(gap junction) dan relative sedikit persarafan. Otot ini berfungsi dengan cara sinsitium dan disebut otot polos visera. Sebaliknya, otot polos multiunit memiliki banyak persarafan dan dapat menghasilkan kontraksi bertahap dan sangat tepat seperti yang terjadi pada iris di mata.3 Otot polos umumnya memiliki aktivitas spontan bila tidak ada stimulus saraf. Oleh karena itu, persarafan otot polos memiliki fungsi perubahan aktivitas dan bukan mengawalinya, seperti yang terjadi pada otot lurik. Otot polos menerima ujung saraf adrenergik dan kolinergik, yang bekerja secara antagonis, yang merangsang atau menekan aktivitas otot polos. Di beberapa organ, ujung kolinergik akan mengaktifkan, dan saraf adrenergik akan menekan di organ yang lain, terjadi hal sebaliknya.3 Selain untuk aktivitas kontraktil, sel otot polos juga menyintesis kolagen, elastin, dan proteoglikan, yang merupakan produk ekstrasel yang biasanya berhubungan dengan fungsi fibroblas.3

Otot Lurik Otot lurik terdiri atas serabut otot, berkas-berkas sel silindris yang sangat panjang(sampai 30 cm) dan berinti banyak dengan diameter 10-100 m. inti yang banyak ini terjadi akibat peleburan mioblas mononuklear embrional(perekursor sel otot). Inti lonjong umumnya terdapat di bawah membran sel. Lokasi inti sel yang khas ini membantu membedakan otot lurik dari otot jantung dan otot polos dengan inti yang berbeda di tengah.3 Otot lurik mengandung beberapa sel-sel otot(serabut otot). Inti-inti terletak tepat dibawah permukaan sel searah sumbu panjang serabut-serabut otot. Setiap sel otot lurik mengandung beberapa inti. Sesuai dengan fungsinya, dapat dibedakan antara serabut otot fasik(kontraksi) dan serabut otot tonik. Di antara serabut otot fasik dikenal dua jenis yaitu serabut otot merah yang banyak mengandung hemoglobin dan mitokondria(tahan lama terhadap tekanan) dan serabut otot putih yang banyak mengandung miofibril(tidak tahan lama terhadap tekanan). Sarkoplasma mengandung bermacam-macam mitokondria(sarkosom).1 Warna otot ditentukan oleh suplai darah dan mioglobin yang larut dalam sarkoplasma. Selain itu warna juga ditentukan oleh kadar air dan banyaknya fibril. Hal ini menjelaskan mengapa otot yang berbeda mempunyai warna yang berbeda pula. Serabut yang halus dan sedikit serta mengandung air berwarna terang sedangkan yang tebal tampak gelap.1 Otot lurik adalah otot yang menimbulkan pergerakan pada rangka, kadang-kadang otot ini disebut otot volunter dan tersusun dari serabut-serabut otot lurik. Otot lurik mempunyai dua perlekatan atau lebih. Perlekatan yang pergerakan paling sedikit disebut origo, dan yang pergerakannya paling banyak disebut insersio. Bagian yang paling berotot disebut vanter. Ujung-ujung otot melekat pada tulang, cartilago, atau ligamentum dengan perantaraan pita jaringan fibrosa yang tipis tetapi kuat yang disebut aponeurosis. Raphe adalah ujung tendo serabut otot yang gepeng dan saling bertautan.2 Serabut-serabut otot dipersatukan oleh jaringan areolar yang halus dan menebal pada permukaan sehingga membentuk selubung fibrosa, epimysium. Masing-masing serabut otot disusun secara sejajar atau miring terhadap sumbu otot. Oleh karena pada waktu berkontraksi, otot memendek sepertiga sampai setengah dari panjangnya waktu istirahat, maka otot yang serabutnya sejajar dengan garis tarikan akan mempunyai derajat pergerakan yang lebih besar dibandingkan dengan otot yang serabutnya berjalan miring.2 Otot-otot yang serabutnya berjalan miring terhadap garis tarikan dinamakan otot pennatus(bentuknya mirip bulu). Otot unipennatus adalah otot yang tendonya terletak sepanjang suatu sisi otot dan serabut ototnya berjalan miring ke arah tendo tersebut. Otot

