Professional Documents
Culture Documents
LARUTAN IDEAL
Larutan yang memiliki gaya tarik-menarik antarmolekul solut dan solvennya sama dengan gaya tarik antara molekul-molekul solut dan solvennya masing-masing. Larutan Ideal hanya bersifat hipotetis, keberadaannya hanya dapat didekati oleh larutan nyata yang sangat encer atau dua zat dengan struktur kimia yang hampir sama. Contoh : metanol etanol benzena toluena n-heksana n-heptana etil bromida etil iodida
Larutan-larutan yang mengandung jumlah partikel terlarut sama memperlihatkan sifat koligatif yang sama. Pengaruh jenis zat terlarut hanya pada zatzat yang membentuk ion. Aplikasi sifat koligatif larutan : menentukan konsentrasi larutan menentukan massa molekul zat terlarut
Tekanan osmotik
Sifat koligatif larutan : Non elektrolit Elektrolit
Zat yang dalam larutan/leburannya dapat menghantarkan listrik: Elektrolit. Arrhenius (1887) teori disosiasi elektrolit. Larutan elektrolit dalam air terurai menjadi partikel-partikel bermuatan listrik (ion ) Muatan masing-masing ion = valensi ion Jumlah muatan positif = jumlah muatan negatif
Larutan elektrolit tidak selalu terurai sempurna sehingga membentuk kesetimbangan dengan molekul-molekul yang tidak terurai.
P = x2 P0
X1= fraksi mol pelarut
tekanan parsial masing-masing lebih besar dari yang diperkirakan hukum Raoult deviasi positif. Pembentukan larutannya menyerap panas (endoterm) Contoh : eter dan CCl4 2.Larutan non ideal (deviasi negatif) Disebabkan gaya tarik antara molekul yang berbeda lebih besar dari gaya tarik antara molekul yang sama. Dalam larutan, molekul dari tiap zat terikat lebih kuat, sehingga lebih sulit menguap daripada keadaan murninya. Tekanan parsial masing-masing lebih kecil dari yang diperkirakan hukum Raoult deviasi negatif. Pembentukan larutannya melepaskan panas (eksoterm) Contoh : aseton-kloroform
Positif (Endoterm)
Positif
Negatif (Eksoterm)
Negatif
Osmosis
Osmosis : difusi solven dari larutan konsentrasi rendah ke larutan konsentrasi tinggi melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel selaput berpori yang hanya dapat dilalui partikel solven. Contoh : kertas perkamen, gelatin, selulosa asetat, membran sel organisma. Tekanan osmosis : tekanan yang harus diberikan pada larutan untuk mencegah aliran solven ke dalam larutan (agar volume konstan). Jika aliran solven terus bertambah ( larutan sangat encer), maka selaput pecah (tidak terjadi kesetimbangan).
Teori Osmossis
Teori tumbukan molekul solven murni dan molekul solven dalam larutan saling bertumbukan juga menumbuk membran. Aliran solven murni lebih sedikit terjadi perbedaan tekanan akibat tumbukan. Teori tekanan uap Tekanan uap solven murni lebih tinggi dari tekanan uap larutan. Agar terjadi kesetimbangan tekanan molekul solven murni mengalir ke larutan terjadi tekanan yang arahnya berlawanan.
Tekanan osmotik, meskipun pada larutan encer sangat besar. Contoh : larutan 0,1 M pada 298 K, menimbulkan tekanan osmotik sebesar 2,45 atm mampu mengangkat merkuri setinggi 1,86 m. Bila merkuri diganti dengan air, maka air akan naik setinggi 25 m. Tekanan osmotik dalam sel tumbuhan adalah 4050 atm.
Faktor i adalah perbandingan harga sifat koligatif larutan elektrolit dengan harga sifat koligatif larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Derajat ionisasi ()
bagian dari 1 mol zat elektrolit yang terinonisasi menjadi ion-ionnya mol zat yang dilarutkan = mol zat yang terionisasi Elektrolit kuat = 1 Non elektrolit = 0 Elektrolit lemah 0 < < 1
konsentrasi i akan bernilai 1, karena derajat ionisasi ( = 0) Karena sifat koligatif hanya bergantung pada jumlah partikel, maka semakin besar nilai i, semakin besar pula sifat koligatif yang ditunjukkan. i = { 1 + (n 1)
Hukum Raoult tidak berlaku untuk larutan elektrolit yang berlaku hukum Vant Hoff Tb = Kb.m.(1 + (n-1) ) Tf = Kf.m.(1+ (n-1) )
Contoh : HCl, NH4Cl~ 2x CaCl2, K2SO4 ~ 3x K3Fe(CN)6), AlCl3~4X Penurunan tekanan P = x2 P0 uap Kenaikan titik didih Tb = kbm P = x2 P0 i
Tb = kbm i
Tf = kf m
Tf = kf m i
=MRT
=MRTi
Plasma biasanya isotonik atau sedikit hipotonik dengan sel darah, sehingga osmosis dapat terjadi.
Di rumah sakit, larutan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien secara intervena haruslah bersifat isotonik dengan sel-sel darah. Jika larutan infus bersifat hipertonik, maka air akan keluar dari sel darah sehingga sel akan mengkerut dan rusak. Peristiwa ini disebut krenasi. Sebaliknya, jika larutan infus hipotonis, maka akan terjadi hemolisis, yaitu air masuk ke dalam sel darah yang menyebabkan sel mengelmbung dan pecah. Contoh larutan intervena yang bersifat isotonik terhadap sel darah adalah larutan NaCl 0,9%.
Tekanan osmotik darah sangat dipengaruhi oleh kerja ginjal, yang mengeluarkan urine, banyak atau sedikit, tergantung susunan darah Selain itu juga dipengarui oleh hati, yang mengatur gula dalam darah. Bila tekanan osmosis plasma berubah-ubah berarti fungsi ginjal dan hati tidak normal.
Sel-sel akar memiliki konsentrasi lebih tinggi dibandingkan larutan yang berada di luar sel (dalam tanah), sehingga air akan masuk ke sel akar untuk kemudian diedarkan ke seluruh bagian jaringan tanaman sampai sel daun.
Osmosis berlangsung dari sel ke sel berikutnya dengan arah dan besar tekanan yang berbeda sesuai konsentrasinya. Larutan berkonsentrasi tinggi (hipertonik), memiliki tekanan osmotik lebih tinggi. Begitu pula, larutan yang konsentrasinya rendah (hipotonik), memiliki tekanan osmotik lebih rendah.
Jika dua larutan memiliki tekanan osmotik sama (konsentrasi sama), maka antara kedua larutan itu tidak akan terjadi osmosis. Kedua larutan itu dinamakan isotonik. Apabila sel tumbuhan ditempatkan dalam larutan yang hipertonik terhadap inti sel, maka air akan keluar dari isi sel, sehingga plasma akan menyusut. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, plasma akan terlepas dari dinding sel plasmolisis.
Jika sel yang telah mengalami plasmolisis dimasukkan ke dalam larutan hipotonik, maka air akan masuk kembali ke dalam sel, sehingga menjadi mengembang.
Pengaruh osmosis dalam sel tumbuhan, berbeda dari tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang lainnya. Kecepatan osmosis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu perbedaan konsentrasi, suhu, tekanan, dan permeabilitas membran.