Professional Documents
Culture Documents
I PP. No 82/2001 Bab II tentang 5/2 Pemerintah Propinsi mengkoordinasikan pengelolaan kualitas air
Pengelolaan Kualitas Air dan lintas Kabupaten/Kota.
Pengendalian Pencemaran air
6 Pemerinah dalam melakukan pengelolaan kualitas air sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) dapat menugaskan pemerintah
Propinsi atau Pemerintah Kabupaten/kota yang bersangkutan.
1
Kep. Gubernur Jawa Timur No. 45 5 Bagi industri atau kegiatan usaha lainnya diluar yang tersebut dalam
Tahun 2002 Tentang Baku Mutu limbah lampiran I dalam pembuangan limbah cair ke Badan Air berlaku
Cair Bagi Industri atau Kegiatan Usaha ketentuan sebagai berikut :
lainnya di Jawa Timur 1. Golongan I, yaitu limbah cair yang dibuang ke dalam air kelas I.
2. Golongan II, yaitu limbah cair yang dibuang ke dalam air kelas II
3. Golongan III, yaitu limbah cair yang dibuang ke dalam air kelas III
4. Golongan IV, yaitu limbah cair yang dibuang ke dalam air kelas IV
2
dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan sekali
13/3
Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud ayat 1 (a) dan (b)
disampaikan kepada Menteri
13/4
Mekanisme dan prosedur pemantauan kualitas air ditetapkan lebih
lanjut dengan Keputusan Menteri
13/5
Ayat (1) dalam hal status mutu air menunjukan kondisi cemar, maka
Pemerintah dan Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota
15/1 sesuai dengan kewenangan masing-masing melakukan
penanggulangan pencemaran dan pemulihan kualitas air dengan
menetapkan mutu air sasaran..
Ayat (2) dalam hal status mutu air dalam kondisi baik, maka
Pemerintah dan Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/kota
15/2 sesuai dengan wewenang masing-masing mempertahankan dan atau
meningkatkan kualitas air
3
16/1 pengendalian pencemaran air
Dalam hal terjadi perbedaan hasil analisis mutu air atau mutu air
limbah dari dua atau lebih laboratorium maka dilakukan verifikasi
17/1 ilmiah terhadap analisis yang dilakukan
4
Baku Mutu air limbah daerah yang ditetapkan dengan peraturan
daerah propinsi dengan ketentuan sama atau lebih ketat dan dari baku
21/2 mutu air limbah nasional sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
5
wajib segera melakukan verifikasi untuk mengetahui tentang
27/4 kebenaran terjadinya pelanggaran terhadap pengelolaan kualitas air
dan atau terjadinya pencemaran air.
Hak 30/1 Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan informasi
mengenai status mutu air dan pengelolaan kualitas air serta
30/2 pengendalian pencemaran air
6
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air sesuai
30/3 peraturan perundang-undangan berlaku.
7
37 terjadinya pencemaran air
Setiap orang dilarang membuang limbah padat dan atau gas ke dalam
air atau sumber air
42
Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota
melakukan pembinaan untuk meningkatkan ketaatan
PP. No 82/2001 Bab VII tentang 43/1 penanggungjawab usaha dan atau kegiatan dalam pengelolaan kualitas
Pembinaan dan Pengawasan air dan pengendalian pencemaran air.
8
46/1 berwenang :
a. melakukan pemantauan yang meliputi pengamatan,
pemotretan, perekaman audio visual, dan pengukuran.
b. meminta keterangan kepada masyarakat yang berkepentingan,
karyawan yang bersangkutan, konsultan, kontraktor, dan
perangkat pemerintah setempat.
c. membuat salinan dari dokumen dan atau membuat catatan
yang diperlukan antara lain dokumen perijinan, dokumen
AMDAL, UKL,UPL, data hasil swa pantau, dokumen surat
keputusan organisasi Perusahaan
d. memasuki tempat tertentu.
9
PP. No 82/2001 Bab VIII tentang Sanksi 48 pasal 35, pasal 37, pasal 38, pasal 40, dan pasal 42, Bupati/Walikota
Administrasi berwenang menjatuhkan sanksi administrasi.
Sanksi Pidana
Barang siapa yang melanggar ketentuan pasal 26, pasal 31, pasal 32,
pasal 37, pasal 38, pasal 41, dan pasal 42 yang mengakibatkan
51 terjadinya pencemaran air diancam dengan pidana sebagaimana
dimaksud dalam pasal 41, pasal 42, pasal 43, pasal 44, pasal 45, pasal
46, dan pasal 47, Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang
pengelolaan Lingkungan Hidup.
10
II. Keputusan Menteri Negara Lingkungan II-2 bagi peningkatan kesejahteraan manusia.
Hidup Nomor: KEP-35/MENLH/7/1995
TENTANG PROGRAM KALI BERSIH Kepala Bapedal menetapkan pedoman pelaksanaan rencana induk
Prokasih secara Nasional.
III-7
Bapedalda melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan Prokasih secara Nasional.
III-9
Gubernur adalah penaggungjawab pelaksanaan Prokasih di tempat
daerah.
IV-13
Baku mutu limbah cair adalah batas maksimum limbah cair yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan.
I-1.s
Gubernur berwenang pula menentukan :
a. penutupan saluran pembuangan limbah cair.