bipennatus adalah otot yang tendonya terletak ditengah-tengah otot dan serabut ototnya berjalan ke arah tendo ini dari dua sisi. Otot multipennatus mungkin terdiri dari serangkaian otot-otot bipennatus yang tersusun berderetan satu dengan yang lain atau mungkin mempunya tendo yang terletak di pusat dan serabut-serabut otot berjalan konvergen kea rah tendo tersebut dari berbagai sisi.2 Dilihat dari volum otot, biasanya otot pennatus mempunyai lebih banyak serabut dibandingkan dengan otot yang serabut ototnya sejajar dan oleh karena itu lebih kuat, dengan perekatan lain jangkauan gerak diperkecil untuk mendapatkan kekuatan otot yang lebih besar.2 Filament otot rangka mengandung beberapa protein , empat protein utama adalah aktin, tropomiosin, troponin, dan miosin. Filament tipis terdiri atas tiga protein pertama, sedangkan filamen tebal terutama terdiri atas miosin. Komposisi miosin bersama aktin sebesar 55% dari komposisi protein total otot lurik.3

Otot Jantung Serabut-serabut otot yang mengandung sejumlah sarkoplasma membentuk jala-jala. Serabut-serabut otot jantung intinya terletak ditengah-tengah. Sarkosom jauh lebih banyak daripada otot lurik. Selain itu, jaringan otot jantung mengandung banyak diskus interkalaris transversa yang refraktil.1 Otot jantung terdiri atas serabut otot luri yang bercabang-cabang dan satu dengan yang lain saling berhubungan. Otot ini membentuk miokardium jantung. Serabut-serabut cenderung tersusun dalam bentuk ulir dan spiral, dan otot ini mempunyai reaksi yang spontan dan berirama. Serabut otot jantung cenderung membentuk sistem konduksi jantung otot jantung dipersarafi oleh serabut saraf otonom yang berakhir pada nodus sistem konduksi jantung dan miokardium.2 Selama embrio berkembang, sel-sel mesoderm splanknik dari bumbung jantung primitif tersusun berderet mirip rantai. Tidak seperti perkembangan otot lurik yang menyatu membentuk sel sinsitium, sel-sel jantung membentuk tautan yang rumit di antara cabangcabangnya yang terjulur. Sel-sel di dalam rantai tersebut seringkali bercabang dua, dan bersambung dengan sel di rantai yang berdekatan. Akibatnya jantung terdiri atas berkasberkas sel yang teranyam erat sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan gelombang kontraksi khas yang berakibat pemerasan isi ventrikel jantung.3 Sel otot jantung mengandung banyak mitokondria menempati 40% atau lebih volume sitoplasma, yang mencerminkan kebutuhan akan metabollisme aerob dalam otot jantung

secara terus-menerus. Sebagai perbandingan, hanya sekitar 2% dari serabut otot lurik yang ditempati mitokondria. Asam lemak, yang ditransfor ke otot jantung oleh lipoprotein, adalah bahan bakat utama jantung. Asam lemak ditimbun sebagai trigliserida dalam tetes lipid dalam sel otot jantung. Terdapat sedikit glikogen yang dirombak menjadi glukosa dan dipakai sebagai sumber energi pada masa stress. Granul pigmen lipofuksin(pigmen penuaan), sering tampak dalam sel-sel yang berumur panjang, yang ditemukan di dekat kutub inti sel otot jantung.3 Terdapat sedikit perbedaan struktur antara otot atrium dan otot ventrikel. Susunan miofilamennya sama pada keduanya, namun otot atrium memiliki lebih sedikit tubulus T dan selnya lebih kecil. Granul yang dibatasi membran, masing-masing berdiameter sekitar 0,2-0,3 m, dan berada di kedua kutub otot jantungserta berhubungan dengan kompleks golgi di daerah ini. Granul ini paling banyak jumlahnya dalam sel-sel atrium kanan(lebih kurang 600/sel),namun granul-granul tersebut juga ditemukan di atrium kiri, ventrikel, dan di beberapa tempat lain dalam tubuh. Granul atrium ini mengandung precursor hormon dengan berat molekul yang tinggi dan dikenal sebagai faktor natriuretik atrium. Faktor natriuetik atrium ini bekerja di ginjal, dan menyebabkan hilangnya natrium dan air(natriuresis dan dieresis). Jadi, kerja hormon ini berlawanan dengan kerja aldosteron dan hormon anti deuretik yang menimbulkan efek retensi natrium dan air oleh ginjal.3

