You are on page 1of 2

PLURALISME BERAGAMA MASYARAKAT INDONESIA DALAM PERSFEKTIF NURCHOLISH MADJID (CAK NUR) Berbicara tentang pluralisme beragama rasanya

tidak bisa terlepas dari tokoh yang bernama Nurcholish Madjid atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cak Nur. Ia adalah seorang doctor lulusan universitas Chicago (1984).1 Beliau adalah cendekiawan muslim yang dalam beberapa tulisannya membahas tentang pluralisme agama. Pluralisme menurut bahasa adalah teori yang mengatakan bahwa realitas terdiri dari banyak substansi.2 Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak etnik, budaya, tradisi, suku maupun agama. Hal tersebut memberikan bukti bahwa Indonesia adalah negara yang pluralistic. Ketika berbicara tentang pluralisme dalam beragama dasar pandangan cak nur mengenai hubungan islam dan pluralisme adalah sewbenarnya berpijak pada semangat humanitas dan universalitas islam, yang dimaksud dengan semangat humanitas disini seperti telah disinggung diatas adalah bahwa islam adalah merupakan agama kemanusiaan (fitrah), dengan kata lain, cita-cita islam itu sejalan denagn cita-cita kemanusiaan pada umumnya. Dan kerasulan atau misi nabi Muhammad adalah untuk mewujudkan rahnat bagi seluruh alam ( Rahmatan Lil Alamin) jadi semata\mata untuk menguntungkan komunitas islam saja.3 Sedangkan pengertian universalitas islam, secara teologis dapat dilacak dari perkataan islam itu sendiri, yang berarti sikap pasrah kepada tuhan atau perdamaian. Dengan pengertian ini, semua agama yang benar pasti bersifat al-islam karena mengajarkan kepasrahan kepada Tuhan dan perdamaian.4 Menurut Cak Nur yang diharapkan dari umat beragama adalah menerima kemajemukan itu sebagaimana adanya, kemudian menumbuhkan sikap bersama yang sehat, menggunakan segi-segi kelebihan masing-masing, untuk secara maksimal mendorongusaha mewujudkan berbagai kebaikan (al-khayrat) dalam masyarakat.5 Hal tersebut merupakan sebuah harapan bagi umat beragama bahwa dengan adanya
1 2

Jalaludin Rahmat. Tharekat Nurcholishy. 2001. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hlm. 392. Pius A. Partanto, M Dahlan Al-Barry. 1994. Kamus Ilmiah Popular. Surabaya.. Arkola. Hlm. 604 3 Jalaludin Rahmat. Ibid. Hlm.393, 4 Ibid. hlm. 394. 5 Budhy Munawar-Rachman. Islam dan Pluralisme Nurcholish Madjid. 2007. Jakarta: Universitas Paramadina. Hlm 157

pluralisme tidak akan menjadikan kerukunan intra maupun antar agama menjadi berkurang. Masalah pluralism dan cara berdampingan dengan orang mempunyai agama lain harus ditumbuh kembangkan melalui pemahaman agama yang baik. Akan menjadi problem jika kita memahami agama secara parsial (sebagian).6 Dengan demikian pluralism membutuhkan pemahaman tentang agama yang baik, supaya tidak terjadi perpecahan intra maupun antar agama. Sehingga tercipta kerukunan umat beragama seperti yang diharapkan. Sebagai konsekuensi dari paham kemajemukan ini, umat islam harus memposisikan diri sebagai mediator dan moderator ditengah pluralitas agama-agama di Indonesia. Cak nur sangat yakin dengan paham ini karena dalam kenyataannya, problem mendasar umat islam di abad modern sekarang ini dan dalam realitas kehidupan masyarakat Indonesia, ialah bagaimana merespons dan menyikapi pluralism. Untuk itu bersikap positif terhadap kenyataan adanya pluralisme adalah keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dizaman sekarang.7 Dari pembahasan di atas, pluralism tidak seharusnya menjadi penyebab pecahnya kerukunan dalam beragama, akan tetapi pluralism tersebut diharapkan menjadi alat pemersatu kerukunan umat. Dengan demikian pluralism tidak lagi menjadi hal yang ditakuti oleh umat beragama. DAFTAR PUSTAKA Munawar, Budhy-Rachaman. 2007. Islam Dan Pluralism Nurcholish Madjid.. Jakarta: Universitas Paramadina Rakhmat, Jalaludin. 2001. Tharikat Nurcholishy. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Pius A. Partanto, M Dahlan Al-Barry. 1994. Kamus Ilmiah Popular. Surabaya.. Arkola. Rahmat, Imdadun .2003. Islam Pribumimendialogkan Agama Membaca Realitas. Jakarta: Erlangga.

6 7

M. Imdadun. Rahmat. Islam PribumiMendialogkan Agama Membaca Realitas. Jakarta: Erlangga. Jalaludin Rahmat. Ibid. hlm. 395

You might also like