VIII-19/3 b. penarikan uang paksa.
c. pencabutan ijin pembuangan limbah cair
d. terhadap pelanggaran-pelanggaran tertentu Gubernur dapat
memberikan rekomendasi kepada pemerintah pusat yang
berwenang selaku pembina, untuk mengambil langkah-langkah
penyelesaian lebih lanjut.
11
pertanian dapat dimanfaatkan untuk usaha
V-9/2 perkotaan, industri, pembangkit tenaga air.
Ijin sebagaimana dimaksud dalam pasal 15, berlaku selama tiga (3)
tahun dan dapat diperpanjang atas permohonan pemegang ijin.
VIII-20/1
Permohonan perpanjangan ijin sebagimana dimaksud dalam ayat 15
harus diajukan paling lama tiga (3) bulan sebelum jangka waktu surat
12
VIII-20/2 Ijin tersebut berakhir.
V. Kep. Gubernur Jawa Timur No. 29 1. Pemohon mengajukan ijin kepada Gubernur Jawa Timur
Tahun 2000 tentang Tata Cara melalui kepala Bapedalda Prop. Jawa Timur sebanyak tujuh (7)
Permohonan Ijin dan Pembuangan rangkap.
Limbah Cair ke Sumber-Sumber Air di 2. Kepala Bapedalda Prop Jawa Timur menerima berkas
Propinsi Jawa Timur permohonan ijin pembuangan liombah Cair dan memeriksa
kelengkapan serta kebenaran data formulir isian. Apabila
terdapat kekurangan dalam persyaratan tersebut dalam
permohonan ijin maka berkas permohonan ijin akan dikirim
kembali kepada pemohon untuk dilengkapi. Pemrosesan
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama dua hari kerja
sejak diterimanya permohonan limbah secara lengkap.
3. Kepala Bapedalda Prop. Jwa Timur mengirimkan berkas
permohonan ijin kepada :
a. Bupati/Walikota yang bersangkutan
b. Kepala dinas Pekerjaan Umum Pengairan Prop. Jawa
Timur atau Direksi Perusahaan umum Jasa Tirta I
c. Kepala dinas/instansi terkait
Untuk memberikan rekomendasi teknis
13
kerja sejak diterimanya rekomendasinya teknis.
6. Tim teknis Perijinan pembuangan limbah cair akan melakukan
pemrosesan berkas permohonan ijin yang meliputi tahapan:
a. Kunjungan lapangan untuk klarifikasi terhadap berkas
data formulir permohonan ijin dalam jangka waktu
paling lama dua hari kerja apabila diperlukan
b. Sidang pembahasan tim teknis perijinan pembuangan
limbah cair bersama pemohon ijin dilaksanakan dalam
jangka waktu paling lama tujuh hari kerja.
c. Penyusunan konsep surat ijin dalam jangka waktu
paling lama dua hari kerja.
Kepala Bapedalda Prop. Jatim melaksanakan
penertiban surat ijin pembuangan limbah cair dalam
jangka waktu paling lama tiga hari kerja sejak
diterimanya konsep surat ijin.
14
ayat (1) diberikan pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan
VI-18/2 perundang-undangan yang berlaku.
15
mengakibatkan orang mati atau luka berat, pelaku tindak pidana
IX-41/2 diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas tahun) atau
denda paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah)
16
penting suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
5. rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah upaya
penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkuingan
hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan atau
kegiatan.
6. rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) adalah upaya
pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak
besar dan penting dari rencamna usaha dan atau kegiatan.
7. pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang
bertyanggung jawab atas suatu rencana dan usaha dan atau
kegiatan yang akan dilaksanakan.
I-2/1 Usaha dan atau kegiatan yang akan dibangun di dalam kawasan yang
sudah dibuatkan analisisi mengenai dampak lingkungan hidup, tidak
diwajibkan membuat analisis mengenai dampak lingkungan hidup
I-4/1 lagi.
17
berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku dan wajib
I-7/2 melampirkan keputusan kelayakan lingkungan hidup suatau usaha dan
atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat 2 yang
diberikan oleh instansi yang bertanggungjawab
18
a. ditingkat pusat : oleh Komisi penilai pusat
III-19/1 b. ditingkat daerah : oleh Komisi penilai daerah
19
Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan atau kegiatan
menjadi batal atas kekuatan peraturan pemerintah ini apabila
pemrakarsa memindahkan lokasi usaha dan atau kegiatannya.
III-25/1
Apabila pemrakarsa hendak meleksanakan usaha dan atau kegiatan
dilokasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) pemrakarsa wajib
membuat analisis mengenai dampak lingkungan hidup baru sesuai
III-25/2 dengan ketentuan peraturan pemerintah ini.
20
VIII Kep. Kepala Badan Pengendalian 1 terencana, terkoordinasi, sistematis, dan berkesinambungan serta
Dampak Lingkungan No. KEP-105 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari komponen lain dalam
Tahun 1997 Tentang Panduan penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan
Pemantauan Pelaksananaa Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Panduan pemantauan pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dalam
(RPL) penyusunan analisis dampak lingkungan adalah sebagai berikut dalam
2 lampiran keputusan ini.
Dasar Hukum
21
Kondensor digabung dengan Kondensor dipisah dengan
22