Tulang Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat berubah bila mendapat tekanan. Seperti jaringan ikat lain, tulang terdiri atas sel-sel, serabut-serabut, dan matriks. Tulang bersifat keras oleh matriks ekstraselulernya mengalami klasifikasi, dan mempunyai derajat elastisitas tertentu akibat adanya serabut-serabut organik. Tulang mempunyai fungsi protektif, misalnya tengkorak dan columna vertebralis melindungi otak dan medulla spinalis dari cedera, sternum dan iga-iga melindungi visera rongga torax dan abdomen bagian atas. Tulang berperan sebagai pengungkit seperti yang dapat dilihat dari tulang panjang ekstremitas. Selain itu, tulang merupakan tempat penyimpanan utama untuk garam kalsium. Sum-sum tulang belakang yang berfungsi untuk membentuk sel-sel darah terdapat di dalam dan dilindungi oleh tulang.2 Tulang terdiri atas dua bentuk, tulang kompakta dan tulang spongiosa. Tulang kompakta tampak sebagai masa yang padat, tulang spongiosa terdiri atas anyaman trabekula. Trabekula tersusun sedemikian rupa sehingga tahan akan tekanan dan tarikan yang mengenai tulang.2

Tulang dapat diklasifikasikan secara regional atau berdasarkan bentuk umumnya. Tulang dapat di kelompokan berdasarkan bentuk umumnya :2 a. Tulang panjang, tulang panjang ditemukan pada ekstremitas. Panjangnya lebih besar dari lebarnya. Bagian luar corpus terdiri atas tulang kompakta yang diliputi oleh selubung jaringan ikat yaitu periosteum. Contohnya : humerus, femur, ossa metacarpi, ossa metatarsai, dan phalanges. b. Tulang pendek, tulang-tulang pendek ditemukan pada tangan dan kaki. Bentuk tulang ini umunya segiempat dan terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selaput tipis tulang kompakta. Contohnya : os scaphoideum, os lunatum, tallus, dan calcaneus. c. Tulang pipih, tulang pipih ditemukan pada tempurung kepala. Bagian dalam dan luar tulang ini terdiri atas lapisan tipis tulang kompakta, disebut tabula, yang dipisahkan oleh selaput tipis tulang spongiosa, disebut diploe. Contohnya : os frontale dan os parietale. d. Tulang iregular, tulang-tulang irregular merupakan tulang yang tidak termasuk di dalam kelompok yang telah disebutkan di atas. Tulang ini tersusun dari selapis tipis tulang kompakta di bagian luarnya dan di bagian dalamnya dibentuk oleh tulang spongiosa. Contohnya : tulang-tulang tengkorak, vertebrae, dan os coxae. e. Tulang sesamoid, tulang sesamoid merupakan tulang kecil yang ditemukan pada tendotendo tertentu, tempat terdapat pergeseran tendo pada permukaan tulang. Sebagian besar tulang sesamoid tertanam di dalam tendo dan permukaan bebasnya diliputi oleh cartilage. Fungsi tulang sesamoid adalah mengurangi friksi pada tendo, dan merubah arah tarikan tendo. Contohnya : pattela Tulang rawan(cartilage) merupakan bentuk jaringan ikat yang sel-sel dan serabutserabutnya tertanam di dalam matriks yang berbentuk seperti agar-agar. Matriks bertanggung jawab atas kekuatan dan kepegasan tulang rawan. Kecuali pada permukaan sendi, tulang rawan diliputi oleh selapis membran fibrosa yang dinamakan perichondrium. Terdapat tiga bentuk cartilage :2 a. Cartilago hyalin mempunyai banyak matriks amorf yang mempunyai indeks bias yang sama dengan serabut-serabut yang terbenam di dalamnya. Selama masa anak-anak dan remaja, cartilago hyaline berperan penting pada pertumbuhan tulang panjang(lempeng epipihysis terdiri atas cartilago hyalin).cartilago ini sangat tahan terhadap robekan dan meliputi hampir seluruh permukaan sendi synovial. Cartilago hyalin tidak dapat diperbaiki bila mengalami fraktur, tempat kerusakan diisi oleh jaringan fibrosa.

b. Cartilago fibrosa mempunyai banyak serabut fibrosa yang tertanam di dalam matriks. Fibrocartilago ditemukan di dalam diskus articularis(misalnya pada articulatio

temporamandibularis, articulation sternoclavicularis, dan articulation genus) dan pada permukaan sendi clavicula dan mandibula. Bila rusak fibrocartilago dapat memperbaiki dirinya sendiri secara lambat dengan cara yang sama dengan jaringan fibrosa lainnya di dalam tubuh. Diskus articularis mempunyai aliran darah yang sedikit dan oleh karena itu tidak dapat memperbaiki dirinya sendiri bila mengalami kerusakan.

c. Cartilago elastis mempunyai banyak serabut elastis yang tertanam di dalam matriks. Seperti yang dapat diduga, tulang rawan ini sangat fleksibel dan ditemukan pada auricular, meatus acusticus externus, tuba auditiva, dan epiglottis. Bila mengalami kerusakan tulang ini dapat memperbaiki dirinya sendiri dengan jaringan fibrosa.

Cartilago hyalin dan cartilago fibrosa cenderung mengalami klasifikasi atau malahan mengalami osifikasi pada kehidupan selanjutnya.2 Selain itu, tulang membentuk suatau sistem pembangkit yang melipatgandakan kekuatan yang dibangkitkan selama otot rangka berkontraksi dan mengubahnya menjadi gerakan tubuh. Jaringan bermineral ini member fungsi mekanik dan metabolik kepada kerangka.3 Permukaan bagian luar dan dalam semua tulang dilapisi lapisan-lapisan jaringan yang mengandung sel-sel osteogenik, edostrenum pada permukaan dalam dan periosteum pada permukaan luar.3

Osteoblas Osteoblas hanya terdapat pada permukaan tulang, dan letaknya bersebelahan, mirip epitel selapis. Osteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen matriks tulang. Deposisi komponen organic dari tulang juga bergantung pada adanya osteoblas aktif. Bila osteoblas aktif mensintesis matriks, osteoblas memiliki bentuk kuboid sampai slindris dengan sitoplasma basofilik.3 Beberapa osteoblas secara berangsur dikelilingi oleh matriks yang baru terbntuk dan menjadi osteosit. Selama proses ini, terbentuk rongga yang disebut lacuna. Lacuna dihuni oleh osteosit beserta juluran-julurannya, bersama sedikit matriks ekstrasel yang tidak mengapur.3

Osteosit Osteosit yang berasal dari osteoblas, terletak di dalam lacuna yang terletak diantara lamella-lamela matriks. Hanya ada satu osteosit di dalam lacuna. Bila dibandingkan dengan osteoblas, osteosit yang gepeng dan berbentuk-kenari tersebut memiliki sedikit reticulum endoplasma kasar dan kompleks Golgi serta kromatin inti yang lebih padat. Sel-sel ini secara aktif terlibat untuk memp[ertahankan matrik tulang, dan kematiannya diikuti oleh resorsi matrik tersebut.3 Osteoklas Osteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar. Bagian badan sel yang melebar mengandung 5 sampai 50 inti. Pada daerah terjadinya resorbsi tulang, osteoklas terdapat dialam lekukan yang yerbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenal sebagai lacuna Howship. Osteoklas berasal dari penggabungan sel-sel sumsum tulang. Pada osteoklas yang aktif, matriks tulang yang menghadap permukaan terlipat secara tak teratur, seringkali berupa tonjolan dan terbagi lagi, dan membentuk batas gelombang.3 Aktivitas osteoklas dikendalikan oleh dikendalikan oleh sitokin (protein pemberi sinyal kecil yang bekerja sebagai mediator setempat) dan hormone. Osteoklas memiliki reseptor untuk kalsitonin, yakni suatu hormone tiroid, namun bukan untuk hormone paratiroid.3 Matriks tulang Kira-kira 50% dari berat kering matriks tulang adalah bahan anorganik. Yang teristimewa banyak dijumpai adalah kalsium dan fosfor, namun bikarbonat, sitrat, magnesium, kalium, dan natrium juga ditemukan. Study difraksi sinar-X memperlihatkan bahwa kalsium dan fosfor membentuk Kristal hidroksiapatit dengan komposisi Ca10(PO4)6(OH)2. Meskipun begitu, Kristal-kristal ini menunjukan ketidaksempurnaan dan tidak identik dengan hidroksiapatit yang ditemukan dalam mineral karang.3 Gabungan mineral dengan serat kolagen memberikan sifat keras dan ketahanan pada jaringan tulang. Setelah tulang mengalami dekalsifikasi, bentuknya tetap terjaga, namun lebih fleksibel mirip tendon.3

Mekanisme Kontraksi Otot Sarkomer dalam keaadaan istirahat terdiri atas filament tebal dan tipis yang saling bertumpuk sebagian. Selama berkontraksi, filamen tebal dan tipis mempertahankan panjangnya masing-masing. Karena kontrasi tidak disebabkan pemendekan masing-masing

filamen, kontraksi tersebut merupakan hasil dari peningkatan jumlah tumpukan filamenfilamen.3 Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai mekanisme interaksi antara aktin dan myosin selama siklus kontraksi. pada saat istirahat, ATP terikat pada sisi ATPase pada kepala myosin, namun kecepatan hidrolisis ATP tersebut sangat lambat. Myosin membutuhkan aktin sebagai kofaktor untuk memecahkan ATP dengan cepat dan melepaskan energi. Pada otot yang sedang beristirahat, myosin tidak dapat bergabung dengan aktin karena tempat pengikatan untuk kepala myosin pada molekul aktin ditutupi oleh kompleks troponintropomiosin pada filamen aktin-F. akan tetapi, bila ion kalsium cukup tersedia, myosin akan terikat pada subunit TnC dari troponin.3 Pengikatan ion kalsium ke unit TnC sesuai dengan tahap saat terjadinya konversi ATPmiosin menjadi komplek yang aktif. Sebagai akibat penjembatanan kepala myosin dengan subunit kepala aktin-G dari filament tipis, ATP akan di pecah menjadi ADP dan Pi dan energy dilepaskan. Aktivitas ini berakibat deformasi atau pelekukan kepala dan bagian myosin yang mirip batang (daerah engsel). Karena aktin berikatan dengan myosin, pergerakan kepala myosin akan menarik aktin melewati filamen myosin. Hasilnya adalah filamen tipis akan ditarik lebih dalam ke daerah pita A.3 \Selama kontraksi, pita I menyempit sewaktu filamen tipis masuk kedalam pita A. pita H, yaitu bagian pita A yang hanya mengandung filamen tebal menyempit sewaktu filamen tipis melangkahi filamen tebal sepenuhnya.3

Kelelahan Otot Aktivitas kontraktil tertentu tidak dapat dipertahankan pada tingkat yang telah ditentukan selamanya. Pada akhirnya, ketegangan otot menurun seiring dengan timbulnya kelelahan. Tampaknya terdapat tiga jenis kelelahan, kelelahan otot, kelelahan neuromuskulus, dan kelelahan sentral.5 Kelelahan ototterjadi apabila otot yang berolahraga tidak lagi dapat beresponsterhadap rangsangan dengan tinkat aktivitas kontraktil yang setara. Penyebab mendasar kelelahan otot belum begitu jelas. Faktor-faktor yang diperkirakan terutama berperan adalah penimbunan asam laktat, yang mungkin menghambat enzim-enzim kunci pada jalur-jalur penghasil energiatau proses penggabungan eksitasi-kontraksi, dan habisnya cadangan energi. Waktu timbulnya kelelahan berbeda-beda sesuai dengan jenis serat otot, sebagian serat lebih tahan terhadap kelelahan dibandingkan serat lain, dan intensitas olahraga, yakni aktivitas yang berintensitas tinggi lebih cepat menimbulkan kelelahan.5

Bukti-bukti yang ada mengisyaratkan bahwa faktor pembatas pada aktivitas yang kuat dan cepat mungkin terletak di taut neuromuskulus. Pada kelelahan neuromuskulus, neuron motorik aktif tidak mampu mensitesis asetilkolin dengan cukup cepat untuk mempertahankan transmisi kimiawi potensial aksi dari neuron motorik ke otot.5 Kelelahan sentral, yang juga dikenal sebagai kelelahan psikologis, terjadi jika SSP tidak lagi secara adekuat mengaktifkan neuron motorik yang mempersarafi otot yang bekerja. Individu memperlambat atau menghentikan olahraganya walaupun otot-ototnya masih mampu bekerjaselama olahraga berat, kelelahan sentral mungkin berakar pada rasa tidak nyaman yang berkaitan dengan aktivitas. Pada aktivitas yang kurang berat, kelelahan sentral mungkin menyebabkan penurunan kinerja fisik berkaitan dengan kebosanan dan kemonotonan atau keletihan.5

Keadaan Aerob Sintesis ATP melalui fosforilasi oksidatif memerlukan pasokan oksigen. Otot yang memiliki kebutuhan timggi akan oksigen akibat kontraksi terus menerus, menyimpannya dengan mengikatkan oksigen pada gugus heme mioglobin. Karena gugus heme, otot yang mengandung mioglobin tampak merah, sedangkan otot dengan sedikit atau tanpa mioglobin tampak putih. Glukosa, yang berasal dari glukosa darah atau dari glikogen endogen, dan asam lemak yang berasal dari triasilgliserol jaringan adipose adalah substrat utama yang digunakan untuk metabolism aerob di otot.4 Kesimpulan Otot terdiri dari tiga jenis yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung dan dari otot-otot tersebut ada dua sifat perlekatan pada tulang itu sendiri yaitu origo, yang perlekatan pergerakannya paling sedikit dan insersio, yang pergerakannya paling banyak. Otot tersusun pula oleh berbagai macam protein dan enzim yang membantu kerja otot melakukan kontraksi dan relaksasi. Jadi sakit dan pegal di sekujur tubuh bisa disebabkan karena terjadinya penumpukan asam laktat yang menyebabkan terhambatnya enzim-enzim kecil pada jalurjalur penghasil energi yang akan melakukan kerja kontraksi dan relaksasi.

Daftar Pustaka 1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed. 6. Jakarta: EGC; 2006. h. 11-34

2. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar: teks dan atlas.Ed.10. Jakarta:EGC; 2007.h. 128-99 3. Kahle W, Leonhardt H, Platzer W. Atlas berwarna dan teks anatomi manusia: system lokomotor. Ed. 6 rev. Jakarta: Hipokrates; 1997.h. 12-23 4. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed.2. Jakarta:EGC;2001.h.212-53 5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2007. h.74-93

You might also like